Beranda / Urban / Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO / Bab 5 Orang-Orang yang Memandang Rendah Dirinya

Share

Bab 5 Orang-Orang yang Memandang Rendah Dirinya

Penulis: Bukan Keinginanku
"Memutuskan pertunangan???"

"Ahahaha!!"

Alicia tiba-tiba tertawa.

“Xavier, kamu benar-benar naif sekali!!”

"Pertunangan kita telah dibatalkan, sejak kamu menghilang lima tahun lalu."

"Kamu datang ke sini untuk memutuskan pertunangan denganku sekarang? Ahaha ...."

Alicia tertawa terbahak-bahak, bahkan terpingkal-pingkal karena menurutnya perkataan Xavier sangat lucu dan sebagian lagi karena dia ingin melepaskan kegelisahan di hatinya. Tidak peduli seberapa keras dia menggaruk kulit kepalanya, dia tidak pernah mengiria kalau Xavier bisa kembali dalam keadaan hidup.

Jangan-jangan kejadian lima tahun lalu sudah terungkap?

Xavier berkata tanpa ekspresi, "Kalau sudah dibatalkan lima tahun lalu, lalu kenapa kamu masih meminta uang pada orang tuaku setiap bulan?"

Alicia berkata dengan percaya diri mengatakan, "Bagaimana kalau kamu mencari tahu dulu seluk beluk permasalahan ini! Aku tidak meminta uang pada orang tuamu, tetapi mereka yang memohon padaku dan berinisiatif memberiku uang!"

“Benarkah?” tanya Xavier dengan mata menyipit, aura pembunuh sudah muncul di hatinya.

Xavier tidak menyangka meskipun dia sudah kembali, Alicia masih berani berbicara tanpa malu-malu!

Alicia bertanya balik, "Kenapa? Tidak percaya padaku? Kenapa kamu tidak bertanya pada orang tuamu, apakah mereka pernah memohon padaku, mau memberiku uang."

Melihat Alicia mengatakan secara rasional, dalam sesaat Xavier sulit membedakan kebenaran dan kebohongan.

Alicia melanjutkan, "Aku tahu kamu tidak mengetahui alasannya. Sejujurnya, orang tuamu demi mahar pertunangan ini, memberiku dua puluh juta setiap bulan. Jika bukan karena kasihan melihat pasangan jompo itu, aku juga tidak menginginkan uang ini!!”

Setelah mengatakan ini, Alicia merangkul kedua tangan di depan dada, memasang tampang menyedihkan dan kasihan.

Xavier melihat sosok ini malah merasa jijik. Dia tidak menyangka lima tahun lalu, dia menolak begitu banyak orang dan memilih wanita ini, ternyata wanita ini begitu munafik dan keji.

“Lalu menurut apa yang kamu katakan, merobohkan rumah itu juga inisiatif orang tuaku sendiri??" tanya Xavier memandang Alicia sambil bercanda. Dia ingin melihat bagaimana Alicia akan membela diri.

Alicia segera bertanya, “Memang begitu, ‘kan?”

Alicia masih menunjukkan sikap rasional, seperti memang begitu kenyataannya! !

Nada suaranya mengungkapkan rasa tidak bersalahnya.

“Rumah bobrokmu itu, siapa sih yang menginginkannya. Jika bukan karena orang tuamu itu yang memohon padaku, mau memberikannya padaku, aku bahkan tidak ingin melihatnya sama sekali.”

Xavier, "..."

Dia benar-benar tidak menyangka kalau Alicia yang lima tahun lalu berperilaku baik, yang begitu baik hati, begitu lemah lembut itu, bisa berubah menjadi orang yang begitu mata duitan.

“Kamu benar-benar tidak tahu malu!” Xavier tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak marah.

Alicia yang pada awalnya masih begitu bangga, begitu dimarahi Xavier, langsung kehilangan muka, dia menjadi marah dan berkata, "Aku tidak tahu malu? Aku hanya mengambil kembali apa yang menjadi milikku saja."

Setelah mengatakan ini, Alicia menarik napas dalam-dalam, lalu berteriak pada para pelayan keluarga Wynora, "Hari ini kita mengadakan acara yang bahagia ini, jangan sampai dia memengaruhi suasana hati semua orang, usir dia!!"

Xavier memandang Alicia yang terlihat asing ini, ada perasaan yang tak terlukiskan di dalam hatinya, waktu telah berlalu, banyak hal yang ikut berubah termasuk orangnya.

Gadis yang pernah dia sukai ini pun telah berubah.

Pandangan mata Xavier menyapu ke para pelayan keluarga Wynora dan akhirnya tertuju pada Alicia.

"Aku bisa berjalan sendiri!"

“Hanya ada satu hal terakhir yang ingin kukatakan padamu.”

"Jika kamu tidak ingin orang lain tahu, maka kamu sendiri jangan melakukan apa pun!"

"Selama lima tahun ini, bagaimana kamu menghina orang tuaku, aku pasti akan melakukan hal yang sama terhadapmu!"

"Aku akan membuatmu menyesali pilihanmu!"

Setelah mengatakan ini, Xavier berbalik dan bersiap untuk pergi.

Akan tetapi malah terdengar ledakan tawa dari belakangnya.

Xavier berhenti dan melihat ke belakang.

Dia melihat semua orang di ruang tamu itu tertawa.

Terutama ibunya Alicia, Christina Lawrence, dia yang tertawa paling keras dan hampir menitikkan air mata ketika dia tertawa, “Lima tahun kamu menghilang, perusahaanmu pun sudah tidak ada, sekarang orang tuamu masih terbaring di rumah sakit dan rumahmu telah dibongkar setengah. Rumahmu pun hanya tinggal tembok saja, tidak memiliki apa-apa. Orang miskin sepertimu, apa yang harus disesali Alicia kami ini?"

Setelah Christina mengatakan ini dengan arogan, dia melihat Xavier dari atas sampai ke bawah dan mengeluarkan suara berdecak "tsk, tsk". Kamu berusia dua puluh tahunan, mengenakan pakaian yang begitu lusuh. Aku rasa pakaian yang kamu pakai ini, nilainya masih tidak sebanding dengan nilai sepatu yang aku pakai ini, deh!”

“Melihat betapa miskinnya kamu, aku rasa lima tahun ini, kamu tidak menghasilkan uang, ‘kan!”

"Pantas saja orang tuamu mengganggu Alicia setiap hari. Mereka mungkin takut kalau saat kamu kembali, kamu tidak bisa punya uang, tidak bisa menikah dan punya istri, ‘kan!"

Setelah mengatakan ini, Christina tertawa sepuasnya.

Semua orang di ruang tamu itu juga ikut tertawa.

"Hanya orang buta saja yang mau menikah dengannya, ‘kan? Haha ...."

“Bagaimanapun, aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan sampah semacam ini!” kata anggota keluarga Wynora lainnya di ruang tamu.

Wajah Xavier tampak pucat, dia tidak menyangka kalau mereka ini memandang rendah dirinya, hanya karena pakaian yang dia pakai. Mereka langsung menolak dirinya dan menganggap dia miskin.

Kalau saja mereka tahu, Xavier adalah Panglima Besar Pluno, yang juga pernah dianugerahi Medali Negarawan Terbaik Tiada Tara yang memimpin jutaan pasukan, apakah mungkin Xavier bisa tidak punya uang?

Saking banyak uang yang dia miliki, dia sendiri pun tidak tahu bagaimana menghitungnya lagi!

Dia sendiri bahkan tidak mengetahui aset apa saja yang dimilikinya.

Dia hanya ingat, anak buahnya pernah melaporkan padanya, sepertinya dia memiliki beberapa bank dan beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di luar negeri.

Namun dia belum mengetahui secara pasti berapa jumlah asetnya. Bagaimanapun, dia tidak pernah memedulikan hal-hal ini. Dia hanya samar-samar ingat kalau dia sekarang bisa menyebut dirinya sebagai "sultan".

Tepat ketika dia hendak memberi pelajaran beberapa anggota keluarga Wynora yang meremehkan dirinya, tiba-tiba terdengar langkah kaki tergesa-gesa di luar pintu.

Seorang wanita secantik dewi, berjalan masuk dengan sepatu hak tinggi.

“Siapa bilang tidak ada yang bersedia menikah dengannya?

"Aku bersedia menikah dengannya sih!!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 515 Bantuan Telah Tiba

    Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 514 Waktu Satu Menit untuk Pertimbangan

    Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 513 Tuan Trisula Metropolis

    Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 512 Hukuman

    "Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 511 Alam Super Grandmaster Level Kelima

    Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 510 Menuju ke Akademi Vikrama

    Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status