“Reynard udah pulang?”
“Udah.”
“Dia mau apa kesini?”
“Ngobrol aja. Gak ada kerjaan.”
“Apa bener Rey pengacara?”
“Hmm.. kenapa memangnya?”
“Gak keliatan kayak pengacara! Bukannya biasa pengacara itu kaku dan selalu serius ya? Tapi aku liat dia malah lebih sering konyol!” ucap Kirei jujur.
“Sifatnya emang begitu, mungkin biar gak stress sama kerjaannya.”
“Terus kenapa sifat kalian beda jauh? Emang kalian gak terlalu dekat?”
“Siapa bilang? Kami dekat banget dari dulu.”
“Hmm kalian dekat tapi kenapa gak ada satu pun sifat ceria Rey yang kamu ambil? Sifat kamu itu jadi membosankan!”
“Apa kamu bilang?” tanya Rafael tidak terima.
“Sifat kamu membosankan! Terlalu serius. Coba bisa bercanda sedikit aja kayak Rey,” sungut Kirei tidak sadar kalau ucapannya m
Sudah dua minggu berlalu semenjak mama Inara menjalani operasi pencangkokan ginjal dan sekarang Kirei khusus datang untuk menjenguk mamanya, tentunya setelah mendapat ijin dari Rafael.“Ma, gimana kondisi Mama hari ini?”“Semakin baik, Sayang. Kamu sendiri bagaimana dengan Rafael baik-baik saja kan?”“Baik, Ma.”“Syukurlah, awalnya Mama takut kalau kalian akan sering bertengkar apalagi kamu yang memiliki sifat keras kepala! Beruntung pada akhirnya kamu dapat menikah dengan pria yang lebih dewasa dan dapat mengimbangi emosi kamu.”Kirei memberengut saat mendengar mamanya memuji Rafael dan malah mengatakan Kirei keras kepala! Sepertinya semenjak dirinya menikah, sang mama lebih menyayangi Rafael daripada anaknya sendiri! Tapi Kirei tidak berkata apapun.Biarkan saja, toh Rafael sudah menolong Kirei dan mamanya. Terlebih lagi benar ucapan mamanya barusan kalau Rafael memang lebih dewasa daripada K
“Mau ngapain?”Pertanyaan polos itu membuat Rafael melongo selama beberapa detik. Apa Kirei harus menanyakan hal sepolos itu padanya? Apa Kirei benar-benar tidak memahami keinginan Rafael? Bagaimana bisa sama sekali tidak paham disaat dirinya sudah sangat bergairah seperti ini?Kirei menahan tawa saat melihat raut wajah Rafael yang tidak menduga kalau Kirei akan menanyakan hal tidak penting seperti itu disaat bibir mereka hampir bersentuhan!Rafael yang melihat Kirei melengkungkan bibir hendak menertawakannya seketika paham dan merasa geram karena sudah dipermainkan oleh istri kecilnya ini! Ternyata Kirei tidak bisa dianggap enteng! Dengan wajah polosnya Kirei bisa membuat Rafael kehilangan kata-kata begitu saja!“Awas kamu ya berani ngerjain aku kayak tadi! Aku bakal hukum kamu sekarang!”Rafael tersenyum smirk waktu melihat mata Kirei yang membola terkejut karena ancamannya barusan!Tidak ingin dipertanyakan lagi se
“Morning, Baby!” sapa Rafael saat Kirei menggeliat bangun akibat sinar matahari pagi yang pasti menyilaukan mata.“Morning,” balas Kirei dengan suara seraknya yang terdengar seksi di telinga Rafael.“Tidurnya nyenyak gak?”“Nyenyak banget.”“Masih capek?”“Lumayan.”“Mau aku pijitin gak?” tawar Rafael. Namun kali ini Kirei tidak langsung menjawab, malah matanya menatap Rafael sambil memicing tajam. Curiga.“Ini masih pagi, jangan modus deh!” omel Kirei galak.Rafael terbahak mendengar keketusan istrinya yang sangat sadar dengan modusnya, niatnya untuk melakukannya lagi pada Kirei pagi ini terpaksa harus tertunda sementara. Tidak apa daripada istrinya kelelahan!“Hari ini aku libur. Mau jalan-jalan gak?”“Jalan kemana?”“Kemana aja. Kamu mau belanja? Makan? Nonton?”&ldqu
“Ervin?” lirih Kirei, masih tidak percaya dengan penglihatannya.Tidak percaya kalau setelah sekian tahun berlalu, dirinya kembali dipertemukan dengan Ervin, pria brengsek dalam kamus hidup Kirei di masa lalu.Dan kenapa harus bertemu pria itu hari ini? Disaat Kirei sedang jalan berdua dengan Rafael? Membuat moment kebersamaan mereka yang begitu indah pupus begitu saja akibat kenangan masa lalu saat melihat Ervin!“Dia siapa, Kirei?” tanya Rafael namun diacuhkan oleh Kirei, lebih tepatnya Kirei tidak mendengar pertanyaan Rafael, fokusnya saat ini hanya tertuju pada Ervin dan hal itu membuat Rafael curiga. Seketika rasa waspada menghampiri Rafael, terlebih saat melihat respon Kirei yang mencurigakan!“Hi, Kirei! Akhirnya aku ketemu kamu lagi. Aku cari kamu kemana-mana padahal semenjak lulus tapi gak pernah ketemu! Kamu kemana sih setelah lulus? Aku tanya teman-teman juga gak ada yang tau,” cerocos pria yang bernama Ervin
Kirei hanya bisa berteriak kaget saat Rafael menarik selimutnya dan mencekal kedua tangannya dengan marah!“Astaga! Kamu mau apa, Rafa? Aku mau istirahat!” sentak Kirei semakin emosi karena Rafael tidak ingin melepaskannya.“Apa kamu lupa dengan ucapanku dulu? Aku akan buat kamu hamil secepatnya! Terlebih lagi sekarang disaat ada pria brengsek bernama Ervin yang mengganggu pikiran kamu! Aku tidak akan pernah membiarkannya!”Kirei berusaha keras melawan saat Rafael mengoyak baju tidurnya dengan kasar, tapi apa daya dirinya hanya wanita yang bertubuh mungil, sudah pasti kalah tenaga jika dibandingkan dengan Rafael!Pria itu dapat dengan mudah mencapai tujuannya, dengan sigap Rafael menghalau tangan Kirei yang hendak mencegahnya! Tidak perlu waktu lama tubuh polos Kirei sudah tampak jelas!“Lepasin, Rafa! Kamu jangan gila!” hardik Kirei masih berusaha mempertahankan diri meski sudah tidak ada sehelai benangpun yang
#FLASHBACK ONKirei melangkah dengan senyum lebar terukir di wajah cantiknya, seperti biasa hendak mencari Ervin yang tidak pernah absen menemaninya ke perpustakaan selama beberapa waktu terakhir. Ervin yang adalah pria tampan, mantan kapten basket di sekolah mereka membuat Kirei sempat tidak percaya saat pria itu mendekatinya.Apalagi sikap Ervin yang begitu lembut dan manis pada Kirei membuat hatinya berbunga-bunga. Ahh! Masa remaja memang paling indah!Kirei baru hendak masuk ke dalam ruangan ekskul basket saat samar-samar mendengar namanya disebut-sebut. Mengikuti naluri, Kirei menahan langkahnya dan bersembunyi, menguping pembicaraan yang menyangkut namanya.“Tumben lo disini, Bro? Gak berduaan sama cewek lo itu?”“Cewek gue yang mana coba? Gue jomblo kali!” elak Ervin luwes, secercah perasaan tidak nyaman mulai muncul di dada Kirei saat mendengar jawaban Ervin.“Seriusan? Bukannya kalian berdua pacaran? Sa
Kirei merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Dirinya baru saja membuka mata saat Rafael menatapnya sambil tersenyum. Entah sudah berapa lama suaminya itu menatap dirinya. Dengan malu Kirei menutup wajahnya.“Lho kenapa ditutup sih?”“Malu! Aku pasti jelek banget. Berantakan baru bangun tidur.”“Siapa bilang? Kamu cantik kok. Mau dalam kondisi apapun kamu selalu keliatan cantik, Kirei. Apalagi kalau lagi polos tanpa pakaian sehelai pun!”“Astaga, Rafa! Kamu pagi-pagi kok udah mesum sih?!” omel Kirei.“Lho siapa yang mesum? Aku cuma bilang yang sebenarnya kok!”“Udah ah aku mau mandi! Pusing ladenin omongan kamu!” sungut Kirei gemas.Kirei belum sempat melakukan niatnya saat tangannya ditarik oleh Rafael hingga tubuh mungilnya menimpa dada bidang suaminya.“Aduh!”“Kamu kenapa sih maunya buru-buru kabur dari aku terus?” tanya
Rafael mendongak kaget saat pintu ruangannya terbuka dan muncul daddy Rayhan dengan wajah serius.“Rafa, apa kamu sedang bertengkar dengan Kirei?” tanya daddy Rayhan setelah masuk ke dalam ruangan Rafael. Tidak ada salam pembuka atau panggilan basa basi tapi langsung menanyakan hal aneh!Kening Rafael mengerut dalam mendengar pertanyaan daddy Rayhan. Tidak ada angin tidak ada hujan kenapa bertanya seperti itu? Bertengkar? Gosip darimana pula? Rafael dan Kirei tidak pernah bertengkar kecuali mengenai masalah Ervin kemarin yang bisa langsung mereka selesaikan di hari yang sama.“Tidak, Dad. Kenapa memangnya?” tanya Rafael balik.“Tadi Daddy ketemu Kirei di depan, dia sepertinya mau mengantarkan makan siang untuk kamu dan hampir tidak jadi karena berbalik menuju lobby. Untung ketemu Daddy,” jelas daddy Rayhan, tidak urung keningnya juga mengerut heran. Kalau bukan karena bertengkar dengan putranya lalu karena apa?&