Share

Manis dan manja

Author: Jenang gula
last update Last Updated: 2025-05-12 14:25:16

Mandor itu tersenyum kecut, “Tuan Hans bertanya apakah akhir-akhir ini ada sesuatu yang ditemukan di kontruksi? Anda sedang sakit dan Mr.Scott tidak di tempat, kalau Anda sibuk, tuan Hans bisa menjaga tempat ini agar tetap aman.”

“Lalu?” Jaxx mengeluarkan rokok dan menyulutnya.

“Saya menjawab Anda sudah sembuh dan penjagaan di sini masih aman. Tidak ada penemuan apa pun selama saya bekerja di sini, kami hanya ditugaskan Mr.Scott untuk membangun museum seni, taman bacaan yang nyaman dan cocok untuk anak muda, itu adalah bangunan yang tidak membutuhkan penjagaan ketat, tetapi tuan Hans meninggalkan seorang anak buah untuk memata-matai, bahkan dia juga pulang hampir sama dengan para pekerja kemarin.”

Jaxx tersenyum, “Apa sekarang dia ada di sini?”

Mandor itu mengangguk, “Di dalam mengawasi pekerja.”

Jaxx menunjuk bangunan setengah jadi itu dengan kepala agar mandor menuntunnya menemui anak buah Hans.

Melihat pria mengenakan jas dari kejauhan, anak buah Hans bisa menebak kalau itu J
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Memanggil lirih

    Ana meletakkan secarik kertas itu di pangkuannya dan membuka buku yang diambil tadi, “Ini ... tulisan tangan?” Ana membuka halaman secara acak, “Apa ini catatan harian? Punya siapa?” Ana membalik halaman lain. Meski tidak tertera tanggal, hari, atau bahkan tahun, catatan yang tertulis di dalam buku ini seperti curahan isi hati seseorang. Pelayan mengetuk pintu dan masuk, “Nona Ana, makan siang sudah siap.” Ana berdiri dengan membawa buku itu, lalu ke ruang makan, “Jaxx sudah pulang?” “Belum, Nona. Saat Mr. Jaxx pergi, biasanya beliau akan kembali setelah senja atau malam.” Ana menghabiskan makanannya, kembali ke kamar untuk bersiap, dan keluar dengan tas yang sudah menampung barang-barang pentingnya, “Katakan ke Jaxx, aku hanya pergi sebentar, aku akan kembali nanti malam, dan tetap akan pergi ke Aganta besok bersamanya.” “Baik, Nona.” Ana langsung keluar dari rumah Jaxx dengan naik taksi. Di Aganta ... Johan menemui Erica untuk melihat sejauh mana lukisan itu selesai, delapan

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Suapan sayang

    Panggilan itu sungguh menggetarkan hati. Entah berapa tahun lamanya Jaxx tidak mau memanggilnya ‘madam’ dan hari ini meski dia tahu Jaxx hanya berpura-pura, nyatanya Rose begitu menyukai panggilan itu. “Aku hanya ingin heroin itu kembali seutuhnya, sedangkan harta karun di Aganta, setelah jatuh ke tanganku, aku akan pergi bersama semua anak buahku. Tidak akan ada satu pun orang yang mengusikmu atau Mr.Scott sekali pun setelah ini.” Rose merapikan rambutnya agar terlihat tetap cantik meski usianya sudah senja. Jaxx tertawa, “Ide yang licik sekali.” Mungkin kalau yang memberi tahunya bukan Rose, Jaxx akan terpingkal-pingkal, tetapi kalau Rose sendiri di depannya begitu, Jaxx bisa apa? “Apa hanya aku yang licik? Bagaimana dengan Scott yang juga tidak mau mengembalikan heroin dan membagi harta karunku di Aganta? Apakah itu namanya tidak licik? Bagaimana kamu menyebutnya, Jaxx?” Rose tidak mau terlihat paling jahat di sini. Jaxx menggeleng, “Aku tidak bisa menjawabnya karena aku tidak t

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Manis dan manja

    Mandor itu tersenyum kecut, “Tuan Hans bertanya apakah akhir-akhir ini ada sesuatu yang ditemukan di kontruksi? Anda sedang sakit dan Mr.Scott tidak di tempat, kalau Anda sibuk, tuan Hans bisa menjaga tempat ini agar tetap aman.” “Lalu?” Jaxx mengeluarkan rokok dan menyulutnya. “Saya menjawab Anda sudah sembuh dan penjagaan di sini masih aman. Tidak ada penemuan apa pun selama saya bekerja di sini, kami hanya ditugaskan Mr.Scott untuk membangun museum seni, taman bacaan yang nyaman dan cocok untuk anak muda, itu adalah bangunan yang tidak membutuhkan penjagaan ketat, tetapi tuan Hans meninggalkan seorang anak buah untuk memata-matai, bahkan dia juga pulang hampir sama dengan para pekerja kemarin.” Jaxx tersenyum, “Apa sekarang dia ada di sini?” Mandor itu mengangguk, “Di dalam mengawasi pekerja.” Jaxx menunjuk bangunan setengah jadi itu dengan kepala agar mandor menuntunnya menemui anak buah Hans. Melihat pria mengenakan jas dari kejauhan, anak buah Hans bisa menebak kalau itu J

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Mengikuti permainan

    Hans tersenyum, mengusap punggung Erica hingga bajunya tersingkap, dan melepas pengait bra. “Aku bisa menceritakannya lagi nanti, Erica.” Memagut bibir Erica sambil terus menggerayangi punggung hingga pindah ke pantat. Bukan tak mau cerita, hanya saja Hans bimbang, secepat inikah Erica mencintainya? Sedangkan dia tahu dengan baik seperti apa Erica menghalanginya membawa Jaxx waktu di rumah sakit. Pasti ada yang disembunyikan, tetapi apa? Erica tersenyum, duduk di atas Hans, dan mengusap dada itu, “Apa kamu tidak lelah?” Hans terkekeh, “Untukmu aku tidak akan lelah.” Membiarkan Erica membantunya melepas baju, bahkan saat jemari itu mencoba membuka celananya, Hans tetap diam, dan menikmati. Erica mengeluarkan milik Hans, “Jangan salahkan aku kalau kamu besok bangun terlambat, Hans.” Menurunkan diri untuk mengulum milik Hans yang belum bangun. “Hmm ....” Hans mengusap kepala Erica, saat wajah itu menoleh padanya, dia tersenyum. Hans akan menikmati apa pun permainan yang Erica jebak u

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Naiklah ke tubuhku

    Jaxx sedang menikmati bir saat langkah kaki mendekat. Meski tak menoleh, dia cukup yakin kalau itu adalah Abi, sepertinya yang ditunggu sudah datang. “Selamat sore, Mr. Jaxx. Maaf membuat Anda lama menunggu, ada sesuatu di markas, tetapi aku dan Bill sudah mengatasinya.” ucap Abi. Jaxx mengangguk untuk menjawab laporan itu. “Aku ke sini dengan nona Ana, beliau di ruang tamu, apakah Anda ingin aku mengantarnya ke sini?” Barulah Jaxx menoleh, “Aku akan ke sana.” Membawa juga bir di tangan dan menemui Ana yang sudah duduk dengan teh dan kudapan di meja tamu, “Apa Abi berkendara dengan baik tadi?” Ana mengangguk, “Kenapa kau menyuruhku ke sini?” “Apa hubunganmu dengan Mr.Scott?” Jaxx enggan duduk, dia malah bersandar di bufet sambil menggoyang-goyang gelas yang dipegangi dari tadi. Ana terkekeh, “Pertanyaan itu benar-benar tidak sopan.” Jaxx menarik salah satu sudut bibir, “Sopan atau tidak, aku berhak tahu kenapa kau terus mencari Mr.Scott karena aku adalah anak angkatnya.” Jaxx

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Siapa yang kamu sukai?

    ‘Brak!’ Johan kaget bukan main saat pintu ruang kerjanya dibuka paksa dari luar dan setelah orang itu mengutarakan tujuan, dia lebih terkejut lagi, “Apa?!” “Kalau kau tidak menjualnya aku bisa menghancurkannya sekarang.” “Ti-tidak, bukan begitu, ak-aku akan mengurus surat-suratnya dengan cepat.” Johan membuka laptop dan mengurus surat-surat yang diperlukan. Jaxx ... menekan rokok di asbak saat dokter pribadinya datang. Membuka kancing kemeja dan melepas juga sebelum dokter itu duduk di sampingnya. Berdecap, “Aku sudah menyuruhmu mengurangi rokok, kan? Apa kamu mau cepat mati?” Jaxx tertawa, “Seperti yang kamu katakan, bahkan terkadang aku tidak tahu apa tujuanku hidup di dunia ini. Semua seolah berjalan bukan tentangku dan aku pun tidak tahu apa yang kucari.” “Itulah kenapa kau harus mencari pendamping. Wanita yang sesuai dengan seleramu dan bisa menerimamu apa adanya.” Jaxx tertawa lagi, “Omong kosong.” Dokter itu mulai mendekat dan memeriksa luka Jaxx, “Jangan terlalu keras

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tiga hati

    Hans tidak mengerti dengan jawaban itu. “Pulanglah malam ini dan kamu akan menemukanku di sini.” Erica bangun, mencium bibir Hans singkat dan berlalu ke kamar mandi. Hans hanya mencebikkan bibir, tetap meninggalkan ponsel itu di nakas, dan berangkat ke rumah Rose. Di sana, hampir semua orang menyambut kedatangannya, “Selamat pagi, Madam.” Rose tersenyum sambil meletakkan teh, dia baru saja selesai sarapan, “Sepertinya kamu baru menang lotre, Hans. Apa aku benar?” Hans terkekeh, “Apa tugasku hari ini, Madam?” “Aku ingin kamu ke tempat kontruksi, apakah pembangunan di sana masih berjalan? Markas besar sangat sulit dikuasai, aku kawatir Scott benar-benar menyabotaseku. Apa kamu sudah menemukan harta karun kita di Aganta? Johan cukup sulit diajak kerja sama. Tanganku sampai gatal.” “Tentang Johan, aku tetap tidak bisa mengambil tindakan apa pun karena banyak orang yang terlibat dengan Aganta, sepertinya Mr.Scott sengaja melakukan semua ini agar Johan tidak melepas Aganta. Aku akan b

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Bermalam dengan Hans

    Hans mengulurkan garpu yang membawa daging steak di dalamnya, “Sepertinya punyaku lebih enak.” Erica tersenyum dan membuka mulut, setelah mengunyah, dia tersenyum lebih lebar, “Ini rasanya sama, Hans.” “Oiya? Bagaimana mungkin?” Hans bahkan mengerutkan kening karena tidak bisa mempercayainya. Erica menyuapi Hans dan menunggu respons dari Hans. “Punyamu ternyata lebih enak. Apa aku boleh minta sesuap lagi?” Hans membuka mulut. Erica tertawa, meski begitu dia tetap menyuapi Hans, dan keduanya tertawa bersama. Setelah makan, keduanya membereskan bersama, dan ke kamar untuk menonton TV, komedi, itu adalah pilihan terbaik. “Aku mungkin tidak bisa mengantar atau menjemputmu, tetapi tempat ini sangat dekat dengan Aganta, dan berjalan kaki akan membuatmu lebih kreatif. Aku pernah dengar ada yang mengatakan itu.” Erica tertawa lebih keras, “Apa karena sering jalan kaki aku jadi diterima oleh Aganta?” “Sepertinya begitu.” “Oiya? Apakah benar?” Erica mendekat dan menggelitiki Hans. “Ha

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Awal permainan

    Erica menoleh saat pintu ruangannya terbuka, melihat Hans di sana, dia tersenyum, “Apa aku ke sini untuk menjemputku?” Hans mendekat dan berdiri di belakang Erica untuk memperhatikan lukisan itu lebih dekat, “Aku kebetulan ke sini dan Johan bilang ini ruanganmu, jadi aku memeriksanya.” Erica terkekeh, “Aku bisa menyelesaikan ini besok.” Menghabiskan cat yang tinggal sedikit dan mencuci semua peralatan tempurnya. “Hans, bagaimana kalau kita mampir ke tempat Jessie? Aku tiba-tiba merindukannya.” Hans mengangguk. Dia tidak menyangka kalau lukisan Erica sebagus ini. Pantas saja galeri ternama seperti Aganta langsung mengajak Erica bekerja sama. “Ayo!” Erica sudah siap dengan tasnya. Hans menoleh, melihat Erica sudah melepas celemek dan menampilkan leher indah berkalung darinya, senyumnya seolah tanpa beban untuk menggandeng Erica ke mobil. “Hans, di mana kamu menyuruh anak buahmu pergi?” Erica jadi penasaran karena tak menemukan seorang pun. “Aku mendapatkan cuti tiga hari dan itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status