Dani masuk keruang senat diikuti Wawan dan Icha, ada beberapa pengurus lain sedang berkelompok di satu meja, sepertinya mereka dari bagian Keagamaan, karena dari obrolan yang sayup terdengar, sedang membicarakan acara ibadah bersama.
Sementara diujung ruangan di meja yang lain, tampak Pak Maskur sang dosen pembina sedang berbicara dengan Carine. Ada Idha juga bersamanya.
"Siang, Pak Maskur !" Sapa Dani tanpa mengacuhkan keberadaan Idha dan Carine yang tampaknya sedang membicarakan sesuatu, tapi Dani tak sempat mendengarkan obrolan mereka.
"Siang, Dani ! Tumben kau punya waktu buat masuk ke ruangan ini" jawab Pak Maskur dengan sopan.
Sementara Carine dan Icha yang baru menyadari kedatangan Dani, menoleh bersamaan ke arah Dani. Idha tersenyum, namun berbeda dengan Idha, raut wajah Carine justru menunjukan rasa ketidak sukaannya terhadap kehadiran Dani.
"Bagaimana kamu bisa datang dan tanpa sopan mengganggu pembicaraanku" kata Carine dengan ketus.Dani menoleh kearah Carine dan berkata, "maaf tuan putri, aku tidak bermaksud menyela pembicaraanmu, aku hanya menyapa Pak Maskur selaku pembina Sema, ada hal yang harus aku bicarakan dengan beliau""Itu bukan urusanku" timpal Carine sambil memalingkan muka."Tentu saja itu bukan urusanmu, dan akupun tak mau berurusan denganmu" balas Dani santai."Kalian tidak usah ribut di sini" kata Pak Maskur menengahi, lalu melanjutkan ucapannya kepada Dani,"Ada hal apa yang ingin kau bicarakan padaku, Dan ?"Dani mengambil kursi lalu duduk menghadap Pak Maskur. Kemudian dia mengeluarkan sebuah kertas yang berisi proposal kegiatan pecinta alam yang sudah dia buat kemarin malam.
Pada dasarnya, Dani adalah sosok mahasiswa berprestasi yang banyak dikagumi para Dosen di kampus ini, namun sifat idealisme dan pemikirannya yang kritis terkadang membuat para Dosen segan terhadapnya. Kadang dia bersikap dingin dan acuh tak acuh, namun itu menjadikannya sebagai sosok unik yang banyak orang ingin mengenalnya, atau justru sama sekali tak ingin berurusan dengannya.Dani menyodorkan proposal kepada Pak maskur. "Liburan semester tinggal 2 pekan lagi,Bagian Pecinta Alam berencana mengadakan Camping di gunung ungaran,aku harap Pak Maskur bisa menyutujui agenda kami"Pak maskur mengambil proposal dari tangan Dani,membaca sekilas isi agenda acara tersebut, sambil tersenyum dia berkata,"Aku percaya kau akan melakukannya dengan penuh tanggung jawab, maka aku tak akan mempersulitmu, aku pasti menyutujuinya.""Hai...kamu akan membuat acara apaan, bagaimana bisa kau melewatiku" sela Carine yang mendengar obrolan mereka.Pak Maskur menoleh ke ar
Dani menarik nafas dengan tenang,"Aku tidak bermaksud melewatinya, Pak. Aku berfikir percuma aku mendapat persetuannya jika sampai ke tangan bapak ditolak, bukankah itu akan sia-sia, pak ?, Maka aku berinisiatif memprioritaskan persetujuan bapak terlebih dulu, karna menurutku bapak adalah segala-galanya" sanjung Dani terhadap pak Maskur sekaligus pukulan buat Carine."Setelah mendapat persetujuan langsung dari bapak, tentu saja aku harus minta tanda tangan dari ketua senat yang terhormat ini juga" lanjut Dani yang terdengar mengejek di telinga Carine."Kau !!!!" Carine menahan amarahnya."Baiklah, karna sebentar lagi aku mau pergi, aku akan segera menantangani proposalmu, dan mumpung Carine juga ada disini, aku rasa kau tak akan kesulitan untuk memdapatkan tanda tangannya"Pak Maskur mengambil proposal Dani lalu segera menandatanganinya.Setelah selesai, dia menyerahkan kembali kepada Dani sambil berdiri."Aku akan segera keluar, sem
"Jangan harap aku akan dengan mudah memberikanmu tanda tanganku, sebelum kau meminta maaf atas kejadian kemarin sore" kata Carine sambil bersenandung penuh kemenangan.Dani mencibir, "kamupun jangan bermimpi aku akan melakukannya""Aku beri tahu kepadamu, proposalku cuma berfungsi sebagai pemberitahuan, jadi ada atau tidak ada tanda tanganmu, kegiatanku akan tetap berjalan.""Meskipun agenda Pecinta Alam bagian dari kampus, pada dasarnya setiap peserta telah memahami konswekuensinya, jadi seandainya kamu atau bahkan Pembina sekalipun tak memberi tanda tangan, jika hal buruk terjadi, pihak kampus hanya bisa lepas tangan""Dan kegiatan kali ini bukanlah sesuatu yang berbahaya, aku rasa tak akan ada masalah"Carine terdiam, "anak ini benar-benar keras kepala" pikirnya."Carine, menurutku kejadian kemarin hanyalah hal yang sepele, kau tak perlu mengungkitnya" kata Idha mencoba meredam.Dani tersenyum, lalu berkata " Idha, apakah persiapan
"Sepertinya semua sudah berjalan dengan lancar, hanya saja kita perlu menambah tenda karna jumlah peserta yang akan ikut lebih banyak dari perkiraan sebelumnya" jawab Idha."Jadi kamu juga tau agenda Proposal ini, Dha ?" Tanya Carine agak heran."Kenapa kau tak memberitahuku ?"Idha mengangguk, "aku pikir kau tak akan pernah tertarik dengan kegiatan outdoor semacam ini, jadi buat apa aku memberitahumu ?""Kalau kamu bisa ikut, kenapa aku tidak" protes Carine."Tuan Putri yang terhormat, anda belum menandatangani proposal itu, bagaimana Anda bisa ikut ?, Jika terjadi sesuatu, apa yang harus aku katakan kepada Ayahmu ?, Bisa-bisa aku langsung di tembak di tempat, belum lagi pacarmu itu, bagaimana aku bisa menghadapinya ?" Celoteh Dani sengaja memojokan Carine."Oke, aku akan menandatangani proposal itu, dan aku pastikan aku juga akan ikut di acara itu"
"wow !!!, Ini pertama dalam sejarah" tiba-tiba Wawan ikut menimpali.Sementara Icha yang dari tadi diam mencubit pinggang Wawan, "awas kalo kamu genit ya, aku akan mengawasimu 24 jam""Apakah kamu juga ikut, Cha" tanya Carine agak tersipu."Tentu saja aku ikut, sekali-kali pacaran di tengah hutan mungkin akan agak menyenangkan" kata Icha penuh semangat."Baiklah, kalau begitu aku juga akan ikut, aku harus mendaftar kepada siapa ? " Tanya Carine dengan polos.Wawan dan Idha saling bertukar pandang ke arah Dani."Kamu bisa minta formulir pendaftaran kepada Idha atau Wawan, setelah mengisinya kamu bisa menyerahkannya kembali kepada mereka" kata Dani menjelaskan."Aku sudah tidak punya formulir lagi, mungkin Wawan masih ada" kata Idha, menyesalkan."Aku tadi berangkat buru-buru, jadi aku juga tak membawanya" sanggah Wawan.Carine menghela nafas, "kalian bagaimana sih, masa tak satupun tidak mempersiapkan dengan baik"
" jangan salahkan mereka, mungkin karena hari ini batas terakhir pendaftaran, jadi mereka kehabisan formulir, dan rata-rata yang mendaftar juga datang langsung ke kost-an aku" Dani mencoba memberi pembelaan kepada mereka." Apa boleh buat, sepertinya aku harus ke tempatmu, justru lebih gampang,kan. Aku bisa mengisi disana dan langsung menyerahkannya " ucapan Carine kali ini lebih koperatif.Wawan dan Idha kembali saling pandang, kali ini mereka sepertinya menyembunyikan senyum yang tidak disadari oleh Dani maupun Carine."Oke,kalau begitu kalian yg urus. Setelah ini tidak ada kuliah lagi kan ?, ""Jika ada perlu sesuatu, Wawan bisa mengambilkannya di kamarku, aku ada urusan lain, jadi tidak bisa ikut bersana kalian" ucap Dani, sedikit menyesalkan."Memangnya kamu mau kemana, Dan ? Tanya Wawan penasaran."Aku ada janji dengan Novi" jawab Dani singkat."Hmmm, ada tamu malah tuan rumahnya ngabur" Carine mencibir."Benar-benar tida
Dani menatap Carine dengan tatapan penuh ejekan. " Jangan-jangan tuan putri ini mulai jatuh cinta padaku""Oh ya, !, Ngomong-ngomong apakah tuan putri akan mengajak kekasihmu yang polisi itu juga?"Muka Carine jadi memerah, "kamu terlalu percaya diri, lagian aku ketempatmu bukan untuk menemuimu, kalaupun aku kesana aku hanya berurusan dengan Wawan, bukan kamu ""Oh ya, satu lagi. Jangan bawa-bawa pacarku di dalam urusan ini".Muka Carine agak cemberut, sementara Dani hanya bisa tersenyum."Baiklah aku tak akan mengejekmu lagi""Aku harus segera pergi,kalian cepat urus formulirnya, karna masih ada persiapan yang harus kita selesaikan""Kamu tenang saja, aku akan mengurusnya" Wawan segera menimpali."Kalau begitu aku pergi dulu"Dani segera berjalan menuju pintu, sebelum sampai pintu dia berbalik dan mengatakan, " Carine, disana nanti tidak ada toilet dan kamar mandi, apakah kau akan membawanya dari rumah ?"Carine