Carine menghela nafas dengan berat, "sekiranya aku bersalah, aku minta maaf"
Dani menoleh ke arah Carine, sambil tertawa terbahak dia berkata.
"Sejak kapan seorang Carine merasa bersalah dan meminta maaf ?."
"Terserah apa yang kau pikirkan, yang jelas aku benar-benar ingin meminta maaf kepadamu".
Dani mengernyitkan keningnya, raut wajahnya berubah menjadi lebih serius.
"Sejujurnya aku tak pernah memperdulikan apa yang orang katakan tentang aku, aku tak pernah peduli dengan penilain mereka tentang aku, termasuk kamu." Kata Dani dingin.
"Kamu bebas memilih orang yang kamu sukai untuk berteman denganmu, akupun tak pernah memaksakanmu untuk bisa memahamiku."
"Lakukan yang ingin kamu lakukan, dan akupun akan melakukan apa yang hanya ingin aku lakukan, tidak ada saling memaksa dan tak perlu saling mencela".
Mendengar itu, Perasaan Carine semakin merasa bersalah. Namun Dani tiba-tiba melanjutkan ucapannya.
"Kau tak perlu merasa
"Carine !!!"Sebuah panggilan mengejutkan Carine yang sempat terdiam untuk beberapa waktu lama.Carine menoleh ke arah datangnya suara itu."Yudha, kenapa kau ada disini?" Kata Carine berusaha mengendalikan emosinya yang sempat goyah.Yudha berjalan mendekati Carine dan meletakan 2 kantong besar yang di bawanya."Papamu menyuruhku membawakan ini untukmu""Oh... Maaf Yudha, aku pasti telah merepotkanmu" kata Carine dengan sungkan.Yudha tersenyum, "sama sekali enggak, aku justru bisa sekalian mengajakmu makan siang. Bagaimana ?"Carine melihat jam tangannya,lalu tanpa pikir panjang dia berkata, "tidak masalah, aku rasa memang sudah waktunya untuk makan siang""Kalau begitu, dimana aku harus menyimpan tenda ini ?"Carine berfikir sejenak."Ikuti aku, kita akan menyimpannya di ruang Sema terlebih dulu"Yudha mengikuti langkah Carine sambil membawa kembali 2 tenda yang dipinjamkan dari kantornya.
Carine masuk ke dalam ruang Senat Mahasiswa tanpa mengetuk pintu yang diikuti oleh Yudha.Tanpa disadari oleh Carine sebelumnya, ruang Senat sudah dipenuhi puluhan mahasiswa, sedangkan di depan sendiri, ada Dani, Wawan dan Idha yang sepertinya sedang memimpin rapat.Semua yang hadir di dalam ruangan menatap ke arah Carine yang baru saja masuk."E... Maaf, aku tidak tau kalau sedang ada rapat" kata Carine dengan gugup."Aku membawa tenda untuk acara camping kita nanti, dimana aku harus menaruhnya? " Carine berdalih untuk menutupi kegugupannya.Tidak ada yang menjawab.Lalu Wawan berkata, "taruh saja di pojokan sana, kau bisa duduk dan bergabung bersama kami"Lalu Carine berkata kepada Yudha,"Kamu taruh saja tenda itu di sana, Yudha." Kata Carine sambil menunjuk sudut ruangan kepada Yudha."Setelah itu kamu bisa kembali lagi ke kantormu""Hey...sekarang jam istirahat, sayang. Bisakah kita pergi makan siang se
Dani mengantar Idha sampai depan rumah kostnya, tak ada yang mereka bicarakan selama dalam perjalanan. Namun ketika Idha turun dari sepeda motor Dani, ia berkata,"Apakah ada sesuatu antara kau dan Carine?".Dani menatap Idha sambil menggeleng."Aku sudah cukup mengenalmu, aku tau kau menyembunyikan sesuatu dariku" kata Idha kemudian.Dani sedikit ragu."Jika kau ingin bercerita, masuklah !""Aku punya banyak waktu untuk mendengarmu"Dani mematikan mesin motornya, dia hanya menarik nafas dan berkata,"Sebenarnya seperti apa Carina itu ?"Idha tak bisa menahan tawanya,"Jangan berpikir yang macam-macam, aku hanya sekedar ingin tau saja" lanjut Dani.Masih menahan sedikit tawa, Idha berkata dengan nada mengejek."Ternyata Dani yang terkenal dingin itu bisa juga tergoda sama Carine""Tapi sejujurnya, meskipun aku satu SMA dengannya, aku tidak terlalu akrab dengannya, yang aku tau dari dulu memang
Waktu berjalan begitu saja, hari pelaksanaan camping pun tiba. Semua peserta yang terbagi menjadi empat kelompok telah berkumpul di kaki gunung Ungaran sebagai pos berkumpul pertama. Selanjutnya mereka akan sedikit mendaki dengan berjalan kaki. Lokasi tempat mereka camping adalah Curug Lawe, selain kondisinya masih benar-benar alami, masih jarang para pendaki yang berkunjung ke tempat ini. Jadi tak heran jika sepanjang jalan yang akan mereka lalui masih terjal dan berbahaya, mereka juga harus pandai membuka jalan sendiri. "Hai...jono, !!! Kenapa kamu pergi camping membawa kompor ?" Seru Carine kepada Joshua. "Namaku Joshua, Kampret !!!" Balas Joshua. "Namaku juga Carine, C A R I N E, bukan Kampret" kata Carine mengejakan namanya. "Lagian kamu yang mulai duluan, memanggil nama orang seenak jidatmu sendiri" kata Joshua bersungut. Carine malah semakin meledek Joshua. "kamu itu tidak cocok pakai nama Joshua, sudah bagus aku
"Jono, bawain tas ku dong" kata Carine mencoba merayu Joshua.Joshua hanya memalingkan mukanya."Eh...Joshua maksudnya" ralat Carine sambil tersenyum genit."Ayolah Joshuaku yang imut, bawain tas ku, dong""Kamu tidak kasihan apa melihat perempuan sepertiku harus membawa tas seberat"Joshua tidak bisa untuk tak perduli dengan Carine, dia akhirnya berkata."Kalau minta tolong itu yang sopan ya, bilang 'Tolong' gitu""Oh iya maaf lupa, tolong mas Joshua yang ganteng dan imut, bawain tasku ya" kata Carine yang langsung mengalungkan tasnya ke leher Joshua."Ebuseeeet, Cariiiine !!!""Berat sekali barang bawaanmu" protes Joshua yang menahan berat yang berlebih karna menggendong tasnya sendiri dan menjinjing kompor, apalagi sekarang di tambah dengan tas bawaan Carine.Idha menyikukan lengannya ke tubuh Dani."Kau lihat kelakuan Carine" kata Idha yang masih memperhatikan tingkah Carine."Kadang dia bersikap
Matahari sudah tergelincir ke barat ketika rombongan Dani menemukan tanah datar yang sedikit lapang tak jauh dari lokasi Curug Lawe."Teman-teman, berhubung sudah sore kita akan membuat perkemahan disini"Kata Wawan yang berada di barisan paling depan."Lokasi Curug Lawe sudah tidak jauh dari sini, karena medan yang terjal, mungkin butuh waktu sekitar satu jam lagi, jika kita memaksa untuk melanjutkan perjalanan, aku kuatir sampai disana keburu gelap, dan disana tidak ada tanah datar untuk bisa memderikan perkemahan.""Aku rasa disini satu-satunya tempat yang paling strategis untuk mendirikan perkemahan"Para peserta rombongan setuju dalam diam, mereka sudah kelelahan setelah hampir seharian berjalan mendaki dengan medan yang sangat sulit."Baiklah, sesuai rencana awal kita, masing kelompok berbagi tugas, sebagian mendirikan tenda, sebagian lagi mencari kayu bakar untuk membuat perapian, sisanya menyiapkan makan dan air panas" kata Dani memb
Tanpa menunggu mendapatkan persetujuan, Carine langsung duduk berhadapan dengan Dani."Kamu belum tidur, Nona manis ?" Tanya Idha kemudian.Carine meletakan cangkir kopi di tangannya dan menjawab "hawanya dingin sekali, aku lupa untuk membawa jaket""Aku rasa duduk dekat api unggun dan menyeduh kopi bisa sedikit menghangtkan tubuhku"Carine memang tak terbiasa dengan suasana di luar, dari wajahnya memang terlihat benar-benar kedinginan."Aku ingin membantumu, tapi aku hanya membawa satu jaket" kata Idha."Aku juga sama" sahut Ulfa.Carine melambaikan tangannya, "aku bisa mengatasinya""Bukankah saat briefing kemarin aku sudah mengingatkan, agar membawa baju hangat karna suhu di tempat ini sangatlah extrim" Kata Dani dengan nada lebih dingin, setidaknya itu yang dirasakan Carine dari intonasi nada yang diucapkan Dani.Carine hanya terdiam."Baiklah, sepertinya aku harus segera beristirahat, aku akan masuk ke tenda
Carine tidak mengacuhkan yang diucapkan Dhani seolah tidak ada yang terjadi.Sementara Dhani masih tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Carine sampai-sampai melakukan hal seperti itu."Aku cuma ingin menunjukan, bahwa aku tidak menaruh sesuatu dalam minuman itu" kata Carine kemudian."Maksudmu ?"Dhani masih belum mengerti."Siapa tau kau punya pikiran aku akan meracunimu"Dhani mulai bisa tersenyum, "aku tak pernah punya pikiran buruk terhadapmu"Melihat Dhani tersenyum, Carine pun ikut tersenyum dan berkata, "baguslah kalau kau seperti itu"Suasana hati keduanya pun mulai mencair."Kadang manusia hanya bisa menerka-nerka, mereka menyimpulkan hanya berdasar apa yang mereka rasakan" ucap Dhani.Mendengar kata-kata Dhani, Carine tidak bisa untuk bertanya."Kalau menurutmu, aku orangnya seperti apa?.""Kamu...?" Dani balik bertanya, dia sama sekali tidak menyangka jika Carine akan bertanya tentang