Share

153. Kepergian Intan

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2025-11-07 14:07:00

Dear, Mas Bima.

Mas, aku nggak tahu apakah pernikahan kita ini masih bisa dipertahankan. Apakah masih ada sedikit harapan itu? Apakah masih ada rasa cinta untukku di hatimu? Aku sangat berharap kamu masih mencintaiku, Mas. Aku nggak tau lagi bagaimana supaya kamu percaya kalau aku nggak seperti yang kamu tuduhkan. Anak ini adalah anak kita. Aku nggak pernah selingkuh. Tapi kalau kamu memang ingin menceraikanku, aku siap, aku pasrah. Aku udah nggak kuat, Mas. Hatiku bukan baja. Sabarku ada batasnya. Aku benar-benar lelah. Jadi, untuk sementara aku pergi dari rumah. Aku nggak sanggup tiap hari liat wajah kamu tapi kita nggak bertegur sapa. Jadi, biarkan aku menyendiri untuk mencari ketenanganku sendiri.

Dari istrimu yang tidak kamu percayai.

Bima meremas kertas itu dengan geram setelah membacanya. "Ini semua gara-gara Mama," gumamnya. "Intan jadi pergi, dan sekarang Intan pergi ke mana?" Kemana dia harus mencari?

Bima gelisah. "Ya Tuhan kemana aku harus mencarinya?" tanyanya gusar. Tiba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   158. Terjadi Lagi (2)

    Malam itu juga, Mischa mengajak Bima ke rumah sakit tempat mamanya mereka dirawat. Di sana, di depan ruang rawat inap Mira, Tasya menunggu sejak tadi. Wanita itu juga terlihat sedih sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan saat Bima dan Mischa datang. "Tasya gimana keadaan Mama?" Tasya langsung mendongak begitu mendengar pertanyaan itu. Begitu melihat kakaknya, bukannya langsung menjelaskan keadaan Mama mereka, Tasya justru menatap Bima penuh amarah. Wanita itu berdiri. "Ini semua gara-gara kamu tahu nggak? Kamu benar-benar anak durhaka, Kak, kamu jahat, kamu lebih mentingin istri kamu daripada Mama kamu sendiri!" Mischa terkejut melihat reaksi Tasya yang malah marah-marah, terlebih Bima. "Kak, sebaiknya kakak jangan marah-marah dulu, ini rumah sakit." Mischa berusaha menenangkan. "Keadaan Mama gimana, Kak. Kita berdua ke sini pengin liat Mama, bukan buat berantem." Tasya menatap Mischa kesal. "Mama kecelakaan begini gara-gara nyusulin dia, kan?" Tasya menunjuk Bima. "

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   157. Terjadi Lagi

    "Hai, Rani." Bima balas menyapa untuk menghargai gadis itu. Gadis itu mengingatkannya dengan Maya. Mendapat respons, gadis di hadapannya ini pun tersenyum kian lebar. "Nama kamu siapa, Mas?" tanyanya kemudian. Bima hampir lupa menyebutkan namanya. "Nama saya Bima," jawabnya kemudian. Rani mengangguk-angguk. "Nama yang bagus. Kamu sendirian aja?" "Iya, seperti yang kamu lihat."Rani lalu melirik cocktail di hadapan Bima. "Kamu nggak pesan minum yang lain?" Bima yang mengerti maksud pertanyaan itu langsung menggeleng. "Aku udah pesan yang ini, yang ini aja."Rani tersenyum. "Okey, aku mau pesan dulu, mau temenin aku nggak?" Gadis itu bertanya dengan manja. Bima terdiam memperhatikannya sebelum akhirnya menggeleng. "Aku udah pesan minum," ucapnya sekali lagi. Dia menegaskan tidak ingin menemani gadis itu."Sayang sekali," respons sang gadis sambil tersenyum. "Padahal kalau kamu mau, kita bisa minum bareng, kan? Dan setelah itu mungkin kita ...." Gadis itu lalu membelai dadanya lemb

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   156. Hancur

    Intan menangis sejadi-jadinya di dalam kamar. Perasaannya benar-benar hancur. Kehadiran suaminya itu benar-benar membuatnya semakin hancur. Dia masih kecewa dan belum bisa memaafkan. Saat dia sibuk menangis, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Lalu disusul suara ibunya. "Intan, buka pintunya, Nak. Ibu mau ngomong."Intan terdiam menatap pintu itu ragu, apakah harus membukakan ibunya pintu atau tidak. Lagi pula apa lagi yang mau ibunya itu bicarakan?"Intan!" Suara dan ketukan pintu itu kembali terdengar. Intan pun terpaksa berdiri untuk membukakan ibunya pintu. Dan begitu pintu dibuka, Intan yang tak kuasa menahan tangisnya di depan ibunya langsung menghambur ke pelukan ibunya. "Ada apa, Nak?" tanya Risma amat khawatir sambil mengusap tubuh belakang Intan. ***"Sebaiknya kamu pikirkan kembali keputusanmu," ucap Risma akhirnya setelah mendengar semua cerita anaknya. Dan sebenarnya tanpa Intan bercerita pun Risma tahu karena dia mendengar pertengkaran anak dan menantunya itu.

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   155. Kekecewaan Intan

    Intan membelalak setengah tak percaya. "Apa, Mas? Jadi kamu udah percaya kalau aku nggak selingkuh?" Bima mengangguk. "Aku percaya, Intan. Maafkan aku, aku salah." Bima kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan penyesalannya. "Tapi kamu tahu dari mana, Mas?" "Dari Mama. Aku dengar percakapan Mama dan kedua adikku. Ternyata dari awal mereka memang sengaja merencanakan ini semua. Mereka sengaja memfitnah kamu agar aku benci sama kamu dan menceraikan kamu. Supaya aku mau menikahi Maya." Bima menjelaskan panjang lebar pada istrinya tentang apa pun yang baru dia ketahui. Intan pun tak kalah syok. "Tega banget Mama, Mas." Lagi air mata membasahi pipinya. "Aku atas nama Mama minta maaf, Intan. Aku juga kecewa sama Mama dan nggak nyangka Mama berencana sampai sejauh itu untuk memisahkan kita."Intan menggeleng. "Dari awal aku kasih tahu kamu itu cuman fitnah, Mas, dari awal aku udah ngomong. Tapi kamu nggak percaya sama aku. Sekarang kamu baru begini sama aku? Pura-pura nggak nyangka sama

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   154. Nyaris Putus Asa

    "Jadi kondisi rumah tangga kamu dan Bima sudah separah itu, Intan, sampai-sampai kamu memutuskan pergi dari rumah?" Risma menatap anaknya tak percaya. Kali ini masalah rumah tangga anaknya itu benar-benar serius.Intan akhirnya bercerita panjang lebar pada ibunya setelah mereka masuk ke dalam rumah. Kebetulan sore itu ibunya baru saja tutup warung. Dan Risma benar-benar tidak menyangka Intan sampai berpikir untuk menginap di rumahnya.Intan mengangguk sembari menangis sejak tadi. "Iya, Bu. Aku udah nggak tahu lagi harus gimana sekarang. Aku nggak tahu harus mengadu ke siapa lagi kalau bukan sama ibu, aku rasanya benar-benar nggak kuat, Bu."Risma mengusap bahu anaknya sembari menghela napas. "Kamu yang sabar, ya, Nak. Ibu nggak bosan-bosannya memberitahu kamu untuk terus membesarkan rasa sabar. Karena dari kesabaran itu kita akan temukan keajaiban, jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi. Kamu harus yakin setiap masalah itu pasti ada jalan keluarnya.""Iya, Bu, tapi mau samp

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   153. Kepergian Intan

    Dear, Mas Bima.Mas, aku nggak tahu apakah pernikahan kita ini masih bisa dipertahankan. Apakah masih ada sedikit harapan itu? Apakah masih ada rasa cinta untukku di hatimu? Aku sangat berharap kamu masih mencintaiku, Mas. Aku nggak tau lagi bagaimana supaya kamu percaya kalau aku nggak seperti yang kamu tuduhkan. Anak ini adalah anak kita. Aku nggak pernah selingkuh. Tapi kalau kamu memang ingin menceraikanku, aku siap, aku pasrah. Aku udah nggak kuat, Mas. Hatiku bukan baja. Sabarku ada batasnya. Aku benar-benar lelah. Jadi, untuk sementara aku pergi dari rumah. Aku nggak sanggup tiap hari liat wajah kamu tapi kita nggak bertegur sapa. Jadi, biarkan aku menyendiri untuk mencari ketenanganku sendiri.Dari istrimu yang tidak kamu percayai.Bima meremas kertas itu dengan geram setelah membacanya. "Ini semua gara-gara Mama," gumamnya. "Intan jadi pergi, dan sekarang Intan pergi ke mana?" Kemana dia harus mencari?Bima gelisah. "Ya Tuhan kemana aku harus mencarinya?" tanyanya gusar. Tiba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status