Clara, asisten pribadi CEO Kieran Damaris, merasa nyaman dengan rutinitas pekerjaannya yang padat. Namun, semuanya berubah ketika Kieran memberinya tanggung jawab besar: memimpin proyek penting yang dapat mengubah kariernya. Meskipun ini adalah kesempatan emas, Clara merasa tidak siap dan takut gagal. Di sisi lain, hubungan mereka yang selama ini profesional mulai terasa lebih rumit. Ketegangan yang berkembang antara keduanya menumbuhkan perasaan yang tak terucapkan. Clara mulai bertanya-tanya apakah ketertarikannya pada Kieran hanya terkait pekerjaan, atau ada sesuatu yang lebih pribadi yang tak bisa dihindari.
View MoreHari-hari berlalu dengan cepat, dan tekanan dari proyek besar yang sedang mereka jalani semakin intens. Clara merasa beban itu semakin berat, terutama karena ia mulai menyadari bahwa banyak keputusan yang mereka ambil tidak hanya mempengaruhi perusahaan, tetapi juga kehidupan pribadi mereka. Keputusan yang penuh dengan konsekuensi, yang jika salah, bisa menghancurkan segalanya.Malam itu, setelah seharian bekerja tanpa henti, Clara akhirnya duduk di ruang tamunya yang sunyi, hanya ditemani lampu meja yang redup. Suara hujan yang jatuh di luar jendela memberi kesan tenang, meskipun hatinya tak secerah itu. Di mejanya, ada tumpukan dokumen yang menunggu untuk dibaca, tapi Clara tak mampu lagi melanjutkan pekerjaan. Matanya terasa lelah, dan pikirannya mulai buntu.Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri. Namun, suara ketukan di pintu membuatnya terjaga. Tanpa menunggu lebih lama, Clara membuka pintu dan mendapati Kieran berdiri di sana dengan senyum yang tampak sedikit
Clara kembali duduk di mejanya, mata memandang layar komputer yang menyala, namun pikirannya melayang jauh. Proyek besar yang mereka kerjakan mendekati akhir, dan tekanan semakin terasa. Setiap langkah yang mereka ambil sepertinya dipenuhi dengan risiko, dan kadang, Clara merasa seperti ia sedang berada di tepi jurang, siap jatuh.Namun, saat pandangannya melirik ke foto kecil di meja kerjanya—foto bersama Kieran di sebuah restoran kecil di luar kota beberapa bulan yang lalu—semua kecemasan itu sejenak menghilang. Senyuman Kieran di foto itu terasa begitu nyata, seperti dirinya hadir di ruangan ini, memberikan dukungan tak terucapkan.Pintu ruangan itu terbuka perlahan, dan suara langkah kaki yang pasti terdengar. Clara menoleh, dan seperti yang dia duga, Kieran sudah berdiri di sana dengan senyum khasnya."Kamu sibuk?" tanya Kieran dengan suara rendah, seakan sudah tahu jawabannya.Clara hanya mengangkat bahunya dengan sedikit canggung. "Sibuk, tapi... aku rasa aku bisa mengatur
Keheningan melingkupi ruang kantor Kieran, meskipun kesibukan proyek besar di luar sana semakin mendekati puncaknya. Clara duduk di meja kerjanya, menatap layar komputer dengan penuh konsentrasi. Tetapi pikirannya tidak sepenuhnya terfokus pada pekerjaan yang ada di depannya. Ia memikirkan percakapan dengan Kieran beberapa hari yang lalu, tentang bagaimana mereka harus menjaga hubungan ini meskipun terperangkap dalam rutinitas pekerjaan yang menuntut banyak waktu dan energi.Clara menarik napas dalam-dalam dan menekan keyboard, mencoba memfokuskan diri. Tapi bayangan Kieran yang berada di ruang rapat tadi siang, dengan tatapan penuh keyakinan dan tekad, membuat hatinya berdebar. Kieran memiliki cara untuk membuatnya merasa tenang, tetapi di sisi lain, kecemasan itu terus menggelayuti pikirannya. Apa yang sebenarnya mereka perjuangkan? Pekerjaan yang semakin kompleks atau perasaan mereka yang mulai teruji oleh jarak dan kesibukan? Clara mengalihkan pandangannya ke luar jendela,
Hari-hari setelah pertemuan mereka yang mendalam semakin terasa berat bagi Clara. Semakin jelas bagi Clara bahwa keputusan Kieran untuk memperluas perusahaan bukanlah hal yang sederhana. Tidak hanya akan mengubah arah perusahaan mereka, tetapi juga akan mengubah keseimbangan hubungan mereka.Di satu sisi, ia merasa senang karena Kieran mempercayainya dengan beban sebesar itu. Namun di sisi lain, ia khawatir dengan masa depan mereka berdua, terutama dalam menjaga hubungan pribadi mereka yang semakin intens. Bagaimana bisa mereka menyeimbangkan antara pekerjaan yang semakin menantang dan perasaan yang semakin berkembang di antara keduanya?Keesokan harinya, Clara memutuskan untuk berbicara lebih dalam dengan Kieran. Mereka bertemu di ruang rapat, jauh dari keramaian kantor yang sibuk. Kieran duduk di kursi, menghadap jendela besar yang menghadap ke kota. Wajahnya penuh ketenangan, tetapi Clara bisa merasakan ketegangan yang tersembunyi.“Ada yang ingin aku bicarakan,” kata Clara d
Hari-hari berlalu dengan cepat setelah percakapan jujur yang terjadi antara Clara dan Kieran. Keputusan mereka untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan hubungan pribadi tidaklah mudah, namun keduanya semakin merasa yakin dengan langkah yang mereka ambil. Clara merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Sebuah keberanian yang lebih besar untuk menghadapi kenyataan dan menjalani hubungan ini dengan penuh kesadaran.Meskipun mereka berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaan mereka, Clara tidak bisa menahan perasaan yang terus berkembang. Setiap kali ia bekerja dengan Kieran, ia merasa seolah-olah ada magnet yang menarik mereka berdua, membuat keduanya semakin dekat tanpa bisa dipisahkan. Namun, Clara juga menyadari, di balik kedekatan itu, ada tantangan yang harus mereka hadapi.Suatu sore, setelah pertemuan penting dengan klien besar, Clara kembali ke ruangannya, merasa lelah namun puas. Ia duduk di meja kerjanya, memandangi layar komputer yang menyala. Seiring dengan k
Hari-hari setelah percakapan mereka di ruang rapat berjalan dengan perasaan yang lebih ringan. Clara dan Kieran berusaha untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan perasaan mereka. Meskipun di luar tampak seperti tidak ada perubahan besar, ada ketenangan baru yang mulai terbentuk di antara mereka. Setiap keputusan yang mereka ambil kini selalu dipikirkan dengan matang, saling berdiskusi, dan lebih terbuka satu sama lain.Namun, meskipun begitu, Clara masih merasakan ada banyak hal yang harus ia hadapi. Perasaan yang terus berkembang di dalam dirinya bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Terkadang, saat mereka sedang bekerja, Clara merasa ada sedikit ketegangan di udara, tetapi kali ini, ketegangan itu bukanlah karena pekerjaan, melainkan karena perasaan mereka yang semakin kuat.Suatu pagi, ketika Clara sedang duduk di mejanya, ia menerima pesan dari Kieran.“Clara, bisakah kita bicara sejenak? Aku ingin memastikan kita berada di jalur yang benar.”Pesan singkat
Hari-hari setelah percakapan itu terasa seperti sebuah titik balik dalam hubungan mereka. Meskipun mereka sudah saling jujur tentang perasaan masing-masing, Clara dan Kieran tahu bahwa jalan yang mereka pilih takkan mudah. Ada banyak hal yang harus mereka pertimbangkan—baik sebagai individu maupun sebagai tim dalam pekerjaan besar yang tengah mereka jalani.Clara duduk di mejanya, memandangi layar komputer yang menunjukkan berbagai email yang masuk. Tugas-tugas yang menunggu tidak mengenal kata istirahat. Namun, di sela-sela kesibukan itu, pikirannya kembali melayang pada Kieran. Ia tahu bahwa perasaan itu tak bisa lagi dipendam begitu saja. Ada yang harus diubah, dan Clara merasa, meskipun sulit, ia sudah siap untuk melangkah lebih jauh.Pagi itu, Kieran menghubunginya melalui pesan singkat."Clara, ada yang perlu kita bahas. Bisakah kamu ke ruang rapat setelah makan siang?"Clara menatap pesan itu beberapa saat, merasakan perasaan campur aduk. Ia tahu bahwa setiap pertemuan de
Hari-hari setelah percakapan malam itu terasa berbeda bagi Clara. Meskipun mereka berdua sepakat untuk menjaga profesionalisme di kantor, setiap kali bertemu Kieran, ada ketegangan halus yang tak bisa disembunyikan. Di balik tatapan mereka yang terlihat biasa, Clara tahu bahwa ada sesuatu yang lebih dalam—sesuatu yang lebih besar dari sekadar hubungan atasan dan bawahan.Pagi itu, Clara sedang berada di ruang kerjanya, menatap layar komputer. Daftar tugas yang menumpuk di depannya terasa berat, namun jauh di dalam hatinya, ada perasaan yang lebih mendalam—perasaan yang tak bisa lagi diabaikan. Clara tahu bahwa proyek besar yang mereka kerjakan semakin dekat pada puncaknya, dan meskipun ada banyak tekanan, ia merasa ada satu hal yang menguatkannya: kepercayaan diri Kieran terhadap dirinya. Mereka tidak hanya bekerja bersama; mereka mulai berbagi harapan dan ketakutan yang selama ini tersembunyi di dalam diri mereka masing-masing.Ketika Clara memasuki ruang rapat untuk pertemuan p
Setelah percakapan yang mendalam dengan Kieran, Clara merasa pikirannya penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab. Hari itu berlalu dengan cepat, tetapi baginya, setiap detik terasa seperti berjam-jam. Pekerjaan yang semula tampak seperti rutinitas biasa kini terasa jauh lebih berat. Setiap tugas yang ia lakukan, setiap laporan yang ia siapkan, semuanya terasa seperti beban yang lebih besar. Di satu sisi, ia merasa cemas tentang proyek besar yang sedang mereka kerjakan. Tetapi di sisi lain, perasaan yang ia simpan terhadap Kieran juga semakin tak terbendung. Setiap kali mereka bertemu, ada perasaan yang tumbuh lebih kuat—sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar hubungan profesional. Clara tahu bahwa dia harus membuat keputusan besar. Namun, untuk saat ini, semua itu harus ditunda. Ada banyak hal yang harus diselesaikan sebelum ia bisa benar-benar mempertimbangkan perasaannya terhadap Kieran.Namun, malam itu, Clara tidak bisa tidur. Pikirannya terus berputar, membayangkan
Clara duduk di mejanya, menatap layar komputernya dengan pandangan kosong. Email dari Kieran itu masih terbuka di layar, subjek yang singkat dan penuh arti: 'Pertemuan Pribadi - Kieran Damaris.' Sesuatu di dalam dirinya terasa berbeda kali ini. Selama dua tahun bekerja di bawah Kieran, Clara sudah terbiasa dengan rapat-rapat rutin, instruksi yang jelas, dan peranannya yang lebih banyak di belakang layar. Tetapi hari ini, ada yang mengusik. Ada ketegangan yang lebih dalam. Tugas-tugas hariannya selalu datang dengan tumpukan file dan jadwal yang padat. Mengatur rapat, mempersiapkan laporan, menyaring email, itu adalah rutinitas yang sudah sangat dikuasainya. Namun, memimpin proyek besar yang melibatkan seluruh tim? Itu sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang dia bayangkan. Clara menatap email itu lagi. "Saya ingin kamu memimpin proyek besar ini," kata Kieran dalam pesan singkatnya. Perasaan cemas mulai merayap dalam dirinya. Clara tahu bahwa ini adalah kesempatan yang besar, k...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments