Share

7. Kesalahpahaman

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2024-05-26 06:41:12

Carlos berjalan ke kamar dengan perasaan marah, duduk di pinggir ranjang seraya mengusap kasar wajahnya.

"Sial!"

Umpatan pelan keluar dari bibir pria tampan nan tegap itu, wajahnya medongak, menarik napas panjang dengan mata tertutup.

"Kenapa tidak hamil?"

Gumaman pelan keluar dari mulut Carlos, terdengar begitu tertekan.

"Aku sudah main tanpa pengaman. Harusnya hamil, kan?"

Carlos mengacak pelan rambutnya, mengingat kembali tampilan menawan Ashley yang kini, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba bekerja di rumahnya.

Carlos benar-benar frustasi sekarang. Trik yang dia gunakan untuk mengikat Ashley selamanya di sisinya, gagal total.

Ada alasan kenapa di malam terakhir pertemuan mereka, Carlos meminta untuk bermain tanpa pengaman.

Itu karena dia berencana membuat Ashley hamil, sehingga wanita itu datang lagi padanya dan meminta pertanggungjawaban. Dengan begitu, Carlos memiliki alasan untuk membatalkan pertunangan dan menikah dengan Ashley.

Sejak awal, hanya Ashley wanita yang dia lihat. Carlos melakukan semua hal ini, hanya agar Ashley selalu ada di dekatnya.

Mereka bahkan sudah bersama selama 3 tahun, Carlos hanya ingin Ashley yang datang lebih dulu, bukan selalu dia. Dengan membuat Ashley hamil, Carlos yakin jika kali ini Ashley lah yang datang padanya.

"Apakah kamu benar-benar tidak memiliki perasaan apa pun padaku, Ash?"

Pria itu mendesah, pelan.

Rasanya sangat menyakitkan. Entah kenapa.

Mereka bertemu pertama kali tiga tahun lalu dan Carlos langsung jatuh cinta. Dia bahkan menghujani banyak hadiah dan uang untuk Ashley sebagai bukti cinta. Menganggap Ashley miliknya seorang.

Carlos merasa hubungan mereka begitu dekat, selama 3 tahun, melalui agen khusus yang dia tempelkan pada Ashley secara sembuyi-sembunyi, jelas bahwa Ashley tak dekat dengan siapa pun kecuali dirinya. Hanya dia seorang yang bisa menyentuh Ashley.

Bukankah itu cukup untuk menunjukkan betapa besar cinta yang dia miliki tanpa perlu diucapkan?

Selama ini, Ashley sangat patuh dan menatap dirinya penuh cinta. Tapi kenapa sekarang....

Senyuman Carlos berubah menjadi sinis, saat mengingat bagaimana penolakan Ashley padanya beberapa saat lalu.

"Apakah karena sekarang kamu sudah tidak kuberi uang, sehingga tak mau denganku?"

Pria itu mengepalkan tangannya dengan marah, rasa sakit berubah menjadi kekecewaan.

"Cih, apakah kamu hanya suka uangku, Ashley Martin? Menjijikkan."

****

Di tempat lain...

"Dia kenapa, sih?!!"

Ashley yang kini bersembunyi di kamar pelayan, mengomel sendiri. Tak paham dengan sikap Carlos yang terus memaksa mengatakan bahwa dirinya hamil.

"Kenapa dia terus bertanya apakah aku hamil atau tidak?! Apakah dia meragukan ke profesionalanku sekarang?!!" rutuk Ashley dengan bibir cemberut.

"Bukannya dia tahu sendiri selama tiga tahun aku selalu berhasil memuaskan dirinya, bahkan meski dengan pengaman? Masa cuma satu kali tanpa pengaman langsung hamil? Toh waktu itu juga bukan masa suburku," lanjutnya, mendengus keras.

"Huuhhh! Menyebalkan. Kenapa sekarang dia jadi seperti ini, sih?!"

Lagi-lagi Ashley kembali mengomel sendiri, tak paham dengan sikap Carlos yang kasar dan terus membuat dirinya kesal sejak kemarin.

Dulu, meski dingin dan tak banyak bicara, Carlos selalu lembut saat menyentuhnya. Sentuhan panas dan liar Carlos hampir seperti sebuah rasa cinta. Itulah kenapa selama tiga tahun ini, Ashley jatuh cinta padanya seperti orang gila.

Carlos memang tak pernah berkata manis, tapi tatapan yang seakan hanya menginginkan dirinya, terus membuat Ashley melambung tinggi.

Namun sekarang, begitu hubungan kontrak mereka selesai, Carlos tiba-tiba berubah sangat kasar. Itu membuat Ashley kecewa setengah mati.

"Aku tak mau memikirkan dia lagi!"

Ashley menggelengkan kepala, memutuskan untuk tidak mau memikirkan pria kasar itu lagi.

Dia yang kini duduk di pinggir ranjang, memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. Entah kenapa, sikap kasar Carlos membuat Ashley merasa sangat kecewa.

"Kenapa kamu jadi seperti ini, Carl? Apakah tiga tahun tak ada arti apa pun bagimu?" desah wanita itu, dengan ekspresi kesakitan.

Dia menutup muka dengan kedua tangan, menghela napas panjang.

Beberapa menit berlalu, Ashley masih diam di kamar untuk menenangkan diri, barulah setelah berhasil mengendalikan emosinya, dia kembali keluar.

Bagaimana pun, Ashley masih harus melakukan pekerjaannya, bahkan jika ada Carlos Montero di sini.

Ashley awalnya sedikit ragu saat keluar kamar, takut jika Carlos menangkap dan menciumnya lagi seperti kemarin.

Namun, begitu keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan siang bagi Claython, Ashley melihat Carlos yang sedang duduk di ruang belajar dengan kopi di meja. Tapi sayang, pria itu tak bereaksi sama sekali meski pandangan mereka sempat bertemu beberapa detik.

Carlos duduk bersilang kaki, dengan tatapan sibuk ke arah ponsel yang dia pegang.

Sikapnya tiba-tiba berubah seratus persen, Carlos seperti menganggap Ashley tak ada. Seperti sebuah intensitas tak penting, meski Ashley berjalan mondar mandir di depannya karena membersihkan rumah.

Padahal dulu, Carlos selalu tak tahan melihat Ashley sebentar saja, pria itu seperti seorang serigala kelaparan tiap kali melihat Ashley di dekatnya.

Nafsunya selalu menggebu-gebu, tak puas jika hanya membuat Ashley terkapar semalaman.

Namun sekarang, sikapnya benar-benar dingin. Dia bahkan seperti tak sudi melihat muka Ashley lagi.

Entah kenapa, hati Ashley rasanya sangat sakit.

Begitu di dapur dan mengiris bawang, air mata tak terasa jatuh ke pipi Ashley. Dadanya terasa begitu sesak karena diabaikan oleh Carlos untuk pertama kalinya.

"Haa, tidak. Tidak. Kenapa aku merasa kecewa? Ini lebih baik, kami benar-benar sudah tak memiliki hubungan lagi dan dia akan bertunangan. Aku harusnya senang jika dia seperti ini," gumam Ashley seraya menyeka air mata di pipinya.

Ashley berusaha menerima keadaan ini, tapi entah kenapa, sudut hatinya berteriak tak rela.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Awal Yang Baru (TAMAT)

    Setelah keputusan besar yang diambil oleh Carlos, hidupnya mulai bergerak ke arah yang baru. Meskipun ada perasaan kehilangan dan perpisahan, Carlos merasa ada kedamaian dalam dirinya, meskipun perjalanannya untuk menemukan kebahagiaan belum berakhir. Melihat Clython dan Ashley yang akhirnya bisa bersama dan bahagia, Carlos merasa senang untuk mereka, tetapi dia tahu, itu adalah bagian dari perjalanan hidup mereka yang berbeda dari dirinya. Clython dan Ashley menjalani hubungan mereka dengan penuh cinta dan saling mendukung. Mereka berdua merasa seperti telah melalui banyak hal bersama—dari masa sulit dengan ibu Clython hingga cobaan yang mereka hadapi saat bersama. Kini mereka dapat menikmati kebersamaan mereka, bebas dari rasa cemas dan tertekan, hidup dengan cara mereka sendiri. Clython semakin memahami bahwa ia bisa memilih jalannya sendiri, dan dengan Ashley di sisinya, dia merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi masa depan. Sementara itu, Carlos merasa bahwa mungkin sudah

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Saling Bicara

    Carlos akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan ibu Clython, meskipun dia tahu ini bukanlah percakapan yang mudah. Dengan hati yang penuh tekad dan niat baik, dia pergi menemui ibunya di rumah keluarga Clython, bertekad untuk membuka mata wanita itu tentang bagaimana perasaannya terhadap anak-anaknya, terutama Clython. Ketika Carlos tiba di rumah, ibu Clython sedang duduk di ruang tamu, wajahnya masih tampak lelah dan cemas setelah peristiwa yang terjadi sebelumnya. Carlos berdiri di depan pintu, menarik napas dalam-dalam, dan kemudian mulai berbicara. "Ibu, saya tahu ini sulit untuk diterima, tapi saya rasa sudah waktunya kita berbicara tentang apa yang terjadi. Tentang Clython, tentang hubungan kalian, dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di hati anak-anak kita," kata Carlos dengan nada lembut namun tegas. "Saya tahu Anda hanya ingin yang terbaik untuknya, tapi memaksakan kehendak seperti ini hanya membuatnya semakin tertekan." Ibu Clython menatapnya, terlihat sedikit terke

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Pergi Dari Rumah

    Setelah percakapan yang sangat emosional dan penuh ketegangan dengan ibunya, Clython merasa tidak ada lagi jalan lain selain pergi. Hatinya yang sudah terlalu lama terkekang, akhirnya meledak, dan dia mengambil keputusan besar untuk kabur dari rumah. Tanpa memberi tahu siapa pun, dia meninggalkan mansion keluarga dengan membawa sedikit barang, hanya untuk mencari kebebasan yang dia yakini akan membawanya ke kebahagiaan—bersama Ashley. Ibunya yang terkejut dan marah, tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Clython akan sampai sejauh ini, meninggalkan rumah tanpa memberi tahu siapa pun. Setelah beberapa jam mencoba menghubungi Clython tanpa hasil, ibu Clython merasa cemas dan panik. Dalam keadaan putus asa, dia akhirnya memutuskan untuk menelepon seseorang yang dia pikir bisa membantu—Carlos. Carlos yang baru saja menghabiskan waktu sendiri, merasa terkejut ketika mendengar telepon dari ibu Clython. Meskipun hubungan mereka pernah tegang dan penuh ketidakpas

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Halangan

    Setelah mendengar kabar bahwa Clython berpacaran dengan Ashley, ibu Clython merasa sangat terganggu dan kecewa, merasa bahwa status sosial mereka bisa terancam karena hubungan tersebut. Ketakutannya akan dampak reputasi keluarga dan bagaimana orang lain akan melihatnya membuatnya mengambil langkah drastis. Suatu pagi, ibu Clython memanggil Ashley untuk berbicara di ruang kerjanya. Suasana terasa sangat tegang. Ketika Ashley memasuki ruangan, ibu Clython memandangnya dengan tatapan dingin. "Ashley, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sangat serius," kata ibu Clython dengan nada tegas. "Aku baru saja mengetahui bahwa kamu sedang menjalin hubungan dengan putraku, Clython." Ashley merasa gugup, namun berusaha tetap tenang. "Ibu, saya... saya hanya ingin yang terbaik untuk Clython. Kami berdua saling mencintai, dan saya tidak ingin ada masalah." Namun, ibu Clython tidak menunjukkan tanda-tanda memahami. Wajahnya semakin serius dan kaku. "Tidak ada tempat untukmu di sini

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Belum Siap

    Clython menatap Ashley dengan serius, sebuah rencana yang sudah dia pikirkan matang-matang di benaknya. "Ashley," katanya dengan suara penuh keyakinan, "Aku merasa kita harus memberitahu ibuku. Aku ingin dia tahu bahwa kita sekarang bersama, bahwa aku berkomitmen padamu. Aku rasa ini saat yang tepat." Ashley menundukkan kepalanya sejenak, memikirkan kata-kata Clython. Dia tahu betapa pentingnya ini bagi Clython, tetapi dalam dirinya, ada perasaan ragu yang mengganjal. Mengungkapkan hubungan ini, terutama kepada ibunya yang juga majikan Ashley, terasa seperti langkah besar, dan dia merasa belum sepenuhnya siap. "Aku paham, Clython," jawab Ashley dengan suara lembut, "Tapi aku... aku belum siap. Ini semua terasa begitu cepat, dan aku merasa perlu waktu untuk benar-benar merasa nyaman dengan langkah itu." Clython terdiam sejenak, melihat ekspresi cemas di wajah Ashley. Dia tahu bahwa meskipun dia ingin segera memperkenalkan hubungan mereka, dia tidak ingin memaksakan apa pun pada Ash

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Suasana Romantis

    Setelah ciuman itu, suasana antara Ashley dan Clython terasa begitu intens, penuh dengan perasaan yang belum pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Namun, di tengah kehangatan pelukan mereka, Ashley merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang tiba-tiba muncul. Dia menarik napas dalam-dalam, seakan ingin memastikan dirinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Clython, yang merasakan perubahan kecil dalam sikap Ashley, melepaskan pelukan mereka perlahan dan menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Ashley?" tanya Clython, suaranya lembut, namun penuh dengan rasa ingin tahu. Ashley menghela napas, sedikit ragu, namun dia tahu dia harus bertanya. "Clython, aku... aku ingin bertanya sesuatu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi... siapa pacarmu sebelum aku?" matanya menatapnya dengan jujur, namun ada sedikit kecemasan di sana. Clython terdiam sejenak, tampaknya terkejut dengan pertanyaan itu. Dia mengamati wajah Ashley, dan kemudian mengangguk pelan. "Kamu tahu, sebelum kit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status