Home / Young Adult / Di Balik Tirai / Bab 64 Saat Dunia Mulai Tahu, Neraka Dibuka

Share

Bab 64 Saat Dunia Mulai Tahu, Neraka Dibuka

Author: A. Rani
last update Last Updated: 2025-09-20 11:55:32

Dengan sekali gerakan, ia berbelok tajam, mobil meluncur di tikungan sempit yang hampir membuatnya kehilangan kendali. Tetapi mobil pengejar di belakangnya tidak secepat itu, mereka meluncur lebih jauh ke sisi jalan dan menabrak pagar besi yang terletak di dekat tebing. Mereka terhenti beberapa meter dari jalan, terjebak.

Maria merasa napasnya tertahan, tubuhnya gemetar karena ketegangan. Ia melihat mobil pengejar yang terhenti, tetapi ia tidak bisa lengah. Keamanan mereka belum terjamin.

Mereka tiba di tempat yang lebih sepi—sebuah gudang tua yang terlupakan di pinggiran kota, tempat yang jauh dari perhatian siapa pun. Maria memarkir mobilnya di balik bangunan besar yang tampak seperti reruntuhan, dan Laras mengamati sekeliling dengan cermat.

“Ini aman untuk sementara,” kata Laras. “Tapi kita tidak bisa berlama-lama

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Di Balik Tirai    Bab 73 Dalam Pelarian Terakhir

    Maria merasakan amarah mulai membakar, tetapi ia tidak akan membiarkan emosi menguasainya. Ia memandang Laras, yang kini berdiri dengan lebih siap. Mereka tahu bahwa perlawanan ini bukan sekadar bertahan hidup—ini adalah tentang menghancurkan segala sesuatu yang telah mereka bina, mengungkapkan kejahatan yang telah bersembunyi di balik nama besar."Tunggu," bisik Laras dengan suara pelan, matanya memeriksa saku tasnya, kemudian meraih beberapa alat kecil. “Aku punya ide. Tetapi kita harus cepat."Dengan gerakan yang cepat dan terampil, Laras mengeluarkan beberapa alat elektronik yang sudah disiapkan—sebuah perangkat penyadap kecil yang bisa mengirimkan sinyal kebingungannya kepada pihak luar. Maria tahu mereka tidak bisa mengandalkan lebih banyak teknologi. Jika mereka terjebak di sini terlalu lama, mereka akan kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan segalanya.

  • Di Balik Tirai    Bab 72 Perang Kecil di Perbatasan Kebenaran

    Maria merasa jantungnya berdebar kencang saat mendengar keputusan Farhan. Rizal sudah menghilang, dan itu artinya mereka harus bergerak lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih hati-hati daripada sebelumnya. Setiap langkah mereka sekarang adalah taruhannya—kehidupan mereka, masa depan anak-anak mereka, dan masa depan banyak orang yang belum tahu betapa dalamnya cengkeraman Lingkaran Hitam.Maria memandang Laras yang berdiri di sampingnya. Wajah temannya itu tampak penuh ketegangan, tapi di baliknya ada satu hal yang tak bisa disembunyikan—keberanian. Mereka telah sampai di titik ini, dan tak ada jalan mundur lagi.“Ini bukan hanya soal kita lagi, Laras,” kata Maria, suaranya keras namun penuh dengan ketegasan. “Kita harus melawan, dan kali ini kita akan mengungkap semuanya. Rizal akan berpikir kita mundur. Tapi kita akan membuat mereka

  • Di Balik Tirai    Bab 71 Langkah Terakhir Menuju Kebenaran

    Maria merasakan kepalanya mulai pusing, tetapi ia tahu bahwa tidak ada ruang untuk ragu. Lingkaran Hitam sudah sangat dekat, dan mereka harus bergerak cepat. “Kita akan ke tempat yang aman,” katanya dengan suara tegas. “Aku akan menghentikan mereka, Laras. Apapun yang mereka lakukan, aku tidak akan membiarkan mereka merusak apa yang sudah aku bangun.”Laras menatap Maria dengan ekspresi serius. “Maria, kita tahu apa yang sedang terjadi. Mereka sudah melacak kita. Mereka tidak akan berhenti sampai kita semua hancur.”Maria menggigit bibirnya, matanya tetap tertuju ke jalan yang berkelok-kelok. “Mereka bisa mencoba menghancurkan kita, Laras. Tetapi mereka tidak akan pernah menghancurkan semangat kita.”Peristiwa berlanjut: Ketika mereka akhirnya sampai di tempat yang lebih aman, Maria dan Laras

  • Di Balik Tirai    Bab 70 Bayangan Terakhir Sebelum Gelap

    Maria tahu mereka tidak punya waktu lagi. Ia meraih tas kecil di pinggangnya dan mengeluarkan sesuatu yang sudah ia siapkan—sebuah alat pemecah kaca. Tanpa mengalihkan pandangannya dari pria itu, Maria bergerak cepat, menghancurkan kaca di jendela dekat mereka. Sebelum siapa pun bisa bereaksi, ia meraih Laras dan menariknya keluar menuju jalan belakang, mencoba melarikan diri.Namun, mereka tidak berhasil keluar dengan mulus. Dua pria dengan senjata besar muncul dari bayang-bayang dan menghalangi jalan mereka. “Kalian tidak akan pergi begitu saja,” salah satu dari mereka berkata dengan suara rendah, menyiapkan senjatanya.Maria meraih pisau kecil yang tersembunyi di balik jaketnya dan melemparkan pisau itu ke arah pria yang terdekat. Pisau itu mengenai tangan pria itu, membuatnya terjatuh dengan terkejut. Maria tidak menunggu untuk melihat apakah pria itu bangkit lagi

  • Di Balik Tirai    Bab 69 Jantung Lingkaran Hitam

    Mereka akhirnya tiba di gedung tua yang terletak di pinggiran kota, tempat yang sudah lama ditinggalkan, tetapi tetap terjaga dengan keamanan yang ketat. Mereka berhenti di dekat pintu masuk belakang, di mana bayangan besar gedung itu menutupi cahaya lampu jalanan. Maria melihat sekeliling, matanya yang tajam menilai setiap sudut. Mereka harus berhati-hati. Ini bukan hanya tentang bertarung—ini tentang mendapatkan informasi terakhir yang bisa menghentikan Lingkaran Hitam.Laras membuka pintu mobil, dan mereka berdua keluar dengan langkah cepat. "Kita harus masuk dengan cepat. Kalau kita terlambat, mereka akan tahu kita datang," kata Laras dengan nada yang serius. "Aku sudah menyiapkan rencana untuk menyusup ke dalam, tapi ini akan berbahaya."Maria mengangguk, matanya penuh dengan tekad. "Kita tidak punya waktu. Mereka sudah terlalu dekat. Ini adalah kesempatan terakhir kita."

  • Di Balik Tirai    Bab 68 Saatnya Menyerang Balik

    Malam itu, Maria dan Laras memutuskan untuk meninggalkan tempat persembunyian mereka. Tempat itu sudah tidak aman, dan mereka tahu mereka harus segera bergerak. Mereka merencanakan rute keluar dengan hati-hati, menghindari rute-rute yang telah mereka gunakan sebelumnya. Setiap pergerakan harus dihitung. Langkah mereka semakin berat karena mereka tahu bahwa setiap detik semakin mempersempit ruang gerak mereka.Maria memandang jauh ke depan saat mereka melaju di jalanan sepi. “Kita harus pergi ke tempat yang aman, jauh dari jangkauan mereka,” katanya. “Kalau kita bertahan lebih lama di sini, mereka akan menyusul kita. Ini adalah kesempatan terakhir.”Laras mengangguk tanpa banyak bicara. Ia tahu Maria benar. Mereka sudah menyentuh titik yang tidak bisa dihindari lagi. Apa pun yang mereka lakukan sekarang akan menentukan segalanya. Mereka tidak bisa lagi bermain am

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status