Share

Bab 18

Penulis: Queencard
Dokter keluarga datang dengan tergesa-gesa.

Husein melirik luka di punggung tangan Sita, dia menatapnya cermat, “Kenapa berdiri, duduk sini!”

Sita berjalan sambil menunduk, tetapi didorong oleh ibu mertuanya, “Jangan merusak pemandangan di sini. Dokter Rudi, cepat periksa Linda! Jangan sampai Linda memiliki bekas luka.”

Linda duduk di kursi dan melirik Sita dengan sombong.

Sita hanya berdiri diam, seolah tidak peduli. Saat Husein tiba-tiba meliriknya, Sita pun hanya terdiam.

Setelah Dokter Rudi meletakkan kotak medis, dia mulai memeriksa pergelangan tangan Linda. Tangan Linda hanya sedikit merah, bahkan kulitnya tidak melepuh. Dokter Rudi menatap dengan heran, “Aku tidak perlu memeriksa ini.”

“Mengapa Anda tidak memeriksanya, bagaimana jika terjadi sesuatu karena Anda menunda untuk memeriksa kondisinya, apakah Anda mau bertanggung jawab?”

Dokter Rudi melepas kacamatanya, “Karena setengah jam lagi, merah-merah ini akan hilang sendiri. Sita lebih membutuhkan perawatan, jika tangannya tidak ditangani, lukanya akan meninggalkan bekas.”

Sesaat, suasana menjadi hening.

Linda berkata dengan enggan, “Bi, biarkan Sita diperiksa dulu. Tidak perlu mengkhawatirkanku.”

“Bagaimana tidak khawatir, kamu seorang terhormat dan dia adalah yatim piatu dari kampung. Kamu tidak bisa dibandingkan dengannya. Dia tidak akan mati hanya karena bekas luka. Tapi kamu berbeda, jika kamu memiliki bekas luka, kakakmu akan mengetahuinya dan mengira kami tidak menjagamu dengan baik.”

Linda tersenyum, “Bi, aku tidak akan memberi tahu kakakku.”

Wulan, Ibu Husein menghela nafas lega, tapi dia menatap Sita dengan dingin, “Apakah kamu mendengar itu? Nona Linda yang cantik dan baik hati ini, peduli denganmu, dan kamu tidak berterimakasih!”

Ekspresi Sita tenang, “Aku sama sekali tidak mendorongnya. Sebaliknya, Linda dengan sengaja menyakitiku! Orang yang harusnnya minta maaf adalah dia.”

“Sita, kamu masih beralasan lagi? Siapa lagi jika bukan kamu? Perempuan sepertimu cemburu karena Nona Linda adalah putri dari keluarga kaya. Jadi itu suatu hal yang normal jika kamu dengan sengaja menyakitinya. Aku sudah melihat banyak kelicikanmu. Aku memerintahmu untuk meminta maaf kepada Linda sekarang!”

Husein mengerutkan kening ketika mendengar ibunya mengucapkan kata-kata jahat seperti itu, “Bu, aku sudah bilang jika kompor jatuh itu mungkin kecelakaan, dan hasil CCTV masih belum keluar.”

Mengapa Husein tidak mengetahui bahwa ibunya begitu membenci Sita sebelumnya?

“Husein, kalian sudah bercerai, kenapa kamu masih membantu perempuan ini? Dan makan malam hari ini, mengapa kamu mengundangnya? Sungguh bencana.”

“Siapa yang bercerai?”

Suara Nenek Handoyo terdengar ketika pintu lift terbuka. Nenek Handoyo keluar dengan kursi roda, dia melirik orang-orang di sekitar, “Katakan, siapa yang bercerai?”

Husein buru-buru menjawab, “Nek, tidak ada yang bercerai, nenek hanya salah dengar.”

“Iya, kah? Benar saja, ketika orang bertambah usia, pendengarannya menjadi tidak baik. Sita, akhirnya kamu datang. Mengapa berat badanmu turun lagi?”

Sita mendatangi Nenek Handoyo dan mencium tangannya, “Nenek, aku tidak kurus, aku masih gemuk.”

“Jangan berbohong, pendengaranku memang tidak bagus, tapi mataku masih baik-baik saja. Jika Husein memperlakukanmu dengan buruk, kamu harus memberi tahu nenekmu ini, biar kuberi dia pelajaran.”

Seusai Nenek Handoyo berbicara demikian, dia meraih tangan Sita dan berkata dengan sangat cemas, “Tanganmu kenapa? Ya Tuhan, cepat panggil dokter keluarga untuk memeriksa tanganmu, pasti sangat sakit, bukan?”

Hati Sita tersentuh, nyatanya Nenek Handoyo sangat baik padanya. Selain bibi, dengan bibi, hanya Nenek yang baik padanya. Sita sangat berterima kasih kepada Nenek.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
amymende
cerita cerita para pembohong dan pembohong.....hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status