Loky yang sudah selesai bersiap bergegas menemui Ezel diruangan lain. Loky ingin mendampingi saudara tertuanya ini di momen penting seperti sekarang. Mereka sudah berteman selama sepuluh tahun, mereka sudah saling mengenal karakter satu sama lain. Seperti halnya Loky, dia sangat mengenal bagaimana watak Ezel. Meski di luar Ezel terlihat tenang namun di dalam hatinya Ezel sangat gugup setengah mati dan Loky ingin sedikit menghilangkan kegugupan itu.
“Cuaca hari ini bahkan mendukung pernikahan ku,” Ezel menatap kosong keluar jendela. Dia tidak ingin menikah dengan wanita yang tidak dia cintai, tapi dia juga tidak ingin putranya tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang Ibu. Terlebih lagi Axel selalu menanyakan sosok Ibu padanya.
“Ezel?” Buru-buru Ezel mengubah raut wajahnya begitu rungunya menangkap suara Loky. Loky tersenyum kecil membalas senyuman Ezel yang menyambut kedatangannya.”Ada apa? Kau gugup? Dari tadi kau terlihat begitu gelisah.”
"Gugup? Tidak sama sekali. Dalam kamus ku tidak mengenal kata gugup.”
Mendengar jawaban Ezel membuat raut wajah Loky berubah dratis. Loky menghela napas panjang, rasanya percuma saja mengkhawatirkan Ezel. Sahabatnya ini punya seribu cara untuk menghancurkan mood orang lain dalam sekejap mata. Loky yang terlanjur kesal langsung melayangkan pukulan keras ke bahu bidang Ezel, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Ezel yang merengek kesakitan.
Ezel meringgis kesakitan mengusap bahunya sambil memperhatikan kepergian Loky. Ezel mengambil alih kamera mini dari tangan staf yang sejak tadi merekam semua aktivitas mereka dan mulai merekam dirinya sendiri.
"Tsk. Ada apa dengan mereka semua? Mereka selalu menanyakan hal sama. Tentu saja aku gugup. Ini pernikahanku, siapa yang tidak gugup di momen sakral seperti ini? Hah sepertinya sudah waktunya aku pergi.”
Ezel mengembalikan kamera tersebut pada staf, lalu meriksa penampilannya di cermin, setelah memastikan penampilannya Ezel bergegas keluar untuk menemui saudaranya yang lain. Ezel tersenyum kecil saat melihat Jade menunggu kedatangannya di loby.
"Mister Jade, apa anda akan segera menyusul kakak mu ini menikah?”
"Tentu saja. Setelah ini aku pastikan giliran ku yang menikah selanjutnya. Tsk, kau hanya sedikit lebih beruntung saja dari ku, Ez." Jade tertawa kecil sambil merangkul bahu Ezel yang notabene lebih tinggi darinya.
"Sebelum itu kau harus meninggikan tubuh mu lebih dulu. Tidak banyak wanita di luar sana yang mau menikah dengan pria lebih pendek darinya."
"Sialan kau!"
Ezel tertawa kecil melepaskan rangkulan Jade, lalu berjalan menjauh meninggalkan Jade yang mengumpat kesal padanya, Jade mempercepat langkahnya mengejar Ezel dengan kaki pendeknya.
"Hei tunggu aku.”
💞💞💞💞💞
Sepanjang perjalanan menuju tempat pernikahan Ezel di adakan. Max dan Hiro tidak henti-hentinya membicarakan pernikahan Ezel. Siapa yang akan percaya jika salah-satu member Light Of Heaven yang di gilai oleh kaum hawa akan menikah lebih dulu di antara mereka? Ya, walau sebelumnya Ezel sudah pernah menikah tanpa diketahui oleh orang lain selain keluarga dan orang terdekatnya saja.
“Hmm. Sayang sekali kita tidak bisa berbagi momen bahagia ini bersama Sky,”ucap Max sambil sibuk mengambil selca dengan ponselnya. Sedangkan Hiro hanya menatap keluar jendela. Sky adalah nama atau julukan bagi orang yang menjadi fans mereka, raut kekecewaan terlihat jelas di wajah mereka berdua.
Biar bagaimanapun mereka ingin berbagi kebahagian ini bersama fans yang selama ini telah mendukung dan mencintai mereka setulus hati, "Akan sangat bagus jika kita bisa merayakan momen ini bersama Sky.” Max kembali bersuara,
“Huh, mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi keputusan mereka berdua untuk menikah diam-diam tanpa diketahui media.” Max menatap Hiro sejenak sebelum dia kembali fokus keponselnya.
“Kak, menurut mu apa Sky akan menerima keputusan Kak Ezel ini? Sky tidak akan pergi meninggalkan kita dan membenci pernikahan ini, kan?” Hiro menghela napas panjang, sejujurnya dia takut jika pernikahan Ezel membawa dampak besar pada karir mereka nantinya.
“Hei kau ini bicara apa? Tentu saja Sky akan menerimanya. Sky sangat mencintai Light Of Heaven. Mereka akan mendukung apapun yang membuat kita bahagia. Percayalah pada fans kita, mereka bukan orang jahat, adik ku.”
"Kakak benar. Fans kita adalah orang baik. Maaf, aku sempat meragukan mereka. Maafkan aku,” Setelah membagi ketakutnya dengan Max, perasaan Hiro sedikit lebih tenang. Sudah seharusnya mereka mempercayai fans yang mendukung dan mencintai mereka selama ini. Kecewa itu sudah pasti, namun mereka percaya bahwa fans yang mencintai mereka dengan tulus tidak akan pergi meninggalkan mereka hanya karena berita pernikahan Ezel, Pada akhirnya nanti mereka akan memiliki keluarga masing-masing begitu pula dengan para fans mereka,
“Dibandingkan Sky, seharusnya aku lebih mengkhawatirkan Kakak Ipar. Hidupnya pasti penuh tekanan menjadi istri Kak Ezel. Setiap hari kerutan di wajah Kakak Ipar akan bertambah banyak menghadapi kelakuan fosil tua itu.” lanjut Hiro diiring suara tawa Max. Tawa Max meledak mendengar ucapan Hiro. Membayangkannya sudah membuat Max sakit perut.
Sementara itu di mobil lainnya. Leo mendadak sakit kepala mendengar ocehan Jade yang menurutnya tidak masuk akal. Sepanjang perjalanan menuju lokasi pernikahan Ezel, Jade terus bicara tanpa henti.
“Kak Leo, berjanjilah satu hal pada ku. Kau tidak akan menikah sebelum aku,” Leo memutar matanya malas mendengar permintaan konyol Jade. Bisa-bisanya pria pemilik tubuh seksi setelah Hiro meminta orang lain untuk menunggunya menikah lebih dulu.
"Apa lagi ini Jade Fernandes?”Leo menaikkan alisnya saat Jade meraih tangannya, memaksa Leo untuk menuatkan jari mereka satu sama lain.
"Ini adalah janji yang kita buat. Sky, kalian lihat ini? kalian jadi saksi perjanjian sakral ini jadi tolong ingatkan Kak Leo setiap kali dia lupa dan melanggar janjinya," Jade tersenyum kearah kamera sambil menunjukkan jari mereka yang masih bertautan. "Aku yakin Sky akan mengingat janji kita saat video ini di publish. Kau tidak bisa menghindar ataupun pura-pura lupa Kak. Karena Sky akan langsung memarahimu."
Jade menaik turunkan alisnya membuat Leo berdecak kesal melihat ekspresi konyol Jade.
"Hei bocah kenapa kau memaksa ku untuk membuat perjanjian konyol seperti ini? Bagaimana jika aku yang lebih dulu menemukan belahan jiwa ku? Apa aku harus menunggumu Tuan Jade Fernandes?”
"Ya.Kau harus menunggu ku, aku tidak ingin menjadi yang terakhir menikah,” Jawab Jade tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Jade menujukkan eye smilenya mengabaikan Leo yang menatap tajam padanya."Kak, kau sudah berjanji di hadapan jutaan Heaven. Jika Kakak ingin menikah lebih dulu maka kakak harus mencarikan aku pasangan. Dengan begitu kita berdua bisa menikah bersama. Adil bukan? Kalau kakak melanggar perjanjian ini, aku akan meminta dukungan Sky untuk membatalkan pernikahanmu.”
Leo hanya bisa menghela nafas panjang mendengar perkataan Jade. Leo terlihat malas berdebat dengan Jade karena Jade tidak akan menyerah dengan keinginannya. Jika disuruh memilih antara Max, Jade atau menahan lapar sebulan maka Leo akan lebih memilih untuk menahan lapar. Kedua pria itu adalah hal pertama yang ingin Leo hindari, tapi sialnya mereka berada di group yang sama membuat Leo mau tidak mau harus bersabar menghadapi mereka berdua.
🌻🌻🌻🌻🌻
Terimakasih sudah mampir, mohon dukungannya dengan membaca 5 menit, tambahkan buku ke rak, ulasan dan komentar disetiap bab yang kalian baca. Dukungan kalian berdampak besar bagi penulis agar semangat dalam berkarya.
"Ketahuilah membuat pilihan antara suami dan ibuku, adalah keputusan tersulit yang pernah aku buat. Satu sisi aku tidak ingin berpisah darimu dan anak kita. Tapi sisi lain aku tidak ingin kehilangan Ibu. Ibu satu-satunya keluarga yang aku miliki selama ini." Yuri meremas jemari tangannya sendiri, dia terlihat sangat gugup. “Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri, jika sampai terjadi sesuatu pada Ibuku.”Yuri menyakinkan dirinya sendiri bahwa dia melakukan hal yang benar saat ini. Dia mengatakan hal yang sebenarnya, memang benar kondisi ibunya tidak baik akan tetapi mengenai orang tua Ezel yang memberikan penawaran tidak sepenuhnya benar. Ada sesuatu yang coba Yuri tutupi dari Ezel."Ditambah lagi kondisi ekonomi kita memburuk, kau harus bekerja serabutan mencari uang demi membeli makan dan susu untuk Axe. Kita masih terlalu muda saat itu, aku tidak pernah meragukan perasaanmu padaku. Tidak sama sekali! Hanya saja melihat kau yang terbiasa hidup mewah, semua yang kau inginkan selalu t
Seminggu sudah berlalu sejak dia mendengar pembicaraan Ezel dan Jade. Walaupun menyakitkan, Sthella berusaha untuk tetap kuat menerima kenyataan bahwa suaminya masih mecintai wanita lain dengan besar hati. Wanita yang tidak dia ketahui wujud dan rupanya seperti apa. Namun satu hal yang pasti kalau wanita itu adalah wanita hebat karena dia bisa membuat pria arogan seperti Ezel jatuh cinta. Sthella tetap bersikap seperti biasa terhadap Ezel, seakan-akan dia tidak mengetahui apapun. Sthella lebih memilih menutup mata dan telinganya, melupakan semuanya demi Axel dan bayi yang ada di dalam kandungannya.Waktu terus berjalan, hari terus berganti namun Ezel masih tidak mengetahui fakta bahwa istrinya saat ini sedang mengandung anaknya. Ya bagaimana mungkin Ezel bisa tahu kalau dia sibuk menghabiskan waktu bersama Yuri. Seperti malam ini, mereka berdua asyik menikmati kencan layaknya sepasang anak remaja yang sedang di mabuk cinta. Hal yang wajar jika Yuri menikmati momen ini bersama Ezel
"Sepertinya aku perlu bicara denganmu, Ez?"“Kau ingin bicara apa eh? Jika kau ingin membahas masalah tadi, lupakan saja. Aku tidak ingin membahas apapun denganmu, Jade!" Ezel memejamkan matanya, dia terlalu lelah untuk bertengkar dengan Jade.'Apa kau masih mencintai wanita itu?" Sthella mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ketika mendengar pembicaraan Jade dan Ezel didalam. "Kenapa? Apa pertanyaanku begitu sulit hah, sampai kau tidak bisa menjawabnya Tuan Ezel De’Costa!!""Ya. Aku masih mencintainya, itukan jawaban yang ingin kau dengar Tuan Jade Fernandes!" Ezel mengepal tangannya menahan amarah. Dia terlalu lelah dan dia tidak memiliki kekuatan untuk berdebat dengan Jade. "Tolong berhenti memojokkan aku seperti ini, Jade. Kalian semua membuatku lelah.”'Tidak! Kita harus meluruskan semua ini, sebelum masalahnya meluas kemana-mana.”Ezel berdecak kesal, rasanya percuma saja meminta Jade berhenti membahas ini. "Baiklah, kau ingin membahas masalah ini maka mari kita bahas! Selama
Selesai melakukan pemeriksaan, Sthella menemui dokter yang menanganinya dengan ditemani oleh Loky dan Leo."Dokter, bagaimana hasil pemeriksaannya? Kakak Iparku baik-baik saja, kan? Apa penyakitnya berbahaya?" Leo terus melempar pertanyaan tanpa henti sampai membuat Sthella dan Loky malu dibuatnya. Siapapun yang melihat kekhawatiran Leo akan mengira kalau dialah suami Sthella. "Hei, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak bisa menjawab pertanyaanku hah?""Raksasa sialan tutup mulutmu, kau membuat kami malu." Loky berbisik pelan sambil mencengkram erat pergelangan tangan Leo "Dokter ini tidak bisa menjelaskan apapun kalau kau terus bertanya."Dokter Ishina Velarize menatap kedua pria yang ada di hadapannya bergantian, kemudian dia menarik nafas berat memberitahu hasil pemeriksaan Sthella. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dari hasil pemeriksaan tidak ada yang salah dengan kesehatan Nyonya Costa.""Apa kau yakin hasil pemeriksaannya benar, tidak ada kesalahan sama sekali? Dokter lihat b
Tiga pria tampan bertubuh atletis berjalan memasuki sebuah restoran yang menjadi favorit mereka, restoran yang sama dimana Ezel menghabiskan waktu bersama Yuri dan Axel tanpa sepengetahuan mereka. Varen terlihat begitu fokus memperhatikan seseorang yang terlihat bahagia bersama wanita yang sangat Varen dan para member benci."Hei, bukankah itu fosil tua?" Jade dan Hiro secara spontan menoleh ke arah tempat yang ditunjuk oleh Varen. "Uh untuk apa fosil tua itu bertemu dengan siluman wanita itu? Sialan! Dia bahkan membawa Axe bersamanya.""Ayah itu Paman Varen?" Axel yang melihat kehadiran mereka bertiga langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari keluar untuk menemui ketiga pamannya. "Paman?""Yak Axe, jangan berlari nanti kau bisa jatuh." Dengan sigapnya Varen langsung menangkap tubuh Axe saat kaki Axe tersandung dan terjatuh. "Bukankah sudah Paman katakan untuk tidak berlari hah. Wah kau ini benar-benar merepotkan, ya.""Axe kemarilah." Jade mengambil Axel dari dekapan Varen.
Tiga puluh menit, ya sudah tiga puluh menit Sthella berada di dalam toilet dan selama itu tidak ada tanda-tanda Sthella akan keluar dari toilet. Apa toilet begitu nyaman hingga membuatnya berlama-lama di dalam sana? Atau dia ketiduran? Loky dan yang lainnya mulai khawatir dengan keadaan Sthella. Mereka bertiga tampak gelisah menunggu di depan toilet."Kakak Ipar apa terjadi sesuatu padamu? Kau baik-baik sajakan? Kakak Ipar jangan diam saja. Tolong jawab pertanyaanku, kau membuat kami semua khawatir." Leo terus mengetuk pintu toilet sambil terus memanggil nama Sthella namun tidak ada respon sama sekali dari Sthella yang berada di dalam."Dasar bodoh, mau sampai kapan kau memanggilnya hah? Minggir, aku akan mendobrak pintu ini,” sarkas Loky“Apa? Mendobrak?Tidak boleh! Kau bisa menghancurkan pintu ini tahu,”protes Leo tidak terima“Lalu kau mau bagaimana? Menunggunya sampai dia keluar? Begitu?”Loky yang terlampau khawatir mendorong Leo menjauh dan langsung mendobrak pintu toilet begitu