Share

Bab 95

Penulis: Zayba Almira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 23:28:00

Hari-hari berjalan dengan ketegangan yang semakin terasa. Setelah pertemuan yang intens antara Kieran dan Valerie, Clara merasa bahwa segalanya mulai teruji.

Setiap langkah yang diambil Kieran terasa semakin berat, dan Clara mulai merasakan kepedihan yang sulit untuk diceritakan.

Apa yang sebenarnya terjadi antara Kieran dan Valerie di masa lalu?

Mengapa Kieran begitu terikat dengan masa lalu yang kelam itu?

Clara tahu bahwa Kieran sedang berusaha sekuat tenaga untuk melindunginya. Namun, ada perasaan yang tak bisa ia hilangkan—rasa takut akan kehilangan.

Rasa takut bahwa masa lalu Kieran akan selalu menjadi bayangan gelap yang menghantui masa depan mereka.

Clara duduk di balkon apartemennya, menatap langit malam yang penuh bintang. Angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, namun hatinya terasa hangat.

Ia tahu, meskipun semuanya terasa penuh dengan ketidakpastian, ada sesuatu yang harus dilakukan.

Ia harus berbicara dengan Kieran. Ini saat yang tepat untuk membicarakan semuanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 96

    Setelah percakapan yang membuka banyak hal, Clara dan Kieran merasa ada secercah harapan yang muncul di tengah segala keraguan. Namun, meskipun begitu, keduanya sadar bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan tantangan. Ada sesuatu yang menggelayuti pikiran mereka, sebuah perubahan yang tak terduga yang akan mengubah arah hubungan mereka.Pagi itu, Clara bangun dengan perasaan yang campur aduk. Meski pertemuan dengan Kieran kemarin memberikan sedikit kelegaan, masih ada bayang-bayang ketakutan yang tak bisa ia hindari. Apakah benar hubungan ini akan bertahan? Apakah Kieran benar-benar bisa melepaskan masa lalunya yang kelam? Semua pertanyaan itu terngiang di pikirannya, meskipun ia berusaha menenangkan diri.Di kantor, Clara duduk di meja kerjanya dengan tumpukan dokumen yang menanti untuk diselesaikan. Namun, pikirannya terus melayang, teringat percakapan tadi malam. Kieran sudah mengatakan segalanya, namun entah mengapa, Clara merasa bahwa ada sesuatu yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 97

    Malam itu, Clara tidak bisa tidur dengan tenang. Setelah makan malam dengan Kieran, banyak hal yang terus berputar di pikirannya. Meskipun ia mencoba untuk menenangkan diri, hatinya tetap gelisah. Apa yang akan terjadi setelah ini? Apakah benar Kieran bisa melepaskan masa lalunya untuk selamanya? Ataukah, seperti yang dikhawatirkan Valerie, masa lalu itu akan terus menghantuinya?Keesokan paginya, Clara bangun lebih awal dari biasanya. Ia merasa perlu untuk menyegarkan pikirannya, dan berjalan-jalan di taman dekat apartemennya sepertinya bisa menjadi cara yang tepat untuk itu. Angin pagi yang segar dan dedaunan yang bergoyang pelan membuatnya sedikit lebih tenang. Namun, keraguan itu masih menggelayuti dirinya.Clara tidak tahu seberapa besar ia bisa mempercayai perasaan Kieran, meskipun ia ingin sekali mempercayainya. Ia tahu bahwa hubungan mereka penuh dengan komplikasi, dan Kieran adalah sosok yang sulit dimengerti. Namun, di sisi lain, ia merasa ada kekuatan dalam dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 98

    Hari-hari berlalu sejak percakapan penting itu, dan meskipun Kieran berusaha untuk menunjukkan perubahan dalam dirinya, Clara masih merasakan ketegangan yang tersisa. Walaupun ia memberi kesempatan kedua untuk Kieran, rasa ragu itu tidak bisa begitu saja hilang. Ada banyak hal yang masih menggantung di pikirannya—terutama masa lalu Kieran yang gelap dan penuh rahasia. Namun, Clara juga tidak bisa menutup mata terhadap perasaan yang tumbuh di dalam hatinya. Kieran sudah banyak berubah, dan meskipun ketakutan akan masa lalu terus membayanginya, ia tahu bahwa Kieran berjuang keras untuk memperbaiki dirinya.Pagi itu, Clara berdiri di depan cermin, memandangi dirinya. Ia mengenakan gaun sederhana yang dipadukan dengan jaket kulit hitam yang membuatnya tampak elegan. Meski begitu, ada keraguan yang menggelayuti wajahnya—keraguan yang sama yang sudah ada sejak percakapan dengan Kieran. Ia mencintai pria itu, tetapi apakah ia cukup kuat untuk melewati semua ini?Mendengar suara pintu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 99

    Clara menghela napas panjang saat matanya menatap kosong ke layar ponselnya. Pesan dari Kieran tadi masih terbayang di pikirannya. Meskipun kata-kata itu terdengar penuh pengertian, Clara merasa ada jarak yang tak terucapkan di antara mereka. Jarak itu bukan sekadar fisik, melainkan lebih kepada ketidakpastian yang terus menghantui hatinya.Malam itu, ia memutuskan untuk tidak kembali ke apartemennya lebih dulu. Ada perasaan yang menuntunnya untuk pergi ke tempat yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota yang selalu ramai. Ia membutuhkan waktu untuk merenung, untuk benar-benar menemukan apa yang seharusnya ia rasakan dan bagaimana ia seharusnya melangkah.Langkah-langkah Clara membawa dirinya ke taman kota yang sepi. Udara malam yang dingin membelai wajahnya, memberi ketenangan yang sangat dibutuhkannya. Duduk di bangku taman yang terletak di bawah pohon rindang, Clara menatap langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang. Ia tidak tahu mengapa, tetapi bintang-bintang itu sepert

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 100

    Hari itu terasa berbeda. Clara merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya, sebuah perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Setelah sekian lama, ada secercah harapan yang kembali muncul. Namun, di balik harapan itu, ada juga keraguan yang terus menghantui pikirannya. Clara duduk di ruang kantornya, menatap layar laptop dengan mata yang mulai lelah.Beberapa laporan yang harus diselesaikan masih menumpuk, dan meskipun otaknya ingin fokus pada pekerjaannya, pikirannya selalu kembali pada Kieran. Semalam, setelah mereka berbicara di taman, Clara merasakan kelegaan yang tak terucapkan. Ia mulai sedikit membuka hatinya, memberi Kieran kesempatan untuk membuktikan bahwa ia tidak akan mengecewakannya lagi. Namun, ada rasa takut yang menghantui, rasa takut untuk kembali terluka. Mungkin inilah yang selama ini membuatnya sulit untuk melangkah maju, meskipun Kieran telah menunjukkan kesungguhan yang tulus.Clara menarik napas panjang dan memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sej

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 101

    Pagi itu terasa berbeda bagi Clara. Setelah percakapan malam kemarin dengan Kieran, banyak hal yang dipikirkan. Ada perasaan lega yang mulai mengisi ruang hatinya, namun juga rasa takut yang terus menghantui. Clara tahu ini bukanlah akhir dari segala hal, tapi awal dari sebuah babak baru yang penuh tantangan.Sejak pagi, ia merasa ada sebuah ketenangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia berusaha fokus pada pekerjaan yang menumpuk, namun pikirannya tidak bisa lepas dari Kieran. Ada rasa hangat yang mengalir setiap kali ia membayangkan pria itu, dan hatinya tahu satu hal—ia tidak ingin kehilangan kesempatan ini.Kehidupan profesional Clara tetap berjalan seperti biasa. Di kantor, ia menyelesaikan berbagai tugas, menghadiri pertemuan dengan klien, dan memastikan semuanya berjalan dengan lancar.Namun, dalam setiap detik yang berlalu, pikirannya kembali terhubung pada Kieran. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Nama Kieran muncul di layar, dan Clara merasa jantungnya berdebar.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 102

    Pagi itu terasa penuh dengan harapan yang terpendam. Clara memulai harinya dengan secangkir kopi panas di tangan, duduk di tepi jendela kantornya, memandang jalanan kota yang sibuk. Dingin pagi menembus kaca jendela, namun hatinya hangat dengan bayangan pertemuan semalam. Malam itu, ketika mereka berdua saling berbagi janji, Clara merasa dunia seperti berhenti sejenak. Semua ketakutannya tentang hubungan ini, semua ketidakpastian yang selama ini menghantui dirinya, tampak seperti kabut yang perlahan menghilang. Kieran, pria yang selama ini ia lihat hanya sebagai bos, kini telah menjadi seseorang yang ia percayai untuk menjalani perjalanan hidupnya bersama. Namun, meskipun ada kehangatan di hatinya, Clara masih merasa cemas. Ketakutan bahwa ia mungkin saja salah, bahwa ia mungkin tidak cukup siap untuk komitmen itu, terus menggerogoti pikirannya. Setiap hari adalah langkah baru untuk membuka diri, untuk menerima perubahan dan tantangan yang datang.Hari ini, Clara memutuskan un

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 103

    Malam itu, Clara kembali terjaga lebih lama dari biasanya. Kieran’s proposal—ide untuk membuka perusahaan bersama—berputar-putar dalam pikirannya. Sejak pertemuan mereka di kafe tadi sore, ia tidak bisa berhenti berpikir tentang segala potensi yang bisa terwujud. Namun, keraguan masih mengganjal di hati. Memasuki dunia bisnis bersama Kieran bukan hanya tentang pekerjaan. Itu juga tentang masa depan mereka, hubungan yang lebih dalam yang mungkin saja terancam oleh tekanan dan risiko yang datang bersamaan dengan bisnis.Namun, ada satu hal yang tidak bisa ia pungkiri: ia merasa dihargai oleh Kieran, dan tawaran ini terasa seperti peluang untuk membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar asisten. Itu adalah langkah besar menuju kebebasan dan kredibilitas profesional yang selama ini ia dambakan. Clara menatap ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya. Ada pesan singkat dari Kieran, yang ditulis beberapa jam lalu setelah mereka berpisah."Clara, aku harap kamu sudah merenu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13

Bab terbaru

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 204

    Pagi itu, langit bersih tak berawan. Clara berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya dengan jepit bunga kecil yang pernah diberikan Luna. Gaun putih polos yang ia kenakan melambai pelan tertiup angin dari jendela yang terbuka. Di luar, terdengar suara tawa anak-anak dan gesekan sapu dari halaman.Kieran muncul di ambang pintu, mengenakan kemeja linen abu-abu dan celana panjang krem. Wajahnya teduh, matanya tak lepas dari sosok istrinya.“Kau masih secantik hari pertama kita bertemu,” ucapnya.Clara berbalik dan tersenyum. “Dan kau masih pandai membuatku lupa bagaimana caranya merasa takut.”Hari itu bukan hari biasa.Hari itu, mereka akan meninggalkan sesuatu yang lebih besar dari rumah pesisir mereka: sebuah nama, sebuah harapan, sebuah warisan.1. Simposium PerdamaianTenda besar didirikan di lapangan terbuka, tak jauh dari rumah mereka. Bangku-bangku kayu disusun rapi, dihiasi bunga kering dan anyaman daun.Orang-orang dari berbagai komunitas netral datang: dari barat yang pern

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 203

    Fajar menyelinap di sela tirai linen, menorehkan cahaya emas ke dinding rumah kayu mereka. Clara sudah terjaga, duduk di meja kecil menghadap jendela, menggambar dengan pensil arang di buku sketsanya. Di halamannya, tergambar wajah Luna yang sedang tertawa sambil memeluk tanaman rosemary.“Sudah pagi?” suara Kieran serak dari belakang.“Sudah,” jawab Clara tanpa menoleh. “Dan aku tak ingin melewatkan satu pun pagi bersamamu.”Ia menutup buku sketsa pelan. “Kita pernah hidup dalam hari-hari yang penuh bahaya. Tapi sekarang, setiap pagi seperti surat cinta dari semesta.”Kieran menarik kursi dan duduk di sampingnya. Ia mengambil tangan Clara dan mengecupnya dengan tenang.“Dan surat itu,” bisiknya, “kutulis ulang setiap hari... dalam detak jantungku.”1. Panggilan dari KotaDi tengah kesederhanaan itu, Aretha muncul dalam bentuk hologram kecil di ruang tamu.“Ada komunikasi dari Pusat Penyelaras Sipil. Mereka ingin mengundang Tuan dan Nyonya untuk berbicara dalam simposium tentang rek

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 202

    Langit di atas rumah pesisir itu bersih tak berawan, hanya sapuan tipis putih awan yang mengambang seperti mimpi yang tak ingin pergi. Clara berdiri di tepi tebing kecil yang menghadap langsung ke laut lepas, mengenakan gaun linen putih yang berkibar lembut ditiup angin. Di tangannya sebuah surat tua yang mulai menguning, ditulis tangan oleh Ayla—teman mereka yang telah pergi, namun meninggalkan warisan kenangan yang tak ternilai.“Dia menulisnya dua hari sebelum pengkhianatan terakhir di pusat markas,” ucap Kieran, yang berdiri beberapa langkah di belakangnya, membawa dua cangkir teh jahe hangat.Clara menoleh, menerima cangkirnya, dan tersenyum tipis. “Isi surat ini bukan sekadar perpisahan. Ini... seperti mandat untuk kita melanjutkan sesuatu.”Mereka duduk di bangku kayu yang menghadap laut, tempat favorit mereka setiap pagi. Angin membawa aroma garam, suara debur ombak, dan kicau burung camar—simfoni kehidupan baru yang jauh dari suara ledakan dan sandi-sandi perang.1. Rencan

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 201

    Mentari pagi menyembul perlahan dari balik bukit, membasuh langit dengan semburat keemasan. Clara membuka jendela besar di rumah pesisir yang mereka bangun bersama—sebuah rumah kecil bercat putih dengan atap biru laut, menghadap langsung ke samudra yang berkilauan.Angin membawa harum garam dan bunyi debur ombak ke dalam ruangan, membelai rambutnya yang tergerai. Kieran muncul dari belakang, mengenakan sweater tipis, lalu melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Clara.“Tempat ini seperti mimpi,” bisik Clara.“Bukan mimpi lagi,” sahut Kieran pelan. “Ini kenyataan yang kita bangun sendiri.”1. Hari Tanpa TugasUntuk pertama kalinya sejak sekian lama, mereka tidak diburu jadwal, tidak ada sistem yang harus diperbaiki, tidak ada kode berbahaya yang perlu dibongkar. Hanya mereka berdua, dan waktu yang terasa melambat.Kieran membuatkan sarapan: roti panggang, telur mata sapi, dan teh herbal yang dulu biasa mereka minum di tengah operasi markas. Clara tertawa kecil saat Kieran berjuang

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 200

    Keterang hijau dawn lampu kota memudar perlahan ketika Clara dan Kieran menutup pintu ruang komando untuk malam terakhir mereka. Dua raga yang lelah, dua hati yang penuh luka—namun juga dua jiwa yang tumbuh lebih kuat oleh cinta dan persatuan.Mereka berjalan bergandengan menuju balkon atap, tempat bintang dan langit pagi menyambut. Aroma kopi hangat dan uap hujan semalam masih terasa, menambah kesyahduan momen."Kita berhasil," ucap Clara pelan, menatap wajah Kieran yang terpantul oleh kilau lampu jalan."Ya," jawab Kieran sambil membelai rambut Clara. "Ini hari terakhir konflik besar yang kita hadapi bersama. Sekarang kita punya kehidupan baru."1. Lambang Cincin Batu LautClara mengeluarkan kotak kecil berisi sepasang cincin sederhana: cincin Kieran terukir peta pulau tempat mereka berbulan madu, cincin Clara berhiaskan kelopak bunga liar yang mereka kumpulkan di dermaga malam itu."Ini lambang kisah kita," Clara berkata sambil menyematkan cincin pada jari Kieran. "Petualangan, ba

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 199

    Senja malam merayap cepat di cakrawala ketika Kieran, Clara, dan Samantha kembali ke ruang komando. Peta tiga dimensi Veritas terpancar di layar hologram—jalur pelayaran, lokasi gudang distribusi, dan rute pengiriman vektor biologis. Aretha mengatur status pra-serangan."Data Samantha sangat akurat," ucap Clara sambil menunjuk titik koordinat pelabuhan gelap. "Jika kita potong jalur itu, kita hentikan penyebaran sebelum dimulai."Kieran memekikkan jempol. "Kita butuh tim laut dan tim darat bekerja serentak. Clara, kamu dan Samantha tangani tanah: infiltrasi gudang distribusi. Aku pimpin tim laut ke kapal yang akan dipakai Veritas."Samantha menarik napas dalam. "Aku akan bawa logistik. Aku tahu rutenya—dari gudang mereka ke kapal selam kecil yang tersembunyi di Teluk Barat."1. Persiapan Dua FronDua tim bergerak:Tim Darat (Clara & Samantha): Menyusup ke gudang tersembunyi di pelabuhan tua, mengambil sample vektor, dan menanam perangkat remote dieback.Tim Laut (Kieran): Mengikuti

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 198

    Bayang malam masih menempel di kaca jendela, tetapi di hati Clara dan Kieran, ada kilatan cahaya baru yang menuntun mereka melewati lorong gelap. Setelah ujian kepercayaan dengan Arion, dua insan ini memerlukan waktu untuk sekadar berdua—melepaskan beban dan mengingat kembali janji yang pernah mereka ukir.1. Senandung Hening di BalkonMereka kembali ke balkon markas, memandangi kota yang gemerlap oleh lampu. Angin malam menyapu pelan—seperti menggoda daun-daun malu untuk menari.Clara menggenggam secangkir cokelat hangat, nafasnya mengepul di udara dingin. Kieran duduk di sampingnya, merangkul bahu Clara dengan lembut. “Aku tahu malam ini berat,” bisiknya. “Tapi aku senang kau di sini bersamaku.”Clara menoleh, tersenyum kecil di balik kerlip lampu kota. “Aku juga. Rasanya, untuk pertama kalinya sejak lama, aku merasa kita tidak sendirian dalam pertarungan ini.”2. Jejak Pelukan di Tengah KekalutanKieran meraih tangan Clara—sentuhan yang sederhana, namun penuh makna. “Clara,” ka

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 197

    Setelah ledakan bawah laut menghancurkan terowongan Genesis dan paket data palsu mengguncang Nexus, Kieran dan Clara kembali ke markas. Namun suasana di ruang komando terasa berbeda—tegang, penuh tatapan curiga. Clara menatap layar besar di dinding yang menampilkan alur operasi. Lampu-lampu hijau yang sebelumnya menandai keberhasilan, kini beberapa berkedip merah. Aretha tiba-tiba bersuara: > “Terdeteksi manipulasi data internal. Jejak akses terakhir oleh user Arion. Hasil autentikasi: user terverifikasi sebagai bagian tim inti Anda.” Kieran menahan napas. Arion—nama itu milik letnan lapangan yang selama ini paling setia. Ia menoleh ke Clara, mata mereka bertemu penuh kecemasan. “Arion?” gumam Clara. “Dia tidak mungkin…” Mereka segera menyusuri jejak digital. Aretha memproyeksikan peta pola jaringan: Arion mengirim sinyal enkripsi kuat ke server Veritas tepat setelah mereka menutup tambang Genesis. Lebih mengejutkan, ia mencabut modul komunikasi tim, memotong akses drone peny

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 196

    Fajar menyingsing perlahan ketika Kieran dan Clara tiba di markas rahasia mereka, membawa Sierra yang masih terguncang. Di lorong berpendar lampu putih, mereka berjalan serempak menuju ruang interogasi kecil—meja logam, tiga kursi, dan satu kursi roda.Clara membuka borgol Sierra dengan hati-hati. Sierra menatap kelelahan, matanya merah, bibirnya retak. Kieran dan Clara duduk berhadap-hadapan, menunggu Sierra bicara."Aku... tak bermaksud menghancurkan semuanya," suara Sierra gemetar. "Aku butuh uang untuk melarikan diri. Mereka menjanjikan kebebasan."Clara mencondongkan badan. "Siapa yang menjanjikan? Nexus Corp? Atau tangan bayangan lain?"Sierra menunduk. "Bukan hanya Nexus. Ada inisiator baru—organisasi yang membeli data Nexa untuk kemudian memanipulasi sisa-sisa penelitian. Mereka menyebut diri mereka Veritas.""Mereka kebal hukum, beroperasi di balik korporasi sah."Kieran meremas pegangan kursi. "Veritas... nama yang menipu. Mereka klaim menegakkan kebenaran, tapi ini cuma ke

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status