Share

undangan makan malam

Valerie pikir sarapan pagi itu adalah awal yang bagus untuk hubunganya. Tapi kenyataanya itu salah, Elvano bahkan pergi sejak hari itu, terhitung audah tiga hari, dan pria itu pernah memberikan kabar apapun kepadanya.

Valerie semakin jenuh, ia tidak memiliki siapapun dan tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Setiap hari hanya ia habiskan di taman untuk memetik bunga.

"Nona, malam ini keluarga anda mengundang anda untuk makan malam bersama" itu adalah suara Clara.

Entah memang dia tidak pernah ikut Elvano pergi, atau memang Elvano sengaja meninggalkanya untuk menemani Valerie.

"Hanya aku?"

"Tuan juga, tapi Tuan..."

"Baiklah, aku akan datang" Valerie cepat menyela dan berlalu masuk kedalam rumahnya, meninggalkan rangkaian bunganya yang belum jadi.

.

.

.

.

Valerie gaun dengan indah sepanjang lututnya, turun dari mobil yang berhenti di depan kediamanya.

Ini adalah kunjungan pertamanya setelah menikah, dan tanpa seorang suami yang menemaninya.

Valerie tahu betul ini bukanlah hal yang baik, ibu dan kakak tirinya pasti akan mengejek dirinya.

Tapi jika tidak datang mereka juga pasti akan semakin menghinanya, menjelek-jelekan lnya di mata sang ayah.

"Kau ikut masuk?" Tanya Valerie kepada Clara yang ikut turun dari mobil.

Clara mengangguj dengan mantap, "Tuan bilang Nona tidak boleh lepas dari pengawasan saya" ujarnya dengan sangat sopan.

Valerie mengangguk, dia tersenyum kepada Clara dan menggandeng tangan Clara untuk masuk bersama.

Clara sangat kaku, dia cukup terkejut dengan tindakan Valerie, tapi hendak menolakpun Valerie tetap akan memaksanya melakukan itu.

Keduanya masuk bersama dan di sambut oleh senyuman palsu dari Sarah dan Maria, bibir keduanya tersenyum tapi tatapan mereka sangat menunjukan ketidak sukaan.

Valerie tidak perduli, salah satu alasan ia menerima undangan ini adalah karena ia merindukan ayahnya, Valerie ingin bertemu dengan ayahnya.

Kini dirinya sudah menikah, Valerie tidak akan lagi bisa mereka siksa.

"Ayah" Valerie berhambur kedalam pelukan sanga yah yang telah menyambutnya dengan senyuman hangat.

Keduanya berpelukan layaknya seorang yang saling menyayangi dan mengasihi.

"Valerie rindu sekali" kata valerie ketika ayahnya mendaratkan sebuah kecipan di puncak kepalanya.

"Ayah juga rindu sekali" balas Aron dengan yidak kalah gembiranya.

Sarah dan Maria seketika berwajah masam ketika melihat pemandangan tersebut. Mereka tidak suka melihatnya Valerie bahagia.

"Sayang, dimana suamimu? Kenapa yidak datang bersama?" Pertanyaan Sarah itu membuat Valerie yang sedang berbahagia jadi berhenti tersenyum.

Ia melepaskan pelukan Aron dan berbalik menatap ibunya. Valerie memaksakan senyumannya lalu berkata. "Suamiku sedikit sibuk ibu, jadi dia tidak bisa datang"

Sarah dengan segera memasang wajah lesunya setelah mendengar ucapan Valerie. "Yahh, padahal ibu ingin bertemu dengan menantu ibu. Tapi tidak masalah, mungkin pekerjaan lebih penting dari pada keluarga istrinya"

"Iya, sepertinya kami tidak terlalu penting untuk suamimu" Maria ikut menyudutkan Valerie.

Tapi Aron sepertinya tidak terpengaruh, ia tetap tersenyum dan merangkul pundak putrinya. "tidak masalah, kita bisa mengundang mereka lagi lain kali, sekarang ayo kita mulai makan malamnya, ayah sudah lapar"

Valerie menatap ayahnya dengan senyuman. Lalu mereka berjalan menuju ruang makan, dengan Maria yang ikut Aron rangkul menggunakan tangan yang lainya.

"Hari ini biar Valerie yang menyiapkan makanan untuk ayah, ibu dan kakak" ujar Valerie ketika semua orang sudah duduk di tempat makan.

Ia bangkit dan mengambil piring lalu mengisinya dengan makanan untuk sang ayah.

"Terimakasih sayang" seru Aron ketika Valerie meletkan sepiring makanan di hadapanya.

"Sama-sama ayah" balas Valerie kemudian mengambil piring lain untuk ibu tirinya.

Valerie penuh senyuman malam ini, wajahnya juga tampak berseri bahagia, dia seakan menunjukan dirinya bahagia setelah menjalani pernikahan bersama Elvano Faramond.

"Putri terlihat sangat cantik malam ini" puji Aron dengan tulus, ia tidak mengelak bahwa hatinya selama ini tidak tenang memberikan Valerie kepada sang mafia.

Tapi melihat putrinya tersenyum kini hatjnya sudah jauh lebih tenang, bahkan ikut bahagia. Valerie bahkan mengenakan haun mahal, yang Aron sendiri belum tentu bisa membelikanya.

"Ini ibu" Valerie meletakan piring di hadapan sang ibu tiri.

"Terimakasih" seru nyonya Sarah dengan senyuman palsu.

Hal yang sama juga terjadi kepada Maria,ia tampak benar-benar membenci senyuman Valerie.

"Oh, diamana Clara?" Gumam Valerie ketika tidak mendapati Clara di ruang makan.

"Dia ada di ruang tamu, biarkan saja, dia bukan keluarga kita" Serkas Sarah cepat.

Tapi Valerie tetap kekeh ingin Clara ada disana. "Tapi dia menemaniku, kasihan jika di tinggal sendiri"

"Aduhh, ini itu acara keluarga Valerie, orang luar tidak boleh ada. Kecuali... Suamimu yang tidak tahu malu itu" Maria akan selalu mencari kesalahan apapun yang ada pada Valerie.

"Clara juga keluargaku, dia..."

"Valerie, duduklah, Clara juga sepertinya mengerti kalau kita membutuhkan waktu bersama tanpa orang lain" Tuan Aron dengan lembut berusaha menghentikan perdebatan mereka.

Valerie akhirnya diam, ia duduk dengan wajah murung. Sementara Sarah dan Matia tersenyum cerah karena merasa senang telah mengalahkan Valerie.

Merekapun memulai makan malamnya. Awalnya cukup tenang, sebelum akhirnya Aron membuka suara.

"Valerie, apakah Elvano memperlakukan putri ayah dengan baik?" Aron dengannkasih sayang seorang ayah, dengan tulus mencari jawaban akan kecemasannya.

"iya, bagaiamna rasanya menikah dengan seorang mafia? dia tidak memukulimu kan? atau dia malah tidak pernah memperdulikanmu? aku khawatir sebagai seorang kakak" Tapi Maria menggunakan suasana yang seharusnya haru itu sebagai kesempatan untuk semakin menekan Valerie.

"tidak kak, Elvano memperlakukanku dengan baik" Valerie tidak mungkin memanggil suaminya 'Tuan' di hadapan keluarganya.

"dia sangat baik sampai melarangku melakukan banyak perkerjaan, dia juga sangat manis dan romantis" di dalam hatinya, Valerie berdoa agar kebohongan itu akan menjadi nyata suatu hari nanti.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status