Bab 05. Balai buku kota Shu
Tian Fan mendatangi balai buku yang ada di kota Shu setelah ia memesan kereta kuda yang akan berangkat menuju ibukota esok hariDi Balai buku kota Shu itu ia berharap menemukan sesuatu yang berhubungan dengan batu berlian biru tersebut, tentunya ia juga menggunakan kesempatan itu untuk menguji kemampuan ingatannya kembaliDengan menunjukan token keluarga Tian pada penjaga balai membuat dirinya dapat mengakses semua lantai di tempat tersebut. Tian Fan cukup berbangga diri, meski keluarganya hanya merupakan bangsawan kelas menengah namun jika datang ke kota kota yang ada di wilayah kerajaan Huo maka setiap pejabat daerah akan memberikan wajah untuknya. Jabatan sang ayah yang merupakan Perwira pasukan utama kerajaan Huo sedikit banyak membantunya dalam keadaan tertentuJika saja ia tertarik pada bidang kemiliteran mungkin sedari awal ia akan bergabung kedalam akademi khusus para cultivator, namun karena kecintaannya pada pengobatan membuat dirinya bercita cita untuk bisa menjadi seorang alkemisTak dipungkiri olehnya jika ada andil sang ayah yang membuat dirinya bisa memasuki akademi Bintang. Sebenarnya ia bisa memasuki akademi bintang tersebut dengan kemampuan dan kepintarannya. Namun pada saat ujian masuk akademi ada beberapa orang nakal yang berusaha berbuat curang dengan menggunakan kekuatan keluarga dan klannya untuk mengambil alih posisi Tian Fan yang telah lulus ujian masukNamun hal tersebut akhirnya urung dilakukan setelah orang orang tersebut mengetahui jika Tian Fan merupakan putra Tian Yuwen, sang perwira utama pasukan kerajaan yang membawahi seribu orang pasukan“ Tuan, di lantai berapa aku bisa menemukan catatan dan kitab mengenai benda magis ? “ Tanya Tian Fan pada penjaga balai buku yang bertugas“ Tuan muda bisa mencarinya di lantai dua dan lantai tiga. Tapi…. Kenapa tuan muda ingin mencari catatan itu, secara tuan muda bukan seorang kultivator. “ Ujar aang penjaga balai dengan keheranan“ Hanya ingin tahu saja, setidaknya aku bisa menambah wawasanku saja. Terima kasih atas petunjuknya tuan. “ Jawab Tian Fan santai yang diakhiri dengan berjalan cepat menuju lantai duaSesampainya di lantai duaTian Fan pun mulai membaca setiap catatan yang tersusun di rak rak buku yang ada. Tak hanya catatan saja yang ia baca, kitab kitab mengenai cultivator dan pengetahuan dasarnya pun ia baca dengan seksamaSetelah perseteruan dengan Ma Durung, kondisi sekarat yang ia alami, pengkhianatan sahabatnya, yang terjadi di hutan merah dan beberapa kejadian sebelumnya membuat Tian Fan berpikir ulang mengenai masa depannya. Kini ia sadar jika kekuatan pun diperlukan minimal untuk menjaga dirinya sendiriTak hanya itu saja, persyaratan untuk menjadi alkemis pun membutuhkan kekuatan dalam prosesnya karena membuat pil membutuhkan energi qi dan kekuatan jiwaDalam waktu setengah hari, sejumlah catatan, buku dan juga kitab kelas rendah ia baca dan semuanya terpatri di dalam ingatannya. Kini ia yakin jika ingatannya benar benar telah mengalami kemajuan pesat“ Entah ini berkah atas kesialan yang menimpaku atau keberuntungan, apapun itu ini hal baik yang tak terduga. “ Batin Tian FanDuggBrakkTian Fan yang melihat tidak melihat ke arah depan tak sengaja menabrak seseorang saat akan menuju mejanya kembali. Hal itu membuat buku dan kitab yang dibawa olehnya dan orang yang ditabraknya kini jatuh berserakan dilantai“ Matamu kau taruh dimana ?! “ Seru sang wanita muda yang bertabrakan dengannya sambil jari tetunjuknya menunjuk ke arah hidung Tian Fan“ Maaf, aku yang salah ! “ Ujar Tian Fan sambil mengambil kitab yang berserakan di lantaiTian Fan segera mengambil dan membereskan kitab dan buku tersebut. Baru saja ia akan bangkit dari posisinya dua buah kaki tiba tiba berada di pundaknya dan menekan tubuhnya sehingga membuat Tian Fan berposisi layaknya orang bersujud“ Kau siapa ? Bisa bisanya orang rendahan seperti kau memasuki lantai khusus ini ? “ Seru sang wanita muda dengan angkuhTian Fan mencoba menoleh ke arah depan, tampak disamping kiri dan kanan gadis muda tersebut ada dua orang pria muda. Mereka berdualah yang menginjak pundaknya dan membuatnya bersujud seperti saat ini“ Kudengar tadi kau meminta maaf, jika kau mau meminta maaf dengan tulus maka kau harus melakukan seperti ini ! “ Ujar sang pria muda yang ada di sebelah kanan dengan angkuhTian Fan akan berkata namun semua katanya tercekat di tenggorokan karena salah satu yang menekan pundaknya kini berpindah menginjak kepalanya sehingga membuat wajahnya tertekan di lantai“ Ini cara yang benar untuk meminta maaf ! Lain kali kau harus ingat untuk meminta maaf dengan cara seperti ini apalagi pada nona muda Shu. “ Ujar sang pria muda kembali datar“ Nona muda Shu, tuan muda Song, hentikan ! “ Satu seruan menggema yang membuat ketiga orang itu menoleh ke arah sumber suara tanpa menghentikan tindakannya pada Tian Fan“ Penatua pertama, kenapa orang seperti dia memasuki tempat ini ?! Ujar nona muda Shu yang tak lain adalah putri dari walikota Shu“ Seharusnya kalian sedikit pintar, menurut kalian apakah aku akan membiarkan orang biasa memasuki balai buku milik kota secara sembarangan ? Jika aku mengizinkannya bukankah itu sudah jelas statusnya ? “ Ujar sang penjaga balai buku dengan dingin“ Memangnya siapa dia ? Berasal dari klan mana ? “ Tanya tuan muda Song dengan angkuh“ Dia berasal dari keluarga Tian, orangtuanya adalah perwira pasukan utama kerajaan. “ Jawab sang penatua datarKetiga orang itu berpandangan sejenak, dengan angkuh akhirnya mereka melepaskan Tian Fan dari tekanan kaki mereka“ Huh ! “ Seru nona muda Shu ketusSedangkan Song bersaudara tidak berkata apa apa. Meski mereka bertiga melepaskan Tian Fan namun mereka tetap tidak menganggapnya karena mendengar kata ‘keluarga’ dipandang sebelah mata oleh mereka bertiga. Menyinggung sebuah keluarga tidak ada artinya untuk mereka, keluarga adalah kasta rendah yang memiliki kekuatan kecil, berbeda dengan klan yang mana merupakan sebuah keluarga besar yang memiliki status dan kekuasaan tertentu. Jika itu menyinggung klan terutama berasal dari ibukota dan berhubungan dengan kerajaan barulah ada was was di hati mereka“ Hanya anak seorang bangsawan kecil, apa bagusnya ?! “ Ujar nona muda Shu mencemoohSang penatua tidak menjawab, ia segera membantu Tian Fan bangkit dari posisinya. “ Tolong maafkan mereka tuan muda. “ Ujarnya tulus pada Tian FanKembali sang penatua menoleh ke arah ketiga orang tersebut. “ Meski ia adalah anak dari bangsawan kecil, namun ayahnya adalah pemimpin dari seribu pasukan utama yang berada di bawah panji Jenderal Xiao Meng. Apakah itu tidak berarti sesuatu untuk kalian ? “ Tanya sang penatua dingin yang seketika membuat ketiganya tampak salah tingkah setelahnyaTian Fan sendiri hanya terdiam, dengan apa yang terjadi saat ini dan penghinaan pada dirinya serta keluarganya semakin membuatnya bertekad untuk menempuh dua dao secara bersamaan.“ Penghinaan ini akan kubalas berkali kali lipat ! “ Batin Tian Fan dengan penuh amarah sambil menatap tajam pada tiga orang tersebut.Hati boleh panas tapi kepala tetap harus dingin. Tian Fan sadar diri jika saat ini ia bukanlah apa apa dan bukan siapa siapa. Melawan ketiga orang yang ada di depannya pun hanya akan menimbulkan kerugian untuknya.Nona muda Shu dan dua tuan muda Song pergi dari balai buku dengan angkuh. Sang penatua pun memohon maaf pada Tian Fan atas kejadian tersebut.ia pun tidak mempermasalahkan hal itu untuk menghargai ketulusan sang penatua dalam meminta maaf. Namun hal itu ia gunakan untuk meminta tolong pada sang penatua untuk dapat memasuki lantai ketiga balai agar bisa mempelajari kitab kitab kultivasi dan catatan yang ada disana.Sang penatua pun tidak keberatan dengan permintaan Tian Fan karena dalam pikirannya kitab kitab jurus dan teknik serta kitab pengobatan yang ada di lantai tiga tidak bisa digunakan oleh pemuda berambut putih itu.Setengah hari berlalu.Tian Fan kembali ke penginapan dengan perasaan campur aduk. Disisi lain dia senang dengan apa yang didapatnya dari balai buku,
Keesokan harinyaTian Fan tersenyum kecut saat sang ayah membawakannya sebuah gulungan surat, dari lambang yang ada di stempel gulungan surat itu jelas jika itu berasal dari akademi bintang tempatnya menimba ilmu. Tian Yuwen menyodorkan gulungan surat itu pada Tian Fan. “ Bacalah ! “ Ujarnya santai.Tian Fan mengambil gulungan tersebut dari tangan sang ayah,dengan tenang ia membuka dan membaca isi gulungan tersebut. Wajah Tian Fan berubah masam, apa yang terlintas di pikirannya ternyata menjadi kenyataan karena isi gulungan tersebut sama seperti terkaannya. “ Aku dikeluarkan dari akademi. “ Ujar Tian Fan santai sambil menggulung kembali surat tersebut seperti sedia kala.Tian Yuwen mengernyitkan dahinya, ia tak menyangka jika respon putra satu-satunya itu terlihat biasa setelah membaca surat tersebut. “ Apa kau tidak sedih ? Marah ? Kesal ? “ Tanyanya penasaran.“ Tidak ada gunanya berlaku dan bersikap seperti itu, mungkin bukan takdirku menjadi alkemis melalui akademi bintang. “ Jaw
Tubuh Tian Fan ambruk ke lantai, bermandikan keringat dan wajah memucat. Nafasnya tersengal-sengal, terdengar berat sesaat kemudian. Tian Yuwen, yang memperhatikan putranya dalam kondisi itu, hanya tersenyum seringai. Ia merasa senang karena sang putra semata wayangnya melebihi ekspektasinya. "Hmm, tidak buruk!" gumamnya. Ia mendekati Tian Fan yang terkapar di lantai, lalu berjongkok di sampingnya sambil menunjukkan senyum lebarnya. "Kukira kau akan menyerah?" ujarnya dengan nada mengejek. Tian Fan memalingkan wajahnya, menatap sinis pada sang ayah. Ia ingin mengumpat, namun jangankan bicara, untuk bernafas saja ia merasa kesulitan. Maka, ia hanya bisa memancarkan tatapan sinis sebagai bentuk protesnya. Tian Yuwen terbahak, matanya menyipit menatap putranya yang sedang melakukan gestur yang ia kenali. Setelah tertawa puas, ia menghela napas lalu berkata, “Modal utama untuk menjadi seorang kultivator adalah niat dan tekad. Namun, untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik, membutuh
Satu purnama berlaluDalam rentang waktu tersebut Tian Fan fokus pada pelatihan tertutupnya, meski hanya menggunakan pemberat dan berlatih secara monoton metode yang diperintahkan sang ayah namun hal itu tidak menurunkan minatnya dalam berlatih. Bahkan tanpa diketahui semua orang Tian Fan berlatih metode tersebut tiga kali lebih lama dari standar yang diminta oleh Tian Yuwen.Di malam harinya, Tian Fan belajar ilmu pengobatan dari tabib yang berasal dari keluarga ibunya, tabib Sun Ce yang mengajarkan Tian Fan praktek dasar mengenai pengobatan, tanaman obat, akupuntur, meramu obat dan meraciknya. Tak hanya sampai disana, Sun Ce memberikan praktek mengenai anatomi tubuh dan pembedahan.Sun Ce pun senang mengajari Tian Fan karena selain cerdas dan dapat menerima pembelajaran dengan cepat, ia tekun dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang didapatnya.“ Tuan muda, aku tak tahu harus mengajarimu apalagi, semua pengalaman dan pengetahuan yang kudapatkan selama puluhan tahun telah seluru
Bab 10. Dunia Ziran.Purnama keduaTian Fan dipertemukan dengan Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi oleh Tian Yuwen, dari sana mereka bertiga kemudian membawa Tian Fan menuju gunung api yang ada di sebelah selatan kerajaan Huo untuk melatih Tian Fan secara nyata. Ketiga tangan kanan Tian Yuwen itu mengambil keputusan tersebut karena melihat hasil pelatihan mandiri Tian Fan yang benar benar tak terduga. Keputusan yang mereka ambil menimbang berbagai faktor dan alasan, dengan berlatih di alam liar diharap dapat membuat Tian Fan lebih peka dan dapat mengasah instingnya agar lebih tajam. Bak harimau yang dilatih dalam kandang tentunya akan berbeda hasilnya dengan harimau yang berada di alam liar.Kini mereka berempat tiba di tengah hutan yang ada di kaki gunung api, dari sana mereka menuju sebuah gua kosong yang telah ditinggalkan.“ Tuan muda, selama beberapa bulan kedepan tuan muda akan tinggal disini dan setiap hari kita akan berlatih di area gunung api ini. “ Ujar Guan Yu datar. “ Nanti
Bab 11. Membuka dantianChapter - Hasil latihanTrang….Trang….Trang…Duagh….Dugh…Bugh….Tian Fan menyeringai pada Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi, begitupun ketiganya yang membalas seringai Tian Fan dengan senyum kecutnya. Bagaimana tidak! Tuan mudanya itu berhasil melewati ambang batas waktu yang mereka tentukan sebelumnya dimana dalam rentang waktu enam bulan saja ia berhasil menyelesaikan pelatihan dari mereka.Wajah Guan Yu terlihat senang saat Tian Fan berhasil membalikkan serangan senjata goloknya dan membuatnya terdorong mundur dari posisinya. “ Tuan muda, selamat kau telah menyelesaikan latihan yang kami berikan.” Ucap Zhang Yi sambil menyarungkan pedangnya kembali. Disaat bersamaan, Tian Fan melakukan hal yang serupa, tampak dirinya pun kembali memasang pemberat yang diberi mantra di daerah kaki, tangan dan perutnya.Melihat itu, Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi saling melirik dalam diam, dalam pikiran mereka terlintas sebuah pemikiran jika tuan mudanya itu adalah seorang monst
Bab 12. Membuka dantian (2)Chapter - Api jiwa.Tian Fan mengerang kesakitan tatkala ia menekan titik mula di tubuhnya dengan sekuat tenaga. Pada saat itu ia merasakan seperti adanya api yang membawa persis di bawah perutnya. Hal itu membuat nafasnya berantakan, aliran darahnya melaju cepat dimana ia merasakan dirinya seakan tersambar petir besar yang menusuk seluruh sel yang ada di tubuhnya.Jika aliran darah dan jalur energi tubuhnya menjadi cepat,berbeda hal dengan sistem lain yang ada di tubuhnya, organ dalam, sistem saraf, sistem gerak dan sistem lainnya seperti terhenti pada saat tersebut. Hal itu membuat keringat dingin mengucur deras di tubuhnya, ia seperti merasakan dekat dengan ajalnya sama seperti ketika ia jatuh kedalam jurang.Tian Fan tersungkur di dasar gua, ia benar benar tidak bisa menggerakan tubuhnya selama rentang waktu tersebut, yang terjadi hanyalah keringat dingin mengalir deras dari seluruh pori porinya dimana seiring berjalannya waktu keringat yang keluar beru
Bab 13. Cara.Chapter - Cara.Tian Fan menunjukan wajah suka citanya, ia kemudian melihat ke arah kedua tangan dan berlanjut menatap ke arah sekujur tubuhnya. Kembali tubuhnya basah oleh keringat dan cairan pekat yang mengotori pakaian serta tubuhnya itu.Tian Fan mengingat kembali proses yang baru saja dilaluinya, dimana ia menggunakan persepsi jiwanya untuk melihat kedalam dirinya. Tampak tiga buah api jiwa kini bersemayam di tiga dantiannya. Ia benar benar merasa beruntung bertemu dengan Dian Ning, tanpa dirinya ia tidak akan mengetahui perihal tiga dantian yang ada di dalam jiwa seseorang. “ Sekarang ranahku berada di ranah petarung tingkat awal, aku merasakan tubuhku benar benar ringan dan berbeda dari sebelumnya! “ Gumamnya sumringah.Namun beberapa saat kemudian wajahnya berubah kecut kembali, ia sadar jika dirinya baru menyelesaikan satu tahapan awal pembukaan dantian, meski jalur dantian tengah dan dantian atas yang berada di dekat jantung dan di area kepalanya telah terbu