Home / Urban / Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO / Bab 16 Saat Aku Menyerang, Kekuatanku Sangat Besar

Share

Bab 16 Saat Aku Menyerang, Kekuatanku Sangat Besar

Author: Bukan Keinginanku
Graciela berkata dengan sedikit ketidakpuasan, "Tuan Graham, dia adalah sang penyelamatku, aku tidak mengizinkanmu membicarakan dia seperti ini."

“Selain itu, dia memiliki keterampilan medis yang kuat dan menjunjung tinggi nilai kekerabatan dan persahabatan. Aku berjanji padanya kalau aku akan menaikkan pamornya dan membuatnya menonjol di masyarakat dalam waktu satu bulan!”

Tuan Graham terdiam.

Kalau ingin menjadi terkenal dan menonjol dalam waktu sebulan, hanya dapat mengandalkan rekomendasi dari slot keluarga.

Beberapa hari kemudian, Raja Pluno, Panglima Besar yang dianugerahi gelar Negarawan Terbaik Tiada Tara akan kembali ke Kota Merkuri. Kota Merkuri akan mengadakan upacara penyambutan untuknya dan mengadakan upacara akbar untuk Panglima Besar itu.

Sebagai keluarga besar tertua di Kota Merkuri, keluarga Martinez memiliki kemampuan yang luar biasa, sehingga mereka secara alami mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah dalam upacara akbar Panglima Besar dan juga mendapat slot untuk memperkenalkan bakat ke Panglima Besar.

“Mungkinkah Nona ingin menggunakan kesempatan itu?” Tuan Graham terkejut, dia tidak menyangka Nona akan memiliki ekspektasi yang begitu tinggi terhadap Xavier.

Graciela mengangguk dan berkata, "Benar, Tuan Graham! Kemampuannya sepenuhnya sesuai dengan kualifikasi rekomendasi ini."

“Gila, apakah ayahmu sudah setuju?” kata Tuan Graham dengan cemas.

Graciela berpikir sejenak dan berkata, "Ini urusanku sendiri. Slot kali ini ditentukan oleh aku sendiri."

Setelah mengatakan ini, Graciela dan Tuan Graham terdiam.

Mereka tahu tidak semudah itu untuk meyakinkan ayah Graciela.

······

Keesokan harinya.

Jam lima, dini hari.

Kota Merkuri, Gunung Triglav.

Xavier menghela napas lega dan bangun dari meditasi.

"Energi spiritual di Gunung Triglav memang sangat melimpah!"

Dia berlatih sepanjang malam dan merasa seratus kali lebih energik!

Dia sedikit menyalurkan energi spiritual dalam tubuhnya beberapa saat dan merasakan energi spiritual dalam tubuhnya telah mencapai puncaknya.

Tampaknya dia telah mencapai kesempurnaan Alam Bawaan.

Dia punya firasat bahwa dalam beberapa hari, dia akan mampu menembus Alam Bawaan, mencapai Alam Detak Janin dan mengalami perubahan total.

Memikirkan hal ini, Xavier merasa senang.

Sambil menarik napas dalam-dalam lagi, dia berlari menuruni gunung dengan rasa puas. Saat berlari, dia tidak menggunakan energi spiritual yang ada di dalam tubuhnya, karena dia masih melatih kekuatan fisik tubuhnya.

Lima tahun yang lalu, ketika pria misterius di penjara bawah air mengajarinya ilmu bela diri tersebut, pria itu secara khusus mengatakan pada Xavier untuk tidak hanya fokus menyerap energi spiritual. Saat berlatih energi spiritual, dia juga harus melatih kekuatan fisik tubuhnya. Hanya dengan membuat tubuh fisik menjadi kuat, seseorang baru bisa menjadi lebih kuat menahan lebih banyak energi spiritual.

Xavier sangat meyakini hal ini, jadi setiap kali dia selesai bermeditasi dan setelah menyerap esensi energi spiritual langit dan bumi, dia akan melatih tubuh fisiknya secara gila-gilaan.

Butuh waktu satu jam baginya untuk berlari dari puncak gunung hingga ke kaki gunung.

Dalam perjalanannya, dia bertemu banyak orang yang berolahraga.

Namun kebanyakan dari mereka adalah orang yang berolahraga biasa dan tidak memiliki energi spiritual di dalam tubuhnya.

Ada sebuah alun-alun di kaki gunung.

Banyak orang yang tidak bisa naik gunung atau turun gunung datang ke sini untuk berolahraga.

Ada yang berlatih ilmu pedang, ada yang menari, ada pula yang berlatih pencak silat, intinya di sini sangat meriah.

Xavier berlari menuruni gunung dan secara intuitif ingin ikut bergabung dalam keramaian.

Saat dia bergerak, sesosok tubuh mengadang jalannya.

Xavier melihat lebih dekat dan melihat bahwa orang ini tidak lain adalah Tuan Graham yang dia temui tadi malam!

"Apakah kamu membuntutiku?"

Tuan Graham berdiri dengan tangan vertikal dan menatap langsung ke arah Xavier, seolah ingin melihat tembus Xavier.

Akan tetapi melihat Xavier yang tidak bergerak, dia mulai merasa ketakutan.

Tak seorang pun di Kota Merkuri bisa terlihat alami dan tenang di bawah tatapannya.

Dia mengalihkan pandangannya dan menjelaskan dengan cara yang jarang, "Aku tidak membuntutimu, aku hanya sedang berolahraga di sini dan kebetulan bertemu kamu."

Xavier tentu saja tidak memercayainya, jadi dia bertanya langsung, "Entah ada urusan apa Tuan Graham mencariku."

Tuan Graham merasakan rasa malu yang jarang terjadi dan berkata, "Aku melihat Tuan Morris dalam keadaan sehat dan pernapasanmu juga stabil. Kamu seharusnya seorang pesilat, ‘kan?"

“Ini hanya olah raga biasa saja,” kata Xavier santai.

Tentu saja, Tuan Graham tidak memercayai apa yang dikatakan Xavier.

Tadi malam, dia mendengar Nona Graciela berkata kalau akan merekomendasikan Xavier kepada Panglima Besar itu, jadi dia mulai menyelidiki Xavier untuk melihat apakah Xavier mampu seperti yang dikatakan wanita muda itu.

Investigasi ini membuat Sean Graham takut.

Pemuda ini ternyata seorang pesilat, mungkin seorang pesilat ilmu bela diri kuno.

Memikirkan hal ini, Tuan Graham berkata, "Anak muda, aku menyarankan kamu untuk menjauh dari nona muda kami. Kamu tidak pantas bersanding dengannya, apakah kamu mengerti?"

"Oh? Oh," Xavier meninggikan suaranya dan tidak menganggapnya serius.

Tuan Graham mengulurkan tangannya dan berkata, "Karena kamu juga berlatih silat, kenapa kita tidak melakukan beberapa gerakan bersama?"

Sorot mata Tuan Graham tidak sesederhana hanya beberapa gerakan.

Ada hawa mematikan.

Karena tidak ada cara untuk membujuk Nona Graciela dan masalahnya tidak dapat diselesaikan, maka harus selesaikan orang yang menyebabkan masalah tersebut.

Xavier berhenti sejenak, dia telah melihat kemampuan Tuan Graham tadi malam dan tahu kalau dia adalah seorang pesilat ilmu bela diri kuno dan tingkat alamnya juga tidak rendah.

Lagi pula, sejak Xavier mulai berlatih, sangat jarang berkesempatan bertemu dengan pesilat ilmu bela diri kuno dan dia tidak pernah mengerahkan seluruh kekuatan, hal ini yang membuatnya merasa penasaran, Dia tidak tahu seberapa kuat tingkat Alam Bawaan dirinya.

Ibarat punya mobil sport mewah tetapi tidak pernah berkesempatan mengendarainya, rasanya sama persis seperti ini.

Namun, Xavier tetap menolak dengan sedikit jijik dan berkata, "Tuan Graham, kalau mau bertarung, lupakan saja! Jika kamu ingin berolahraga, aku bisa menemanimu."

Wajah Tuan Graham menegang dan dia berkata, "Nona Graciela berkata kalau kemampuan Tuan Morris sangat tinggi, tetapi anda bahkan tidak berani bertarung?"

“Jika kamu tidak bisa lulus ujian ini, maka kamu harus menyerah mengejar Nona Graciela!”

“Tentu saja, kalau aku menyerang terlalu keras, aku mungkin akan menghajarmu sampai mati.”

Xavier mengerutkan kening dan tidak berkata apa-apa.

Tuan Graham kemudian berkata, "Setelah aku kembali, aku akan menjelaskan pada Nona Graciela bahwa dia telah salah menilai orang. Tuan Morris bukanlah orang kuat seperti yang dia kira, tetapi seorang pengecut!"

"Kamu tidak pantas bersanding dengannya!"

Sambil mendengkus, Tuan Graham bersiap untuk pergi.

Xavier tiba-tiba berkata, "Tuan Graham, tunggu!"

“Bukankah ini hanya sebuah pertarungan saja? Aku akan menemanimu!”

"Tapi, kamu harus hati-hati!"

"Saat aku menyerang, kekuatanku sangat besar!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 515 Bantuan Telah Tiba

    Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 514 Waktu Satu Menit untuk Pertimbangan

    Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 513 Tuan Trisula Metropolis

    Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 512 Hukuman

    "Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 511 Alam Super Grandmaster Level Kelima

    Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 510 Menuju ke Akademi Vikrama

    Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status