Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan

Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan

last update最終更新日 : 2025-05-03
作家:  Zayba Almira連載中
言語: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 評価. 1 レビュー
204チャプター
730ビュー
読む
本棚に追加

共有:  

報告
あらすじ
カタログ
コードをスキャンしてアプリで読む

概要

Drama

Cinta yang Manis

Bos / CEO

Sekretaris

Pria Dominan

Romansa Kantor

Diam-diam Perhatian

Menegangkan

Dewasa

Clara, asisten pribadi CEO Kieran Damaris, merasa nyaman dengan rutinitas pekerjaannya yang padat. Namun, semuanya berubah ketika Kieran memberinya tanggung jawab besar: memimpin proyek penting yang dapat mengubah kariernya. Meskipun ini adalah kesempatan emas, Clara merasa tidak siap dan takut gagal. Di sisi lain, hubungan mereka yang selama ini profesional mulai terasa lebih rumit. Ketegangan yang berkembang antara keduanya menumbuhkan perasaan yang tak terucapkan. Clara mulai bertanya-tanya apakah ketertarikannya pada Kieran hanya terkait pekerjaan, atau ada sesuatu yang lebih pribadi yang tak bisa dihindari.

もっと見る

第1話

Bab 1

Clara duduk di mejanya, menatap layar komputernya dengan pandangan kosong. Email dari Kieran itu masih terbuka di layar, subjek yang singkat dan penuh arti: 'Pertemuan Pribadi - Kieran Damaris.' Sesuatu di dalam dirinya terasa berbeda kali ini.

Selama dua tahun bekerja di bawah Kieran, Clara sudah terbiasa dengan rapat-rapat rutin, instruksi yang jelas, dan peranannya yang lebih banyak di belakang layar. Tetapi hari ini, ada yang mengusik. Ada ketegangan yang lebih dalam.

Tugas-tugas hariannya selalu datang dengan tumpukan file dan jadwal yang padat. Mengatur rapat, mempersiapkan laporan, menyaring email, itu adalah rutinitas yang sudah sangat dikuasainya.

Namun, memimpin proyek besar yang melibatkan seluruh tim? Itu sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang dia bayangkan. Clara menatap email itu lagi. "Saya ingin kamu memimpin proyek besar ini," kata Kieran dalam pesan singkatnya.

Perasaan cemas mulai merayap dalam dirinya. Clara tahu bahwa ini adalah kesempatan yang besar, kesempatan untuk menunjukkan potensinya. Tetapi, di sisi lain, perasaan takut mulai menguasainya. 'Apakah saya benar-benar siap untuk ini?'

Di ruang rapat beberapa jam kemudian, tatapan Kieran yang tajam kembali menghantui pikirannya. Kieran sudah duduk di kursinya, dengan ekspresi serius yang selalu dia kenakan saat rapat.

Begitu Clara masuk, dia merasa seperti ada tekanan yang tiba-tiba menyelimuti ruangan. Kieran tidak langsung berkata apa-apa. Dia hanya menatapnya, menunggu Clara berbicara.

"Clara," Kieran akhirnya memulai, suaranya seperti biasa—tenang dan penuh wibawa. "Saya ingin kamu memimpin proyek besar ini. Saya percaya kamu bisa."

Clara merasa pipinya memanas. "P-pemimpin? Saya... saya tidak yakin jika saya siap untuk itu, Pak."

Kieran hanya mengamati, matanya tetap tajam. "Jangan meragukan dirimu sendiri. Kamu sudah bekerja di sini cukup lama. Saya tahu kamu bisa."

Clara menelan ludah. 'Saya sudah bekerja di sini cukup lama, tapi bukan berarti saya siap memimpin proyek besar ini.' Dalam dua tahun terakhir, dia telah melihat betapa beratnya tanggung jawab seorang pemimpin.

Semua keputusan besar, semua tekanan—semua itu harus dihadapi sendirian. Dan saya takut gagal.'

"Pak... ini terlalu besar bagi saya," kata Clara, suara bergetar. "Saya tidak ingin mengecewakan Anda."

Kieran mengerutkan kening, namun tidak berkata apa-apa. Dia hanya menatap Clara, seolah menunggu lebih banyak penjelasan.

Clara merasakan perasaan tidak layak itu semakin menguat—seperti ada suara di dalam dirinya yang mengatakan bahwa dia hanya pantas berada di belakang layar, bukan di depan. 'Saya hanya seorang asisten. Saya bukan pemimpin.'

"Kamu tidak akan tahu sampai kamu mencoba," kata Kieran akhirnya, suaranya lebih lembut, namun tetap tegas. "Saya percaya padamu, Clara."

Clara mengangguk, meskipun hatinya masih penuh dengan keraguan. "Baik, Pak. Saya akan coba."

Ketika rapat berakhir dan Kieran meninggalkan ruangan, Clara tetap duduk di kursinya, mencoba mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan.

Dia merasa seperti ada beban besar yang diletakkan di pundaknya. 'Apa yang akan terjadi jika saya gagal?' Perasaan itu terus menghantuinya.

Namun, satu hal yang pasti—kesempatan ini tidak datang dua kali. 'Saya harus mencobanya.'

Clara duduk di mejanya, jari-jarinya terhenti di atas keyboard, matanya menatap layar yang kini tampak kabur. Ketegangan yang mengalir di dalam dirinya seolah semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Kieran Damaris telah memberinya tanggung jawab besar, lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan. Memimpin proyek besar? Itu bukanlah sesuatu yang bisa ia lakukan dengan mudah.

Tapi di sisi lain, dia tahu ini adalah kesempatan yang tak boleh disia-siakan.

Dia memalingkan pandangannya dari layar komputer, menatap pemandangan kota yang terlihat dari jendela ruang kerjanya.

Gedung pencakar langit, lalu lintas yang sibuk, dan langit biru yang hampir tak terlihat di balik tumpukan awan. Semua itu tampak begitu jauh. 'Begitu jauh dari rasa cemas yang menggerogoti dirinya.'

Dia memijat pelipisnya. 'Kenapa aku merasa begitu takut?'

Dalam dua tahun bekerja di bawah Kieran, Clara sudah terbiasa dengan beban pekerjaan yang datang dengan cepat dan sering kali mendesak.

Mengatur jadwal, menjawab telepon, menyiapkan dokumen, semuanya sudah menjadi rutinitas. Namun, memimpin tim?

Mengambil keputusan besar yang bisa memengaruhi seluruh perusahaan? Itu adalah dunia yang jauh lebih besar daripada yang bisa ia bayangkan.

Sebuah suara keras terdengar dari luar ruangannya, suara pintu yang terbuka dan langkah kaki yang mantap.

Clara menoleh, dan jantungnya langsung berdebar lebih cepat. Kieran. Langkahnya yang pasti terdengar jelas bahkan sebelum ia muncul di ambang pintu.

Clara berusaha untuk tetap tenang, menarik napas dalam-dalam dan kembali menatap layar komputernya. Namun, saat Kieran masuk ke ruangan, atmosfer langsung berubah. Ada ketegangan yang bisa dirasakan di udara.

Kieran, dengan tubuh tegap dan wajah yang sulit dibaca, berdiri di depan meja Clara.

"Clara," suaranya datar, namun ada nada yang sedikit berbeda—lebih lembut, lebih intens dari biasanya. "Apakah kamu sudah mempersiapkan laporan untuk proyek besar ini?"

Clara menatapnya, mencoba menutupi rasa gugupnya dengan sebuah senyuman yang dipaksakan. "Ya, Pak. Semua sudah siap."

Suaranya terdengar sedikit lebih tinggi dari biasanya, seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia benar-benar siap.

Kieran mengangguk pelan, namun matanya tetap menatap Clara dengan intens. "Bagus. Saya ingin proyek ini berjalan sempurna. Dan saya ingin kamu memimpin tim riset ini."

Clara merasa seolah seluruh dunia berhenti sejenak. 'Memimpin?' Suara itu bergema dalam pikirannya. 'Saya?'

"Pak...," Clara menelan ludah, mencoba untuk tidak memperlihatkan betapa terkejutnya dia. "Saya... saya tidak yakin saya siap untuk itu."

Kieran tetap diam, memandangi Clara dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ada jeda yang panjang, terlalu panjang bagi Clara. 'Apakah dia kecewa dengan saya?

Apakah dia merasa saya tidak mampu?' Rasa cemas itu semakin menggerogoti dirinya, dan dia bisa merasakan pipinya mulai memanas, cemas apakah Kieran bisa melihat kegugupannya yang semakin jelas.

"Clara," suara Kieran akhirnya memecah keheningan. "Kamu sudah bekerja di sini cukup lama. Kamu tahu betul bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik."

Ia beralih ke dokumen yang terletak di atas meja Clara, mengambil beberapa lembar laporan yang sudah dipersiapkan. "Saya percaya kamu bisa melakukannya."

Clara menatap Kieran, bibirnya sedikit terkatup. 'Kamu percaya padaku?' Bagaimana mungkin? Dia hanya seorang asisten, bukan seorang pemimpin.

Selama ini, perannya hanya sebagai pendukung—mengatur jadwal, menyaring email, memastikan semuanya berjalan lancar.

'Tapi memimpin proyek besar?' Itu bukan sesuatu yang bisa ia lakukan dengan mudah.

"Kami bekerja bersama, Clara," lanjut Kieran dengan nada yang lebih lembut, namun tetap penuh kepastian. "Saya tidak akan membiarkanmu sendirian. Kamu akan mendapatkan dukungan penuh."

Clara mengangguk, meskipun rasa ragu dan cemas masih melingkupi pikirannya. 'Dukungan penuh? Tapi apakah saya benar-benar siap?' Perasaan tidak layak itu semakin menguasai dirinya.

Dia merasa seolah-olah dunia akan mengamatinya, menilai setiap langkah yang dia ambil. Jika dia gagal, semua orang—terutama Kieran—akan melihatnya sebagai kegagalan.

'Dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa saya tanggung.'

Namun, Kieran tampaknya tidak melihat keraguan itu. Dia melangkah ke arah pintu, menoleh ke belakang dan menatap Clara dengan senyum tipis yang sulit diartikan.

"Saya berharap kamu bisa mengambil kendali, Clara. Saya percaya padamu."

Clara hanya bisa mengangguk dengan kaku, berusaha menjaga ekspresi wajahnya agar tetap profesional. 'Saya harus melakukannya. Saya harus menunjukkan bahwa saya bisa.'

Setelah Kieran meninggalkan ruangan, Clara duduk kembali di kursinya, mencoba untuk meredakan ketegangan yang masih menguasai tubuhnya.

Tangannya sedikit gemetar saat dia memegang pena, matanya menatap dokumen yang ada di meja. 'Proyek besar ini. Saya akan memimpin tim riset. Saya harus melakukannya.'

Namun, di dalam dirinya, perasaan itu tetap ada. Perasaan cemas dan tidak yakin. 'Apa yang akan terjadi jika saya gagal?' Pertanyaan itu terus berputar di pikirannya, seperti bayangan gelap yang tak bisa dihindari.

Clara menatap pemandangan kota dari jendela, mencoba menenangkan diri. Tetapi, semakin dia berpikir, semakin kuat perasaan bahwa ini adalah titik balik dalam kariernya—sesuatu yang akan mengubah arah hidupnya, entah itu menjadi peluang besar atau kegagalan yang menghancurkan.

'Saya harus melakukannya. Untuk diri saya sendiri.' Meskipun ketakutan itu terus mengguncang, Clara tahu satu hal: kesempatan ini tidak datang dua kali. 'Saya harus membuktikan bahwa saya bisa.'

もっと見る
次へ
ダウンロード

最新チャプター

続きを読む

読者の皆様へ

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

コメント

user avatar
Zayba Almira
Rekomendasi buat kamu yang suka Novel CEO.. kata-katanya kuat... sekali.
2025-02-11 16:48:09
1
204 チャプター
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status