Penjara kota awal, pesisir pantai.
Derrick menghela nafas pelan, lalu menceritakan apa yang terjadi di kapal perang yang membawanya ke pulau Kambangan darah, mulai dari serangan bajak laut hati jahat, pertempuran kapten Rudi melawan kapten bajak laut hati jahat, serangan yang membelah dan meledakkan kapal, hingga dirinya kabur dari kapal (tanpa menyebut Huangdi)."Hm begitukah?" Agnus tidak percaya, lalu menoleh ke belakang."Bagaimana menurut kalian?" Tanya kapten Agnus kepada bawahannya."Benar kapten, salah satu kapal patroli melihat bajak laut hati yang berkeliaran di sekitar pulau, tepat berada 200 meter dimana kapal perang aliansi hancur." Ucap salah satu bawahan membenarkan bahwa ada bajak laut hati disekitar pulau yang tidak jauh dari kapal perang yang hancur."Apa yang diincar bajak laut hati hingga nekat menyerang kapal perang milik aliansi perbatasan barat benua naga hitam?" Tanya kapten Agnus dengan serius."Entahlah, aku tidak tahu apa-apa, karena aku hanyalah tahanan." Balas Derrick acuh tak acuh dan bersandar di dinding penjara."Huh, yaaa, tidak ada lagi yang bisa kami tanyakan kepadamu." Kapten Agnus menghela nafas."Besok kamu akan dilepaskan di hutan kota awal, sebagai pemilik nilai buronan 10 juta batra kamu harus hati-hati dengan para tahanan yang memenuhi kota, saranku jangan pernah percaya dengan siapapun yang ada di pulau ini, termasuk aku." Ucap kapten Agnus dengan tersenyum misterius, lalu beranjak pergi tanpa menunggu balasan Derrick sembari menepuk salah satu bawahan yang mulai bergumam aneh seperti membaca mantra."Sihir petir: aliran narkoba fly." Ucap bawahan itu sembari memegang besi penjara setelah bergumam membaca mantra sihir beberapa detik.Derrick yang hanya diam dan tidak peduli sama sekali terkejut mendengarnya, Derrick tidak pernah menyangka bawahan yang bergumam itu ternyata membaca mantra sihir."Arghhh..." Pekik Derrick berusaha tetap sadar menahan sakitnya disetrum."Sialan! Apa yang kalian lakukan, bajingan!" Umpat Derrick sebelum benar-benar pingsan."Hais, kamu sangat lambat membaca mantra dan tidak pernah berubah selama 3 tahun ini, seorang penyihir yang hebat tidak perlu membaca mantra untuk mengaktifkan sihir, penyihir hebat dapat mengaktifkan sihir hanya dengan membayangkannya saja setelah mantra dikuasai, benar-benar mengecewakan." Ucap kapten Agnus kecewa melihat bawahannya tersebut."M-maaf ayah... maksudku kapten." Bawahan itu menundukkan kepala dan meminta maaf kepada kapten Agnus Chiffon."Huh, seharusnya kamu menjadi kesatria saja, bukan maksa menjadi penyihir." Dengus kapten Agnus menggeleng kepala dan pergi meninggalkan putranya yang tertunduk."Tuan bagaimana laporannya?" Tanya salah satu bawahan."Laporkan saja bahwa ini murni penjarahan." Ucap kapten Agnus apa adanya."Baik kapten." Bawahan itu mengerti.Keesokan harinya, hutan kota awal.Derrick tersadar ditengah hutan di dalam sebuah kurungan yang terbuat dari elemen petir dengan leher yang diborgol dengan kalung borgol, Derrick sedikit menyentuh kalung itu dan memicu sebuah hologram yang menampilkan informasi tentang dirinya sendiri, yang meliputi:Nama: Derrick RanRanah: Raja menengahNilai buronan: 10 juta batraPoin: 1 poinKasus: PemerkosaPeringatan: Kalung ini akan memotong leher jika mencoba kabur keluar pulau atau memasuki arena terlarang."Ini..." Derrick terkejut.Kurungan petir yang mengurung Derrick perlahan-lahan menghilang dan hanya meninggalkan sebuah besi melingkar (gelang) yang mengecil hingga sebesar genggaman tangan, benda itu adalah senjata sihir tipe pendukung yang berfungsi menciptakan kurungan listrik yang mampu menahan seorang pendekar raja awal."Senjata sihir ini sebenarnya tidak terlalu berguna, namun efektif untuk mencegah binatang buas untuk mendekatiku yang pingsan." Gumam Derrick mengambil gelang tersebut dengan teknik hisapnya, dimana gelang itu bernama gelang kurungan petir.Ketika dipegang lampu gelang itu berkedip dan berwarna putih kebiruan, lalu muncul sebuah hologram yang menampilkan peta kota awal, dimana peta itu mencakup seluruh wilayah kota awal dan juga wilayah terlarang.Terlihat di pojok kiri hologram peta, terlihat angka 2 juta batra, artinya itu adalah uang yang Derrick miliki sebagai modal awal untuk menjalani hukuman di pulau Kambangan darah tersebut."Ini... apakah mereka berniat membunuhku?" Derrick terkejut karena satu langkah dibelakangnya adalah wilayah terlarang, dimana jika Derrick mundur selangkah maka dia akan langsung menjadi mayat tanpa kepala dalam sekejap mata.Derrick dengan hati-hati melangkah ke depan, namun tiba-tiba sebuah kelinci kecil melompat menyerangnya, Derrick terkejut terlebih kelinci kecil itu mengeluarkan dua buah belati dan melancarkan tebasan terarah ke lehernya."Itu hampir saja." Gumam Derrick berhasil menghindar sembari mengelap darah dipipinya.Kelinci itu melakukan manuver dan melancarkan tusukan, Derrick dengan reflek menghindar kesamping kanan, lalu menarik kelinci itu dengan teknik hisapnya dan meninjunya dengan tinju berselimut tenaga dalam.Bugh!Kelinci itu dengan reflek menjadikan dua belatinya untuk menangkis tinju Derrick, kelinci itu terhempas jauh akibat menerima tinju telak Derrick."Kenapa ada kelinci yang bisa menggunakan senjata?" Batin Derrick terus fokus memperhatikan kelinci yang memutarinya sembari terus menjauh dari area terlarang.Bugh!Bang!Bang!Kelinci itu beberapa kali melancarkan serangan cepatnya, namun pada akhirnya kelinci itu yang dirugikan karena kalah kekuatan serangan/pukulan dengan Derrick."Kelinci bodoh!" Geram Derrick meninju kelinci itu menghantam tanah hingga hancur dan memastikan kelinci itu mati.Plok!Plok!Plok!Derrick yang emosi itu mendengar suara tepuk tangan dan langsung menoleh kearah suara tepuk tangan itu berasal, Derrick melihat seseorang wanita yang memiliki telinga kelinci dengan mata kelinci berwarna merah bening, melihat wanita itu Derrick paham apa yang terjadi."Kukira kenapa kelinci bisa memakai belati, ternyata kelinci itu adalah anak buahmu, pemilik teknik bawaan... kelinci mata merah." Ucap Derrick dengan tersenyum ramah."Derrick Ran seorang pemerkosa, senang bertemu denganmu, apakah aku terlihat cantik dan termasuk tipemu?" Ucap wanita tomboy tersebut sembari mengunyah permen karet dan melihat informasi Derrick yang terpampang jelas di atas kepalanya dalam bentuk hologram layaknya sebuah papan pengumuman."Yaampun, yaampun, bukankah hari ini ada 87 tahanan baru, lalu kenapa hanya ada seorang pemerkosa saja?" Ucap tiba-tiba seorang pria keluar dari balik pohon dengan pedang dibahu."Seorang pemerkosa?" Tanya seorang wanita yang berada di belakang pohon di belakang Derrick, wanita itu berpenampilan seperti penyihir dengan pakaian yang di dominasi warna hijau, terlihat polos namun nakal."Kamu pria pertama yang datang ke pulau ini karena kasus menjijikkan itu, aku curiga kamu tidak bisa membayar servis seorang pelacur dan berakhir sebagai pemerkosa." Lanjut wanita itu dengan senyum mengejek Derrick."Tapi wajahnya sangat tampan." Celetuk wanita lainnya mendekat dan mengelus dada bidang Derrick yang terlihat gagah."Ganteng aku bersedia melayani mu dengan gratis asalkan kamu bisa memuaskanku di ranjang." Ucap wanita itu dengan nada menggoda dan wajah seimut mungkin agar Derrick tergoda."Cuih, menjijikkan, lebih baik aku mati berdiri daripada melakukan hal menjijikkan itu denganmu." Ucap Derrick meludah jijik sembari mendorong wanita nakal itu menjauh.Apa yang Derrick katakan sukses membuat wanita nakal itu sangat marah, terlebih orang-orang menertawakannya."Sialan, aku akan membunuhmu, kurang ajar!" Pekik wanita nakal itu berlari menyerang Derrick dengan tubuh berselimut energi petir."Cepat sekali." Gumam Derrick melirik wanita nakal yang sudah ada disampingnya dengan tinju elemen petir siap menghantam pipi Derrick."Tapi itu percuma saja." Ucap Derrick menangkap tinju wanita itu dan melancarkan tinju telak di dagunya hingga terlempar ke atas.Bugh!"Reflek yang tinggi." Gumam wanita nakal itu.Whush!Derrick berlari dengan kecepatan tinggi.Bang!Derrick langsung menendang perut wanita itu hingga terhempas membentur pohon hingga tumbang dan muntah darah."Dia cukup kuat, tapi..." Ucap seorang pria berotot yang menyandar di sebuah pohon dengan gada besar yang berada di samping kakinya.Pria berotot itu tiba-tiba menghilang dan muncul tepat di depan Derrick dengan gada besar siap menghantam Derrick."Aku lebih kuat!" Pekiknya memukul Derrick dengan gada besarnya, Derrick terkejut dan reflek menangkis gada itu dengan kedua tangannya.Bang!Pukulan itu sukses membuat Derrick muntah darah, tanah hancur akibat menahan tubuh Derrick yang dipukul sangat keras, Derrick mendorong gada itu dan mundur menjauh."Matilah, bajingan!" Wanita nakal tiba-tiba sudah ada dibelakang Derrick dengan pedang siap menebas Derrick dari belakang.Trash!Tebasan itu hanya menggores pelindung udara Derrick, wanita itu mundur menjauh setelah kaget sesaat."Pukulan penghancur gunung!" Pria berotot sudah berada di depan Derrick dan melancarkan pukulan ke dada dengan gadanya.Bang!"Apa?" Pria berotot terkejut gadanya ditahan pelindung pemadatan udara Derrick yang diperkuat energi tenaga dalam tersebut."Dia sangat mahir memanipulasi udara, ini menarik." Ucap pria berotot itu senang dan mengalirkan tenaga dalam ke gadanya dalam jumlah banyak, lalu mundur sedikit jauh dan menyerang Derrick kembali dengan momentum kecepatan."Pria berotot bernama Tobias ini harus dikalahkan terlebih dulu." Gumam Derrick dingin dengan tangan membentuk cakar naga dengan aliran tenaga dalam terfokus.Bang!Derrick menciptakan pelindung udara menahan pukulan gada tersebut dan menyebabkan keretakan kecil, disaat yang bersamaan Derrick mencengkeram gada tersebut dan menariknya."Cakar naga penghancur batu!" Pekik Derrick menghancurkan gada tersebut, lalu mencekik leher tobias dengan sangat keras."Sialan!" Pekik 6 orang lainnya bergerak membantu Tobias.Krak!Derrick tanpa basa-basi mematahkan leher Tobias yang meronta-ronta tersebut, alhasil Tobias mati begitu saja."Mengincar nyawaku? Haha, majulah jika ingin mati." Ucap Derrick dengan tertawa dingin dan ekspresi wajah kejam.Semua orang yang ada disekitar Derrick bergidik ngeri dibuatnya.Bersambung.Hutan kota awal. Derrick membantai lebih dari 30 orang itu dengan sangat brutal layaknya seekor binatang buas yang haus darah dan pertempuran, tidak ada yang selamat dari cakar naga langit Derrick yang sangat kuat dan mematikan. Bush! Duar! Serangan sihir berskala besar menyerang Derrick yang mencekik wanita kelinci, hasilnya Derrick menghindar dan melepaskan wanita kelinci tersebut. "Serangan sihir yang kuat." Ucap Derrick melirik tajam si penyerang yang merupakan seorang wanita penyihir dengan topi besar khas seorang penyihir beserta jubah panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. "Reren kamu baik-baik saja?" Tanya wanita penyihir itu kepada wanita kelinci. Reren ngos-ngosan dan susah payah mengontrol nafas dan ketakutannya. "Fioren, aku baik-baik saja." Balas Reren dengan yakin dan seluruh tubuhnya berubah menjadi sesosok manusia yang menyerupai kelinci, bedanya jika kelinci jalan menggunakan empat kaki maka Reren layaknya kelinci dalam bentuk manusia. "Mode hybrid, kelinci
Jembatan yang memisahkan kota dan hutan. Derrick yang hendak melewati jembatan dikejutkan dengan sesuatu yang bergerak di bawah tanah dan membuat gempa kecil, seakan-akan ada sesosok makhluk yang berada di bawah tanah. Derrick dengan sigap melompat mundur, disaat yang bersamaan sesosok kepala berniat menerkam Derrick. "Ular?" Gumam Derrick terkejut.Derrick melakukan salto kebelakang beberapa kali dan menyeimbangkan diri, sementara ular itu meraung dan menyabet Derrick dengan ekornya. Bash! Bang! Sabetan ekor ular itu ditahan oleh Derrick dengan tangan kosong, lalu mendorongnya sejauh mungkin dan bersiap menyerang balik. "Argh..." Derrick tiba-tiba kesetrum akibat kalung borgol yang memborgol dirinya. "Sialan apa ini, argh!" Pekik Derrick kesakitan dan kejang-kejang, Derrick disabet hingga terhempas dan muntah darah. "Ugh... sudah kuduga, pulau ini tidak sesederhana yang aku pikirkan." Gumam Derrick yang merasakan setrum dari borgol itu mereda, namun sakitnya masih terasa dan
Dalam kota. Meskipun raungan harimau itu mampu membuat suasana kota hancur, namun tetap saja para banteng baik-baik saja, mereka hanya berhenti karena terkejut dengan raungan harimau yang memecahkan gendang telinga. "Mpish!" Dengus banteng-banteng sembari menggosokkan kaki bersiap menyeruduk orang dengan tanduk besar mereka. "Teman banteng-banteng itu masih berdiri kokoh, aku berterimakasih karena kamu membantuku, tapi selamat tinggal." Ucap Derrick berterimakasih dan lari menjauh. "Eh..." Derrick terkejut kerah bajunya dipegang dan ditarik oleh Tiger Long. "Kamu tidak bisa lari dari tanggung jawab, jika mereka tidak mau pergi, maka mereka hanya bisa mati." Ucap Tiger Long. Bum... bum... bum! Para banteng berlari kencang menyeruduk Derrick dan Tiger Long, melihat itu Huangdi menghampiri dua orang itu dan membantu. "Bocah kita bertemu lagi." Ucap Huangdi tersenyum dan memamerkan pedang tajamnya menebas udara kosong. Sling! Tebasan energi yang sangat besar langsung menghantam
Penginapan, kota Awal. Derrick sedang bersemedi di sebuah kamar penginapan yang dipesankan oleh Tiger Long, kamar penginapan ini memiliki desain minimalis dan tidak terlihat mewah. Dimana Derrick bersemedi untuk menerobos ranah selanjutnya, uniknya Derrick tidak perlu menciptakan lingkaran baru karena lingkaran tenaga dalam sudah terbentuk namun dalam keadaan tidak aktif, dimana artinya Derrick hanya perlu mengaktifkan lingkaran tenaga dalam tersebut agar memasuki ranah kaisar. "Hm." Derrick berdehem. Kening Derrick terus berkerut ketika merasakan untuk kesekian kalinya dia gagal menerobos ranah raja puncak karena energi tenaga dalamnya sudah habis lebih dulu sebelum lingkaran aktif. "Kenapa begitu sulit, bukankah aku hanya perlu mengaktifkan kembali lingkaran yang mati, bukan membentuk lingkaran yang baru." Gumam Derrick menghela nafas dan menghentikan semedinya untuk menerobos ranah. "Huh, ini benar-benar sulit." Derrick merasa sudah lelah dan ingin menyerah. 6 menit berlalu.
Dunia alam bawah sadar. Plak! Klak! Plak! Derrick mengayunkan pedang kayu menebas sebuah bambu yang didesain memiliki 10 cabang yang berfungsi menangkis, menahan, dan menyerang orang lain, sangat cocok sebagai teman berlatih terlebih bambu itu bisa merespons setiap serangan yang diarahkan kepadanya, bahkan melancarkan serangan balik. Keringat di dahi Derrick menetes membasahi tanah, nafas Derrick tersengal-sengal dan terlihat sangat kelelahan. "Hiya!" Pekik Derrick melakukan dash menebas bambu tersebut, hasilnya pedang kayunya patah dan terlempar ke atas. Whosh, wung, wung, clap! Patahan ujung pedang kayu itu melayang ke atas dan turun kebawah dengan berputar sangat cepat, lalu menancap tepat di dekat kaki seorang pria tua bungkuk dengan mata yang ditutupi rambut putihnya. "Guru... hosh, hosh, aku sangat lelah." Keluh Derrick tersengal-sengal terbaring telentang memandang langit biru dengan awan yang bergerak pelan ke arah utara. Pria tua itu tersenyum kecil, lalu menghentak
Ruang makan umum, penginapan kota Awal. Derrick bergabung dengan Tiger Long, Huangdi, Fioren, dan juga Reren yang sedang makan di meja makan yang berada paling pojok kiri. Kedatangan Derrick yang acak kadut seperti orang banyak hutang itu disorot para penghuni lainnya, Derrick merasa tidak nyaman mendapat sorotan tersebut. "Ada apa dengan wajahmu, kamu terlihat seperti orang linglung." Ucap Tiger Long dengan tersenyum kepada Derrick. Derrick hanya tersenyum kecil sembari mengambil piring dan mulai menyiapkan makanannya. "Jika ada masalah bisa ceritakan kepada kami, mungkin saja kami bisa membantu meskipun tidak banyak." Tambah Tiger Long. "Huh, bukan apa-apa, hanya bunga tidur." Ucap Derrick acuh sembari menggigit ikan panggang yang menjadi lauknya. Derrick melirik Fioren yang terlihat sangat lahap makan, seperti orang kelaparan saja. "Apakah pak tua itu seperti ini orangnya?" Tanya Derrick sembari menyerahkan sebuah lukisan, dimana lukisan itu adalah gurunya. "Hm, uhuk, uhuk.
Ruangan tertutup. Di dalam ruangan tertutup dengan dikelilingi 5 ruangan kecil yang ditutup tirai terlihat seorang pria botak yang berdiri ditengah-tengah ruangan tertutup tersebut sembari mengunyah permen karet. "Bagaimana menurutmu tentang bocah itu, Bambam sang pembantai." Tanya seseorang di ruang kecil yang berada tepat di depan paling tengah kepada pria botak tersebut. Orang itu adalah ketua Gangster Awan hutan cabang kota awal, dimana Gangster awan hutan sendiri merupakan salah satu dari 4 kelompok terkuat para tahanan pulau Kambangan darah. "Bocah itu sangat lemah, bahkan sangking lemahnya dia menggigil melihatku." Ucap pria botak tersebut sembari terus mengunyah. "Aku bisa membunuhnya dengan mudah." Tambah pria botak dengan sorot mata dingin. "Hm, kamu terlalu sombong, ingat bocah itu membantai 30 orang lebih di hutan pemula." Tegur seseorang yang berada di ruangan kecil paling kanan ruangan ketua. "Haha, menurutku bukan bocah itu yang membantai para sampah itu, mereka
Hutan monster, sebelah kanan kota. Derrick yang asik menyelusuri hutan sembari bersiul itu dikejutkan dengan 10 orang yang tidak dikenal mengepungnya, mereka semua memiliki tampang layaknya begal dengan kepala yang diikat kain berwarna merah dengan gambar tengkorak yang terletak di kening kiri. Seseorang maju sedikit ke depan dengan menghisap rokoknya, lalu menyemburkan asapnya ke atas dengan ekspresi sangar."Akhirnya kamu keluar juga dari kota, bocah!" Ucap pria yang diperkirakan berumur 40 tahun tersebut sembari menjepit rokoknya dengan dua jari. "Siapa kalian?" Tanya Derrick santai dengan tangan kanan masuk ke kantong celananya. "Oh benar juga." Pria itu mengerti. "Bocah, perkenalkan namaku Raku Derksa kapten divisi 7 Gangster tengkorak darah dan mereka adalah bawahanku." Ucap pria itu memperkenalkan dirinya dengan sopan dan juga bangga, begitu juga semua bawahannya. "Hm, itu wajar sih, soalnya hanya dia yang ranah raja awal yang merupakan ranah tertinggi kelompok ini." Bati