“Aku sudah bilang ‘kan kalau aku memang tinggal di London. Tapi, sebenarnya aku ke sini untuk bertemu temanku. Dan kau, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Gwen.
***
“Um...yah. Mencari referansi tentu saja. Um...untuk bahan tulisanku,” kata Vlad.
“Jadi, pekerjaanmu sebenarnya apa? Kau ini penulis atau pemilik galeri?”
“Ya, sebenarnya aku juga menulis artikel tentang benda-benda langka dan bersejarah,” jelas Vlad.
Seperti biasa, Gwen pun mulai mengangguk-angguk ketika Vlad mulai menjelaskan sesuatu. Entah kenapa, ia seolah tersihir oleh pesona Vlad.
“Ngomong-ngomong, kemana temanmu? Kenapa belum datang juga?” tanya Vlad.
“Entahlah. Dia bilang akan terlambat karna ini jam makan siang. Tapi, kurasa ini cukup keterlaluan!” keluh Gwen.
Tak lama, Calvin mengirim sebuah pesan pada Gwen. Dia mengatakan mendadak ada pekerjaan yang harus ia kerjakan dan ia ben
“Kau tau Gwen? Kupikir selama ini aku memang keterlaluan. Tapi ternayata, kau jauh lebih kejam dariku! Kau pikir apa? Seharian aku menunggumu dengan kelaparan berharap kau akan segera pulang dan kita akan makan bersama. Tapi sepertinya...pria yang baru kau kenal itu jauh lebih berharga bagimu!”***Gwen terlihat sangat terkejut ketika kukatakan semua kekesalanku padanya. Aku pun tidak mengerti kenapa aku sampai mengatakan hal itu pada Gwen. Sejujurnya, aku tidak ingin semakin memperburuk hubunganku dan Gwen.Aku hanya kesal karna Gwen bersikap seperti murahan. Apalagi, dia bahkan belum lama mengenal pria itu. Dan aku? Apa yang dilakukannya padaku? Toh selama ini aku juga selalu menjaga dan ada setiap kali ia membutuhkanku.“Apa maksudmu, Drag?! Kau berkata seolah aku ini wanita murahan! Dengar ya, aku memang belum lama mengenal Vlad. Tapi dia bahkan lebih mengerti bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik!” balas Gwen penuh e
Aku menjadi sangat kesal jika membayangkan dan memikirkan itu. Dan akhirnya kuputuskan, mungkin sebaiknya aku dan Gwen perlu waktu untuk berpikir. Dan mungkin sebaiknya...kita tidak bertemu dulu untuk sementara.*** *Author pov*Vlad membawa Gwen ke apartemen miliknya yang berada di lantai tiga. Sebuah apartemen yang tidak terlalu besar. Bahkan apartemen itu hanya memiliki satu kamar saja. Dan karna Gwen tinggal di sana, akhirnya Vlad harus membawa bantal dan juga selimut cadangan ke ruang tamu. Karna ia harus tidur di sofa yang ada di ruang tamu.“Maaf Gwen, yah...beginilah tempat tinggalku. Kau bisa pakai kamarku saja untuk tidur. Dan aku akan tidur di sofa,” kata Vlad.“Tidak, Vlad. Aku lah yang harus minta maaf. Maaf, aku sangat merepotkanmu. Dan...mungkin aku hanya perlu menginap malam ini saja. Kurasa, aku akan kembali ke Bilbury besok,” timpal Gwen.Masih dengan lesu dan sedih, Gwen duduk di s
Tapi jika kulihat dari postur tubuhnya, sepertinya itu adalah pria sama yang mengantar Gwen pulang malam itu. Pertanyaanku masih sama, siapa pria brengsek itu? Dan sejak kapan Gwen mengenalnya? Apa hubungan Gwen dengan pria itu?***“Hei! Sudah ketemu orang yang mencurigakan belum?! Ingat kalau kau tidak punya banyak waktu di sini! Malah bengong begitu!” dengus Calvin.Dasar brengsek! Sepupuku yang menyebalkan ini membuat lamunanku menjadi buyar. Dan lebih mengesalkan lagi, dari awal sampai terakhir sama sekali tidak terlihat seorangpun yang mencurigakan.Yang ada sekarang aku menjadi sangat kesal setelah melihat kedekatan Gwen dengan bajingan itu. Aku tidak habis pikir, apa yang dilihat Gwen dari pria semacam dia. Tidak kaya, dan tidak terlalu tampan, apalagi populer. Tapi kenapa Gwen terlihat sangat nyaman bicara dengannya.Kalau saja aku bertemu dengan pria itu, aku janji pasti akan menghajarnya habis-habisan. Tapi tidak, sebaiknya a
Dan benar saja, setelah memikirkan apa yang dikatakan oleh Vlad. Akhirnya Gwen pun bersedia pergi bersama Vlad hari ini. Bahkan kali ini, Gwen pun bertekat untuk melupakan Draco dari hidupnya dan mulai menikmati hidup seperti yang Vlad katakan.***“Ngomong-ngomong...kau tidak keberatan ‘kan kalau aku hanya memboncengmu dengan motor?” goda Vlad.“Apa maksudmu dengan keberatan? Apa kau tau devinisi pria keren?”Vlad menggeleng dengan memasang wajah bodoh. Ia sengaja melakukan itu untuk memancing agar Gwen melupakan kesedihannya dengan banyak bicara.“Pria dengan motor sport tentu saja devinisi keren! Jadi sekarang kau tau ‘kan kenapa Tuan Rosy digandrungi banyak wanita?”“Karna motornya?” tanya Vlad.“Ya...tapi tidak juga. Sebenarnya karna dia juga tampan!” kata Gwen dengan senyum lebar di wajahnya dan ia tau kalau bercandanya itu sangat tidak lucu.Karna ki
“Itulah yang menjadi kesalahan kebanyakan orang. Mereka cenderung melihat sesuatu hanya dari luarnya saja. Apa kau tau, Gwen? Koin ini adalah koin emas pertama yang pernah dibuat secara besar-besaran. Terbuat dari emas murni 24 karat. Dan mungkin nilainya sekarang setara...dua juta Dolar!” ungkap Vlad. ***Sontak mata Gwen pun terbelalak disertai dengan mulut yang menganga. Ia sangat terkejut dan tidak percaya jika koin yang terlihat biasa saja itu ternyata memiliki nilai yang sangat fantastis. Dan ia pun sangat penasaran, bagaimana Vlad bisa serba tau tentang banyak hal lebih dari dirinya. Padahal ia bahkan sudah banyak membaca buku-buku tebal.“Wow! Luar biasa! Tapi dari mana kau tau semua itu?” tanya Gwen.“Kau ingat buku yang kubeli ketika di Bylburi? Cobalah baca buku itu! Nanti kau pasti akan tau,” jawab Vlad dengan santainya.*Draco pov*Hari ini entah kenapa aku ingin bersantai sembari melep
“Sebenarnya kau yang tidak menggunakan matamu dengan baik! Siapa suruh bermain ponsel sambil berjalan?!”***Sontak aku pun tersentak karna suara itu terdengar sangat familiar di telingaku. Seketika kualihkan pandangan dari ponsel dan betapa terkejutnya aku ketika melihat seseorang yang kini ada di hadapanku.“Gwen? Ka-kau?” ucapku dengan terbata.Beberapa hari saja tidak bertemu dengan Gwen kini mataku tak bisa berkedip dan tidak bisa beralih dari wajah Gwen. Seolah sedang mendapat sebuah keberuntungan, tak disangka aku bertemu Gwen di supermarket.Tapi tak seperti yang kurasakan meski terkejut namun aku cukup senang bisa bertemu Gwen. Sebaliknya Gwen malah terlihat tidak senang karna bertemu denganku. Apalagi setelah tanpa sengaja aku menabrak troli belanjanya dan memakinya.Tanpa berkata apapun lagi, Gwen kemudiaan memutar troli belanjanya dan pergi meninggalkanku. Sadar bahwa aku akan kehilangan kesempatan bersama
Kurebahkan diriku di atas tempat tidur dan mencoba untuk tidur. Tapi anehnya, sudah lima belas menit kupejamkan mata tapi begitu sulit untuk terlelap. Dan aku pun mulai berpikir, “Apa benar selama ini aku tidak peka? Memangnya apa yang diinginkan Gwen sebenarnya?”***Entah sudah berapa lama dan sejak kapan aku tertidur. Kukerjapkan mataku yang terasa silau dengan sinar matahari pagi ini. Kulirik jam yang kuletakkan di meja samping tempat tidur. Dan ternyata sudah pukul 07.00.Kepalaku terasa sedikit pusing. Mungkin karna semalam aku terlalu banyak menenggak wisky. Dengan langkah lunglai kupaksakan diriku menuju kamar mandi. Dan lagi-lagi acara mandiku kembali terganggu.Kali ini bukan karna gedoran pintu dari Calvin. Tapi suara dering ponselku yang terus saja berbunyi meski sudah sepuluh menit kuabaikan. Terpaksa aku pun harus keluar dari kamar mandi dan mengambil ponsel yang kuletakkan di nakas.“Ya. Ada apa?!” sahutku den
Tapi sayangnya saat itu Draco sedang pergi makan siang dan Albert lah yang menerima laporannya. Karna banyaknya laporan yang masuk, akhirnya Albert mencatat semua laporan dari tiap Tim.***Tidak mendapat intruksi apapun dari Albert, maka polisi itu pun menganggap keadaan saat ini terkondisi. Sang Petugas Anginering akhirnya keluar dari ruang Gelery dan melapor pada Polisi yang bertugas.“Lampunya sudah kuperbaiki pak. Karna tidak ada lagi yang kukerjakan, bolehkah aku pergi?”Polisi mengizinkannya untuk pergi karna memang tidak ada lagi yang harus ia kerjakan. Tanpa merasa curiga sama sekali, petugas polisi yang berjaga membiarkan Petugas Enginering pergi begitu saja.Hingga akhirnya, beberapa saat kemudian handy talky dari Polisi yang baru saja melapor pada Albert itu pun berbunyi, “Tim C, peringatan bahaya! Kuulangi Tim C peringatan bahaya!”Sontak Polisi itu pun segera menekan tombol handy talky milikn