Bab 04. Tidak semuanya
Setelah dua hari perjalanan akhirnya Tian Fan dan kelompok murid akademi Emei itu sampai di batas hutan merah, dari sana mereka pun berpisah jalan dimana Tian Fan menuju timur dan mereka menuju barat. Sebelum berpisah Wei Lan pun memberikan satu kantong uang pada Tian Fan sebagai bekal perjalanannya kembali.Meski sedikit sungkan namun Tian Fan menerimanya karena ia membutuhkannya untuk bisa sampai ke akademi bintang dengan cepat. Meski uang bukan segalanya tapi dengan uang segalanya bisa dimudahkan,jadi Tian Fan menahan malu untuk menerima kepingan koin perak tersebut. Kembali ia pun berjanji akan mengembalikannya pada Wei Lan nanti.“ Tak usah sungkan saudara Fan, mungkin ada satu waktu dimana kami akan membutuhkan bantuan saudara, dan pada saat itu datang aku pasti tak akan sungkan untuk meminta bantuan. “ Ujar Wei Lan setengah bercanda.“ Dan aku pastikan jika saat itu datang maka aku akan membantu sekuat tenaga. “ Jawab Tian Fan serius.Wei Lan, Shi Yun, Anchie dan Dian Zuo hanya tersenyum mendengar kata kata Tian Fan, mereka kemudian menganggukan kepalanya dan berpamitan setelahnya.Tian Fan memandangi kepergian mereka berempat dengan tatapan dalam. “ Meski kalian tidak terlalu menganggap kata kataku, namun aku berjanji dan telah menanamkan tekadku ini sebagai balasan atas kebaikan kalian. “ Ujar Tian Fan bermonolog.Setelah menghabiskan beberapa batang dupa berjalan, akhirnya Tian Fan tiba di kota Shu. Setelah membayar pajak memasuki kota ia pun segera menuju ke satu penginapan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Tentunya ia menuju penginapan bukan untuk beristirahat saja, kejadian aneh yang menimpanya di tebing perlu ia pikirkan kembali karena hal itu cukup mengganjal di hati dan pikirannya.Baru saja ia duduk di kamar yang dipesannya ia dibuat terperangah dengan apa yang dilihatnya. Ya cermin yang ada di dinding kamar penginapan menunjukan sesuatu yang benar benar tidak terduga. Ia baru menyadari jika rambutnya yang berwarna hitam pendek telah berubah menjadi berwarna putih seputih susu.“ Kenapa bisa berubah ? Kenapa aku tidak menyadarinya ? “ Seru Tian Fan sambil memegangi rambut barunya itu. Ia mendekatkan dirinya ke arah cermin tersebut untuk memastikan kembali apa yang dilihatnya, saking tak percayanya ia pun mengambil beberapa helai rambutnya untuk memastikan. Melihat helai rambut di telapak tangannya membuat ia terperangah, jelas ini membuktikan jika rambutnya benar benar berwarna putih.Tian Fan tertegun sejenak, setelah beberapa saat ia pun kembali berdiri dan memeriksa sekujur tubuhnya, dengan cepat ia melucuti seluruh pakaiannya. “ Tidak ada yang salah, semua lukanya benar benar telah menghilang bahkan bekas luka pun tidak ada. Yang paling menggembirakan warna rambut di area lain masih sama dan tidak berubah, sungguh menggembirakan! “ Ujar Tian Fan sembari melihat ke arah kaki, betis dan area selangkangannya yang warna rambutnya tetap seperti sebelumnya.Segera ia pun mengenakan pakaiannya kembali. Kini keyakinannya telah bulat jika batu berlian biru itulah yang telah menyembuhkan semua luka lukanya dan membuat perubahan warna rambutnya.Tian Fan menatap ke arah tangannya dimana terakhir kali ia mengingat jika batu berlian biru berbentuk oval itu melesat dan menempel di telapak tangan kirinya.Dari sana ia melihat jika ada bekas luka di tengah telapak tangan kirinya itu, meski lukanya telah terlihat samar namun bekas luka itu masih bisa dilihat dengan seksama.“ Sepertinya aku harus mencari tahu mengenai hal ini, selain itu aku perlu memeriksa diriku dulu untuk lebih memastikannya. “ Ujarnya bermonolog.Setelah membersihkan dirinya, Tian Fan pun keluar dari kamarnya. ia kemudian membeli satu pakaian dan mengganti pakaian yang ia kenakan, dari sana ia mencari pusat pengobatan untuk memeriksakan dirinya.Tidak sulit menemukan pusat pengobatan karena profesi tabib sekaligus dokter cukup banyak ditemui di kota. Dari sana ia memasuki sebuah balai kecil untuk memeriksakan dirinya, seorang tabib yang telah berumur yang memeriksa kondisi fisiknya secara keseluruhan. “ Anak muda, tidak ada masalah dengan tubuhmu, semua baik baik saja.” Ujar sang tabib tua dengan tenang.“ Ah, begitu ! “ Jawab Tian Fan singkat.“ Nanti aku akan membuatkan ramuan untukmu saja, kau bisa merebus ramuan yang kuberikan yang nantinya kau minum air rebusannya, setelah itu kau bisa merasa lebih segar esok harinya. “ Ujar sang tabib kembali dengan percaya diri.Melihat itu Tian Fan hanya menunjukan senyum lebarnya meski di dalam hatinya ia merasa dongkol dengan tabib di depannya itu.“ Tunggulah, aku akan membuatkan resepnya ! “ Ujar sang tabib seraya pergi ke ruangan lainnya untuk meramu obat.Tian Fan menganggukan kepalanya tanda paham, melihat sang tabib telah pergi, Tian Fan pun memikirkan banyak hal. “ Sudah benar jika tidak ada masalah dengan tubuhku, berarti sekarang yang harus aku lakukan adalah mencari tahu mengenai batu berlian biru itu. “ Batin Tian Fan. Dari sana ia sudah memikirkan satu tempat yang bisa didatanginya untuk mencari tahu hal tersebut.Menunggu adalah hal yang membosankan, sang tabib belum kembali dari meramu obat. Merasa bosan Tian Fan pun mengambil kitab yang terhampar di atas meja di depannya. Ia pun membaca kitab itu dengan santai.Halaman demi halaman ia buka, entah mengapa ia merasa begitu mudah mengingat semua tulisan dan gambar yang ada di setiap halaman kitab pengobatan umum tersebut. Tak sampai seperdelapan batang dupa kitab tersebut telah selesai dibacanya.TappKitab ditutup. Setelahnya Tian Fan membulatkan matanya karena kitab yang baru saja ia selesai baca seperti terpatri dalam ingatannya. “ Ini aneh, kenapa aku bisa mengingat semuanya dengan jelas dan detail ! “ Ujarnya tak percaya.Tak lama dari sana, ia mencoba mengingat apa yang dibacanya. Setelahnya ia pun membuka halaman pada kitab tersebut untuk mencocokannya.Raut wajahnya berubah terkejut karena apa yang ada di dalam ingatannya ternyata persis dengan apa yang tertulis dalam kitab.Tian Fan terus mengulangi hal tersebut untuk meyakinkan dirinya sendiri jika kini ia telah memiliki ingatan yang sangat kuat. Setiap ia memikirkan satu halaman dan membuktikan dengan membuka halaman yang dimaksud ternyata semuanya sesuai tanpa ada satupun kesalahan.“ Ini benar benar terjadi, ingatanku menjadi sangat kuat ! Apa ini karena batu berlian oval itu atau karena Qin Shi menendang kepalaku ? ““ Jika karena ditendang tentu saja tidak mungkin, yang ada kepalaku cedera karena mendapatkan tendangan sekeras itu. Ini….Ini pasti karena batu berlian biru itu ! “ Batin Tian Fan sumringah.Karena masih penasaran dengan apa yang terjadi pada ingatannya, Tian Fan kembali mengambil kitab yang ada di atas meja. Kali ini ia membacanya dengan cukup cepat untuk mengukur seberapa kuat dan tepat daya ingatnya. Setelah selesai membaca ia pun melakukan uji coba kembali seperti sebelumnya. Dan hasilnya ternyata sesuai perkiraannya.“ Ehmm ! “ Suara dehem sang tabib membuyarkan pemikiran Tian Fan, ia tersenyum canggung seraya meletakan kitab yang ada di tangannya kembali ke atas meja. “ Maaf tuan, aku sedikit bosan jadi aku membaca kitab kitab ini. “ Ujar Tian Fan dengan canggung.“ Anak muda, kau tak akan bisa mempelajarinya karena kitab pengobatan hanya untuk orang orang pintar saja, contohnya seperti aku. Aku dulu berasal dari akademi seratus pil karena itulah sekarang aku menjadi tabib terbaik di kota ini. “ Ujarnya dengan jumawa.Mendengar itu Tian Fan hanya menunjukan senyum canggungnya, orang bodoh pun sudah tahu jika akademi Bintang adalah akademi terbaik di kerajaan Huo. Jika tabib tua ini tahu dirinya berasal dari akademi terbaik pastinya ia akan malu setengah mati karena telah sombong dihadapannya. Namun ia tak mengungkapkan itu karena ia tak mau membuang waktu menghadapi tipe orang seperti ini.Tian Fan segera membayar sang tabib untuk menghentikan omong kosongnya, segera ia mengambil ramuan yang diberikan sang tabib dan pergi dari balai pengobatan tersebut.Bab 05. Balai buku kota ShuTian Fan mendatangi balai buku yang ada di kota Shu setelah ia memesan kereta kuda yang akan berangkat menuju ibukota esok hariDi Balai buku kota Shu itu ia berharap menemukan sesuatu yang berhubungan dengan batu berlian biru tersebut, tentunya ia juga menggunakan kesempatan itu untuk menguji kemampuan ingatannya kembaliDengan menunjukan token keluarga Tian pada penjaga balai membuat dirinya dapat mengakses semua lantai di tempat tersebut. Tian Fan cukup berbangga diri, meski keluarganya hanya merupakan bangsawan kelas menengah namun jika datang ke kota kota yang ada di wilayah kerajaan Huo maka setiap pejabat daerah akan memberikan wajah untuknya. Jabatan sang ayah yang merupakan Perwira pasukan utama kerajaan Huo sedikit banyak membantunya dalam keadaan tertentuJika saja ia tertarik pada bidang kemiliteran mungkin sedari awal ia akan bergabung kedalam akademi khusus para cultivator, namun karena kecintaannya pada pengobatan membuat dirinya bercita ci
Hati boleh panas tapi kepala tetap harus dingin. Tian Fan sadar diri jika saat ini ia bukanlah apa apa dan bukan siapa siapa. Melawan ketiga orang yang ada di depannya pun hanya akan menimbulkan kerugian untuknya.Nona muda Shu dan dua tuan muda Song pergi dari balai buku dengan angkuh. Sang penatua pun memohon maaf pada Tian Fan atas kejadian tersebut.ia pun tidak mempermasalahkan hal itu untuk menghargai ketulusan sang penatua dalam meminta maaf. Namun hal itu ia gunakan untuk meminta tolong pada sang penatua untuk dapat memasuki lantai ketiga balai agar bisa mempelajari kitab kitab kultivasi dan catatan yang ada disana.Sang penatua pun tidak keberatan dengan permintaan Tian Fan karena dalam pikirannya kitab kitab jurus dan teknik serta kitab pengobatan yang ada di lantai tiga tidak bisa digunakan oleh pemuda berambut putih itu.Setengah hari berlalu.Tian Fan kembali ke penginapan dengan perasaan campur aduk. Disisi lain dia senang dengan apa yang didapatnya dari balai buku,
Keesokan harinyaTian Fan tersenyum kecut saat sang ayah membawakannya sebuah gulungan surat, dari lambang yang ada di stempel gulungan surat itu jelas jika itu berasal dari akademi bintang tempatnya menimba ilmu. Tian Yuwen menyodorkan gulungan surat itu pada Tian Fan. “ Bacalah ! “ Ujarnya santai.Tian Fan mengambil gulungan tersebut dari tangan sang ayah,dengan tenang ia membuka dan membaca isi gulungan tersebut. Wajah Tian Fan berubah masam, apa yang terlintas di pikirannya ternyata menjadi kenyataan karena isi gulungan tersebut sama seperti terkaannya. “ Aku dikeluarkan dari akademi. “ Ujar Tian Fan santai sambil menggulung kembali surat tersebut seperti sedia kala.Tian Yuwen mengernyitkan dahinya, ia tak menyangka jika respon putra satu-satunya itu terlihat biasa setelah membaca surat tersebut. “ Apa kau tidak sedih ? Marah ? Kesal ? “ Tanyanya penasaran.“ Tidak ada gunanya berlaku dan bersikap seperti itu, mungkin bukan takdirku menjadi alkemis melalui akademi bintang. “ Jaw
Tubuh Tian Fan ambruk ke lantai, bermandikan keringat dan wajah memucat. Nafasnya tersengal-sengal, terdengar berat sesaat kemudian. Tian Yuwen, yang memperhatikan putranya dalam kondisi itu, hanya tersenyum seringai. Ia merasa senang karena sang putra semata wayangnya melebihi ekspektasinya. "Hmm, tidak buruk!" gumamnya. Ia mendekati Tian Fan yang terkapar di lantai, lalu berjongkok di sampingnya sambil menunjukkan senyum lebarnya. "Kukira kau akan menyerah?" ujarnya dengan nada mengejek. Tian Fan memalingkan wajahnya, menatap sinis pada sang ayah. Ia ingin mengumpat, namun jangankan bicara, untuk bernafas saja ia merasa kesulitan. Maka, ia hanya bisa memancarkan tatapan sinis sebagai bentuk protesnya. Tian Yuwen terbahak, matanya menyipit menatap putranya yang sedang melakukan gestur yang ia kenali. Setelah tertawa puas, ia menghela napas lalu berkata, “Modal utama untuk menjadi seorang kultivator adalah niat dan tekad. Namun, untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik, membutuh
Satu purnama berlaluDalam rentang waktu tersebut Tian Fan fokus pada pelatihan tertutupnya, meski hanya menggunakan pemberat dan berlatih secara monoton metode yang diperintahkan sang ayah namun hal itu tidak menurunkan minatnya dalam berlatih. Bahkan tanpa diketahui semua orang Tian Fan berlatih metode tersebut tiga kali lebih lama dari standar yang diminta oleh Tian Yuwen.Di malam harinya, Tian Fan belajar ilmu pengobatan dari tabib yang berasal dari keluarga ibunya, tabib Sun Ce yang mengajarkan Tian Fan praktek dasar mengenai pengobatan, tanaman obat, akupuntur, meramu obat dan meraciknya. Tak hanya sampai disana, Sun Ce memberikan praktek mengenai anatomi tubuh dan pembedahan.Sun Ce pun senang mengajari Tian Fan karena selain cerdas dan dapat menerima pembelajaran dengan cepat, ia tekun dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang didapatnya.“ Tuan muda, aku tak tahu harus mengajarimu apalagi, semua pengalaman dan pengetahuan yang kudapatkan selama puluhan tahun telah seluru
Bab 10. Dunia Ziran.Purnama keduaTian Fan dipertemukan dengan Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi oleh Tian Yuwen, dari sana mereka bertiga kemudian membawa Tian Fan menuju gunung api yang ada di sebelah selatan kerajaan Huo untuk melatih Tian Fan secara nyata. Ketiga tangan kanan Tian Yuwen itu mengambil keputusan tersebut karena melihat hasil pelatihan mandiri Tian Fan yang benar benar tak terduga. Keputusan yang mereka ambil menimbang berbagai faktor dan alasan, dengan berlatih di alam liar diharap dapat membuat Tian Fan lebih peka dan dapat mengasah instingnya agar lebih tajam. Bak harimau yang dilatih dalam kandang tentunya akan berbeda hasilnya dengan harimau yang berada di alam liar.Kini mereka berempat tiba di tengah hutan yang ada di kaki gunung api, dari sana mereka menuju sebuah gua kosong yang telah ditinggalkan.“ Tuan muda, selama beberapa bulan kedepan tuan muda akan tinggal disini dan setiap hari kita akan berlatih di area gunung api ini. “ Ujar Guan Yu datar. “ Nanti
Bab 11. Membuka dantianChapter - Hasil latihanTrang….Trang….Trang…Duagh….Dugh…Bugh….Tian Fan menyeringai pada Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi, begitupun ketiganya yang membalas seringai Tian Fan dengan senyum kecutnya. Bagaimana tidak! Tuan mudanya itu berhasil melewati ambang batas waktu yang mereka tentukan sebelumnya dimana dalam rentang waktu enam bulan saja ia berhasil menyelesaikan pelatihan dari mereka.Wajah Guan Yu terlihat senang saat Tian Fan berhasil membalikkan serangan senjata goloknya dan membuatnya terdorong mundur dari posisinya. “ Tuan muda, selamat kau telah menyelesaikan latihan yang kami berikan.” Ucap Zhang Yi sambil menyarungkan pedangnya kembali. Disaat bersamaan, Tian Fan melakukan hal yang serupa, tampak dirinya pun kembali memasang pemberat yang diberi mantra di daerah kaki, tangan dan perutnya.Melihat itu, Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi saling melirik dalam diam, dalam pikiran mereka terlintas sebuah pemikiran jika tuan mudanya itu adalah seorang monst
Bab 12. Membuka dantian (2)Chapter - Api jiwa.Tian Fan mengerang kesakitan tatkala ia menekan titik mula di tubuhnya dengan sekuat tenaga. Pada saat itu ia merasakan seperti adanya api yang membawa persis di bawah perutnya. Hal itu membuat nafasnya berantakan, aliran darahnya melaju cepat dimana ia merasakan dirinya seakan tersambar petir besar yang menusuk seluruh sel yang ada di tubuhnya.Jika aliran darah dan jalur energi tubuhnya menjadi cepat,berbeda hal dengan sistem lain yang ada di tubuhnya, organ dalam, sistem saraf, sistem gerak dan sistem lainnya seperti terhenti pada saat tersebut. Hal itu membuat keringat dingin mengucur deras di tubuhnya, ia seperti merasakan dekat dengan ajalnya sama seperti ketika ia jatuh kedalam jurang.Tian Fan tersungkur di dasar gua, ia benar benar tidak bisa menggerakan tubuhnya selama rentang waktu tersebut, yang terjadi hanyalah keringat dingin mengalir deras dari seluruh pori porinya dimana seiring berjalannya waktu keringat yang keluar beru