Share

alasan

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 12:27:57

Silvia menyeka air matanya dan tersenyum. Dia memikirkan cara agar Hardian mau menemaninya lebih lama. Sungguh kehamilannya ini, membuat ia kehabisan akal dan memilih menggunakan simpati mantan kekasihnya itu demi bisa membuatnya bernasib lebih baik.

"Mas, kepalaku pusing," keluh Silvia. "Kayak ada pakunya di sini," tunjuk Silvia dan berdrama seperti memijat kepalanya.

"Sini, aku bantu pijatkan."

Hardian duduk agak mendekat dan memijat dengan pelan kepala Silvia. Silvia membuat suara seperti sedang keenakan saat dipijat dan itu membuat Hardian sedikit merasa terpacu. Terlebih tangan Silvia yang mulai nakal dan sekilas menyentuh bagian Hardian yang tampak menegang.

"Maaf," ucap Silvia sengaja.

"O-h, nggak apa. Sudah enakkan?" tanya Hardian.

"Belum. Malah kayak masuk angin. Mungkin minta dikerok. Mas ada minyak angin? Silvi minta gosokkan ke punggung. Nanti bagian depan Silvi yang balurin. Nggak enak banget badannya," rintih Silvia.

Hardian sedikit ragu. Namun, lagi-lagi wajah memelas Silvi membuatnya tak tega. Ia mengambil minyak kayu putih dan Silvia bangkit dengan membuka baju dressnya. Punggung putih bak susu tanpa noda, membuat jakun Hardian naik turun. Terlebih Silvi membuka seluruh baju bagian atas dan sengaja hanya menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Mau dikerok apa dibalurin aja?"

"Balurin aja."

Lagi-lagi Sivia mengeluarkan suara desahan khas, yang membuat Hardian merasa meremang. "Udah?" tanya Hardian memastikan. "Perutnya sekalian biar enakan," ucapnya.

"Biar Silvi sendiri. Bisa kok," kilah Slvia.

"Biar Mas sekalian."

Hardian melihat ke arah bagian tubuh Silvia yang hendak dibalurkan. Ia sengaja tidak melihat ke arah wajah Sivia, takut khilaf mendera. Tangan Silvia mengulur ke panggul Hardian dan tersenyum.

"Makasih ya. Maaf merepotkan."

Hardian hanya mengangguk dan meletakkan kembali minyak kayu putih itu. "Mas, tolong kancingkan BH-nya," ucap Silvia mendayu.

"O-h. Oke."

Tangan Hardian terulur, hendak mengaitkan kancing BH yang Silvia minta. Tangan Silvia mencekal tangan Hardian dan membawa kedua tangannya untuk bisa menyentuh kedua gunung kembar miliknya.

"Mas, maafkan aku yang dulu pernah menyakitimu. Sungguh, aku merasa jika ini adalah karma karena sudah pernah meninggalkanmu. Maafkan aku, ya?"

Silvia menatap manik Hardian lekat dan seperti terbius dengan ucapan dan tatapan mantan kekasihnya itu.

"Tak masalah. Aku sudah melupakan."

Namun, bukan Silvia namanya jika ia tidak memiliki trik menjerat Hardian. Dia mendekatkan bibirnya dan menciumnya dalam. Meresapi nikmatnya cinta sesaat yang sudah membius akal nuraninya. Hardian pun tak kuasa menolak. Ia menikmati serangan cinta Silvia dan keduanya melakukan hubungan yang tidak semestinya yang sudah pernah ia lakukan sebelumnya.

***

Cahya meraba ke sekeliling. Melihat suaminya yang sudah tidak ada di kamarnya. Namun ia kembali tersenyum saat mendengar suara percikan air dari arah kamar mandi. Lima menit Cahya duduk di atas ranjang, menunggu suaminya selesai mandi dan mengedarkan pandangan melihat jam pukul 4 pagi.

"Sudah bangun?" tanya Hardian saat mendapati istrinya yang tersenyum saat ia baru keluar kamar mandi.

"Sudah dong. Masa dah senyum gini, belum bangun. Tumben awal? Biasanya kalau habis olahraga malam, bangunnya kesiangan," ucap Cahya.

"Itu kan biasanya. Malam tadi, luar biasa. Pelayananmu memuaskan. Mas suka dan makanya Mas bisa bangun lebih awal karena menginginkannya lagi," rayu Hardian.

"Dih. Nggak capek apa? Cahya aja belum mandi," protesnya.

"Hahaha, nggak, Sayang. Bercanda. Dah sana mandi. Hari ini Mas mau ajak kamu liburan ke Ancol."

"Iyakah? Yee …"

Sorakan Cahya membuat Hardian merasa lega. Beruntung setelah melakukannya dengan Silvia, ia buru-buru kembali ke kamar Cahya dan tidak ketiduran di sana. Ia akan membuat istrinya senang agar kelakuannya tidak dicurigai sang istri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Desahan Madu Suamiku   Berawal dari sebuah kegagalan

    Hardian turun dari pelaminan. Dia langsung keluar dari gedung pesta yang digunakan untuk acara resepsi Arfan dan Cahya. Dia langsung kembali setelah urusannya selesai karena memang dia tidak berniat untuk merusak pernikahan Cahya maupun Arfan. Meski Hardian merasakan rasa yang menyakitkan, tetapi Ini semua adalah hasil dari apa yang sudah ia berbuat di masa lalu saat bersama Cahya."Jangan cemburu, A. Cahya gak mengundangnya," bisik Cahya saat mereka masih menyalami beberapa tamu namun wajah Arfan terlihat berubah dingin."Aku tahu, tapi kedatangannya merusak moodku," ucap Arfan kesal.Hiburan yang membuat acara pesta bertambah begitu meriah, menandakan resepsi Arfan dan cahaya sukses dan membuat semua yang hadir ikut merasakan kebahagiaan pengantin baru itu. Kini, acara telah usai dan keluarga sudah kembali ke rumah masing-masing. Tinggallah Arfan dan Cahya, yang akhirnya memilih menginap di hotel tempat mereka melakukan resepsi."Langsung tidur aja, ya? Capek kan?" tanya Cahya senga

  • Desahan Madu Suamiku   Cinta

    Di depan cermin besar Cahya tengah mematut diri. Wajah perempuan itu sudah selesai di rias, gaun dari bahan brukat terbaik melekat pas di tubuhnya yang ramping. Di bantu seorang asisten MUA ia memakai heels. “Masyallah, Mbak Cahya cantik sekali. Begini juga yang namanya bidadari kalah cantik, Mbak,” seloroh Tari yang ditugaskan menjemput calon pengantin. “Kamu jangan ngeledek. MUA dan semua yang aku pakai ini dari pemberian dari keluarga Arfan!”“Aku serius, kamu memang cantik banget. Suer!” Tari mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. “Akhirnya kamu ketemu juga dengan laki-laki yang tulus mencintai kamu, Ya. Aku ikut seneng, selamat ya atas pernikahan kamu. Sekarang kamu udah sah jadi istrinya Arfan.” Tari dan Cahya berpelukan. Cahya merasa haru bercampur bahagia. “Makasih, Tari.”“Yuk keluar, kamu udah di tunggu banyak orang.”Hati-hati Tari membimbing Cahya keluar dari kamar hotel, membawanya ke aula yang di sana sudah hadir seluruh keluarga kedua mempela

  • Desahan Madu Suamiku   Perjuangan

    "Ya. Papa orang hebat, kamu juga anak hebat. Demi kalian, Mama rela. Mama ikhlas, menerima Cahya sebagai menantu. Kamu harus segera sembuh, karena setelah keluar dari rumah sakit nanti kita akan menambah Cahya untukmu bersama-sama."Arfan sangat bahagia. Ternyata perjuangannya tidak sia-sia. Dia sampai ikut menitikan air matanya. "Makasih, Ma, Pa."**Tiga hari kemudian Arfan sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit. Malm harinya keluarga Arfan termasuk papa, mama dan Hasbi sendiri datang ke rumah orang tua Cahya untuk meminang. Kalau takdir cinta sudah tertulis untuk bersatu, seperti apapun halangannya tetap akan bersatu juga. Begitu juga dengan restu dari mamanya Arfan, setelah dibujuk oleh Antonio akhirnya istrinya itu bersedia memberi restu. "Ya, Aa rindu. Aa datang," batin Arfan dalam perjalanan menuju rumah Cahya."Om ganteng banget," celetuk Naura."Iya doang. Naura bentar lagi punya Tante baru.""Tante baru?""Iya. Om mau nikah sama Tante Cahya. Naura seneng nggak?""Y

  • Desahan Madu Suamiku   akhir

    Akhir Perjuangan"Ma, kamu tidak kasihan lihat anak kita? Kamu sedih karena Arfan hendak menikahi janda? Apa yang kamu takutkan hingga kamu tak merestui pernikahan Arfan dan Cahya?" berondong Antonio saat dirinya sedang berusaha membujuk istrinya itu. Sengaja ia membawa istrinya ke rumah sakit untuk melihat wajah pucat dan badan yang mulai menyusut itu."Wanita bukan hanya Cahya, Pa! Kenapa sih, Papa nggak ngerti?" sahut Ratri tak suka dengan pertanyaan suaminya."Lalu, wanita mana yang pantas mendampingi anak kita, jika ditinggalkan Cahya saja dia sudah sakit begini? Papa tahu, Mama masih menyimpan dendam lama karena Papa menikah lagi. Tapi Papa janji, jika Mama merestui Arfan, maka Papa tidak akan kembali pada istri Papa yang tak setia itu. Papa sadar, Mama yang terbaik. Mama wanita hebat yang layak untuk disebut istri setia. Maaf kalau selama ini Papa menyakiti hati Mama. Jujur, Papa menyesal. Papa merasa ini karma dan hadirnya Cahya yang menjadi seseorang yang penting di hati anak

  • Desahan Madu Suamiku   bingung

    “Yang bikin Cahya bingung, Cahya sama sekali enggak punya perasaan apa-apa sama dia, Bu. Tadi sudah Cahya tolak, tapi….” Mengalirlah cerita yang tadi terjadi di rumah sakit. Gayatri mendengarkan dan sesekali mengangguk, lain kali ia menggeleng ketika merasa tindakan Arfan nekat. “Gimana ya, Bu? Cahya enggak mau menjadi zhalim karena hanya Arfan saja yang mencintai Cahya. Dan Cahya juga masih terauma dengan masa lalu, belum lagi mamanya Arfan yang tidak mau merestui hubungan anaknya dengan Cahya. Jujur Cahya pun enggan menjadi bagian dari keluarga itu, tetapi mulut ini sudah terlanjur menjawab iya.” Sulit. Ya, itu yang pertama kali muncul di kepala Gayatri ketika dimintai pendapat. Hubungan dengan cinta sebelah pihak saja sudah berat, harus di tambah dengan restu yang kemungkinan berat akan terhalang ini benar-benar pelik. Gayatri membenarkan posisi duduknya. Kemudian ia menatap wajah anak perempuannya lembut. Gayatri tersenyum kemudian mulai berbicara.“Nak, pernikahan itu bukan un

  • Desahan Madu Suamiku   Rasa

    “Astagfirullah. Cahya kamu dari mana saja, Nak. Kenapa hujan-hujanan?” Gayatri yang sedari tadi cemas menunggu kepulangan sang anak sangat kaget saat akhirnya menyambut kedatangan Cahya. Anak perempuannya itu pulang dengan pakaian basah kuyup, ia tidak mendapati siapapun bersama Cahya. Sebab memang Cahya pulang seorang diri. “Masuk. Ibu sudah siapkan air hangat. Ya ampun, kenapa tidak menunggu hujan reda. Kalau begini kamu bisa masuk angin! Mandilah dulu, Ibu bikinkan susu jahe hangat.” Cahya tidak banyak bicara, ia menuruti perintah Gayatri. Cahya segera membersihkan diri, air hangat yang digunakan mandi lumayan membuat dirinya merasa lebih rileks. Setelah mandi dan berganti pakaian, Gayatri menyusul anaknya ke kamar. Secangkir susu cahe hangat ia hidangkan untuk sang anak. “Di minum susu jahenya, mumpung masih hangat.”Cahya menerima minuman hangat itu dan menyeruputnya sedikit. Aroma jahe yang lembut dan sensai hangat meluncur melewati tenggorokannya, berakhir di dalam perut.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status