Bab 03. Penjelasan
Tian Fan mendengarkan penjelasan Wei Lan dengan seksama, dari penjelasan murid akademi Emei itu kini ia paham apa yang terjadi.Ternyata setelah ia ‘disengat‘ oleh batu berlian biru itu sampai tak sadarkan diri kemudian masuk ke tempat aneh yang tidak diketahui, ia kemudian jatuh semakin dalam kedalam jurang yang mana ujung jurang tersebut ternyata menuju bagian dalam hutan merah, hutan yang didalamnya terdapat banyak beast dan bahan obat tentunya.“ Dari pakaian yang kau kenakan jelas kau merupakan murid akademi bintang, dari posisi kita sekarang memang benar akademi bintang berada di sebelah barat yang berarti disana. “ Ujar Wei Lan sambil menunjuk ke arah ujung tebing di sebelah kirinya.“ Kau sungguh beruntung tidak mati jatuh dari ketinggian itu, anehnya lagi tubuhmu pun tidak terluka parah karenanya. “ Timpal Shi Yun, gadis yang menyiram Tian Fan sambil menunjukan raut wajah tidak percaya. Bagaimana tidak ! Meski mereka seorang kultivator, tapi jatuh dari ketinggian tiga ratus meter pastilah akan membuat luka di tubuh mereka, apalagi dengan ranah mereka yang berada di tingkat petarung adalah satu kepastian jika itu terjadi.Namun tidak dengan Tian Fan, dengan tidak adanya luka jelas membuat heran empat gadis yang berasal dari akademi Emei tersebut.Tian Fan tidak menampik ketidakpercayaan Shi Yun padanya, bagaimanapun ia sadar betul apa yang dikatakan murid akademi Emei itu satu fakta yang tidak terbantahkan.Ada sembilan tingkatan ranah kultivator di dunia Huaian. sembilan ranah tersebut adalah ranah petarung, ranah bumi, ranah raja bumi, ranah pertapa, ranah langit, ranah raja langit, ranah dewa,ranah saint dan ranah immortal dimana setiap ranah memiliki empat tingkatan yaitu tingkat awal, menengah, atas dan tingkat akhir. Sebenarnya masih ada tingkatan ranah yang lebih tinggi lagi, namun di benua timur sangat langka sekali cultivator yang mencapai ranah saint dan immortal dimana kebanyakan orang yang berhasil mencapai ranah kedelapan dan kesembilan kebanyakan berasal dari benua tengah.Para cultivator ranah petarung sampai ranah pertapa bisa dikategorikan sebagai ranah rendah karena dalam hal kultivasi tubuh masih rentan mendapat luka dimana proses penyembuhan luka mereka terbilang lambat jika tanpa adanya bantuan pil atau ramuan. Sedangkan pemilik ranah langit sampai immortal bisa dikategorikan sebagai ranah tinggi karena rata rata kultivator yang memiliki ranah tersebut mempunyai kemampuan menyembuhkan diri alami lebih cepat dari cultivator ranah rendah.“ Jadi kau berada di tingkat apa di akademi bintang ? “ Tanya Anchie penasaran. Sebagai cultivator tentunya mereka tidak asing dengan akademi bintang, akademi yang mengajarkan dao alkemis itu adalah akademi satu satunya penghasil alkemis terbaik yang ada di kerajaan Huo. Alkemis sendiri merupakan jenis pekerjaan yang memiliki status tinggi dimana penghormatan untuk Alkemis setara dengan menghormati seorang raja.“ Aku masih murid tingkat satu karena aku baru beberapa bulan bergabung di akademi bintang. “ Jawab Tian Fan canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Keempat gadis muda itu membulatkan matanya menunjukan keterkejutan mereka, sudah menjadi pengetahuan umum jika di akademi bintang memiliki tiga tingkatan klasifikasi,murid luar, murid dalam dan murid inti dimana status tersebut disamakan dengan tingkatan. Murid luar berarti merupakan murid tingkat satu yang mana pengetahuan yang diajarkan mengenai ilmu dasar tabib. Murid dalam merupakan tingkat dua dimana pengetahuan yang diajarkan adalah mengenai ilmu dasar alkemis dan pendalaman mengenai kedokteran dimana dalam tingkatan ini meliputi teknik anatomi dan bedah, pengetahuan mengenai obat dan ramuan.Setelahnya barulah murid inti dimana mereka yang berada di tingkat tiga diajarkan pengetahuan mengenai alkemis yang lebih diutamakan dalam pembuatan pil yang dikhususkan untuk para cultivator.Naik menjadi tingkat tiga pun bukan hal yang mudah karena ada syarat khusus yang harus dipenuhi dimana minimal sang alkemis harus memiliki ranah petarung awal sebagai fondasinya. Yang membuat Wen Lan dan yang lainnya terkejut adalah diri Tian Fan , jika dirinya masih berada di tingkat satu maka sudah jelas jika dirinya belum memiliki ranah, dan untuk orang biasa yang jatuh dari ketinggian ratusan meter tanpa terluka adalah hal yang sangat mustahil.Baik Wen Lan dan yang lainnya segera memeriksa kembali Tian Fan dengan kekuatan jiwanya, berulang kali mereka periksa pun jelas jika Tian Fan belum mengaktifkan fungsi dantiannya yang menunjukan ia masihlah orang biasa.“ Meski aku tidak mau mempercayainya tapi ini benar benar terjadi dan nyata ! “ Seru Wei Lan serius sambil fokus menyentuh nadi Tian Fan dengan dua jarinya.“ Mungkin ia memiliki konstitusi tubuh khusus maka ia bisa selamat tanpa cedera setelah jatuh dari ketinggian ekstrim. “ Timpal Shi Yun yang langsung diangguki ketiga orang lainnya.“ Jika itu tidak terjadi maka jelas dia dinaungi keberuntungan besar. “ Ujar Anchie menimpali.Wei Lan, Shi Yun, Anchie dan Dian Zuo mengangguk serentak mengiyakan pendapat mereka. Sedangkan Tian Fan hanya bisa ternganga melihatnya.Disisi lain,Tian Fan pun memikirkan hal yang terjadi padanya, jelas ia ingat betul jika dirinya terluka karena dipukuli Qin Shi dan teman temannya,jatuhnya ia ke tebing pun membuat banyak luka terbuka di tubuhnya dan ia yakin jika ada beberapa tulangnya yang patah. Namun mengingat kondisinya sekarang yang baik baik saja membuat dirinya sendiri bertanya tanya di dalam hatinya, apa itu semua karena batu berlian biru yang menyengatnya itulah yang membuat semua kemustahilan menjadi mungkin.“ Jadi sekarang kau akan kemana ? “ Tanya Anchie pada Tian Fan memecahkan keheningan yang ada.Pertanyaan Anchie membuyarkan pemikiran Tian Fan yang sedang larut dalam banyak pertanyaan yang mengganjal di hatinya. “ Eh… Itu…. Aku….Tentu saja aku akan kembali ke akademi ! “ Jawab Tian Fan dengan ragu.“ Dari sini menuju ke akademi bintang berjarak empat hari dan kau harus melalui dua kota untuk bisa mencapai ibukota kerajaan Huo. Itu tentunya khusus untuk kami para cultivator, sedangkan dirimu yang masih manusia biasa tentu akan berlaku dua kali lipatnya, belum lagi sekarang kau berada di bagian dalam hutan merah, aku sangsi jika kau bisa keluar dari sini hidup hidup ! “ Jelas Shi Yun yang membuat Tian Fan terkejut saat mendengarnya.Tian Fan tak menyangka kesialan yang menimpanya telah membawanya dalam kesulitan panjang, ia benar benar merutuk atas hal itu semua. “ Qin Shi, aku akan membalas tindakanmu ini ! “ Batin Tian Fan .“ Sudah jangan banyak pikiran, kami akan menjaga dan mengantarmu sampai keluar dari hutan merah ini, anggap ini keberuntunganmu saudara Fan. “ Ujar Wei Lan dengan tenang.Mendengar itu, raut wajah Tian Fan berubah sumringah, ia benar benar bersyukur karena masih ada orang baik yang mau membantunya.“ Terima kasih saudari Wei Lan, aku berjanji akan membalas kebaikanmu di masa yang akan datang karena telah bersedia menolongku, sungguh aku berhutang nyawa padamu ! “ Jawab Tian Fan tegas dan penuh ketulusan sambil menangkupkan tangannya pada keempat gadis di hadapannya itu.“ Hmm, bagus juga, semoga kedepannya kau bisa menjadi alkemis hebat sehingga nanti kau bisa memberikan pil buatanmu secara gratis untukku. “ Ujar Shi Yun dengan nada bercanda.“Jangan dengarkan dia, kami melakukannya atas dasar kebaikan, selain itu akademi Emei dan akademi bintang memiliki hubungan yang sangat baik jadi tidak ada masalah kami melakukan ini. “ Jelas Wei Lan pasti.“ Tetap saja aku akan mengingat ini semua, dan aku akan menjadikan hutang budi yang akan kubayarkan di masa yang akan datang. Aku janji ! “Ucap Tian Fan tegas dengan penuh tekad.Bab 04. Tidak semuanyaSetelah dua hari perjalanan akhirnya Tian Fan dan kelompok murid akademi Emei itu sampai di batas hutan merah, dari sana mereka pun berpisah jalan dimana Tian Fan menuju timur dan mereka menuju barat. Sebelum berpisah Wei Lan pun memberikan satu kantong uang pada Tian Fan sebagai bekal perjalanannya kembali.Meski sedikit sungkan namun Tian Fan menerimanya karena ia membutuhkannya untuk bisa sampai ke akademi bintang dengan cepat. Meski uang bukan segalanya tapi dengan uang segalanya bisa dimudahkan,jadi Tian Fan menahan malu untuk menerima kepingan koin perak tersebut. Kembali ia pun berjanji akan mengembalikannya pada Wei Lan nanti.“ Tak usah sungkan saudara Fan, mungkin ada satu waktu dimana kami akan membutuhkan bantuan saudara, dan pada saat itu datang aku pasti tak akan sungkan untuk meminta bantuan. “ Ujar Wei Lan setengah bercanda.“ Dan aku pastikan jika saat itu datang maka aku akan membantu sekuat tenaga. “ Jawab Tian Fan serius.Wei Lan, Shi
Bab 05. Balai buku kota ShuTian Fan mendatangi balai buku yang ada di kota Shu setelah ia memesan kereta kuda yang akan berangkat menuju ibukota esok hariDi Balai buku kota Shu itu ia berharap menemukan sesuatu yang berhubungan dengan batu berlian biru tersebut, tentunya ia juga menggunakan kesempatan itu untuk menguji kemampuan ingatannya kembaliDengan menunjukan token keluarga Tian pada penjaga balai membuat dirinya dapat mengakses semua lantai di tempat tersebut. Tian Fan cukup berbangga diri, meski keluarganya hanya merupakan bangsawan kelas menengah namun jika datang ke kota kota yang ada di wilayah kerajaan Huo maka setiap pejabat daerah akan memberikan wajah untuknya. Jabatan sang ayah yang merupakan Perwira pasukan utama kerajaan Huo sedikit banyak membantunya dalam keadaan tertentuJika saja ia tertarik pada bidang kemiliteran mungkin sedari awal ia akan bergabung kedalam akademi khusus para cultivator, namun karena kecintaannya pada pengobatan membuat dirinya bercita ci
Hati boleh panas tapi kepala tetap harus dingin. Tian Fan sadar diri jika saat ini ia bukanlah apa apa dan bukan siapa siapa. Melawan ketiga orang yang ada di depannya pun hanya akan menimbulkan kerugian untuknya.Nona muda Shu dan dua tuan muda Song pergi dari balai buku dengan angkuh. Sang penatua pun memohon maaf pada Tian Fan atas kejadian tersebut.ia pun tidak mempermasalahkan hal itu untuk menghargai ketulusan sang penatua dalam meminta maaf. Namun hal itu ia gunakan untuk meminta tolong pada sang penatua untuk dapat memasuki lantai ketiga balai agar bisa mempelajari kitab kitab kultivasi dan catatan yang ada disana.Sang penatua pun tidak keberatan dengan permintaan Tian Fan karena dalam pikirannya kitab kitab jurus dan teknik serta kitab pengobatan yang ada di lantai tiga tidak bisa digunakan oleh pemuda berambut putih itu.Setengah hari berlalu.Tian Fan kembali ke penginapan dengan perasaan campur aduk. Disisi lain dia senang dengan apa yang didapatnya dari balai buku,
Keesokan harinyaTian Fan tersenyum kecut saat sang ayah membawakannya sebuah gulungan surat, dari lambang yang ada di stempel gulungan surat itu jelas jika itu berasal dari akademi bintang tempatnya menimba ilmu. Tian Yuwen menyodorkan gulungan surat itu pada Tian Fan. “ Bacalah ! “ Ujarnya santai.Tian Fan mengambil gulungan tersebut dari tangan sang ayah,dengan tenang ia membuka dan membaca isi gulungan tersebut. Wajah Tian Fan berubah masam, apa yang terlintas di pikirannya ternyata menjadi kenyataan karena isi gulungan tersebut sama seperti terkaannya. “ Aku dikeluarkan dari akademi. “ Ujar Tian Fan santai sambil menggulung kembali surat tersebut seperti sedia kala.Tian Yuwen mengernyitkan dahinya, ia tak menyangka jika respon putra satu-satunya itu terlihat biasa setelah membaca surat tersebut. “ Apa kau tidak sedih ? Marah ? Kesal ? “ Tanyanya penasaran.“ Tidak ada gunanya berlaku dan bersikap seperti itu, mungkin bukan takdirku menjadi alkemis melalui akademi bintang. “ Jaw
Tubuh Tian Fan ambruk ke lantai, bermandikan keringat dan wajah memucat. Nafasnya tersengal-sengal, terdengar berat sesaat kemudian. Tian Yuwen, yang memperhatikan putranya dalam kondisi itu, hanya tersenyum seringai. Ia merasa senang karena sang putra semata wayangnya melebihi ekspektasinya. "Hmm, tidak buruk!" gumamnya. Ia mendekati Tian Fan yang terkapar di lantai, lalu berjongkok di sampingnya sambil menunjukkan senyum lebarnya. "Kukira kau akan menyerah?" ujarnya dengan nada mengejek. Tian Fan memalingkan wajahnya, menatap sinis pada sang ayah. Ia ingin mengumpat, namun jangankan bicara, untuk bernafas saja ia merasa kesulitan. Maka, ia hanya bisa memancarkan tatapan sinis sebagai bentuk protesnya. Tian Yuwen terbahak, matanya menyipit menatap putranya yang sedang melakukan gestur yang ia kenali. Setelah tertawa puas, ia menghela napas lalu berkata, “Modal utama untuk menjadi seorang kultivator adalah niat dan tekad. Namun, untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik, membutuh
Satu purnama berlaluDalam rentang waktu tersebut Tian Fan fokus pada pelatihan tertutupnya, meski hanya menggunakan pemberat dan berlatih secara monoton metode yang diperintahkan sang ayah namun hal itu tidak menurunkan minatnya dalam berlatih. Bahkan tanpa diketahui semua orang Tian Fan berlatih metode tersebut tiga kali lebih lama dari standar yang diminta oleh Tian Yuwen.Di malam harinya, Tian Fan belajar ilmu pengobatan dari tabib yang berasal dari keluarga ibunya, tabib Sun Ce yang mengajarkan Tian Fan praktek dasar mengenai pengobatan, tanaman obat, akupuntur, meramu obat dan meraciknya. Tak hanya sampai disana, Sun Ce memberikan praktek mengenai anatomi tubuh dan pembedahan.Sun Ce pun senang mengajari Tian Fan karena selain cerdas dan dapat menerima pembelajaran dengan cepat, ia tekun dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang didapatnya.“ Tuan muda, aku tak tahu harus mengajarimu apalagi, semua pengalaman dan pengetahuan yang kudapatkan selama puluhan tahun telah seluru
Bab 10. Dunia Ziran.Purnama keduaTian Fan dipertemukan dengan Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi oleh Tian Yuwen, dari sana mereka bertiga kemudian membawa Tian Fan menuju gunung api yang ada di sebelah selatan kerajaan Huo untuk melatih Tian Fan secara nyata. Ketiga tangan kanan Tian Yuwen itu mengambil keputusan tersebut karena melihat hasil pelatihan mandiri Tian Fan yang benar benar tak terduga. Keputusan yang mereka ambil menimbang berbagai faktor dan alasan, dengan berlatih di alam liar diharap dapat membuat Tian Fan lebih peka dan dapat mengasah instingnya agar lebih tajam. Bak harimau yang dilatih dalam kandang tentunya akan berbeda hasilnya dengan harimau yang berada di alam liar.Kini mereka berempat tiba di tengah hutan yang ada di kaki gunung api, dari sana mereka menuju sebuah gua kosong yang telah ditinggalkan.“ Tuan muda, selama beberapa bulan kedepan tuan muda akan tinggal disini dan setiap hari kita akan berlatih di area gunung api ini. “ Ujar Guan Yu datar. “ Nanti
Bab 11. Membuka dantianChapter - Hasil latihanTrang….Trang….Trang…Duagh….Dugh…Bugh….Tian Fan menyeringai pada Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi, begitupun ketiganya yang membalas seringai Tian Fan dengan senyum kecutnya. Bagaimana tidak! Tuan mudanya itu berhasil melewati ambang batas waktu yang mereka tentukan sebelumnya dimana dalam rentang waktu enam bulan saja ia berhasil menyelesaikan pelatihan dari mereka.Wajah Guan Yu terlihat senang saat Tian Fan berhasil membalikkan serangan senjata goloknya dan membuatnya terdorong mundur dari posisinya. “ Tuan muda, selamat kau telah menyelesaikan latihan yang kami berikan.” Ucap Zhang Yi sambil menyarungkan pedangnya kembali. Disaat bersamaan, Tian Fan melakukan hal yang serupa, tampak dirinya pun kembali memasang pemberat yang diberi mantra di daerah kaki, tangan dan perutnya.Melihat itu, Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi saling melirik dalam diam, dalam pikiran mereka terlintas sebuah pemikiran jika tuan mudanya itu adalah seorang monst