Share

Flash back

Penulis: humaidah4455
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-31 07:45:11

FLASH BACK ON

Kala itu papanya mengajak ketemuan pertama kali bersama Zahra dan Bapaknya di sebuah restoran, untuk membahas perjodohan mereka.

Danu yang awalnya menolak berusaha berkilah mengarang alasan dengan berbagai cara agar tak jadi bertemu dengan Zahra.

Berbagai alasan dilontarkan Danu saat hendak berangkat ke restoran tempat dimana sang papa berjanji untuk bertemu. Papanya membujuk Danu untuk mau bertemu dengan calon istrinya. Kata Papa untuk sekedar perkenalan dulu.

Setelah bernegosiasi lama dan alot akhirnya Danu mau juga diajak bertemu dengan Zahra dan Bapaknya.

Sampai direstoran Danu dibuat jenuh menunggu kedatangan calon istri pilihan papa yang akan dijodohkan dengannya.

Danu marah, kesal, sewot saat menunggu kedatangan mereka. Papanya menyuruh Danu untuk sabar menunggu Danu pun menurut papanya. Hampir saja Danu pergi meninggalkan restoran karena jemu menunggu lama.

Akhirnya Zahra dan Bapaknya datang. Meminta maaf karena terlambat. Danu yang tadinya marah, kesal, dan sewot saat menunggu Zahra malah terpesona saat bertemu Zahra. Danu menatap lekat pada Zahra memperhatikan setiap gerakannya. Sungguh kecantikan alami yang dimiliki seorang Zahra. Kekagumannya bertambah saat papanya mengungkapkan bahwa Zahra seorang Hafiz Qur'an.

Sosok Zahra saat itu sangatlah anggun, berbalut gamis syar'i warna millo, dan wajah tanpa polesan makeup, namun tetap memancarkan kecantikan yang luar biasa. Wajahnya putih bersih dan bersinar di bingkai hijab cokelat susu berhias sebuah bros, membuatnya semakin cantik.

Senyuman nya yang manis serta sifatnya yang ramah membuat Danu ingin lebih mengenal Zahra akhirnya mereka bertukar nomor telepon disaksikan papa dan bapak Zahra. Setelah membahas rencana perjodohan akhirnya mereka menyudahi pertemuan hari itu.

Danu menatap kepergian Zahra tanpa berkedip. Entah mengapa ada rasa tidak rela dalam hatinya saat Zahra melangkah pergi meninggalkan Danu dan papanya di meja makan restoran. Hatinya yang semula tenang mendadak risau tak karuan setelah kepergian Zahra. Sejak saat itu Danu tak henti memikirkan Zahra. Setiap detik, setiap menit, Zahra terlintas di benaknya. Suaranya yang lembut, wajahnya yang cantik tanpa polesan, gaya busananya yang menutup aurat, menjadikan Zahra wanita spesial bagi Danu.

Ada rasa yang tak terhingga menyelimuti hati Danu usai bertemu Zahra. Benih asmara tumbuh usai perjumpaan yang singkat itu.

Ya, Danu jatuh cinta pada pandangan pertama. Sejak bertemu Zahra Danu mulai sedikit berubah. Danu mengurangi kegiatan nongkrong nya. Kegiatan yang biasa menjadi hoby nya mulai membuat nya bosan.

Setelah pertemuan itu, ada rasa rindu yang menggebu di hatinya. Hari-hari yang dilaluinya terasa berat dan hampa. Danu lebih sering merenung sendiri larut dalam kekagumannya kepada Zahra. Gadis muslimah yang dikenalkan oleh papanya. Putri sahabat ayahnya itu berhasil membuat Danu galau berat menahan rindu dihati. Keinginan agar selalu bisa melihat Zahra, atau sekedar mendengar suaranya via telepon berusaha ditahan olehnya. Semakin lama rasa rindu yang menderanya semakin menjadi menyiksa hati, pikiran, dan jiwa Danu hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk menghubungi nomor Zahra.

Mendengar suara Zahra hati Danu mulai tenang. Setelah berbasa-basi bertanya kabar dengan ragu Danu mengungkapkan bahwa ia sedang di dera kerinduan yang teramat sangat pada seseorang, hingga membuat hatinya gelisah. Kala itu Zahra mendengarkan curhatan Danu dengan sabar, kemudian memberikan saran kepada Danu untuk mendirikan shalat menyerahkan segala urusan kepada Sang Pencipta alam semesta.

Kala itu Zahra tak tahu bahwa dialah orang yang dirindukan Danu karena Danu tak mengungkapkan siapa seseorang yang sedang dirindukannya itu. Setelah puas mendengar suara Zahra Danu menutup telponnya.

Saran dari Zahra dijalankan oleh Danu. Kebetulan waktu itu Danu sedang keluar rumah, ia melajukan mobilnya menuju sebuah masjid terdekat jam menunjukan pukul 10.00 malam. Danu memarkirkan mobilnya di sebuah halaman masjid. Ia keluar dari mobil segera menuju tempat berwudhu. Sesaat setelah berwudhu, ada ketenangan di hati Danu. Lanjut menapakkan kaki kedalam masjid.

Deg.

Hati Danu bagai dihantam gada besi tapi tak sakit kala menapaki masjid. Tempat yang selama ini ia datangi hanya saat melakukan shalat Ied saja.

Ia ingin mendirikan shalat sesuai saran Zahra. Shalat yang selama ini tak pernah dilakukannya. Tiang agama yang roboh perlahan akan didirikan oleh Danu kewajiban seorang muslim yang sudah lama sekali ia tinggalkan.

Kala itu ada kebingungan di benak Danu saat hendak mendirikan tiang agamanya yang telah lama roboh. Bagaimana membaca bacaan shalat? Yang ia ingat hanya surat Al Fatihah saja itupun agak lupa. Dengan kemantapan hati dan kepercayaan nya bahwa Allah itu maha tau seperti yang ia pernah dengar dari rekaman ceramah seorang ustadz di televisi. Danu akhirnya mendirikan shalat Isya' sebisanya. Melakukan gerakan shalat sesuai jumlah rekaat shalat Isya'. Untuk bacaan shalat hanya Danu dan Allah yang tahu. Tanpa ia sadari air mata menetes seusai Shalat. Danu tertegun diatas hamparan sajadah yang tersedia di masjid. Menyesali apa yang selama ini terjadi

Dadanya sesak Danu menangis tergugu seperti anak kecil yang mainanya direbut. Hatinya tersentuh oleh sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Cukup lama Danu menangis menyesali perbuatannya selama ini hingga seorang ustadz menghampiri nya.

Ustadz itu bertanya perihal masalah yang membuat Danu menangis tergugu. Danu memberanikan diri bercerita tentang apa yang dialaminya.

Sang ustadz dengan sabar berkata bahwa Danu pria yang beruntung mendapat hidayah dari Allah lewat Zahra.

Sang ustadz menyarankan Danu untuk tetap melanjutkan perjodohan ini, sambil belajar lebih mengenal Allah. Kala itu Sang ustad berpesan agar Danu meluruskan niatnya untuk belajar agama dengan baik bukan karena jatuh cinta agar Allah mempermudah jalan Danu untuk bersatu dengan Zahra. Dengan kata lain niat hijrah Danu untuk bertaubat dan memperbaiki diri sebagai seorang muslim karena Allah.

Ustadz itu juga menasihati Danu bahwa laki-laki itu calon imam, pemimpin baik untuk dirinya ataupun Keluarganya kelak. Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik ada pertanggung jawaban yang di tagih di akhirat kelak.

Sejak saat itu, Danu bertekad untuk berubah dengan niat hijrah bertaubat karena Allah. Akhirnya dengan bimbingan Sang Ustadz Danu bertaubat mengucapkan dua kalimat syahadat dengan terbata dan deraian air mata yang terus mengalir tanpa henti. Disaksikan oleh ustadz, seorang pengurus masjid, dan beberapa pengunjung yang usai shalat di sana. Danu sujud syukur menangis menumpahkan segala rasa yang ada dihatinya. Menyesali semua perilakunya selama ini.

Setelah bangkit dari sujud nya, Sang Ustadz memberikan sebuah buku bertuliskan tuntutan shalat lengkap untuk dipelajari oleh Danu. Danu menerima buku itu dengan senang hati.

Tak lupa Sang Ustadz memberikan dukungan kepada Danu untuk tetap Istiqomah dalam beribadah dan melanjutkan perjodohannya dengan Zahra. Malam itu Danu memohon ijin untuk tinggal di masjid dengan alasan ingin menenangkan diri dan shalat subuh berjamaah. Danu mengungkapkan bahwa ia ingin menenangkan diri di masjid. Sang Ustadz pun mengijinkan.

Sejak saat itu, Danu mulai sedikit demi sedikit mempelajari buku pemberian Ustadz.

Rasa cinta Danu kepada Zahra semakin menjadi hingga membuatnya tak sabar untuk menikah.

Ia mendesak papanya untuk segera melamar Zahra. Ia takut kehilangan bidadari itu.

FLASH BACK OFF

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Pelajaran berharga

    Mau tak mau Danu harus menimba air sumur untuk mengisi bak mandinya. Beberapa kali ia menimba air membuatnya berkeringat, maklum saja dia tak pernah susah selama ini. Usai mengisi bak air, Danu beristirahat sejenak sambil mengusap peluh yang mengucur di dahinya. "Capek nya ngisi bak air mandi. Coba aja di kamar mandi kamarku, tinggal puter langsung mancur," keluhnya lirih. Ia duduk sejenak di teras dapur sambil melepas kaosnya. Danu berpikir sejenak. "Baju ini kalo kotor mau nggak mau, aku yang nyuci juga," pikirnya. Danu menepuk jidatnya. "Sib, nasib! Gini amat sih, mana semuanya masih manual," gerutunya dalam hati. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya dari belakang. "Katanya mau mandi, kok masih duduk disini?" Suara Pak Husen mengejutkan Danu. Ia spontan menoleh. "Eh, Bapak. Kaget saya." Danu mengusap dadanya yang putih mulus. "Kenapa belum mandi juga?" "Anu, Pak ... saya istirahat dulu, capek nimba air," ungkap Danu nyengir kuda. Pak Husen tertawa mendengar ungkapan Danu.

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Demi kamu, Zahra

    "Ayo masuk, Mas Danu," ajak Pak Husen. "Baik, Pakde, Simbah," Danu bingung hendak memangil dengan sebutan apa. Pak Husen menyunggingkan senyuman lalu menepuk pundak Danu. "Le, nggak usah takut, gugup, ataupun bingung. Panggil saya Bapak, atau Pak'e dan istri saya panggil saja Simbok atau Mbok'e, karena mulai hari ini, kamu sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami disini." Laki-laki setengah abad itu berbicara dengan santai dan mantap, penuh karismatik. "Le, ayo barang-barangnya dibawa masuk ke kamarmu, sudah Simbok siapkan," Ibu Aminah keluar memanggil Danu. Danu menoleh kepada ibu Aminah, wanita berbusana khas Jawa itu berusaha menarik koper Danu, namun Danu langsung refleks membantunya. "Biar saya aja, Mbok ... ini berat," ucap Danu meraih kopernya. Pak Husen menatap istrinya dan pemuda kota itu sambil mesem ngguyu. Danu dan Ibu Aminah berjalan menuju sebuah kamar yang sudah dipersiapkan oleh ibu Aminah. "Ini kamarmu, Le. Bajunya bisa dimasukkan ke lemari sini," ucap wanita it

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Jadi anak desa

    Danu masih bertanya-tanya mengapa Pak tua, dihadapannya ini seperti bisa melihat masadepan. Sepertinya beliau bukan orang sembarangan. "Tidak usah bingung. Ayo istirahat lagi." Pak Husen bangkit dari duduknya lantas berlalu meninggalkan Danu. Danu termenung menelaah setiap ucapan laki-laki setengah abad itu. "Ah, sudahlah. Mungkin memang beliau punya kelebihan. Lebih baik aku tidur saja." Danu memutuskan untuk tidur lagi. ***Adzan Subuh berkumandang, Danu terbangun dari istirahat malamnya, ia segera menuju kamar mandi yang terletak diluar rumah. Suasana masih gelap, lagi-lagi Danu harus menimba air. "Sudah bangun, Mas," Suara wanita mengejutkan Danu. Danu berjingkat mendengar suara itu. "Eh, Ibu. Iya, saya sudah bangun. Mau solat subuh," ucap Danu kepada wanita itu. Ia membawa sebuah periuk berisi beras. Ia menunggu Danu selesai menimba air, lantas iapun menimba air hendak mencuci beras. Danu mengamati kegiatan bundenya Pak Kasno itu sambil berwudhu. Pak Husen datang dari ar

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Jungkir balik dunia Danu

    Adzan Maghrib berkumandang. Lagi, Danu meminta menepi lagi di sebuah masjid dan menunaikan shalat berjamaah. Usai shalat Danu berdo'a. "Ya Allah, kumohon, berilah aku kemudahan untuk menjalani semua ini, bimbinglah aku menuju apa yang ingin ku capai, tuntun aku dalam menjalani semua ini, hanya kepadaMu aku memohon pertolongan." Danu khusyu sekali berdo'a. Pak Kasno dan Papanya menunggu Danu selesai berdo'a, lalu mereka melanjutkan lagi perjalanan mereka. Perut keroncongan membuat mereka menepi kembali mencari tempat istirahat dan makan malam di sebuah warung kaki lima. Pak Herlambang tak kikuk saat diajak makan di kaki lima, benar-benar sosok yang patut di contoh. Penampilan Pak Herlambang yang sederhana, meskipun ia bisa dibilang sultan, namun ia tak malu ataupun gengsi makan di kaki lima. "Masih jauh enggak, Pak?" Danu bertanya perihal jarak yang hendak ditempuh sesaat usai menikmati santap malam."Mungkin sekitar jam sembilan malam, kita baru sampai, Den." Pak Kasno menjawab sam

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Misi Cinta B

    Sementara itu, Pak Herlambang dan Danu masing-masing menyiapkan diri. Danu bersiap dengan apa-apa yang ia perlukan. Sementara itu, papanya menyiapkan sejumlah uang yang akan diserahkan kepada pakdenya Pak Kasno. Danu menghampiri Bi Surti yang sedang menyiapkan baju-baju nya dikamar."Bi, banyakin celana pendek, sama kaos, ya," pinta Danu. "Iya, Den. Tapi kenapa harus bawa baju jelek si, Den? Emang mau nggarap proyek apa selama 3 bulan?" Bi Surti yang penasaran akhirnya bertanya. "Nggarap proyek cinta, Bi." Danu terkekeh sendiri. "Proyek Cinta? Apa ada?" Bi Surti bermain dengan pikirannya sendiri. Danu membawa serta gitar kesayangannya, tak lupa ia membawa perlengkapan yang ia butuhkan. Setelah semua baju dan perlengkapan terkemas rapi, Danu segera menggiring kopernya turun kelantai bawah, Bi Surti mengekor dibelakang Danu. "Bi, jangan bilang-bilang sama mama, ya ... kalo saya pergi selama tiga bulan," ucap Danu berpesan kepada ART-nya. "Beres, Den. Aman pokonya. Yang penting Ad

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Misi Cinta A

    Danu menghentikan suapan makan siangnya lalu meraih gelas berisi air mineral. "Masa harus ganti hape segala, Pak?" Danu setengah protes. Pak Kasno menghela nafas lalu menjelaskan alasannya. "Begini, Den, di desa tempat tinggal pakde saya itu, rata-rata pemuda-pemudi nya dari kalangan menengah kebawah. Nah, kalo mereka lihat pemuda seperti Aden, wah bisa jadi Aden nggak bakalan jadi nanem padi, Aden jadi selebriti dadakan di kampung." Pak Kasno memberi penjelasan. "Kenapa bisa begitu, Pak?" Danu penasaran tentang keterangan Pak Kasno. "Mungkin yang pak Kasno maksud itu sebaiknya kamu menyamar menjadi umumnya seperti muda-mudi di kampung itu," Pak Herlambang ikut menjelaskan sambil mengupas jeruk untuk cuci mulut. Danu hening, berpikir sejenak. "Hem, jungkir balik beneran ini mah. Tapi mau gimana lagi, demi Zahra," batin Danu. "Okelah kalo begitu. Nanti kita sambil berangkat ke desa pakdenya Pak Kasno sambil beli ponsel baru saja, sekalian ganti nomor juga, biar aku tenang. Soal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status