Share

Bab 17

Author: Queencard
Linda masuk, “Sita, menurutmu apakah kamu bisa mencuri hati Nenek Handoyo hanya dengan membuat sup? Biar kuberitahu, kali ini aku mengundang seorang ahli bedah jantung terkenal untuk mengoperasi Nenek. Jika operasinya berhasil, Nenek tidak akan menghentikan pernikahanku dengan Husein.”

Meskipun Doni dan Ryan belum setuju, Linda yakin bahwa Ryan akan setuju untuk mengoperasi Nenek Handoyo.

Linda yakin, jika Rifan berhasil menyembuhkan Nenek Handoyo. Saat waktunya tiba, Linda tidak akan dilarang untuk menikahi Husein.

Sita tahu bahwa Nenek Handoyo sudah lama memiliki masalah pada jantungnya. Tetapi dia tidak dapat menemukan orang yang tepat untuk melakukan operasi tersebut.

Ada baiknya juga, setidaknya nenek bisa sembuh.

Sita bangkit dari bangkunya, “Kalau begitu selamat atas kemandulanmu sehingga dapat mengadopsi anak, permisi.”

Tatapan mata Linda berubah dingin, Sita berani membalas perkataannya? Linda meregangkan tangannya dan dengan sengaja menyenggol kompor kecil, sehingga membuat lasagna tumpah mengenai Sita.

“Awas!”

Seorang pria bergegas masuk. Sita menoleh melihat Husein untuk menolong Linda.

Detik berikutnya, sup panas tumpah ke punggung tangan Sita, tetapi dia tidak merasakan rasa sakitnya, karena rasa sakitnya tidak sebanding dengan sakit hatinya.

Sita buru-buru menuangkan air dingin ke punggung tangannya untuk menenangkan diri. Suara centil Linda keluar dari mulutnya, “Kak Husein, tanganku terbakar, sakit banget. Tapi jangan salahkan dia, kurasa dia tidak sengaja menjatuhkannya.”

Ketika Sita mendengar suara Linda, matanya Sita mencibir, bahkan menoleh pun tidak.

Detik berikutnya, pria itu menarik lengan Sita, “Sita, aku tidak menyangka kamu begitu…”

Husein menunduk melihat punggung tangan Sita melepuh dan memerah.

Dia mengerutkan bibir tipisnya, dia terdiam tanpa sepatah kata pun terucap.

Sita mendongak, “Kamu tidak memikirkan keadaanku?”

“Sita, aku tidak menyangka kamu begitu kejam dan sengaja menyakiti Linda!”

Wulan, ibu mertua Sita melangkah masuk dan melihat Linda memegangi pergelangan tangannya. Tanpa bertanya apa pun, dia langsung menampar Sita dengan tangannya.

Mata Sita menatap dengan heran, ketika dia sudah siap melindungi wajahnya — ada sepasang tangan yang menghalangi wajahnya.

Sita memandang Husein dengan heran, lengan Husein menahan tamparan ibunya. Sita tidak berpikir kalau Husein akan membantu dirinya.

Tidak hanya Sita, tapi mungkin tidak terpikirkan semua orang.

Wulan sedikit marah, “Husein, jangan hentikan aku untuk memberinya pelajaran!”

Raut wajah Husein dingin dan berkata, “Teko itu tidak sengaja jatuh.”

“Apakah benar hanya kecelakaan?” Ibu mertua jelas tidak akan percaya.

Linda menggertakkan giginya, Husein benar-benar percaya bahwa itu hanyalah sebuah ketidaksengajaan. Linda berkata dengan lemas, “Bi, ini benar-benar hanya tidak kecelakaan. Sita juga tidak sengaja menjatuhkan kompor. Lagi pula tangan Sita juga terluka.”

Sita berkata dengan datar, “Tidak, ini bukan kecelakaan, Linda yang sengaja menjatuhkan kompor itu. Dia melakukannya dengan sengaja!”

Tiba-tiba, suasana di dapur menjadi hening.

Sita menatap tajam ke arah Husein, mereka sudah bercerai. Sita sudah tidak tahan lagi.

Sita bukan seseorang yang bersumbu pendek.

Mata Husein sedikit menyipit. Dia menatap Linda, “Sebenarnya apa yang terjadi?”

Linda panik, “Kak Husein, aku tidak mendorong kompor itu.”

Sita menunjuk ke CCTV di sebelahnya, “Lihat saja lewat CCTV itu, maka kebenaran akan terungkap. Melukai secara sengaja dapat dihukum hingga tiga tahun penjara. Luka bakar di punggung tanganku sudah cukup menjadi bukti, dan aku berhak membawa ini ke jalur hukum.”

Linda langsung tersentak dan melihat CCTV di sebelahnya dengan panik, dia tidak menyangka benar-benar ada CCTV, hal ini gawat.

Husein berkata dengan wajah dingin, “Coba cek.”

Linda buru-buru menjelaskan kepada Nyonya Handoyo, “Bi, itu benar-benar hanya kecelakaan, aku ingin membantu menyiapkan obat, tapi tidak sengaja menjatuhkan kompor. Sehingga Sita dan aku terluka pada saat yang sama. Aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu.”

“Linda, aku yakin kamu tidak sengaja. Lagi pula, kamu adalah seorang anak bungsu dari kelarga terhormat, bagaimana bisa kamu melakukan hal kasar seperti ini? Linda, biarkan dokter keluarga melihat luka-lukamu. Kamu adalah seorang anak bungsu dari kelarga terhormat, jika tubuhmu terluka, harus segera dicek, apakah baik-baik saja?”

Linda menghela nafas lega ketika mendengar ini. Ketika Linda hendak pergi, dia melirik Husein, “Kak Husein.”

Husein memperhatikan luka bakar di punggung tangan Sita, matanya memperlihatkan sedikit kekhawatiran, dan berkata dingin, “Semua pergi ke ruang tamu dan minta dokter keluarga untuk segera datang.”

“Benar, Nak, segera minta dokter keluarga untuk datang dan memeriksa Linda. Ini hal yang paling penting.”

Tatapan mata Sita mencibir, punggung tangannya perih. Tapi benar saja, di mata Husein, Linda jauh lebih penting.

Sita mengikuti ke ruang tamu, mendongak menatap Husein, “Tunggu sebentar, aku harus mengecek CCTV untuk membuktikan dugaanku.”

Linda tidak bisa menghindar dari masalah ini dengan mudah.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status