Share

Bab 18

Author: Siswa yang Tak Cerdas
Sekarang? Menantunya justru membalaskan dendam ini untuk mereka. Meski hanya mengandalkan temannya sendiri, mereka sudah cukup puas.

“Yura, jangan lupa kalau tiga hari kemudian adalah ulang tahunnya Elena,” ujar Raka dengan suara dingin tanpa menatap perempuan itu.

“Kamu dan Randy harus berlutut meminta maaf saat di acara ulang tahun Elena. Kalau nggak, kamu rasakan sendiri akibatnya!”

Yura menahan geram dan keinginan untuk berteriak marah. Akan tetapi, sekarang dia hanya bisa diam menahan emosinya. Yang paling penting adalah tanda tangan kontrak!

Asalkan kontrak dengan Deston Group sudah ditanda tangani, maka selanjutnya sudah tiba saatnya dia yang balas dendam dan membuat keluarga Raka hancur!

“Om, Tante, maaf,” ujar Yura lagi sambil berusaha mengulas senyum paksa.

“Sudah siang dan aku akan menghubungi perwakilan Deston Group untuk siap-siap tanda tangan kontrak. Mobilku ada di bawah dan akan bawa kalian ke kantor.”

Setelah itu sudut matanya melirik Raka dengan tajam dan melangkah turun sambil menahan emosi dan langkah tertatih. Dia harus membungkuk selama lima jam hingga membuat sekujur tubuhnya nyeri dan sakit.

“Pa, Ma, hati-hati di jalan,” ujar Raka dan Lucy sambil tersenyum dan melambaikan tangan pada kedua orang tua itu.

Yura tampak tersenyum tipis pada Rommy dan Sherly sembari berkata, “Om dan Tante tanda tangan kontraknya dengan tenang saja. Aku jamin semua bonus dan insentif nggak akan ada yang kurang!”

Rommy dan Sherly hanya berpandangan sambil menahan senyum getir. Dulu mereka juga berhasil mendapatkan banyak proyek, tetapi semua hak yang seharusnya diterima tetap ditahan oleh Yura. Yang penting mereka bisa mempertahankan pekerjaan ini maka sudah lebih dari cukup.

“Ayo,” ujar Rommy sambil mengibaskan tangannya. Dia melangkah turun bersama dengan Sherly.

Sedangkan Raka yang melihat kepergian mertuanya hanya tersenyum tipis. Yura pikir dia tidak melihat apa pun? Tentu saja dia melihatnya dengan jelas.

Saat ini, Yura sedang menyetir sambil menempelkan telepon di telinga dan berkata, “Dengan Deston Group? Saya wakil direktur dari Randala Group, Yura.”

“Benar, saya sudah menghubungi Pak Rommy dan Bu Sherly untuk datang dan hadir menandatangani kontrak dengan Deston Group. Semoga ….”

“Apa?!” Wajah Yura seketika berubah.

Suara yang awalnya merupakan milik perempuan muda yang manis dan ramah, tiba-tiba berubah menjadi bariton dan berkata, “Sudah tahu.”

“Saya Sanjaya, 30 menit lagi saya akan tiba di Randala Group. Saya sendiri yang akan tanda tangan kontrak!”

Setelah itu sambungan telepon terputus. Yura membelalak dan membeku di tempat. Ternyata telepon tadi langsung disambungkan pada Sanjaya yang merupakan orang penting?!

Ternyata Sanjaya sangat mementingkan kerja sama kali ini! Lelaki itu juga yang akan hadir ke Randala Group. Sebagai wakil direktur, tentu saja Yura merasa masih belum pantas untuk menyambut lelaki itu. Harus Irwan yang langsung menyambutnya!

“Cepat, cepat!” Yura terlihat panik dan lupa dengan rasa pegal di tubuhnya. Dia memanggil Rommy dan Sherly untuk mempercepat langkah mereka. Setelah itu dia menelepon Irwan untuk memberi tahu hal ini. Keluarga Randala akan mempersiapkan penyambutan yang luar biasa!

Sore hari sekitar pukul empat, di depan gedung Randala Group sudah tergantung puluhan petasan dan spanduk yang menuliskan kalimat selamat datang untuk Sanjaya Lamdani. Bahkan ada berbagai barang-barang yang dijadikan buah tangan untuk direktur Deston Group tersebut. Ada ratusan orang yang tengah menunggu di depan gedung untuk menyambut Sanjaya.

“Radith di mana?” tanya Irwan sambil menyapukan pandangannya dengan ekspresi menggelap. Acara penting untuk sebuah proyek penting bisa-bisanya tidak dihadiri oleh putra keduanya!

“Pak, Pak Radith sedang di rumah sakit menemani putranya,” ujar Dito dengan hati-hati.

Irwan mengangguk mengerti. Cucu kesayangannya yang masih belum menginjak usia satu tahun tengah mengidap penyakit dan berada di rumah sakit untuk menjalani pengobatan.

Sebuah suara rem mobil datang terdengar memekakkan telinga. Mobil berwarna merah milik Yura berhenti dengan gerakan tiba-tiba di depan gedung. Yura, Rommy dan Sherly bergegas turun dan melangkah ke hadapan Irwan dengan napas naik turun.

Irwan mengangguk pelan pada Yura dan kemudian menatap Rommy dan Sherly dengan sorot dingin. Dia mendengus dan berkata, “Kalian berdua harus tampil maksimal! Tanda tangan kontraknya dengan rapi! Kalau nggak saya akan memberikan kalian pelajaran!”

Rommy dan Sherly hanya mengangguk dalam diam. Meski proyek ini merupakan hasil kerja kerasnya, Irwan tetap tidak bersedia bersikap baik pada mereka.

“Lihat! Pak Sanjaya sudah sampai!” seru orang-orang di sekitar.

Terdapat kelompok mobil keluarga Lamdani yang terdapat 12 mobil mahal dengan bagian tengah merupakan milik Sanjaya. Aura lelaki itu sudah dapat dirasakan dari kejauhan. Di bawah tatapan seluruh orang, mobil itu melaju dengan perlahan dan berhenti tepat di depan gedung Randala Group.

“Pak Sanjaya,” sambut Irwan sambil tersenyum lebar. Dia membawa Yura dan para petinggi nomor satu perusahaan untuk menghampiri lelaki itu. Tidak jauh dari sana seorang anak buah keluarga Lamdani membentangkan sebuah tenda kecil untuk menyambut Sanjaya turun dari mobil.

Sanjaya menatap ke sekeliling dan matanya berhenti sedetik apda sosok Irwan dan Yura. Setelah itu dia menatap Rommy dan Sherly dengan lekat dan berbinar. Mereka adalah mertuanya Raka! Mereka merupakan orang paling penting dalam proses tanda tangan kontrak hari ini. Mereka berdua ada hubungannya dengan masa depan Deston Group!

“Wah, kenapa kalian berdua harus secara pribadi menyambut saya? Dasar kurang ajar!” ujar Sanjaya dengan sangat sopan sambil melirik ke sekeliling.

Irwan tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat Sanjaya. Sedangkan Yura tampak terkejut dan mengira dua orang yang dimaksud adalah Irwan dan dirinya. Dia mengulurkan kedua tangannya juga dan sedikit membungkuk. Dia berharap Sanjaya juga bersedia menyalamnya.

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Halil Adam
aku suka ceritax bgs
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status