Share

tak perlu

63

Tak Perlu Repot

"Tunggu!" cegah Antonio.

Langkah Cahya tertahan. Ia sebenarnya sudah ingin segera pergi dari tempat itu, tetapi mengingat kondisi Antonio yang hanya bisa berdiam diri di kursi roda timbul rasa iba di hatinya. Setidaknya ia ingin menghormati Antonio sebagai orang tua dari temannya. Bagaimanapun kedatangannya ke sini bukan untuk mencari masalah, melainkan untuk menyelesaikan masalah. Ia tidak ingin terus disalahkan dan dianggap perempuan murahan yang gampangan sebab mendekati dua lelaki yang masih dalam ikatan kakak adik.

“Cahya, kita perlu bicara. Duduklah, Nak.”

Demi apa Antonio dengan bicaraya yang lembut menyuruh Cahya duduk kembali, sementara masih di tempat yang sama Ratri menatap dengan sorot kebencian yang pekat. Sebelum menjawab Cahya sempat melihat sekilas pada Hasbi, wajah lelaki itu juga nampak tegang. Namun, ia diam berusaha tenang dan berharap Arfan segera sampai di rumah.

“Maaf, Pak Antonio. Saya rasa sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan. Saya da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status