Home / Urban / Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO / Bab 15 Dia Tidak Pantas Untukmu

Share

Bab 15 Dia Tidak Pantas Untukmu

Author: Bukan Keinginanku
Mendengar ini, Graciela berjalan ke arah Carl dengan sepatu hak tingginya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Plukk!"

Graciela langsung menampar wajah Carl.

“Apakah kamu sudah bosan hidup?”

“Kamu tahu siapakah aku?”

Aura Graciela sangat kuat dan ganas, kata-kata dan tindakannya juga sangat agresif!

Setiap bagian tubuhnya, bahkan tulangnya memancarkan karisma seorang pemimpin.

Xavier sangat terkejut.

Dia tidak menyangka kalau Graciela, seorang wanita lemah, memiliki karisma yang begitu kuat, jadi kenapa Graciela tidak menunjukkannya sama sekali saat di hadapannya??

Ini membuat Xavier sangat bingung!

Pada saat yang sama, dia juga sudah bersiap. Selama Carl berani melawan, dia pasti akan menaklukkan Carl sesegera mungkin, dia tidak akan pernah membiarkan Graciela, yang telah membantunya melampiaskan amarahnya itu terluka sedikitpun!

Cicilia, yang berada di samping, juga ikut terkejut, dia tidak menyangka kalau sang CEO Es Batu yang cuek itu akan datang!

Jadi semuanya akan baik-baik saja!

Cicilia tidak perlu khawatir lagi!

Dengan kekuatan CEO Venus Grup, bahkan Carl pun tidak akan berani bertindak sembarangan!

Memikirkan hal ini, Cicilia memandang Carl!

Tamparan ini langsung membutakan Carl.

Reaksi pertama Carl bukanlah melawan, juga bukan mengamuk, tetapi malah bertanya dengan bingung, "Siapa kamu?"

Suaranya itu bergetar.

Bukan karena Carl takut, tetapi dia berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarahnya.

Dia sering bergaul di masyarakat ini, tetapi dia tetap mengetahui dengan jelas siapa yang boleh disinggung dan siapa yang tidak boleh disinggung

Wanita yang berdiri di depannya ini, jelas merupakan tipe wanita yang tidak boleh disinggung, jadi dia tidak langsung melawan.

Sebaliknya, dia ingin menyelidiki identitas dan latar belakang pihak lawan sebelum memutuskan bagaimana menghadapinya.

Ini juga yang menjadi alasan kenapa dia bisa bertahan lama di Kota Merkuri.

Graciela menunjuk ke hidung Carl dan berkata, "Siapa aku? Memangnya kamu tidak tahu?"

“Tuan Graham, kamu tahu, nggak?”

Ketika Carl mendengar nama ini, pupil matanya tiba-tiba membesar, "Kamu ... kenal Tuan Graham??"

Saat ini, Carl sedikit takut.

Tuan Graham tidak hanya seorang bos terkenal, tetapi juga memiliki koneksi erat dengan keluarga Martinez di Kota Merkuri!

Jika wanita di depannya benar-benar mengenal Tuan Graham, maka Carl benar-benar tidak bisa menyinggung perasaannya.

Graciela mendengkus dingin, mengeluarkan telepon dan berkata dengan nada memerintah, "Tuan Graham, kemarilah. Sekarang, dalam lima menit!"

Carl menatap Graciela dengan cemas, mencoba memastikan apakah yang dikatakan Graciela itu nyata atau tidak.

Pada saat ini.

"Syuuut!"

Lampu mobil menyala di sekelilingnya.

Detik berikutnya, seorang lelaki tua berjanggut putih muncul di samping Graciela.

Kecuali Xavier, tidak ada seorang pun yang memperhatikan bagaimana lelaki tua itu muncul.

Hanya melihat lelaki tua berjanggut putih ini berdiri di depan Graciela dan bertanya, "Nona Graciela, siapa yang telah menyinggung temanmu?"

Nadanya penuh dengan niat membunuh!

Ini benar-benar bos asli, bukan imitasi!

Pria itu hanya berdiri di sana, tidak berkata apa-apa dan memancarkan wibawa yang sangat ganas dari sekujur tubuhnya, membuat orang tidak berani melihat secara langsung atau pun mendekatinya.

Hanya ketika berbicara dengan Graciela, auranya menjadi lebih lembut.

Graciela berkata dengan ringan, "Dia! Dia bilang, dia ingin mematahkan kaki Tuan Morris!"

Tuan Graham mengikuti arah jari Graciela dan memandang Carl.

"Jepluk!"

Carl langsung berlutut di tanah.

"Pukk!"

"Pukk!"

Carl melentangkan tangan kanan dan kirinya dan menampar mulutnya sendiri dengan keras.

Saat dia melihat Tuan Graham, hatinya dipenuhi keputusasaan. Terutama saat Tuan Graham menyapa Nona Graciela yang membuatnya ketakutan setengah mati.

Saat ini, dia sudah mengenali wanita yang ada di depannya.

Dia adalah Nona Besar keluarga Martinez dan CEO Venus Grup!

Memikirkan kalau tadi dia baru saja mengumpati Nona Graciela dengan sebutan Jalang, dia menampar dirinya sendiri lebih keras lagi.

"Nona Graciela, aku benar-benar tidak mengenali Anda tadi. Saya tahu saya bersalah. Tolong lepaskan saya. Saya tidak akan berani melakukannya lagi. Sungguh!"

Carl berkata dengan air mata dan ingus yang bercucuran.

Lalu dia menoleh ke Tuan Graham.

“Tuan Graham, tolong beri aku kesempatan! Kelak aku bersedia menjadi budak kaki tanganmu!”

Tuan Graham tetap bergeming.

Dia perlahan berjalan ke sisi Carl, meraih kepala Carl dengan satu tangan dan berkata dengan sangat acuh tak acuh, "Menghina Nona, kamu harus mati!"

Lalu, saat dia akan mengerahkan kekuatannya.

Saat ini, Graciela berteriak, "Tuan Graham, lupakan saja, biarkan dia hidup!"

"Baik, Nona."

Setelah Tuan Graham setuju, dia kembali menatap Carl dan berkata dengan acuh tak acuh, "Hukuman mati bisa hindari, tetapi tetap harus di hukum. Saya akan melumpuhkan tanganmu hari ini untuk memberimu peringatan yang lebih baik."

Setelah mengatakan ini, dia mengambil tindakan dan melumpuhkan kedua lengan Carl.

Dia bertindak dengan sangat cepat dan tidak seorang pun kecuali Xavier yang dapat melihat dengan jelas bagaimana Tuan Graham mengeksekusinya!

Carl mengeluarkan suara yang menyakitkan, seluruh tubuhnya gemetar dan meringkuk di tanah.

Ada sedikit rasa jijik di mata Tuan Graham dan dia berkata pada anak buah Carl, "Bawa dia pergi!"

Seolah-olah mereka diberi amnesti, anak buah menyeret Carl dan segera pergi.

Setelah mereka pergi, Graciela segera berlari ke sisi Xavier dan bertanya dengan prihatin, "Apakah kamu baik-baik saja? Mereka tidak melakukan apa pun padamu, ‘kan?"

Melihat mata Graciela yang prihatin dan mendengarkan kata-kata penuh perhatian Graciela, hati Xavier melembut dan berkata, "Aku baik-baik saja ..."

Graciela kemudian menghela napas lega dan berkata, "Bagus kalau tidak apa-apa, baguslah!"

Adegan ini dilihat oleh Tuan Graham dan Cicilia, diam-diam mereka terkejut.

Tuan Graham terkejut karena yang disebut sebagai teman Graciela sebenarnya adalah seorang laki-laki dan hubungan mereka tampak tidak biasa.

Matanya menyipit tanpa sadar, menatap Xavier dari atas ke bawah.

Yang mengejutkan Cicilia adalah adik laki-lakinya ini sebenarnya mengenal si CEO Es Batu pemimpin perusahaannya.

Memikirkan sindirannya di hotel tadi, dia pun merasa sangat khawatir.

Kemudian, semakin khawatir tentang sesuatu, semakin besar kemungkinan itu akan terjadi. Graciela menghampiri Cicilia dan berkata, "Mulai besok, kamu tidak perlu bekerja di Venus Grup lagi."

Satu kalimat langsung membuat Cicilia merasa putus asa!

Baru saja Graciela mendengar kalau Cicilia menyindir Xavier.

Cicilia membuka mulutnya dan ingin mengatakan sesuatu.

Dia bahkan berbalik dan ingin meminta adik sepupunya, Xavier untuk membantunya mengucapkan sesuatu untuknya, tetapi kata-kata itu hanya menyangkut di bibirnya, dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Melihat Cicilia akan pingsan, Xavier menghela napas dan berkata, "Lupakan saja, biarkan dia tetap bekerja di perusahaan. Bagaimanapun juga, dia adalah kakak sepupuku."

Meskipun Xavier tidak menyukai kakak sepupunya ini, Xavier tidak memperkeruh suasana dengan menghasut Graciela.

Graciela awalnya tidak benar-benar memecat Cicilia, dia hanya ingin memberi tahu Cicilia bahwa Xavier-lah yang memohon belas kasihan agar dia bisa tetap menetap di perusahaan.

Jadi dia sengaja menatap Xavier dan berkata, "Oke, terserah kamu saja. Apa pun yang kamu katakan, itu saja yang kita katakan."

Setelah mendengar kata-kata ini, emosi Cicilia yang sudah runtuh akhirnya bisa ditahan.

Lagipula, dia sudah bertahun-tahun bekerja di Venus Grup, gaji di sini tinggi, jam kerja pendek, kekuasaan besar dan dia pun dihargai. Hanya di Venus Group, dia bisa disebut sebagai wanita yang beruntung. Bila meninggalkan Venus Grup, dia tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan sesantai ini lagi.

Saat ini, Tuan Graham tiba-tiba berkata, "Nona, sudah waktunya kita kembali."

Awalnya Graciela ingin mengatakan sesuatu pada Xavier, tetapi setelah mendengar kata-kata Tuan Graham, dia hanya bisa berkata pada Xavier tanpa berdaya, "Aku akan kembali dulu, sampai jumpa besok!"

Setelah mengatakan itu, dia masuk ke mobil Tuan Graham.

Mobil melaju dengan sangat pelan di jalan raya.

Pikiran Graciela kembali melayang ke Xavier, dia bertanya-tanya bagaimana Xavier akan menangani masalah ini jika dia tidak muncul tadi.

Saat ini, Tuan Graham tiba-tiba berkata, "Nona, kelak jangan hubungi dia lagi."

“Dia tidak pantas untukmu.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 515 Bantuan Telah Tiba

    Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 514 Waktu Satu Menit untuk Pertimbangan

    Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 513 Tuan Trisula Metropolis

    Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 512 Hukuman

    "Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 511 Alam Super Grandmaster Level Kelima

    Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 510 Menuju ke Akademi Vikrama

    Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status