“Ervin?” lirih Kirei, masih tidak percaya dengan penglihatannya.
Tidak percaya kalau setelah sekian tahun berlalu, dirinya kembali dipertemukan dengan Ervin, pria brengsek dalam kamus hidup Kirei di masa lalu.
Dan kenapa harus bertemu pria itu hari ini? Disaat Kirei sedang jalan berdua dengan Rafael? Membuat moment kebersamaan mereka yang begitu indah pupus begitu saja akibat kenangan masa lalu saat melihat Ervin!
“Dia siapa, Kirei?” tanya Rafael namun diacuhkan oleh Kirei, lebih tepatnya Kirei tidak mendengar pertanyaan Rafael, fokusnya saat ini hanya tertuju pada Ervin dan hal itu membuat Rafael curiga. Seketika rasa waspada menghampiri Rafael, terlebih saat melihat respon Kirei yang mencurigakan!
“Hi, Kirei! Akhirnya aku ketemu kamu lagi. Aku cari kamu kemana-mana padahal semenjak lulus tapi gak pernah ketemu! Kamu kemana sih setelah lulus? Aku tanya teman-teman juga gak ada yang tau,” cerocos pria yang bernama Ervin
Kirei hanya bisa berteriak kaget saat Rafael menarik selimutnya dan mencekal kedua tangannya dengan marah!“Astaga! Kamu mau apa, Rafa? Aku mau istirahat!” sentak Kirei semakin emosi karena Rafael tidak ingin melepaskannya.“Apa kamu lupa dengan ucapanku dulu? Aku akan buat kamu hamil secepatnya! Terlebih lagi sekarang disaat ada pria brengsek bernama Ervin yang mengganggu pikiran kamu! Aku tidak akan pernah membiarkannya!”Kirei berusaha keras melawan saat Rafael mengoyak baju tidurnya dengan kasar, tapi apa daya dirinya hanya wanita yang bertubuh mungil, sudah pasti kalah tenaga jika dibandingkan dengan Rafael!Pria itu dapat dengan mudah mencapai tujuannya, dengan sigap Rafael menghalau tangan Kirei yang hendak mencegahnya! Tidak perlu waktu lama tubuh polos Kirei sudah tampak jelas!“Lepasin, Rafa! Kamu jangan gila!” hardik Kirei masih berusaha mempertahankan diri meski sudah tidak ada sehelai benangpun yang
#FLASHBACK ONKirei melangkah dengan senyum lebar terukir di wajah cantiknya, seperti biasa hendak mencari Ervin yang tidak pernah absen menemaninya ke perpustakaan selama beberapa waktu terakhir. Ervin yang adalah pria tampan, mantan kapten basket di sekolah mereka membuat Kirei sempat tidak percaya saat pria itu mendekatinya.Apalagi sikap Ervin yang begitu lembut dan manis pada Kirei membuat hatinya berbunga-bunga. Ahh! Masa remaja memang paling indah!Kirei baru hendak masuk ke dalam ruangan ekskul basket saat samar-samar mendengar namanya disebut-sebut. Mengikuti naluri, Kirei menahan langkahnya dan bersembunyi, menguping pembicaraan yang menyangkut namanya.“Tumben lo disini, Bro? Gak berduaan sama cewek lo itu?”“Cewek gue yang mana coba? Gue jomblo kali!” elak Ervin luwes, secercah perasaan tidak nyaman mulai muncul di dada Kirei saat mendengar jawaban Ervin.“Seriusan? Bukannya kalian berdua pacaran? Sa
Kirei merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Dirinya baru saja membuka mata saat Rafael menatapnya sambil tersenyum. Entah sudah berapa lama suaminya itu menatap dirinya. Dengan malu Kirei menutup wajahnya.“Lho kenapa ditutup sih?”“Malu! Aku pasti jelek banget. Berantakan baru bangun tidur.”“Siapa bilang? Kamu cantik kok. Mau dalam kondisi apapun kamu selalu keliatan cantik, Kirei. Apalagi kalau lagi polos tanpa pakaian sehelai pun!”“Astaga, Rafa! Kamu pagi-pagi kok udah mesum sih?!” omel Kirei.“Lho siapa yang mesum? Aku cuma bilang yang sebenarnya kok!”“Udah ah aku mau mandi! Pusing ladenin omongan kamu!” sungut Kirei gemas.Kirei belum sempat melakukan niatnya saat tangannya ditarik oleh Rafael hingga tubuh mungilnya menimpa dada bidang suaminya.“Aduh!”“Kamu kenapa sih maunya buru-buru kabur dari aku terus?” tanya
Rafael mendongak kaget saat pintu ruangannya terbuka dan muncul daddy Rayhan dengan wajah serius.“Rafa, apa kamu sedang bertengkar dengan Kirei?” tanya daddy Rayhan setelah masuk ke dalam ruangan Rafael. Tidak ada salam pembuka atau panggilan basa basi tapi langsung menanyakan hal aneh!Kening Rafael mengerut dalam mendengar pertanyaan daddy Rayhan. Tidak ada angin tidak ada hujan kenapa bertanya seperti itu? Bertengkar? Gosip darimana pula? Rafael dan Kirei tidak pernah bertengkar kecuali mengenai masalah Ervin kemarin yang bisa langsung mereka selesaikan di hari yang sama.“Tidak, Dad. Kenapa memangnya?” tanya Rafael balik.“Tadi Daddy ketemu Kirei di depan, dia sepertinya mau mengantarkan makan siang untuk kamu dan hampir tidak jadi karena berbalik menuju lobby. Untung ketemu Daddy,” jelas daddy Rayhan, tidak urung keningnya juga mengerut heran. Kalau bukan karena bertengkar dengan putranya lalu karena apa?&
Kirei mengaduk makanannya dengan tidak berselera, Rafael hanya menatap tingkah istrinya dalam diam. Belum waktunya untuk menanyakan hal yang kemungkinan dapat membuat mereka berdebat. Rafael tau ada hal yang membebani pikiran istri kecilnya itu, hanya saja ia belum dapat menebak mengenai apa.Apa benar karena Ervin? Jujur Rafael tidak yakin! Jika sudah begini lebih baik dibicarakan saat mereka sedang santai, tepat sebelum istirahat. Kalau sekarang sepertinya akan kurang tepat.“Kirei?”“Hmm… kenapa?”“Kenapa kamu gak makan?”“Gak selera. Masakanku rasanya hambar ya malam ini?”Rafael menggelengkan kepalanya. Masakan istrinya masih tetap enak seperti biasanya. Tidak hambar sama sekali. Sayur kangkung. Ikan bakar dan juga ayam rica-rica terasa sangat enak. Bahkan Rafael sampai nambah!Dan meski tidak terlalu suka pedas tapi karena rasanya enak maka tanpa ragu Rafael mengambil ayam r
“Vanya!”“Kirei! Aduh gila, gue kangen banget sama lo!”“Makanya jangan sok sibuk! Diajak ketemuannya susah banget sih!”“Sorry deh! Tugas kuliah lagi banyak banget! Btw gimana rumah tangga lo baik-baik aja kan? Laki lo gimana? Masih tetep ganteng kan?” tanya Vanya jahil.“Apaan sih? Pertanyaan lo aneh deh!”“Lho, kan udah hampir sebulan gak ketemu jadi wajar donk kalo gue tanya kayak gitu!”“Iya deh. Rumah tangga gue baik-baik aja dan laki gue tetep ganteng, gak berubah. Puas?” jawab Kirei.“Hehehe… yang udah jadi nyonya galak banget sih!”“Nyonya apaan sih?”“Nyonya Rafael lah!”“Ngeledek aja bisanya!”“Siapa yang ngeledek sih? Kan emang bener!”“Lo tuh ya!” sungut Kirei gemas.“Udah deh daripada debat gak penting mending kit
Rafael melangkah tak bersemangat di sepanjang lorong rumah sakit, hendak menuju ke ruangannya. Semalam bagaimana pun berusaha membujuk Kirei, tapi wanita itu tetap tidak berbicara apapun, hanya terus menerus mengatakan dirinya baik-baik saja dan tidak ada masalah.Meski Kirei berusaha memaksakan senyum tapi Rafael tau kalau istrinya itu hanya berusaha menutupi kesedihan dan beban pikirannya. Rafael tidak bisa dibohongi begitu saja, lagipula Kirei juga tidak pandai berbohong!Seharian ini Rafael berusaha fokus dengan berbagai macam keluhan pasien. Professional. Itulah dirinya. Jadi meski sedang pusing menghadapi tingkah aneh istri kecilnya tapi Rafael tetap dapat bekerja dengan baik. Apalagi pekerjaannya berhubungan langsung dengan kesehatan seseorang dan lagi cukup banyak pasien yang datang ke ruangannya hari ini!Jam di tangan Rafael sudah menunjukkan jam 4 sore. Pasien terakhir baru saja keluar dari ruangannya. Rafael menghela nafas lega dan memijat keningnya
“Konferensi pers?” ulang Rafael bimbang. ‘Apa Kirei mau tampil di depan umum? Aku tidak yakin!’ batin Rafael tambah pusing. “Iya. Tapi apa Kirei sudah siap untuk tampil ke muka umum dan diperkenalkan sebagai istri kamu? Daddy dulu berjanji dengan para pencari berita itu agar memberi waktu sekitar 6 bulan tapi sekarang baru hampir 2 atau 3 bulan berlalu,” jelas daddy Rayhan yang juga tidak yakin kalau Kirei bersedia tampil di muka umum secepat ini. “Apa tidak ada cara lain, Dad? Jujur saja aku tidak yakin Kirei akan mau tampil di muka umum, apalagi dengan begitu banyak wartawan yang menyorot wajahnya. Dari dulu Kirei sudah merasa tidak sederajat denganku tapi karena aku memaksanya jadi Kirei akhirnya luluh dan mau menikah denganku, tapi sekarang ditambah gunjingan suster kurang ajar itu pasti membuat Kirei merasa semakin tidak layak untuk berdampingan denganku!” kesal Rafael. Ucapan Rafael semakin mengusik rasa penasaran daddy Rayhan. Kali ini rasa penasaran