PRANG…
Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.
Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.
Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.
Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi spiritualnya, tidak bisa dipungkiri lagi kalau jiwanya yang berasal dari dunia lain membuat tubuh ini memiliki superpower.
“Bagaimana bola kristal ini bisa pecah?” Andy yang membeku di tempat akibat rasa shock yang dirasakannya pun membuka mulut, dengan sedikit terbata-bata ia melontarkan pertanyaan yang dimilikinya.
“Bola kristal ini adalah produk terakhir yang berhasil dikembangkan oleh departemen RnD dengan membekukan energi spiritual murni. Ini pertama kalinya aku melihat bola kristal seperti ini meledak secara tiba-tiba,” ungkap Andy lagi.
James memberikan anggukan singkat. “Pertama kali terjadi bukan berarti tidak akan pernah terjadi. Kurasa ada yang salah dengan bola kristal ini sehingga pecah tiba-tiba, aku akan melaporkannya pada departemen RnD agar bisa diganti.”
Mereka berdua tidak curiga kalau bola kristal pecah akibat energi spiritual Orion yang terlalu besar. Karena kesimpulan sendiri yang muncul, baik James dan Andy tidak menaruh kecurigaan sedikit pun kepada Orion —bagaimana pun juga, berdasarkan hasil tes yang sudah dilakukan setahun lalu, Orion tidak memiliki superpower.
“Lalu apa yang harus kulakukan setelah ini?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Orion membuat perhatian kedua Hunter kembali padanya.
Pemuda itu kembali melanjutkan pertanyaannya.
“Apakah aku harus melakukan tes ulang atau tidak?”
Orion mengusap tangannya yang kotor pada selimut. Sesekali dia menurunkan pandangannya untuk melihat pecahan bola kristal yang jatuh ke pangkuannya berubah menjadi debu —tidak ada pecahan besar maupun sisi tajam yang tersisa seperti gelas yang pecah, semuanya berubah menjadi debu halus. Walaupun terlihat begitu sederhana, mata Orion menangkap adanya aliran energi spiritual dari bola kristal berbaur menjadi satu dengan energi spiritual yang ada di udara.
Sepasang mata emerald milik Orion memperlihatkan keingintahuan yang besar. Bintang Biru —dunia tempatnya berada saat ini— benar-benar memiliki energi spiritual yang mengagumkan, Orion bisa merasakan energi spiritual itu menyentuh kulitnya. Dia tidak tahu apakah kedua Hunter yang duduk di sampingnya itu mampu merasakan keberadaan energi spiritual yang melayang di udara seperti dirinya atau tidak.
Karena kepalanya yang tertunduk sementara, kedua pria berbaju hitam tersebut tidak bisa melihat emosi komplek yang muncul di wajah Orion.
“Aku punya firasat kalau kau berhasil membangkitkan superpower dalam dirimu ketika berada di dungeon waktu itu, Tuan Black. Kusarankan kau melakukan tes ulang di base utama NTH yang ada di ibu kota. Di sana terdapat alat yang lebih akurat untuk mengetes superpower yang kau miliki beserta levelnya,” balas James. “Semua warga yang berusia 18 tahun ke atas memiliki kewajiban melakukan tes untuk melihat apakah mereka memiliki superpower atau tidak.”
Setelah mengangkat wajah, Orion memberikan anggukan. Dia mengetahui peraturan yang diungkapkan oleh James dari ingatan “Orion Black” yang barusan didapatkannya. Semua orang yang menganjak usia 18 tahun dapat pergi ke base NTH di penjuru Therondia untuk melihat apakah mereka mampu membangkitkan superpower atau tidak.
Setelah superpower mereka bangkit, NTH akan mengetes mereka lagi untuk melihat level kekuatan yang dimiliki, kemudian mereka akan memberikan lisensi Hunter berdasarkan level superpower tersebut.
“Walaupun sebelum ini kau pernah melakukan tes dan hasilnya mengatakan kau tidak memiliki superpower, namun kebangkitan superpower yang terlambat bukanlah hal yang jarang terjadi. Terlebih lagi dari banyak orang yang masuk ke dungeon, hanya kau dan Hunter Welsh saja yang berhasil keluar,” terang James dengan serius. Dia memberikan tatapan datar namun menyelidik ke arah Orion untuk sesaat lamanya sebelum mengalihkannya lagi.
“Aku mengerti,” balas Orion kemudian. “Aku akan menyempatkan waktu untuk pergi ke St. Ludwig untuk melakukan tes ulang.”
Tidak lama setelah itu, Andy dan James pun berdiri dari tempat duduk mereka.
“Tuan Black, aku ucapkan terima kasih karena kau sudah mau bekerja sama dengan memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di dungeon Desa Elk. Kami akan undur diri sekarang dan tidak mengganggu waktu istirahatmu lagi,” ungkap James.
Andy yang berdiri di samping James ikut tersenyum dan menimpali.
“Semoga cepat sembuh, Tuan Black. Kalau ada hal lain yang ingin kau tanyakan seputar dungeon dan lainnya, kau bisa menghubungiku.” Seraya mengatakan itu, Andy menyerahkan kartu namanya kepada Orion.
Setelah keduanya selesai pamitan kepada Orion, kedua Hunter itu pun meninggalkan kamar tempat Orion dirawat. Kemungkinan besar mereka berdua akan mengunjungi Harry sebelum pergi dari rumah sakit.
Orion meletakkan kartu nama yang Andy berikan padanya ke atas meja nakas. Dia menyibakkan selimut dari pangkuan, kedua kaki pun diturunkan ke atas lantai kamar. Tanpa memedulikan dinginnya lantai, Orion yang telah beranjak dari tempat tidur segera berjalan menuju ke arah jendela kaca yang terletak tidak jauh dari sana.
Bayangan remaja laki-laki berkulit putih dengan paras rupawan terpantul dari balik kaca jendela di depannya. Rambut hitam yang dipotong pendek membingkai wajahnya, beberapa helai rambut jatuh di kening. Hidung mancung dengan bibir merah muda pucat membuat wajah tampan Orion terlihat semakin anggun dengan karisma yang memukau. Ditambah dengan sepasang mata hijau emerald yang cemerlang dan tampak dingin, paras Orion benar-benar mirip seperti bangsawan dengan temperamen yang dingin.
“Wajah sama dengan karakteristik yang sama pula.” Orion menghela napas panjang, tanpa tersadar ia tersenyum kecil setelah melihat bayangannya yang terpantul tersebut.
Orion mengedipkan mata, bayangan yang terpantul di kaca jendela juga melakukan hal yang sama dengannya.
“Kuharap di mana pun kau berada, kau bisa terlahir di dunia yang jauh lebih aman dibandingkan dengan duniamu yang sekarang ini,” ungkapnya lagi.
Dia mengatakan itu kepada si pemilik tubuh asli yang kini sudah tiada.
Sebuah tangan dijulurkannya ke depan, lalu ia mendorong kaca jendela untuk terbuka sedikit —membiarkan angin sepoi-sepoi yang berhembus di luar sana untuk masuk ke dalam ruangan. Rambut hitam Orion menjadi sedikit berantakan saat angin menerpanya, namun ia mengabaikannya. Kedua mata pemuda itu mengarah pada layar hologram yang muncul di depannya, di sana tertera pecahan kristal warna merah yang sebelumnya Orion ambil dari dungeon.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Orion mengambil kristal merah, menggenggamnya dengan erat. Dari kristal itu ia merasakan energi spiritual yang liar, begitu besar, dan juga familier.
Orion menyipitkan mata. Dia membuka mulut, lalu dilemparkannya kristal merah ke dalam mulutnya. Kristal itu ia kunyah dengan mudah, seperti yang dia kunyah adalah permen jelly dan bukannya kristal yang keras. Ketika Orion menelan kristal yang kini sudah lumer di mulut, energi spiritual yang begitu besar masuk dalam tubuhnya —membuat jiwanya merasa begitu nyaman.
“Lezat seperti biasa,” ungkapnya.
Dari pantulan kaca jendela, terlihat matanya menjadi semakin cemerlang dengan senyuman lebar yang kini bertengger di bibir. Orion tampak puas dengan ‘snack’ yang didapatkannya dari dungeon.
Kereta api yang membawa Orion melaju dengan kecepatan tinggi, membelah garis perkotaan dan memasuki terowongan bawah tanah sebelum kemudian keluar dari sana. Hamparan sawah serta pegunungan tidak jauh dari sana menandakan kalau kereta api itu telah keluar dari area urban. Di atas sana senja pun pulai menyapa, burung-burung camar mulai menampakkan sosoknya dengan beterbangan beriringan, menambah keharmonisan layaknya lukisan indah di tangan pelukis jenius.Orion mengalihkan pandangannya dari pemandangan di luar jendela, pikirannya fokus pada telepon Dokter Ryan yang kini tengah tersambung dengannya.Apa yang terjadi? Mengapa nada suara sang dokter tampak tegang dan juga tergesa-gesa?Dua pertanyaan itu muncul dalam benak Orion, membuatnya sedikit khawatir.“Aku sedang berada di kereta menuju Desa Burton. Apa ada yang terjadi dengan Nenek?” Tanpa mengutarakan basa-basi seperti biasanya, Orion pun langsung bertanya dan mengutarakan maksudnya.“Orion, kondisi nenekmu berubah drastis dan sa
“Aku senang bisa melihatmu keluar dari dungeon dengan selamat,” kata Andy. Ucapannya terdengar tulus, begitu pula dengan senyuman yang terpatri di bibir tipis itu.“Kurasa itu hanya keberuntungan belaka,” sahut Orion, memberikan tanggapannya terhadap perkataan Andy.Andy menggeleng kepala. “Keberuntungan juga bagian dari kekuatan seseorang.”Pemuda berjas hitam tersebut menoleh ke arah tim penambang, kemudian matanya beralih pada mobil ambulans yang mengangkut Mark dan ketua tim penambang. Beberapa tim medis menutup pintu belakang mobil, dan tidak lama kemudian mobil ambulans itu mulai melaju meninggalkan area pembangunan gedung untuk menuju rumah sakit terdekat.Andy menghela napas pelan, senyumannya meredup.“Dari 30 tim Hunter yang masuk ke dungeon, hanya kalian bertujuh saja bisa keluar dari sana. Aku sempat mendengar dari Nona Eliza kalau monster dalam dungeon ini sangat berbahaya dan melebihi level yang NTH informasikan sebelumnya, kesalahan kecil ini menciptakan tragedi besar y
Layar hologram warna biru dimana hanya Orion yang bisa melihatnya muncul di hadapan pemuda itu. Kata ‘memproses’ yang disertai dengan angka dan garis proses pun tampak jelas tertulis di sana. Seiring dengan bertambahnya angka proses, garis warna biru pun juga mulai bergerak penuh, memperlihatkan kalau sistem yang Orion miliki tengah menganalisa cairan misterius dalam sisa-sisa kepompong milik ratu lebah.Tidak berselang lama proses analisa pun selesai, dan layar hologram di depan pemuda itu menampilkan hasil analisa yang telah selesai dilakukan.[Lelehan sisa kristal azuicot, memiliki kadar kemurnian mana sebesar 40%. Lelehan sisa kristal azuicot ini merupakan cairan nutrisi yang menyelimuti kepompong monster lebah. Memiliki sifat korosi medium, namun di dalamnya terdapat kandungan energi kehidupan sekitar 20%]Mata Orion berbinar, benda yang tengah dicarinya dan tampak sukar untuk ditemukan di mana-mana nyatanya ada di hadapannya sekarang ini. Meskipun tidak berbentuk kristal maupun
Wush….Serangan itu datang secara mendadak. Aliran energi penuh kenegatifan melesat ke arah mereka dengan kecepatan tinggi. Tidak hanya sangat cepat, bahkan kekuatannya pun tidak bisa diperkirakan karena saking kuatnya—hal ini terlihat karena saat energi itu melesat, area yang dilewatinya langsung terbelah secara paksa seperti legenda muse dalam sejarah, seolah-olah ada tekanan kuat dan tidak bisa dihindari.Kekuatan itu melesat—menyerang— ke arah mereka bertiga. Orion yang berdiri di depan Eliza dan Mark mengayunkan pedang peraknya ke samping untuk menyambut serangan dari sosok misterius di balik asap dengan energi spiritual darinya, kemudian dia membanting energi penuh kenegatifan tersebut ke samping sehingga tidak mengenai mereka bertiga.Ledakan super keras terdengar saat dua energi besar bertemu, ledakannya menghancurkan puing-puing sarang monster lebah dan membuatnya menjadi semakin tidak bersisa, lebih dari sebelumnya. Bersamaan dengan ledakan itu terjadi, sosok misterius di ba
“Tsk.”Suara decihan kecil terdengar. Orion mengayunkan pedang dengan aura perak yang menyelimuti area pedangnya. Ia kembali bergerak cepat, baik menyerang dan menghindari serangan pada saat sama. Dalam setiap langkah dan gerakan yang Orion ambil, banyak monster lebah tumbang satu per satu. Teknik berpedangnya terlihat sederhana, tidak memiliki banyak seni, namun sangat kuat dan mematikan lawannya.Teknik berpedang milik Orion merupakan teknik membunuh, bukanlah teknik berpedang untuk memperlihatkan keindahan.“Dia sangat kuat,” ungkap Eliza. Dia terperangah melihat bagaimana Orion menghadapai monster-monster berbahaya itu dengan mudah.Monster yang membunuh banyak rekan mereka terlihat sangat mudah—dan juga tampak lembah— dihadapi oleh Orion, bahkan pembantaian di depan mata itu terjadi satu sisi di mana para monster tampak tidak berdaya menghadapi sabetan pedang milik Orion. Lantai gua semakin dibanjiri oleh darah dan potongan-potongan tubuh monster, beberapa saat juga terdengar led
Bagaimana mungkin orang yang masuk dalam kategori Hunter lemah atau dalam kamus Charles sebagai orang biasa dan tidak mengalami kebangkitan dapat menghadapi monster besar dengan mudah seperti ini?Orion bergerak cepat. Gerakannya menangkis dan menyerang monster lebah mengatakan dia telah terbiasa menghadapi monster, bahkan ekspresinya sendiri tidak menampakkan rasa takut maupun kelelahan. Dia terlihat benar-benar berbeda ketika berhadapan langsung dengan monster berbahaya seperti ini.Dengan mengambil pedang silver dari ruang penyimpanan pribadinya, Orion pun mulai melakukan serangan balik. Dia bergerak cepat, menghilang dan muncul di berbagai sisi. Ayunan pedangnya mematikan, tiga monster telah tumbang karena tebasan pedang berselimut aura miliknya.Merasakan aura dominasi menguar dari sosok Orion, dua monster lebah yang tersisa terlihat gusar. Mereka terlihat ingin kabur, sosok pemuda dengan tangan memegang sebilah pedang di depan mereka tampak seperti predator, di mana kedua monste