Share

8. Toko Misterius

last update Last Updated: 2024-11-14 22:55:51

[Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]

Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.

“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.

Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tubuh asli hanya tinggal berdua bersama neneknya di sebuah rumah sederhana di Desa Burton. Mereka berdua hidup bergantung dari uang pensiunan yang nenek Orion terima tiap bulannya, dan sesekali pula si pemilik tubuh asli akan pergi ke gunung di belakang desa mencari tanaman obat yang dijualnya untuk mendapatkan uang tambahan.

Beruntungnya “Orion Black” adalah anak yang cerdas dan selalu mendapatkan juara di kelasnya setiap tahun, sehingga selama bersekolah “Orion Black” selalu mendapatkan beasiswa untuk membiayai pendidikannya. Meskipun hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, si pemilik tubuh asli tidak pernah mengeluh. Dia dan sang nenek hidup bahagia dalam kesederhanaan yang mereka miliki.

Si pemilik tubuh asli memiliki cita-cita untuk menjadi Hunter. Dia selalu menunggu tubuhnya bisa membangkitkan superpower di usia 18 tahun kemudian mendapatkan lisensi Hunter.  

Di Therondia dan negara lainnya di Bintang Biru, Hunter adalah pekerjaan yang menjadi impian banyak orang. Meskipun pekerjaan mereka penuh akan bahaya dan mempertaruhkan nyawa, sebagai Hunter mereka bisa mendapatkan uang banyak, terutama bila mereka bergabung dengan guild yang memiliki reputasi tinggi.

“Sayangnya anak bodoh ini tidak memiliki superpower yang bisa dibangkitkan, sehingga impiannya untuk menjadi Hunter tidak bisa diwujudkan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri.

Orion meletakkan ponsel di meja nakas dekat tempat tidur. Dia turun dari ranjangnya, mengganti piyama rumah sakit dengan baju yang dibelikan Andy kemarin, kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Tidak lama kemudian, Orion berjalan keluar dari rumah sakit.

Hari ini Dokter mengatakan kondisinya sudah baik, dia bisa meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah. Sebagai orang yang memiliki prinsip untuk menjauhi hal-hal yang berbau rumah sakit kalau bisa, Orion tidak menunda lagi keinginannya untuk segera pergi dari tempat itu.

Rumah sakit tempat Orion dirawat dengan Desa Burton hanya berjarak lima kilometer. Perjalanan menuju rumah tidak bisa dikatakan singkat maupun lama, Orion bisa menempuhnya dengan berjalan kaki maupun menggunakan taksi. Karena ingat saldo rekeningnya sangat terbatas, Orion memutuskan untuk tidak memanggil taksi dan memilih berjalan kaki saja.

Cuaca hari ini terlihat tidak terlalu bersahabat, sangat mendung seperti hujan deras akan tiba tidak lama lagi, pikir Orion seraya berjalan menyusuri jalan dan meninggalkan area perkotaan di belakang sana. Tanpa sadar Orion sudah memasuki area sepi yang ada di pinggiran kota.

Dia mendongakkan kepala ke atas. Langit yang pagi tadi cerah kini menjadi lebih suram. Awan kelabu yang tebal bergulung-gulung dan menggantung di sana, menutupi matahari yang bahkan sinarnya saja sukar untuk turun ke bawah. Sesekali angin yang keras bertiup ke arah Orion —dan membuat pemuda itu menggigil kedinginan karena sialnya dia tidak mengenakan jaket tebal. Rintik air yang berasal dari atas jatuh ke pipi Orion, membuatnya terkesiap dan melihat ke sekeliling untuk mencari tempat untuk berteduh.

Orion menemukan sebuah toko kecil yang tidak jauh dari tempatnya berada. Tempat itu sedikit terpencil, dan merupakan satu-satunya bangunan yang bisa Orion gunakan untuk berteduh hanyalah toko kecil yang tutup tersebut. Dia bergegas berlari ke sana. Begitu Orion tiba di toko kecil itu, hujan lebat tiba-tiba turun dan membasahi area tempat Orion berada.

“Seharusnya aku tadi memanggil taksi saja dan tidak usah mempermasalahkan biayanya,” ungkap Orion seraya mengusap air hujan yang sedikit membasahi rambut dan bajunya.

Melihat cuacanya yang suram seperti ini, Orion memperkirakan kalau hujan tidak akan segera berakhir. Dia akan menghabiskan waktu di sini. Dalam hati Orion berharap ia tidak akan menunggu lama sampai hujan reda.

Matanya mengedar ke sekeliling. Orion menoleh ke kiri dan kanan secara bergantian. Toko tempatnya berada dindingnya terbuat dari kayu, bangunannya sudah lapuk, dan aroma jamur yang lembab sesekali menguar di udara —terutama ketika hujan deras mengguyur tempat itu. Kelihatannya toko ini sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, mungkin sudah dalam hitungan tahunan lamanya.

Di sekeliling toko kecil ini tidak ada bangunan lain, bahkan orang yang berlalu lalang pun juga tidak terlihat. Hanya Orion sendirian yang terjebak di tempat itu.

Angin keras kembali berhembus ke arah Orion. Hembusannya juga membawa rintikan air hujan yang menerpa sosok pemuda itu, membuatnya basah.

BLARRR…

Suara petir menggelegar di atas langit. Cahaya kilat yang mirip seekor ular besar bercahaya memecah kelabu di tempat itu. Saking terangnya cahaya kilat, Orion reflek memejamkan mata, lalu bahunya tanpa sadar bersandar sedikit pada pintu kayu di belakangnya.

Tiba-tiba saja, pintu kayu yang disandari oleh Orion terbuka perlahan dengan sendirinya. Aroma yang tidak sedap tercium semakin kuat dari dalam —seperti aroma kayu yang busuk dan termakan usia. Dari balik pintu terlihat ruangan gelap mirip seperti mulut monster yang menganga —menyeramkan dan mematikan. Orion membalikkan badan, dia berdiri di depan pintu yang terbuka dengan sepasang mata emerald yang sedikit berkilat dalam kegelapan.

BLARRR…

Cahaya kilat yang menyilaukan kembali muncul bersamaan dengan suara petir yang menggelegar. Cahaya kilat tersebut membuat seisi toko kosong yang gelap dapat dilihat dengan jelas oleh mata telanjang. Rak-rak yang seharusnya diisi oleh aneka snack terlihat kosong dan berserakan. Meja kasir yang usang dengan coretan warna merah tersisih di pojok ruangan. Pecahan kaca berserakan di lantai. Debu yang tebal dan sarang laba-laba juga menghiasi toko kosong yang terbengkalai tersebut.

“Ini…” Orion memiringkan kepalanya, kedua matanya menyipit sesaat, dan kalimat yang ingin ia ucapkan pun terpotong.

Energi spiritual yang terasa dingin berhembus dari dalam toko. Mata Orion menangkap bayangan tiga buah duri raksasa berukuran dua meter tertancap di salah satu dinding. Duri tersebut berjajar dengan warna hitam legam yang terlihat menakutkan. Ada aura negatif menguar dari tiga duri tersebut, bahkan Orion yang berdiri di ambang pintu bisa merasakannya.

Orion berjalan masuk ke dalam toko kosong, lalu dia menghampiri tempat di mata ketiga duri raksasa menancap di dinding. Aura yang penuh kenegatifan dan dibalut oleh rasa dingin luar biasa menusuk kulit Orion. Semakin dekat jaraknya dengan ketiga duri tersebut, semakin kuat aura negatif yang dirasakannya.

Saat Orion berdiri tepat di depan ketiga duri misterius —kurang dari satu meter jaraknya, ia mengeluarkan selembar tisu dari saku celana. Tisu itu ia lemparkan ke arah duri yang menancap di dinding. Begitu permukaan tisu menyentuh duri raksasa, tiba-tiba saja tisu itu terbakar hebat sebelum berubah menjadi abu yang beterbangan di udara. Tidak ada yang tersisa dari tisu yang terbakar.

“Kalau aku memegang benda ini secara langsung, bisa jadi tanganku akan terkorosi dan melepuh hebat,” gumam Orion dengan mata yang menyelidik. “Ketiga duri ini bukanlah benda biasa.”

Orion memegang dagu, ia tampak berpikir keras. “Tapi benda apa ini?”

Skyler Artemis

Selamat datang di novel keempat Sky di Goodnovel. Kali ini Sky kembali mengusung tema fantasi sebagai latar belakang novel. Semoga kalian semua yang membaca novel ini menyukainya.

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   49. Ethan Merasa Ia Seperti Berada Di Ujung Tanduk

    Restoran tempat pertemuan Orion dengan keluarga Sophie terletak di pinggiran kota, merupakan salah satu spot utama untuk dikunjungi karena berada di dekat gedung markas milik guild Blackroses—salah satu guild terbesar di Therondia. Meskipun sekarang ini restoran tersebut sedikit sepi karena sudah lewat jam makan siang, namun yang namanya tempat umum masih terasa ramai karena ada beberapa pengunjung dalam restoran tersebut.Kendatipun demikian, meja tempat Orion dan yang lainnya tidak terpengaruh oleh suasana itu. Situasi di sana terasa lengang, seolah-olah ada selimut pembatas yang memisahkan meja mereka dengan meja-meja milik pengunjung lainnya.Orion mengangkat cangkir kopi yang kini tinggal setengah isinya. Ia menyeruput cairan hitam tersebut. Rasa pahit menyebar di lidah, aroma khas kopi yang kuat menguar di hidungnya, kemudian dengan wajah lurus Orion langsung menenggaknya sampai isi cangkir kopinya tidak tersisa lagi. Rasa pahit kopi tidak mengubah ekspresi tenang di wajahnya, ba

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   48. Teori Ruang Dan Waktu

    Hari itu Orion makan siang bersama dengan Ethan dan putrinya berjalan dengan lancar. Mereka menikmati hidangan yang telah Ethan pesan sembari mengobrol, sesekali Sophie menambahkan warna dengan menceritakan kesehariannya kepada Orion. Makan siang mereka bertiga sangat harmonis, Orion menikmatinya meskipun ia tidak mengungkapkannya menggunakan kata-kata, namun kilatan di kedua matanya serta senyuman tulus yang mulai merekah di bibir cukup mengatakan kalau ia merasa nyaman.Dari Ethan, Orion mengetahui kalau Beatrice adalah keponakan Ethan—tidak heran Hunter kelas S tersebut dapat mengetahui keberadaan Orion di gedung NTH dan menjadi penghubung antara Orion dengan Ethan di sini. Tidak ada yang menyangka kalau Ethan yang bekerja sebagai peneliti di NTH memiliki keponakan seorang Hunter kelas S dan juga merupakan bagian dari guild Blackroses.Karena Ethan bersikeras ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dungeon pop-out di Kota Lewis, Orion tidak memiliki alasan untuk menolaknya lagi. Tid

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   47. Ethan Turner

    Keramaian kota yang tersaji di hadapannya mengingatkan Orion pada dunia modern di mana ia berasal. Peradaban yang hampir sama, perputaran serta perkembangan teknologi begitu pesat, lalu sistem tata kota dan juga pemerintahan di dunia ini sekelebat mirip dengan yang ada di Bumi. Bagi Orion, Bintang Biru kemungkinan besar merupakan dunia alternatif dari Bumi, sebuah dunia parallel dengan beberapa perbedaan di sana-sini. Meskipun ada perbedaan yang sedikit mencolok dari keduanya, namun sebagian besar sistemnya masih sama dan hampir tidak terlihat.Apabila bertanya mengenai perbedaan terbesar dari dua dunia tersebut, Orion akan menyebutkan adanya Mana serta monster di Bintang Biru yang tidak ditemukan di Bumi. Namun, dibandingkan dengan kekacauan yang sering Orion temukan di Paradis, Bintang Biru dan Bumi merupakan tempat tinggal yang jauh lebih baik, meskipun di Bintang Biru masih sering ditemukan kekacauan akibat serangan monster dari dimensi lain.Mungkin karena kasus dungeon break yan

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   46. Ramuan Terlarang

    “Aku tidak ingin berpikiran buruk tentang temanmu. Walaupun situasi di mana seorang Hunter bisa menaikkan level kekuatan bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk dilakukan, namun hal ini sangat jarang terjadi.”Suara Leo kembali terdengar setelah mereka berdua cukup lama terdiam. Tempat keduanya berdiri cukup jauh dari pusat kerumunan yang mengelilingi Harry, bahkan situasi yang terjadi di tempat itu membuat keduanya luput dari perhatian banyak orang. Kendatipun demikian, tidak sedikit para Hunter melirik ke arah mereka—akan tetapi, mereka tidak menghampiri keduanya maupun bertanya alasan keduanya masih tetap berada di sana dan tidak bergabung dengan yang lainnya.Bukan karena mereka tidak ingin, tapi aura yang keduanya miliki secara tidak kasat mata menghalau orang-orang untuk datang mendekat.“Jadi, seorang Hunter bisa bertambah kuat dan tidak stuck di satu tempat saja,” ungkap Orion. Pemuda itu baru mengetahui hal ini. Berdasarkan perkataan Leo, level Harry yang naik tingkat bukanla

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   45. Kekacauan Di Aula Besar

    Bugbear adalah nama dari monster level A yang mendominasi dungeon dan juga bertindak sebagai bos pembawa kristal kunci dungeon. Ia tampak tenang, matanya yang menyipit mengawasi semua Hunter dan goblin yang hadir di hadapannya dengan penuh awas. Aura yang Bugbear miliki begitu mendominasi, mereka yang memiliki mental lemah tidak akan bisa berhadapan dengan sosok besar seperti Bugbear tersebut—bahkan goblin yang berada dalam kekuasaannya pun tidak luput dari serangan aura yang Bugbear keluarkan.“Hati-hati dengannya, bos dari dungeon goblin ini memiliki temperamen yang tidak terduga. Dia jauh lebih licik dari orc yang hanya tahu memukul mangsanya sampai mati,” ujar seorang Hunter, ia mengingatkan orang-orang untuk tetap awas dan tidak menurunkan penjagaan mereka di hadapan monster level A ini.Tanpa diberitahu pun mereka akan tetap awas, terlebih lagi yang menjadi ancaman terbesar di sini adalah monster Bugbear yang merupakan monster level A. Namun, mereka tidak tahu apakah Bugbear yan

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   44. Bos Monster Akhirnya Keluar

    Dalam perjalanan menuju aula barat di sebelah barat kampus, samar-samar Orion mendengar teriakan dan juga suara pertarungan di beberapa tempat tidak jauh dari sana. Melihat ke depan, asap tinggi masih membumbung tinggi di udara, kemudian aura penuh ketegangan yang diakibatkan oleh perputaran Mana di area itu menunjukkan kalau situasi di sana tidak terlalu menguntungkan. Dungeon break yang terjadi di Universitas Imperial hari itu bisa menyebabkan tragedi berdarah apabila para Hunter tidak segera mengatasinya.Kaki Orion menuntunnya mengikuti aliran Mana yang paling kuat di sana. Ia terus berjalan lurus. Hati sang pemuda begitu tenang, tatapannya yang jernih tidak menampakkan kekhawatiran maupun rasa tergesa-gesa untuk tiba di tempat. Walaupun Orion tahu tidak jauh dari tempatnya berada sekarang ada pertarungan sengit antara Hunter dengan monster yang lolos dari dungeon, ia mengabaikannya. Orion terus berjalan menuju pusat dungeon break berada.Lokasi dungeon break berada di aula besar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status