Share

Menghasut

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 00:29:43

Zhao Xueyan tetap tenang menghadapi tatapan penuh amarah dari Kaisar Zheng Yu. Dengan suara lembut namun tegas, dia berkata, "Yang Mulia, saya tidak menyentuhnya. Jika Anda ragu, silakan tanyakan pada pelayan atau prajurit di sekitar."

Namun, sebelum Kaisar Zheng Yu sempat merespons, Selir Mei Xiao yang masih berpura-pura kesakitan memegang lengannya dengan raut wajah yang terlihat menderita. "Yang Mulia ... tolong. Saya merasakan perut ini keram,” ucapnya lirih, seolah mencoba menyela.

Melihat keadaan Selir Mei Xiao, Kaisar Zheng Yu langsung melupakan penjelasan Zhao Xueyan. Wajahnya kembali diliputi kekhawatiran. "Cukup. Tidak perlu berbicara lagi," ujarnya sambil membungkuk, mengangkat Selir Mei Xiao dalam gendongannya.

Dia segera berbalik menuju paviliun Selir Mei Xiao, meninggalkan Zhao Xueyan tanpa sedikit pun kata. "Tabib! Segera panggil tabib!" perintahnya kepada pelayan yang setia mengikutinya.

Zhao Xueyan hanya berdiri di tempat, memandang punggung Kaisar Zheng Yu yang perl
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 446

    Fajar belum sepenuhnya menyingsing, langit masih menggantungkan semburat biru gelap dan oranye pucat. Angin pagi berhembus lembut namun membawa hawa tegang dari persiapan perang. Derap kaki pasukan elit kekaisaran Tianyang terdengar mantap di pelataran luar gerbang utama. Armor-armor berkilau, panji-panji berkibar, dan beast tunggangan menggeram lirih, seakan ikut merasakan aroma pertempuran yang sudah di ambang waktu.Di tengah pasukan itu, Kaisar Tian Ming berdiri gagah dengan zirah emasnya. Namun matanya hanya tertuju pada satu sosok yaitu Zhao Xueyan, istrinya, yang berdiri di dekat gerbang dengan wajah menahan."Xueyan .…" ucapnya pelan sambil menggenggam tangan istrinya yang dingin."Aku baik-baik saja," jawab Zhao Xueyan singkat, namun jelas nada suaranya bergetar. "Aku hanya, tak menyangka hari perpisahan kita datang secepat ini."Kaisar Tian Ming tersenyum lembut. "Bukan perpisahan. Hanya jeda, aku akan kembali. Kau akan melihatku berdiri di sini lagi, dengan kemenangan."Zh

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 445

    Langit senja di Benua Yunzhu berwarna kemerahan, seakan menyambut datangnya badai. Suara gemuruh dari kaki-kaki monster buas mengguncang tanah. Pasukan elit Kekaisaran Zhengtang muncul di balik awan debu, menunggangi beast monster masing-masing seperti macan bermata tiga, burung baja bersisik, hingga kuda api yang menghembuskan napas panas dari lubang hidungnya.Di barisan terdepan, berdiri tegak seorang pria berjubah ungu gelap, dengan helm perang di kepalanya, Kaisar Zheng Yu. Sorot matanya tajam menatap ke depan. Di hadapan mereka terbentang gerbang kokoh timur Benua Yunzhu, dijaga dua gunung tinggi yang menjulang seperti sepasang penjaga raksasa.Seorang jenderal muda mendekat, menunduk hormat. "Yang Mulia, kita telah mencapai titik perkemahan yang strategis. Lembah di antara dua gunung ini cukup tersembunyi, dan dekat dengan perbatasan Kekaisaran Tianyang."Kaisar Zheng Yu menoleh sekilas, lalu memandang ke lembah yang dimaksud. Angin berembus kencang, membawa aroma tanah basah d

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 444

    Di Paviliun Barat yang sejuk dan megah, Ibu Suri Gao duduk anggun di bawah naungan tirai sutra tipis. Di hadapannya, cawan teh melati menguarkan aroma halus. Matanya tajam menatap ke luar, seolah menunggu sesuatu. Tak lama kemudian, langkah kaki cepat terdengar mendekat. Seorang prajurit berseragam gelap membungkuk dalam di depan pintu. "Masuk," ucap Ibu Suri tanpa menoleh. Prajurit itu melangkah masuk dan kembali membungkuk dengan hormat. "Hamba menghadap, Yang Mulia." Ibu Suri meletakkan cangkir tehnya dan menoleh dengan dingin. “Bagaimana hasil penyelidikanmu?” Dengan suara rendah dan hati-hati, prajurit itu menjawab, “Yang Mulia Kaisar Tian Ming sedang mempersiapkan pasukan dalam diam. Karena Yang Mulia Kaisar akan berperang.” Alis Ibu Suri langsung berkerut. “Persiapan perang?” tanyanya tajam. “Benar, Yang Mulia,” sahut sang prajurit. “Kami mendapat laporan bahwa Kekaisaran Zhengtang akan menyerang Kekaisaran Tianyang.” Ibu Suri Gao berdiri dari duduknya dengan cepat. Tata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 443

    Mentari pagi menyinari halaman istana dengan lembut, menyusup lewat jendela-jendela besar yang menghadap ke taman bunga. Suasana di ruang makan keluarga kekaisaran tampak hangat. Aroma teh melati dan hidangan sarapan khas kekaisaran memenuhi udara. Di meja utama, Kaisar Tian Ming duduk berdampingan dengan Permaisuri Zhao Xueyan, sementara Jenderal Zhao Yun dan istrinya, Nyonya Bing Qing, duduk di sisi lainnya. Ibu Suri Gao berada di ujung meja, menyendok bubur tanpa bersuara.Kaisar Tian Ming menatap ke arah ayah mertuanya. “Ayah mertua,” panggilnya pelan namun tegas.Jenderal Zhao Yun mengangkat kepalanya, menatap sang kaisar penuh wibawa. “Ada yang ingin dibicarakan, Yang Mulia?”Kaisar Tian Ming mengangguk. “Ayo kita bicara di ruang kerja,” ujar Tian Ming seraya bangkit.Jenderal Zhao Yun mengangguk tenang, lalu menyeka mulut dengan sapu tangan sebelum ikut berdiri. “Baiklah.”Keduanya berjalan meninggalkan ruang makan dengan langkah mantap. Ibu Suri Gao yang melihat itu mengernyit

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 442

    Langkah ringan terdengar mendekat, disusul oleh suara pintu yang terbuka perlahan.Kaisar Tian Ming yang baru saja memerintahkan dua tangan kanannya untuk mempersiapkan pasukan, segera menoleh tajam. Namun, begitu melihat siapa yang berdiri di ambang pintu, sorot matanya langsung berubah dari bengis menjadi hangat.“Sayang?” Suaranya melunak. “Ada apa kau datang ke sini malam-malam begini?”Zhao Xueyan berdiri dengan gaun tidur merah marun yang lembut, rambut panjangnya digelung ringan, beberapa helai terurai di bahu. Wajahnya serius, matanya menatap langsung ke arah sang suami.“Apa yang terjadi, Tian Ming?” tanyanya pelan, tapi tegas.Tian Ming berdiri dan melangkah mendekat. “Tak ada apa-apa. Hanya urusan kekaisaran. Tak perlu kau khawatirkan, sayang.”Zhao Xueyan mendengus kecil, lalu bersedekap. “Aku tidak suka dibohongi. Jika kau berani menyembunyikan sesuatu dariku.” Ia berhenti sejenak, matanya menyipit. “Silakan tidur di luar mulai malam ini.”Wajah Tian Ming seketika membeku

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 441

    Pintu Paviliun Naga terbuka dengan suara berderit pelan. Cahaya dari dalam memancar, menyoroti sosok Kaisar Tian Ming yang berdiri tegap dengan wajah sangat dingin. Jubah malamnya berkibar ringan tertiup angin malam. Pandangannya tajam menusuk langsung ke arah Wu Liang yang berdiri di depan pintu bersama seorang penjaga.Wu Liang, yang biasanya tenang, kini terlihat kaku. Ia meneguk ludahnya dengan gugup, matanya sedikit melirik ke dalam paviliun sebelum cepat-cepat menunduk.“Maafkan hamba, Yang Mulia .…” gumam Wu Liangi. “Sepertinya hamba benar-benar mengganggu saat yang ... tidak tepat,” cicitnya merasa takut. Kaisar Tian Ming menyipitkan mata, suaranya dingin dan penuh tekanan.“Jika ini bukan sesuatu yang sangat penting, Wu Liang … aku tidak akan ragu menghukummu karena telah mengganggu malam keduaku bersama permaisuriku.”Wu Liang membungkuk dalam-dalam. “Ampuni hamba, Yang Mulia … ini … ini gulungan dari Kekaisaran Zhengtang. Disegel langsung oleh mata-mata elit kita yang bera

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status