Panglima Sheng dan Jendral Fei yang sudah begitu kuat di ranah kultivasi, tetap saja merasakan kekuatan yang begitu besar dari Malaikat Seribu Iblis yang tidak bisa ditahan oleh mereka.
“Mengerikan sekali Putri Qin Feng ini. Kenapa dia menyembunyikan kekuatannya tadi saat menghadapiku? Apa sebenarnya rencana Malaikat Seribu Iblis ini? Kenapa dia tidak merebut paksa Pedang Naga Emas ini dan membuatnya seolah-olah aku sangat hebat dan tidak terkalahkan?” batin Ryu Zhen. Pendekar Naga Emas yang semula menganggap remeh Putri Qin Feng, kini sangat berhati-hati karena pendekar ini baru sadar kalau putri kerajaan Assassin ini sangat berbahaya dan licik. “Baik, Tuan Putri! Kami akan sampaikan pesan Tuan Putri!” kata Panglima Sheng sambil menarik Jendral Fei untuk pergi dari sana sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. “Jangan melawannya, Jendral! Kekuatan kita bukanlah tandingan iblis ini. Entah apa tujuan iblis ini memanfaatkan tubuh Tuan Putri untuk tetap bersama Pendekar Naga Emas!” Jendral Fei mengangukan kepalanya, kemudian kedua perwira kerajaan ini lenyap menggunakan cincin dimensi. “Kenapa kita tidak menggunakan cincin dimensi?” tanya Qin Feng. Dia merasa perjalanan biasa hanyalah membuang waktu saja apabila bisa menggunakan cincin dimensi untuk sampai dalam sekejab ke tempat tujuan yang diinginkannya. "Kamu ini cerewet sekali! Kita tidak bisa menggunakan cincin dimensi karena seluruh wilayah Pulau Bukit Tengkorak dipasang segel anti cincin dimensi. Tidak ada yang bisa ke pulau ini melalui cincin dimensi. Perjalanan hanya bisa dilakukan secara normal menggunakan perahu. Apa kamu mengerti sekarang, Tuan Putri?" tanya Pendekar Naga Emas ini penuh kekesalan. Putri Qin Feng menatap Ryu Zhen yang sangat menarik hatinya ini. Tadinya dia hanya ingin menguji pemuda ini dan merebut Pedang Naga Emas kembali, tapi entah kenapa ada perasaan aneh di dalam tubuhnya yang tidak bisa dijelaskan oleh dirinya sendiri yang membuatnya mengikuti perjalanan Pendekar Naga Emas ini. "Jadi, kita kemana sekarang?" tanya Qin Feng. "Ck! Kamu ini bisa diam tidak? Ikuti saja kemana aku pergi! Jangan banyak tanya padaku!" gerutu Ryu Zhen. Hufh! Putri Qin Feng mendengus kesal terhadap Ryu Zhen yang sangat menyebalkan. Sikap dingin Pendekar Naga Emas ini sangat menganggunya, tapi dia tetap sabar mengikuti pendekar ini. "Kenapa aku terus mengikutinya? Seharusnya kurebut saja Pedang Naga Emas dan meninggalkan dirinya, tapi kenapa tidak kulakukan?" pikirnya.Dewa Immortal Naga Emas memang hebat tapi Malaikat Seribu Iblis juga tidak kalah hebatnya. Sebenarnya bisa saja Putri Qin Feng memaksakan diri bertarung dengan Ryu Zhen untuk mentukan pemenangnya dan merebut Pedang Naga Emas, tapi tidak dilakukannya.
"Kita ke Kota Shanxi terlebih dahulu. Kota ini baru berkembang karena ibukota Kerajaan Ming baru pindah dari Dragon City di Pulau Kaisar ke kota ini. Aku mau ketemu seseorang juga di kota ini yang bisa membantuku untuk mencari Naga Emas. Bagaimana, sudah cukup kan penjelasanku agar kamu tidak kesal?" tanya Ryu Zhen masih dengan sikap dinginnya. Putri Qin Feng yang mendapat penjelasan dari Pendekar Naga Emas ini ingin berteriak kesenangan. Akhirnya pendekar sedingin es ini mau juga menjelaskan tujuan mereka agar dia tidak kesal lagi. "Perhatian juga rupanya ... tapi tetap bersikap sedingin es!" batinnya dengan kesal. "Aku belum pernah ke Kota Shanxi! Ada apa di sana?" tanya Qin Feng mencoba membuka pembicaraan. Pendekar Naga Emas ini diam saja lama tanpa menjawab pertanyaan Qin Feng. Begitu menjawab pertanyaan Qin Feng, hanya kekecewaan yang dirasakan oleh putri raja ini. "Kamu bisa melihatnya nanti saat kita sampai di Kota Shanxi!" jawab Ryu Zhen dengan singkat."Katanya kamu hendak ke Pulau Bukit Tengkorak? Kenapa harus mencari Naga Emas terlebih dahulu dengan singgah di Kota Shanxi?" tanya Putri Qin Feng. Dia mulai curiga dengan sikap Ryu Zhen yang aneh. Persyaratannya hanya pergi ke Pulau Bukit Tengkorak untuk menemui Kaisar Dunia Persilatan yang entah ada atau tidak, tapi melenceng terlalu jauh dengan menemui seseorang di ibukota Kerajaan Ming untuk mencari informasi tentang Naga Emas.
"Tadinya ... kenapa kamu cerewet sekali! Kalau kamu terus menerus cerewet, aku batalkan saja perjanjian kita! Aku ke Kota Shanxi juga ada tujuan lain yang belum bisa aku beritahukan padamu sekarang, tapi akan aku beritahukan nanti!" ujar Ryu Zhen.
"Kenapa tidak bisa? Apa yang kau rahasiakan?" tanya Putri Qin Feng sambil matanya menatap tajam Ryu Zhen.
"Bukan urusanmu, Tuan Putri! Kamu tidak berhak mengetahui setiap tujuanku ... aku bukan bawahanmu yang harus melapor padamu tiaphendak melakukan sesuatu maupun hendak pergi ke tempat tertentu! Aku ini bebas pergi kemana saja dan melakukan apa saja sesuka hatiku, apa kamu paham sekarang?" Kata-kata Ryu Zhen sangat tajam dan penuh ketegasan sehingga Putri Qin Feng memutuskan untuk tidak membuat Pendekar Naga Emas ini marah besar.
"Aku hanya ingin kamu menepati janjimu! Aku tidak bisa memaafkan dirimu kalau kamu melanggar janjimu padaku!" balas Putri Qin Feng.
Ryu Zhen tersenyum dingin kepada Putri Qin Feng, "Aku tidak pernah ingkari janjiku sendiri, Tuan Putri! Kalau aku bilang akan mengikutimu ke Negeri Assassin dengan Pedang Naga Emas maka akan aku lakukan ... jadi, kamu tidak perlu khawatir kalau aku melanggar janjiku padamu! Apa Tuan Putri mengerti sekarang?"
Kemenangan besar yang diraih Negeri Ming tidak serta merta membuat negeri ini aman. Raja Dunia Persilatan yang mulai melihat kelemahan Negeri Ming mulai bergerak untuk menguasai Negeri Ming sehingga Negeri Ming akhirnya terbagi menjadi lima daerah kekuasaan yaitu :Dewa Racun Utara/Zhao Yun : Raja Dunia Persilatan Distrik Utara MingPendekar Pedang Barat/Chen Tian : Raja Dunia Persilatan Distrik Barat MingDewi Naga Timur/Liu Yin : Ratu Dunia Persilatan Distrik Timur MingPendekar Mabuk Selatan/Zhao Long : Raja Dunia Persilatan Distrik Selatan MingKaisar Bela Diri Pusat/Huang Ming : Raja Dunia Persilatan Distrik Pusat MingZhou Shen yang akhirnya memilih Sasha untuk menjadi pasangan hidupnya, kembali ke Eternity Nirvana bersama cinta sejatinya, membawa dendam membara di hati Dewi Naga Emas.Kepergian Zhou Shen ke Eternity Nirvana inilah yang membuat Negeri Ming terbagi menjadi lima kekuasaan besar yang dipimpin oleh masing-masing Raja Dunia Persilatan.Putri Qian Feng akhirnya memaafk
Kekalahan Naga Shankar adalah pukulan telak bagi Khan Agung. Sang raja Mongol, yang dikenal sebagai penguasa tak terkalahkan, berdiri di atas medan perang yang kini mulai berbalik melawan dirinya. Namun, amarahnya tidak surut. Dengan tatapan penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, melafalkan mantra kuno yang menggema seperti gemuruh badai."Aku tidak akan kalah di tangan kalian, manusia lemah!" serunya, suaranya mengguncang bumi. Dari balik langit yang mulai memerah, aura hitam pekat berkumpul di sekeliling tubuh Khan Agung. Di kejauhan, sosok naga berwarna hitam legam dengan mata merah membara muncul dari balik awan.“Naga Hitam Tiamat!” seru Sasha dengan kengerian di wajahnya.Semua pasukan Ming dan Eternity Nirvana terpaku, termasuk Zhou Shen. Naga itu tidak hanya besar tapi ia adalah legenda, makhluk purba yang dianggap sebagai perwujudan kehancuran.“Zhou Shen, kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan semuanya!” seru Kalindra, pedangnya menyala dengan kek
Saat pertarungan memuncak, medan perang menjadi ajang pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia. Naga Shankar, raksasa hitam yang kini mengamuk, menyerang pasukan Ming tanpa henti. Kepakan sayapnya menciptakan badai yang menggulingkan barisan pertahanan, sementara api birunya membakar segala yang disentuhnya.Zhou Shen berdiri di hadapan Zhang Ming. Nafas mereka berat, masing-masing menggenggam senjata dengan penuh kebencian. "Kau mengkhianati segalanya, Zhang Ming. Aku akan memastikan kau tidak melangkah lebih jauh!""Pengkhianatan?" Zhang Ming terkekeh, suaranya penuh ejekan. "Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Kau hanya anak kecil yang terjebak dalam masa lalu. Lihatlah siapa yang menjadi pemenang sekarang!"Zhang Ming meluncur ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa. Pedangnya, yang berselimut aura kegelapan, menebas ke arah Zhou Shen. Namun, Zhou Shen, dengan reflek yang terlatih selama bertahun-tahun, menangkis serangan itu denga
Di tengah kemegahan Istana Mongol, Khan Agung duduk di atas takhta emasnya, wajahnya gelap seperti badai yang mengancam. Suara dentang lonceng perang bergema di seluruh aula, menandakan bahwa amarah sang raja telah mencapai puncaknya.“Shanxi tidak boleh berdiri setelah ini!” bentak Khan Agung, suaranya menggema keras. “Aku tidak akan membiarkan Negeri Ming memandang rendah kekaisaranku. Siapkan Naga Shankar. Kita akan menyapu Shanxi hingga menjadi abu!”Di hadapan Khan Agung, Ryu Zhen berdiri dengan kepala tertunduk, meskipun matanya memancarkan api dendam. Kekalahan di Shanxi telah menghancurkan egonya, tetapi itu juga membakar tekadnya untuk membuktikan bahwa ia adalah pendekar sejati.“Aku akan menuntaskan semuanya,” katanya lirih namun penuh keyakinan. “Aku akan menghancurkan Zhou Shen dan saudara kembarku. Dendam lama ini akan berakhir di medan perang berikutnya.”*****Kota Shanxi kembali dilanda kekacauan saat ribuan pasukan Mongol menyerbu di bawah naungan malam. Namun, yang
“Aku tidak akan lupa penghinaan ini, Ryu Zhin,” gumamnya dengan nada berapi-api, matanya membara penuh tekad. “Kita akan bertemu lagi, dan kali itu kau tidak akan selamat!”Di sisi lain, kemenangan ini tidak dirayakan dengan gegap gempita. Zhou Shen memimpin para pasukan naga yang masih utuh untuk mengevakuasi Shanxi dari kerusakan lebih lanjut. Sasha dan Kalindra, meskipun memimpin dengan karisma luar biasa, menyadari bahwa medan perang ini hanya sebagian kecil dari ancaman besar yang sedang berkembang.Zhou Shen berjalan mendekati Zixuan yang kini duduk di punggung Meraharani yang terluka. Naga merah itu mengerang pelan, napasnya berat, namun tatapannya tetap tajam. Zixuan memandang Zhou Shen dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Kau datang tepat waktu, seperti biasanya,” ujar Zixuan, mencoba tersenyum meski wajahnya memucat.“Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga,” balas Zhou Shen, suaranya tenang namun penuh penghargaan. “Tidak mudah melawan naga emas dan Ryu Zhen.”Zixuan me
Setelah berhasil mendapatkan Nagarium dan menyegel perjanjian damai antara Heaven Eden dan Eternity Nirvana, Queen Savitri merasa utangnya kepada Zhou Shen tak akan terbalas dengan mudah. Di dalam hati, dia tahu ada rasa yang lebih dalam—sebuah cinta yang perlahan tumbuh terhadap Pendekar Naga Putih itu.Namun, Zhou Shen tetap memandang lurus pada tujuannya. Dia harus menemukan Paman Zhang, pria yang kini terungkap sebagai pembunuh orang tuanya. Kebencian yang membara di dalam dirinya membuatnya menolak untuk menyerah pada perasaan apa pun, termasuk cinta.Di aula besar kerajaan, Queen Savitri memanggil Zhou Shen dan menyerahkan Artefak Naga Waktu, sebuah artefak kuno yang mampu membuka portal waktu dan mengembalikan Zhou Shen ke masanya. "Dengan ini," ujar Savitri, suaranya bergetar, "kau bisa kembali dan menghadapi takdirmu di masa depan. Aku ingin kau tahu, Zhou Shen, aku akan selalu mendukungmu."Namun, Zhou Shen mengejutkan semua orang dengan keputusannya. "Aku tak bisa kembali s