"Sudah cukup, jangan bising di tempat usahaku aku harus menjahit dan memotong pola jadi aku persilahkan kalian untuk pulang ke rumah kalian sendiri!""Kamu ya Mbak, kamu sudah memutuskan untuk melepaskan Mas Nabil jadi tolong dong jangan beri Dia kesempatan untuk datang menemuimu dan merayumu!""Hei, kau! Tolong jaga ucapanmu, jika aku memukulmu aku akan terlihat tidak punya belas kasihan kepada hewan," ucapku mengejeknya, wanita itu makin gusar dan emosi. Dia melotot padaku sambil menarik nafas dengan dalam yang menandakan bahwa ia terkejut dengan perkataanku barusan."Jaga ucapanmu, Mbak, kenapa kamu menyebut tempat Sofia sebagai binatang?!" ujar Cici."Hei Sofia, apa kau tidak bisa menghancurkan diriku sendiri hingga kau harus membawa orang lain, apa kau lemah sampai harus melibatkan adikmu?""Hah?!" Wanita itu kehilangan kata-kata, dia benar-benar geram, dia berusaha untuk tegar dan tangguh di hadapanku padahal sebenarnya wanita itu akan mulai menangis karena tidak sanggup melawa
Dua hari kemudian,Kuhadiri pesan sidang terakhir untuk putusan perceraian kami. Kukenalkan pakaian terbaik dan berdandan rapi lalu berangkat menuju pengadilan dan menemui Mas Nabil di sana.Saat hendak masuk karena sudah dipanggil oleh petugas panitera sidang, sempat membisikkan sesuatu di telingaku."Apa kau yakin dengan ini aku benar-benar berat menceraikanmu."Aku tidak menjawabnya aku hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.Kami didudukkan berdampingan menghadap meja hakim. Setelah ditanyai tentang kesiapan kami untuk bercerai, dan aku tetap menjawab dengan jawaban yang sama bahwa kami tetap harus berpisah, akhirnya hakim mengeluarkan putusannya.Setelah membacakan putusan dan kami benar-benar dinyatakan berpisah, hakim mengetuk palu, aku tersenyum lega sementara Mas Nabil menggelengkan kepala sambil memijit di keningnya. Perceraian ini adalah gerbang Baru menuju kehidupan dan harapan baru, Aku berharap setelah mencampakan lelaki tidak berguna Ini hidupku akan semakin baik dan
Gila, lelaki yang ada di hadapanku ini benar-benar sudah jatuh cinta dan menyukaiku, sepertinya tidak sehari pun mampu ia lewati tanpa bertemu atau berbincang sebentar denganku.Sepertinya ia benar-benar merasa tertantang untuk menaklukkan janda."Tolong bedakan perasaanmu, bedakan antara jatuh cinta yang sebenarnya atau sekedar rasa simpati dan kasihan.""Aku memang kasihan padamu tapi rasa kasihan itu mengalahkan rasa kagum dan begitu Aku menyukaimu. Semua orang membicarakan betapa berbakti dan sempurnanya dirimu sebagai menantu, kau juga istri yang baik yang tidak akan membantah suami atau keluar tanpa izinnya, wanita sepertimu yang aku inginkan alih-alih wanita yang hanya berdandan dan sibuk dengan klub sosialita.""Ah, tapi aku punya dua anak yang harus kutanggung, juga aku harus fokus pada masa depan mereka.""Jangan khawatirkan itu selama aku masih hidup maka biaya sekolah bukanlah masalah untukku. Kau tahu kan omset perusahaanku ada berapa banyak?""Aku tidak tahu....""Apa ka
Menjelang magrib aku sampai di depan pintu gerbang rumahku, kulangkahkan kakiku dan menuntun motorku masuk dengan senyum bahagia karena hari ini aku mendapati banyak peristiwa dalam hidupku.Kuletakkan motorku di tempat yang sudah tersedia lalu menguncinya kemudian beranjak naik ke teras. Betapa terkejutnya aku saat melihat Nabil meringkuk di sana dan langsung berdiri begitu melihatku datang."Apa yang kau lakukan di sini.""Aku datang mengunjungi anak-anak.""Iya tapi itu hanya sebentar kemudian Rihanna hanya mengizinkan ku menunggumu di teras tanpa membiarkan ku masuk.""Itu keputusan yang tepat mengingat hal itu akan meminimalisir fitnah antara kami dan para tetangga, kau tahu kan kalau kami hanya mengontrak di sini?" jawabku dengan tenang."Aku ke sini untuk bicara.""Baru pagi tadi kita berjumpa di persidangan, kemudian istri dan adik iparmu datang melabrakku ke butik, lalu saat kembali ke rumah untuk istirahat Aku malah mendapatimu di sini. Apa yang kau inginkan?""Aku merasa
Tin...Matahari baru saja sepenggalah naik saat aku hendak membereskan diriku untuk berangkat kerja. Kupakai pakaian cantik dan mulai menyisir rambut ketika bunyi klakson barusan menjeda kegiatanku.Kusibak tirai jendela dan dari pagar yang tingginya hanya semeter tiga puluh centi itu kudapati lelaki tampan yang kini berdiri di sisi mobilnya.Aku terkejut dengan kedatangan lekaki bertubuh tinggi proporsional itu, melihatku di jendela ia melambaikan tangan, senyum tersungging dari bibirnya yang bercupit seksi, sekilas aku terjeda oleh sesuatu yang sekilas menggoda imanku, aku sempat berpikir bagaimana rasanya jika bibirku dan bibirnya bertemu."Ah, apa aku sudah gila!" Aku langsung menjitak kepalaku sendiri sambil mengucapkan istighfar dan tersenyum dengan gugup.Dia kembali tersenyum padaku dan aku juga membalas lambaian tangan lelaki berwajah oval dan tatapan mata teduh itu, gaya rambut yang klimis dan cara berpakaiannya yang rapi membuat lelaki itu nampak seperti bos muda y
Saat senja telah menguningkan cahayanya dan waktu telah menunjukkan pukul 04.30, mobil Hendra telah berhenti di depan tokoku.Aku yang kebetulan juga sedang menutup rolling door langsung mengalihkan tatapan kepadanya dan tersenyum begitu melihat lelaki itu menurunkan kaca mobilnya."Rupanya kau adalah pria yang tepat waktu dan disiplin," ujarku sambil menutup gembok dan mengantongi kuncinya."Tentu, untuk berurusan dengan wanita ... seorang lelaki harus terlihat profesional dan ramah," balasnya sampai mengedipkan mata. Aku tergelak, selalu terpukau saat lelaki beralis tebal dan bermata coklat itu tersenyum dan mengerling. Aku selalu berhasil terpukau dengan ketampanan dan fitur wajahnya yang mirip pria-pria dari keturunan spayol atau itali. Dia maskulin, tapi, parlente dan berwibawa. Dia Figur pria seksi yang tubuh serta kesehatannya selalu dirawat.Sesaat pikiranku menerawang membayangkan lelaki itu sedang berolahraga di pusat kebugaran, aku berkhayal melihat dia membuka bajuny
Melihat permasalahan yang begitu aneh di antara aku dan mantan ipar-iparku, polisi jadi heran dan tidak habis pikir. Mereka nampak bingung memecahkan masalah antara mas Hendra dan Mas Nabil yang terus saling menyalahkan dan saling melecehkan di hadapan para petugas dan wanita-wanita mereka."Begini saja, bukankah kalian keluarga Kenapa tidak diselesaikan secara damai dan baik-baik saja?" tanya pak polisi."Saya tidak akan mengampuni orang yang merusak mobil saya, kaca depan mobilku seharga dengan harga mobilnya. Bisakah dia mengganti?!""Aku rasa, kau terlalu meremehkanku sampai-sampai kau mengejar mantan istriku karena tidak merasa segan pada iparmu sendiri," ucap Mas Nabil yang sukses membuat Cici terbelalak dan menatap pada suaminya dengan kesal."Urusan aku bergaul dan berbisnis dengan siapa itu bukan masalahmu!""Jangan terus memasang dalil sosial disasi dan bisnis kau jelas-jelas menyukai mantan istriku!""Kau sendiri sadar dengan kesadaran penuh bahwa dia mantan istrimu jadi s
Seminggu kemudian.Entah keberuntungan dari mana karena Minggu kemarin aku dapat pelanggan seorang janda cantik yang berasal dari pinggir kota. Dia datang lagi ke butik kali ini untuk memesan sebuah kebaya yang akan dia kenakan di salah satu acara keluarganya.Aku berkenalan dengannya dan wanita itu ramah sekali, tanpa kutanyai dia telah menceritakan tentang kisah hidupnya dan bagaimana suaminya yang mantan preman berselingkuh hingga memutuskan meninggalkannya. "Tapi Tante terlihat cerah dan segar sekali meski kisah hidup Tante tidak indah." Aku coba memvalidasi apa yang terjadi "Ngapain harus sedih, justru saat kita galau dan terpuruk, harusnya seorang wanita makin cantik dan makin mandiri agar lelaki yang meninggalkan menyesal," jawab wanita centil itu sambil mengibaskan rambutnya. Meski umurnya sudah terlihat di atas lima puluh tahun, tapi ia masih terlihat energik."Hidup terlalu singkat untuk dibuat kesedihan, Besti," imbuhnya."Lalu bagaimana Tante bangkit.""Hei, kau ta