Share

Pendekatan

Author: Peupeuya
last update Last Updated: 2023-11-07 13:09:19

Sebenarnya kehidupan baru Valerie yidak sepenuhnya buruk, atau bisa di bilang lebih baik dari kehidupanya sebelumnya. Elvano, walapun dia dingin, tapi ternyata ia telah mengatur para pelayanya dengan baik.

Mereka memiliki tugas masing-masing untuk membantu Valerie, mereka tidak membiarkan Valerie mengerjakan apapun seperti ibu yirinya yang kejam.

Mereka semua sangat menghormati Valerie layaknya seorang nyonya, walaupun usia Valerie memang jauh pebih muda dati mereka.

Jika di katakan bahagia, tentu saja bahagia, tapi di sisi lain ia juga ingin mendekatkan diri dengan suaminya. Tapi Valerie yang pemalu tidak tahu bagaimana cara melakukanya.

Seperti pagi inu, Valerie audah bangun sejak bermenit-menit lalu, ia juga sudah mandi dan siap memulai satapan. Tapi Elvano masih terlelap nyaman di atas ranjang, Ia ingin membangunkanya tapi bingung dan takut.

Mereka benar-benar tidak pernah bicara, Valerie bahkan baru tahu Elvano tidur bersamanya selama ini. Tentu hal itu karena saat Valerie tidur Elvano baru akan masuk kamar, sedangkan saat Valerie bangun Elvano pasti sudah sibuk dengan kegiatanya.

"bagaimana aku memanggilnya?" Gumam Valerie yang saat ini hanya bisa berdiri kaku di sisi ranjang tempat Elvano berbaring.

"Tu-Tuan.." Akhirnya Valerie memilih panghilan asing tersebut.

Tangan kecil Valerie mulai bergerak untuk mengguncang tubuh Elvano. "Tuan, Ay..." Valerie yang hendak kembali memanggil Elvano seketika bungkam ketika pria itu tiba-tiba membuka matanya dan langsung menatap Valerie.

Valerie jadi gugup dan salah tingkah, ia bingung harus bagaimana.

"ada apa?" tanya Elvano seraya bangkit dari pembaringanya.

"a-apa kau tidak bekerja? Ini... Ini s-susah pagi" Dengan wajah memrah Valerie berujar, ia berdiri tegak dan berusaha untuk menatap Elvano yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang.

Elvano diam, dia menatap sekelilingnya dengan mata tajam dan mengintimidasi. Valerie sampai merinding, Elvano seperti sedang mencari penyusup.

"Hm, pergilah lebih dulu" Kata Elvano setelah membuat Valerie terdiam dengan rasa takut.

Valerie dengan cepat mengangguk dan segera pergi dari sana, ia takut pada suaminya sendiri.

"Valerie"

Gadis itu baru saja menyentuh knpo pintu, tapi seketika berhenti dengan tubuh menegang ketika suaminya memanggilnya dengan suara berat dan serak.

"i-iya?" sahut Valerie tanpa berbalik badan.

"Terimakasih"

Valerie hanya mengangguk samar dan setelah itu segera pergi dari sana.

Ia bahkan melewatkan kesempatan langka, dimana saat itu Elvano sedang tersenyum karena merasa lucu melihat tingkah istri kecilnya.

.

Seperti yang Valerie katakan tadi, pagi ini adalah pertama kalinya mereka berbicara. Valerie merasa sedikit cangung, gugup, takut dan bahagia di saat yang bersamaan.

Tapi ia berusaha untuk fokus pada kebahagianya saja, jadi dia terus tersenyum di sepanjang pagi ini. Para pelayan yang melihatnya juga ikut tersenyum, itu adalah senyuman Valerie yang paling tulus, tidak terpaksa seperti biasanya.

Tiba-tiba di tengah kehiatan sarapanya, Valerie di kejutkan oleh kehadiran Elvano yang ikut duduk disana. Mereka jarang berinteraksi, mengobrol saja tidak, apalagi makan bersama, itu tidak pernah.

Tapi sepertinya hari ini berbeda, mereka akan makan bersama selaykanya seorang pasangan.

"Tuan mau makan?" Valerie bodoh karena telah menanyakan itu.

Elvano hanya mengangguk dan akan segera menyiapkan makananya sendiri.

Tapi di saat seperti ini Valerie akan bersikap selayaknya seorang istri, ia akan melayani suaminya dengan ikhlas dan patuh.

Valerie mengambil alih piring milik Elvano, lalu dengan telaten mengisinya dengan makanan. Valerie juga tidak lupa menanyakan apa yang Elvano sukai.

ini tidak buruk, secuek apapun Elvano tapi jika dia tidak melakukan kekerasan pada Valerie, maka di mata Valerie dia adalah orang yang baik.

Mungkin di mulai dari pagi ini, Valerie akan sedikit lebih berani mendekati Elvano.Elvano adalah suaminya, Valerie berhak mendekatinya.

Kini untuk pertama kalinya, sepasang auami istri itu menikmati sarapan pagi mereka bersama. Dengan damai dan hikmat.

Sekali lagi, di pagi yang cerah ini, Elvano kembali menunjukan senyuman tipisnya yang tidak di sadari oleh siapapun.

itu senyuman tipis yang manis dan menggoda, dia lebih manusiawi saat tersenyum ketimbang ketika murung.

Valerie juga sesekali curi-curi pandang dengan melirik Elvano.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   jalan-jalan

    Hari ini, Elvano yang dingin dan kejam menjadi lebih manusiawi ketika mengajak istri kecilnya memasuki sebuah pusat perbelanjaan."Nanti saat membutuhkan sesuatu hubungi saya, tidak perlu merepotkan Clara lagi" Bahkan juga berbicara dengan nada yang lembut dan kalimat yang panjang.Ini benar-benar kemajuan pesat untuk hubunganya bersama valerie."Setelah ini kita beli es krim" katanya setelah membayar ponsel keluaran terbaru untuk Valerie.Mendengar kata Es Krim senyuman di wajah Valeriepun mengembang, ia sampai tidak sadar saat menggandeng tangan Elvano sambil berjalan. Elvano tidak keberatan, ia malah senang istrinya mau dekat-dekat tanpa rasa takut.Elvano adalah mafia berbahaya, musuhnya ada di banyak tempat termasuk di pusat perbelanjaan. Tapi mereka tidak begitu berani untuk menyerang Elvano secara langsung, yang ada hanya bisa mengawasinya dari jauh dan berusaha untuk melihat wajah valerie yang tersembunyi di balik topi dan masker hitam.Elvano tahu akan berbahaya untuk valerie

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Elvano cemburu

    Teriakan dan rintihan kesakitan menggema di ruangan bawah tanah markas Elvano faramond. Dia adalah pria psycopat yang terobsesi dengan istrinya sendiri, tidak mengijinkan siapapun menyentuh Valerie barang sedikit saja.Wajahnya tampak santai meski semua orang yang meringkuk di bawah kakinya sedang memohon dan meminta ampun. Elvano tidak punya ampun kecuali atas permintaan Valerie.Hari ini dengan kedua tangaya sendiri, Elvano memberikan hukuman kepada para pria penculik Valerie yang tinggal tersisa lima orang."A..A..Apa yang akan kau lakukan" mata para pria itu tampak mendelik ketakutan saat melihat elvano mendekat dengan sebuah besi merah di tanganya.Elvano tidak perduli dengan wajah ketakutan mereka, ia hanya ingin menghukum tanpa berpikir untuk mengasihani."AARRRKHHH" Teriakan nyaring sekali lagi kembali terdengar, sangat memilukan dan menyedihkan, rasanya seperti di hukum di neraka.Meski begitu tidak ada ekspresi khusu yang terlihat di wajah Elvano, tetap datar dan tenang sepe

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Debaran Jantung Elvno

    Ketika Valerie telah terlelap dengan tubuh yang jauh lebih bersih, Elvano pergi keruanganya dan memanggil seluruh pengawal yang mengawal Valerie termasuk Clara."pergi dari hadapanku, jangan pernah kembali" Datar, tegas dan mutlak. Tidak ada yang bisa membantah keputusanya.Dari sekian banyak pengawal wanita yang Elvano miliki, Clara adalah yang paling lama mengapdi kepadanya. Tapi pria itu sama sekali tidak ragu saat memecat Clara."Tuan, maaf"Satu per satu, para pengawal berlutut bersama Clara yang sudah lebih dulu melakukanya. "saya tahu saya tidak layak mendapatkan pengampunan, tapi... tolong jangan buang kami"Bagi para anggota ke mafiaan, di pecat sama dengan di buang. ITu artinya mereka sudah tidak berguna, tidak berarti, tidak berharga, dan tidak layak di pertahankan. Posisi mereka adalah yang paling bawah, bahkan lebih rendah daripada budak.Mati akan jauh lebih baik daripada menempati posisi itu.Elvano tidak bergeming, tidak pernah ada yang berhasil membujuknya dengan cara

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Momen panas

    Valerie masih saja terisak ketika Elvano membawanya pulang. Tanganya yang masih bergetar ketakukan Valerie paksakan untuk memeluk Elvano dengan sangat erat.Suminya hanya diam saja, sama sekali tidak pernah menyuarakan kalimat penenang untuk Valerie. Bukanya tidak perduli, tapi memang Elvano tidak bisa dan tidak mengerti bagaimana cara menenangkan gadis yang sedang menangis. Yang bisa pria itu lakukan hanyalah diam dengan tangan yang terus mengusap punggung istrinya."rumah sakit" Ujar Elvano bermaksud meminta sang supir untuk mengajak mereka kerumah sakit terdekat."aku mau pulang"Suara lirih yang menyayat hati membuat Elvano beralih penuh memperhatikan istrinya."aku mau pulang saja" kata Valerie lagi masih sambil terisak-isak. Ia tidak pernah berani melihat kemanapun, hanya terus menyembunyikan wajah di ceruk leher Elvano.Elvano sedikit ragu ketika mengangkat tanganya untuk mengusap surai Valerie, tapi pada akhirnya tetap ia lakukan meski dengan sedikit kaku. "kita pulang" ujarny

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Iblis

    Ketika seorang pria dengan lancang berhasil membuka masker dan topi Valerie. Semua orang awalnya bersorak gembira, sebelum akhirnya terdiam dengan mulut ternganga.Valerie terlalu cantik, sangat manis dan sedap untuk di pandang. Dia benar-benar seperti seorang bidadari yang berasal dari surga."Nona, tidakah kau terlalu cantik untuk orang seperti Elvano?" Seru seorang pria dengan nada mengejek.Tentu saja langsung di sambut oleh tawa jahat para pria di sana."Kau tidak tahu ya? Suamimu itu monster, dia sangat jahat, dia adalah rajanya kejahatan. Kenapa kau mau menikah dengannya?"Andai saja Valerie berani, ia pasti sudah menendang wajah semua pria di depannya."Lebih baik kau bersama kami saja, menikmati hidup" ujar seorang pria lagi lalu di ikuti oleh tawa dari semua orang.Benar-benar sangat menyebalkan."Hei, jangan tunjukan wajah yang masam, tersenyumlah"Valerie tidak perduli, ia tetap diam dengan ekspresi wajahnya yang buruk. Dia takut, tapi juga tidak mau menangis, ia menahannya

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Di Culik

    Setelah kepergian Elvano, Valerie yang mulai merasa jenuh dengan kegiatan monotonya, mengajak Clara untuk pergi berjalan-jalan. Tapi Clara yang memerlukan ijin Elvano dalam setiap hal, tentu saja harus meminta ijin terlebih dahulu."Em, nona bilang ingin berjalan-jalan" Kara Clara sembari melirik Valerie yang duduk di sampingnya.Awalnya tidak terdengar apapun dari sebrang, valerie bahkan mengira kalau Elvano sudah menutup telfonya.Valerie mendengus pasrah, "Padahal aku sangat jarang keluar rumah" gumamnya dengan wajah yang lesu, Valerie menyandarkan tubuhnya tanpa semangat ke sandaran sofa.Clara cukup mengerti dengan kebosanan yang melanda Valerie, tapi sebagai bawahan ia tidak bisa melakukan apapun tanpa ijin dari Tuanya."pergilah"Suara berat yang sangat bijak itu terdengar ketika suasana sedang hening, membuat kedua gadis yang sedang murung jadi membulatkan matanya karena terkejut."sungguh?" Tanya Valerie memastikan, ia berharap Elvano tidak cepat berubah pikiran."ya, pergila

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status