Aku hanya bisa menelan ludah saat Bapak mencoba masuk menghampiriku. Aku benar-benar tidak tahu apa maksud dan tujuannya.
Dia naik ke jendela yang tidak terlalu tinggi itu dan memergokiku yang sedang ketakutan.
Bapak mulai bicara dengan nada yang sangat halus.
"Diandra, kamu boleh keluar dari rumah ini. Asalkan kamu menuruti kemauan Bapak."
Teg!
Apa maksudnya. Aku jadi makin takut.
"Apa mau Bapak?" tanyaku sambil menahan rasa takut. Berharap bapak benar-benar ingin mengeluarkanku dari rumah ini.
Bapak makin mendekat ke arahku. Aku tak yakin kalau ia akan memiliki itikad baik. Pandangannya sudah berbicara.
"Kamu harus melayaniku malam ini. Setelah itu, kamu boleh pergi kemanapun."
Tenggorokan ini tercekak. Keningku melipat mendengar ucapannya. Orang tua gila.
Jelas kalimat yang keluar dari mulutnya membuatku sangat ketakutan. Aku jijiik dan geram mendengar kalimat itu keluar dari lelaki bau tanah.
Dada
Malam ini aku masih berada di mobil pria yang baru saja menolongku dari kejaran mas Dani.Kami sudah sempat berkenalan.Dan sejak itu aku sudah tahu namanya. Nama pria yang telah memberiku tumpangan itu adalah Mas Reza.Mas Reza baru saja pulang dari rumah rekannya, katanya. Dia hendak pulang, dan tak disangka kalau dia malah bertemu denganku di jalan.Lebih tepatnya bukan bertemu.Tapi terpaksa menghampiriku.Dia juga sudah sempat bertanya perihal suamiku yang tega ingin menyakitiku.Aku sempat menjelaskan sedikit tentang masalah keluarga pada mas Reza. Takutnya juga ia berburuk sangka padaku.Bisa-bisa dia malah menuduhku kabur karena maling.Hem.Kami masih berada di dalam mobil.Bersama anakku pula Dona.Aku benar-benar berterimakasih padanya atas bantuan yang telah ia
Alhamdulillah, malam tadi aku dan Dona bisa tidur dengan nyenyak.Pagi ini aku telah bersiap-siap untuk kembali ke kampung halaman. Untung saja aku sempat membawa uang sebelum kabur.Jadi untuk ongkos dan makan insyaallah tak akan kurang.Aku masih takut kalau Mas Dani akan menyusul atau akan menyakiti Dona anakku buah hatinya juga.Kalau iya dia menyentuh Dona berniat menyakiti dirinya, aku benar-benar tak akan bisa memaafkannya.Aku akan pulang sembari mengurus surat perceraian. Bukan tanpa alasan aku melakukan semua itu. Jelas-jelas aku membawa bukti yang cukup di tasku ini.Foto-foto dan video syur dia bersama wanita lain yang sempat kubawa di kantong yang berisi sedikit pakaian.Andai malam itu aku memaksakan diri membawa tas besar, mungkin aku tak akan bisa lolos dari Mas Dani.Aku akan repot karena membawa beban berat.Yang terpenting kubawa di malam itu adalah baju Dona, sehelai baju gantiku dan bukti-bukti untuk
Sekarang aku sudah tinggal kembali bersama kedua orang tuaku. Di kampung halaman yang sejuk dan asri. Bersama Dona tentunya.Tak ada Mas Dani menyusul ke sini ternyata. Mungkin ia belum bisa bertemu dengan kedua orang tuaku karena malu.Ibu dan Bapak sangat syok mendengar ceritaku tentang Mas Dani.Untung saja mereka tak punya riwayat penyakit jantung.Ibu dan Bapak sempat tak percaya.Tapi, setelah aku perlihatkan sebuah bukti foto, baru mereka percaya. Hanya satu bukti foto saja. Itupun yang menurutku paling pantas untuk diperlihatkan. Tak terlalu vulgar.Ibu dan Bapak benar-benar kecewa pada Mas Dani. Bagaimanapun juga selama ini Ibu dan Bapak sangat bangga dan sangat menyayanginya.Kini kami benar-benar menyayangkan atas perilaku buruk Mas Dani.Dengan sifat Mas Dani semacam itu membuatku berpikir, apakah aku terlalu menuntut untuk diberi uang banyak?Kepalaku menggeleng-geleng.Tapi rasanya tidak. Berap
bila berkenan tolong tinggalkan like dan komentarnya, ya🙏🙏😍pov DaniSekarang, mulai hari ini Diandra bukan lagi istriku. Aku telah menjatuhkan talak sesuai keinginannya.Walaupun aku sebenarnya tak ingin berpisah.Aku benar-benar mencintai Diandra.Ya, tapi aku sudah salah langkah.Andai dulu aku tak menuruti hawa nafsu untuk mendapatkan uang instan. Dengan bergaul dengan para tante-tante kaya raya, mungkin aku tak akan berpisah darinya.Tapi semua bukan tanpa alasan.Aku benar-benar tergiur dengan uang.Uang yang bisa kudapatkan dengan mudah. Tanpa capek-capek bekerja.Diandra memang tak pernah menuntut apapun. Tapi Ibu dan Bapaklah yang menuntut supaya aku bisa membalas budi mereka seusai aku menikah.Ibu dan Bapak selalu menuntutku untuk memberi mereka uang
"Dani! Apa kamu sudah susul istri kamu itu?" bentak Ibu yang melihatku sedang duduk sendiri di ruang tengah sembari melamunkan anak dan istriku yang sebentar lagi tinggal kenangan saja.Ibu macam bicara pada budak saja. Wajahnya penuh dengan emosi. Berbalik seratus delapan puluh derajat saat ia bicara di hadapan Diandra.Tapi beginilah memang sifat asli ibu. Dan kalau ia tanya soal Diandra, aku telah jatuhkan talak dengan maksud supaya ia tak lagi satu atap dengan lelaki kotor.Malas menjawab pertanyaan Ibu."Kalau istri kamu tidak kembali, siapa yang akan urus kamu?" bentak Ibu kembali.Deg!"Maksud Ibu berkata seperti itu apa?"Aku menoleh ke arah Ibu yang menatapku penuh dengan kedengkian.Hengkang dari kursi dan berdiri.Begitukah tatapan seorang ibyu pada anak yang sedang dilanda masalah?Bahkan masalah itu hadir karenanya?Kepalaku menggeleng-geleng."Kalau kamu tidak bisa ajak istri kamu kemba
Sekarang sudah dua Minggu setelah Mas Dani menjatuhkan kata talaknya padaku.Hari ini adalah hari yang tak akan pernah aku lupakan.Hari ini aku akan resmi bercerai dengan Mas Dani. Karena sidang perceraian sudah di depan mata.Perih! Sekali rasanya.Apalagi saat membayangkan kenangan manis kami bersama. Saat kami memadu kasih dulu. Saat kami bercanda dan tertawa dalam satu atap yang sama.Kini aku melamun dengan air mata yang tiba-tiba terjatuh di pipi.Dona diasuh oleh adik. Saat ini ia tak berada di dekatku.Entah Dona diajak kemana. Mu
pov 3***"Ya Pak Hakim, saya dan Diandra baiknya berpisah. Itu keputusan yang telah kami ambil."Teg!Dani berkata demikian meyakinkan hakim ketua yang sudah duduk sigap dengan jubah hitam yang terlihat menyeramkan.Diandra dan Dani terlihat kecewa dengan batin yang tersiksa oleh kepedihan.Nampaknya Dani sangat berat hati. Tapi dia menginginkan yang terbaik bagi anak dan istrinya. Bagaimanapun juga Dani tak bisa melihat istrinya dekat dengan orangtua Dani kembali."Betapa perihnya hati ini mendengar cetusan kalimat itu keluar dari mulut kamu, Mas," ka
PoV Diandra***Hari ini genap sudah dua bulan setelah resmi bercerai dengan Mas Dani.Meskipun sudah bercerai, tapi Mas Dani selalu menyempatkan waktu untuk melakukan video call bersama Dona. Atau sekedar voice call.Bukan tak sakit melihat semua itu. Melihat mereka saling rindu, tapi ini jalan yang telah kami pilih.Pagi ini aku mendapat panggilan interview kerja dari sebuah perusahaan yang jaraknya lumayan jauh dari area rumah.Perusahaan itu baru saja di dirikan dan membutuhkan karyawan yang banyak. Apalagi ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku.