Share

124.

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2025-10-10 23:50:55

"Gimana rasanya jadi ratu?"

Langkah Intan yang baru saja keluar dari kamar dan hendak ke dapur, terhenti, mendengar teguran itu. Intan menoleh ke sumber suara. Mamanya menatapnya sambil bersidekap dada.

Intan mengernyit tak mengerti pertanyaan itu. Dia mencoba tersenyum walaupun perasaannya mulai tak nyaman. "Mama ngomong apa, sih, Ma? Siapa yang jadi ratu?"

"Kamu lah, siapa lagi?"

Intan terdiam mendengarnya.

Mira berjalan mendekati Intan. Menatap menantunya itu dengan tatapan mengintimidasi. "Kamu dengar baik-baik, ya, Intan. Jangan pernah berpikir untuk bisa hidup enak dan bahagia di rumah ini. Mama pikir selama ini Mama sayang sama kamu? Mustahil, Intan."

"Mama kenapa, sih, Ma?" tanya Intan mulai kesal. "Kenapa Mama jahat sama aku? Kenapa Mama belum bisa menerima aku? Apa yang membuat Mama nggak suka aku?"

"Kamu masih tanya kenapa?"

"Jujur, aku rindu sama Mama yang dulu. Mama yang sayang sama aku waktu aku hamil. Sekarang aku udah hamil, Ma. Aku juga udah cerita ke Mama soal ayah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   124.

    "Gimana rasanya jadi ratu?"Langkah Intan yang baru saja keluar dari kamar dan hendak ke dapur, terhenti, mendengar teguran itu. Intan menoleh ke sumber suara. Mamanya menatapnya sambil bersidekap dada. Intan mengernyit tak mengerti pertanyaan itu. Dia mencoba tersenyum walaupun perasaannya mulai tak nyaman. "Mama ngomong apa, sih, Ma? Siapa yang jadi ratu?""Kamu lah, siapa lagi?" Intan terdiam mendengarnya.Mira berjalan mendekati Intan. Menatap menantunya itu dengan tatapan mengintimidasi. "Kamu dengar baik-baik, ya, Intan. Jangan pernah berpikir untuk bisa hidup enak dan bahagia di rumah ini. Mama pikir selama ini Mama sayang sama kamu? Mustahil, Intan.""Mama kenapa, sih, Ma?" tanya Intan mulai kesal. "Kenapa Mama jahat sama aku? Kenapa Mama belum bisa menerima aku? Apa yang membuat Mama nggak suka aku?""Kamu masih tanya kenapa?""Jujur, aku rindu sama Mama yang dulu. Mama yang sayang sama aku waktu aku hamil. Sekarang aku udah hamil, Ma. Aku juga udah cerita ke Mama soal ayah

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   123. Tak Sanggup Lagi

    "Gimana rasanya jadi ratu?"Langkah Intan yang baru saja keluar dari kamar dan hendak ke dapur, terhenti, mendengar teguran itu. Intan menoleh ke sumber suara. Mamanya menatapnya sambil bersidekap dada. Intan mengernyit tak mengerti pertanyaan itu. Dia mencoba tersenyum walaupun perasaannya mulai tak nyaman. "Mama ngomong apa, sih, Ma? Siapa yang jadi ratu?""Kamu lah, siapa lagi?"Intan terdiam mendengarnya.Mira berjalan mendekati Intan. Menatap menantunya itu dengan tatapan mengintimidasi. "Kamu dengar baik-baik, ya, Intan. Jangan pernah berpikir untuk bisa hidup enak dan bahagia di rumah ini. Mama pikir selama ini Mama sayang sama kamu? Mustahil, Intan.""Mama kenapa, sih, Ma?" tanya Intan mulai kesal. "Kenapa Mama jahat sama aku? Kenapa Mama belum bisa menerima aku? Apa yang membuat Mama nggak suka aku?""Kamu masih tanya kenapa?""Jujur, aku rindu sama Mama yang dulu. Mama yang sayang sama aku waktu aku hamil. Sekarang aku udah hamil, Ma. Aku juga udah cerita ke Mama soal ayah

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   122. Sedikit Kecewa

    Hari itu Bima memilih untuk tidak ke kantor, karena dia ingin menjaga istrinya yang sedang hamil muda. Selain itu, dia juga ingin memperbaiki hubungan dirinya dan istrinya. Pagi itu Bima bangun pagi-pagi sekali, kalau biasanya dia bersiap untuk mandi atau melihat istrinya memasak, kali ini dia berkutat di dapur membuatkan roti dan susu untuk Intan. Mira yang melihat itu mendekati anaknya. "Tumben pagi-pagi begini udah ke dapur? Bikin roti lagi?" tegur Mira menatap anaknya penuh selidik. "Buat siapa?" "Aku sengaja nggak ke kantor hari ini, Ma." Bima menjawab tanpa menghentikan aktivitasnya dari memolesi roti dengan selai strawberry, selai kesukaan Intan. "Aku mau nemenin Intan seharian. Dan ini sarapan buat dia, biar dia pas bangun nanti sarapannya udah siap." Bima lalu tersenyum menoleh ke mamanya sekilas. Sebelum berlalu dari harapan mamanya, mengantar makanan itu ke kamar. Mira tersenyum miring melihatnya. "Enak sekali, ya, Intan. Diperlakukan bagai ratu? Dia pikir dia bisa bahag

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   121.

    "Aku sangat kecewa sama Mama kamu, Mas." Intan mengungkapkan isi hati terdalamnya pada suaminya. Bima berjalan mendekati Intan yang kini membelakanginya. "Iya, aku ngerti." Dia memegangi bahu istrinya, tapi Intan malah menghindar dan menoleh membuat mereka bertatapan.Intan menatap suaminya intens. "Kamu nggak percaya, kan, Mas, sama apa yang Mama bilang tentang aku? Aku harap kamu bisa berpikir bijak." Intan kembali berjalan melewati suaminya. "Aku percaya sama kamu, Intan. Maafin, Mama, ya?"Intan memejamkan mata mendengar kalimat terakhir itu. Kalimat yang sudah sering Bima katakan. Dia berbalik badan menatap suaminya tajam. "Setelah apa yang Mama katakan tentang aku, menurut kamu aku masih bisa maafin Mama?""Bukannya selama ini kamu selalu maafin Mama?" Bima tersenyum tenang. Intan terdiam. Sesuatu pemikiran tiba-tiba muncul di benaknya. Mungkin selama ini dia diremehkan oleh keluarga suaminya karena dia lemah, dia terlihat lemah, dia terlalu baik, dia terlalu penurut. Begitu

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   120. Kesedihan Hati Intan

    "Mama dapat foto-foto ini dari mana, Ma?" tanya Bima masih dengan wajah menahan amarah. "Mama sengaja foto aktivitas mereka berdua. Mereka pikir Mama nggak tahu mereka ngapain." Mira tersenyum mengejek. Lalu dia mengintip isi foto itu. Dia menunjuk salah satu foto di mana Intan dan Abraham terlihat seperti berciuman. "Kamu lihat foto ini? Mesra banget, ya, mereka? Bisa-bisanya Intan begitu padahal dia sudah punya suami.""Ini kejadiannya kapan?""Kapan? Kamu nggak tahu, kan? Liat latar di foto itu? Itu di rumah kita. Di rumah kita, rumah kamu sendiri, istrimu berselingkuh, luar biasa, ya."Bima diam saja sembari melihat foto-foto yang lain. Semua foto itu terlihat begitu mesra. Tapi Bima masih tidak yakin kalau Intan hamil anak orang lain, apalagi itu Abraham."Ngapain Mama foto begini?" tanya Bima kemudian."Kamu tanya kenapa? Ya, Mama pengen kamu tahu lah seperti apa kelakuan istrimu itu di belakang kamu. Coba ada nggak dia cerita ke kamu soal Abraham datang ke rumah? Dia loh yang

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   119. Fitnah Ibu Mertua

    Bima mengantar istrinya masuk ke kamar. Setelah memastikan istrinya berbaring dengan nyaman, dia berpesan. "Aku keluar sebentar, ya, Sayang. Nggak pa-pa, kan?"Intan tersenyum sambil menggeleng. "Keluar aja, Mas. Aku nggak pa-pa, kok.""Iya, lagian aku sebentar aja, kok." Bima mencium kening istrinya sebelum keluar dari kamar itu. Sepeninggal Bima, Intan bangun dari pembaringan. Dia makin penasaran sebenarnya apa yang mau mamanya bicarakan pada Bima. Tampaknya penting dan rahasia. Intan merasa ini ada hubungannya dengan dirinya dan dia perlu tahu. Intan membuka pintu kamar itu sedikit, menampakan ruang tengah yang kosong, mereka ternyata tidak bicara di sana. Suara mereka juga tidak terdengar. Entah ke mana mereka bicara. Intan menghela napas. Dia tidak bisa mencuri dengar percakapan itu. Karena tak mampu membendung rasa penasarannya, Intan nekat keluar dari kamar itu, mencari suami dan ibu mertuanya.***Bima menemui mamanya yang kini sudah duduk di ruang televisi sambil membaca m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status