Beranda / Fantasi / Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat / 7. Spekulasi Yang Orion Miliki

Share

7. Spekulasi Yang Orion Miliki

Penulis: Skyler Artemis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 10:53:12

PRANG…

Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.

Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.

Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.

Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi spiritualnya, tidak bisa dipungkiri lagi kalau jiwanya yang berasal dari dunia lain membuat tubuh ini memiliki superpower.

“Bagaimana bola kristal ini bisa pecah?” Andy yang membeku di tempat akibat rasa shock yang dirasakannya pun membuka mulut, dengan sedikit terbata-bata ia melontarkan pertanyaan yang dimilikinya.

“Bola kristal ini adalah produk terakhir yang berhasil dikembangkan oleh departemen RnD dengan membekukan energi spiritual murni. Ini pertama kalinya aku melihat bola kristal seperti ini meledak secara tiba-tiba,” ungkap Andy lagi.

James memberikan anggukan singkat. “Pertama kali terjadi bukan berarti tidak akan pernah terjadi. Kurasa ada yang salah dengan bola kristal ini sehingga pecah tiba-tiba, aku akan melaporkannya pada departemen RnD agar bisa diganti.”

Mereka berdua tidak curiga kalau bola kristal pecah akibat energi spiritual Orion yang terlalu besar. Karena kesimpulan sendiri yang muncul, baik James dan Andy tidak menaruh kecurigaan sedikit pun kepada Orion —bagaimana pun juga, berdasarkan hasil tes yang sudah dilakukan setahun lalu, Orion tidak memiliki superpower.

“Lalu apa yang harus kulakukan setelah ini?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Orion membuat perhatian kedua Hunter kembali padanya.

Pemuda itu kembali melanjutkan pertanyaannya.

“Apakah aku harus melakukan tes ulang atau tidak?”

Orion mengusap tangannya yang kotor pada selimut. Sesekali dia menurunkan pandangannya untuk melihat pecahan bola kristal yang jatuh ke pangkuannya berubah menjadi debu —tidak ada pecahan besar maupun sisi tajam yang tersisa seperti gelas yang pecah, semuanya berubah menjadi debu halus. Walaupun terlihat begitu sederhana, mata Orion menangkap adanya aliran energi spiritual dari bola kristal berbaur menjadi satu dengan energi spiritual yang ada di udara.

Sepasang mata emerald milik Orion memperlihatkan keingintahuan yang besar. Bintang Biru —dunia tempatnya berada saat ini— benar-benar memiliki energi spiritual yang mengagumkan, Orion bisa merasakan energi spiritual itu menyentuh kulitnya. Dia tidak tahu apakah kedua Hunter yang duduk di sampingnya itu mampu merasakan keberadaan energi spiritual yang melayang di udara seperti dirinya atau tidak.

Karena kepalanya yang tertunduk sementara, kedua pria berbaju hitam tersebut tidak bisa melihat emosi komplek yang muncul di wajah Orion.

“Aku punya firasat kalau kau berhasil membangkitkan superpower dalam dirimu ketika berada di dungeon waktu itu, Tuan Black. Kusarankan kau melakukan tes ulang di base utama NTH yang ada di ibu kota. Di sana terdapat alat yang lebih akurat untuk mengetes superpower yang kau miliki beserta levelnya,” balas James. “Semua warga yang berusia 18 tahun ke atas memiliki kewajiban melakukan tes untuk melihat apakah mereka memiliki superpower atau tidak.”

Setelah mengangkat wajah, Orion memberikan anggukan. Dia mengetahui peraturan yang diungkapkan oleh James dari ingatan “Orion Black” yang barusan didapatkannya. Semua orang yang menganjak usia 18 tahun dapat pergi ke base NTH di penjuru Therondia untuk melihat apakah mereka mampu membangkitkan superpower atau tidak.

Setelah superpower mereka bangkit, NTH akan mengetes mereka lagi untuk melihat level kekuatan yang dimiliki, kemudian mereka akan memberikan lisensi Hunter berdasarkan level superpower tersebut.

“Walaupun sebelum ini kau pernah melakukan tes dan hasilnya mengatakan kau tidak memiliki superpower, namun kebangkitan superpower yang terlambat bukanlah hal yang jarang terjadi. Terlebih lagi dari banyak orang yang masuk ke dungeon, hanya kau dan Hunter Welsh saja yang berhasil keluar,” terang James dengan serius. Dia memberikan tatapan datar namun menyelidik ke arah Orion untuk sesaat lamanya sebelum mengalihkannya lagi.

“Aku mengerti,” balas Orion kemudian. “Aku akan menyempatkan waktu untuk pergi ke St. Ludwig untuk melakukan tes ulang.”

Tidak lama setelah itu, Andy dan James pun berdiri dari tempat duduk mereka.

“Tuan Black, aku ucapkan terima kasih karena kau sudah mau bekerja sama dengan memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di dungeon Desa Elk. Kami akan undur diri sekarang dan tidak mengganggu waktu istirahatmu lagi,” ungkap James.

Andy yang berdiri di samping James ikut tersenyum dan menimpali.

“Semoga cepat sembuh, Tuan Black. Kalau ada hal lain yang ingin kau tanyakan seputar dungeon dan lainnya, kau bisa menghubungiku.” Seraya mengatakan itu, Andy menyerahkan kartu namanya kepada Orion.

Setelah keduanya selesai pamitan kepada Orion, kedua Hunter itu pun meninggalkan kamar tempat Orion dirawat. Kemungkinan besar mereka berdua akan mengunjungi Harry sebelum pergi dari rumah sakit.

Orion meletakkan kartu nama yang Andy berikan padanya ke atas meja nakas. Dia menyibakkan selimut dari pangkuan, kedua kaki pun diturunkan ke atas lantai kamar. Tanpa memedulikan dinginnya lantai, Orion yang telah beranjak dari tempat tidur segera berjalan menuju ke arah jendela kaca yang terletak tidak jauh dari sana.

Bayangan remaja laki-laki berkulit putih dengan paras rupawan terpantul dari balik kaca jendela di depannya. Rambut hitam yang dipotong pendek membingkai wajahnya, beberapa helai rambut jatuh di kening. Hidung mancung dengan bibir merah muda pucat membuat wajah tampan Orion terlihat semakin anggun dengan karisma yang memukau. Ditambah dengan sepasang mata hijau emerald yang cemerlang dan tampak dingin, paras Orion benar-benar mirip seperti bangsawan dengan temperamen yang dingin.

“Wajah sama dengan karakteristik yang sama pula.” Orion menghela napas panjang, tanpa tersadar ia tersenyum kecil setelah melihat bayangannya yang terpantul tersebut.

Orion mengedipkan mata, bayangan yang terpantul di kaca jendela juga melakukan hal yang sama dengannya.

“Kuharap di mana pun kau berada, kau bisa terlahir di dunia yang jauh lebih aman dibandingkan dengan duniamu yang sekarang ini,” ungkapnya lagi.

Dia mengatakan itu kepada si pemilik tubuh asli yang kini sudah tiada.

Sebuah tangan dijulurkannya ke depan, lalu ia mendorong kaca jendela untuk terbuka sedikit —membiarkan angin sepoi-sepoi yang berhembus di luar sana untuk masuk ke dalam ruangan. Rambut hitam Orion menjadi sedikit berantakan saat angin menerpanya, namun ia mengabaikannya. Kedua mata pemuda itu mengarah pada layar hologram yang muncul di depannya, di sana tertera pecahan kristal warna merah yang sebelumnya Orion ambil dari dungeon.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Orion mengambil kristal merah, menggenggamnya dengan erat. Dari kristal itu ia merasakan energi spiritual yang liar, begitu besar, dan juga familier.

Orion menyipitkan mata. Dia membuka mulut, lalu dilemparkannya kristal merah ke dalam mulutnya. Kristal itu ia kunyah dengan mudah, seperti yang dia kunyah adalah permen jelly dan bukannya kristal yang keras. Ketika Orion menelan kristal yang kini sudah lumer di mulut, energi spiritual yang begitu besar masuk dalam tubuhnya —membuat jiwanya merasa begitu nyaman.

“Lezat seperti biasa,” ungkapnya.

Dari pantulan kaca jendela, terlihat matanya menjadi semakin cemerlang dengan senyuman lebar yang kini bertengger di bibir. Orion tampak puas dengan ‘snack’ yang didapatkannya dari dungeon.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   39. Bukan Hari Keberuntungan Orion

    Matahari yang sedari tadi bersinar dengan angkuhnya di atas langit pun perlahan-lahan kecemerlangannya tertutup oleh awan. Benda langit tersebut terus bergerak, warna jingga yang sedikit pucat kini menggantikan warna biru yang awalnya mendominasi langit St. Ludwig. Melihat ke ufuk barat, matahari sebentar lagi tenggelam, dan sekarang waktu telah mununjukkan pukul lima sore.Setelah dokumen bermaterai yang menyatakan kedua belah pihak telah memutuskan hubungan kekeluargaan mereka ditandatangani, ibu Orion tidak perlu lagi menunjukkan kepura-puraannya. Sengaja atau tidak, ia memperlihatkan sekelebat rasa ketidaksabaran, dan setelah mengucapkan perpisahan yang dingin ia langsung bergegas meninggalkan Orion di kafe sendirian. Sejak detik itu pula, Orion Black tidak lagi mempunyai hubungan dengan Renata Turner, ia telah menjadi seorang yatim piatu dan sebatang kara.‘Ini adalah keputusan yang tepat,’ katanya dalam hati.Setelah kepergian ibunya, Orion tidak langsung pergi dari tempat itu.

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   38. Ibu Dan Anak? Tidak, Mereka Hanya Orang Asing

    Langit di atas kota St. Ludwig berwarna biru cerah. Matahari yang duduk di singgasananya tidak menunjukkan akan bersembunyi di balik awan, sehingga panas teriknya membuat banyak orang sedikit mengeluh dan beberapa di antaranya memilih berjalan cepat untuk menghindari sengatan matahari. Sekarang ini Therondia masih mengalami musim panas, saat waktu menujukkan tengah hari, panas yang terpancar dari atas benar-benar membuat sebagian besar orang kewalahan.Orion yang berjalan kaki menuju tempat yang ditunjukkan oleh sang ibu merasa beruntung karena ia memiliki stok pil es dalam ruang portabelnya, pil es tersebut akan membuat tubuhnya tidak terpengaruh oleh suhu panas dan menjaganya tetap dingin. Mengingat musim panas di Therondia, khususnya St. Ludwig, sangat ekstrim—Orion langsung menelan satu butir pil es sebelum dia memulai perjalanan menuju kafe Emporrium.Setidaknya dengan begini ia bisa menjalani sepanjang musim panas dengan lebih nyaman.Berbicara mengenai perjalanannya, Orion semp

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   37. Registrasi Ulang

    Pada hari itu juga, Orion memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. Sepuluh menit setelah dia berhasil mencerna semua energi spiritual dalam kristal kunci dan memastikan tubuhnya sudah stabil, Orion pun segera bergegas menuju stasiun kota yang berjarak kurang dari dua kilometer dari rumah sakit. Tidak sekali pun Orion mencoba menoleh ke belakang, dia terus berjalan dan masuk dalam taksi yang dipesannya.Perjalanan Orion menuju St. Ludwig jauh lebih lancar dibandingkan dengan perjalanannya yang pertama. Kali ini kereta api yang membawa Orion tidak mengalami kendala apapun. Tidak ada monster atau dungeon pop-out yang muncul tiba-tiba, dan setelah satu jam perjalanan menggunakan kereta, akhirnya Orion tiba juga di ibu kota Kerajaan Therondia, St. Ludwig.Berbeda dengan kampung halaman Orion yang ada di kaki gunung, St. Ludwig tampak sangat megah dan penuh akan hiruk-pikuk keramaian. Sebagai ibu kota kerajaan besar seperti Therondia, St. Ludwig merupakan kota metropolitan dan jantung utam

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   36. Sangat Lezat, Aku Ingin Lebih

    “Keberadaanmu adalah sebuah kesalahan. Aku tidak seharusnya melahirkan dirimu ke dunia ini. Aku menyesal tidak membunuhmu saat kau masih berada dalam perutku!!” Seorang wanita bergaun putih berteriak dengan histerisnya ke arah anak laki-laki yang berdiri tidak jauh darinya. Wanita itu sebenarnya cantik, namun kulitnya yang terlampau pucat dan rambut panjangnya yang acak-acakkan membuatnya tampak seperti orang gila. Kedua mata miliknya menampilkan sorot penuh kebencian pada anak laki-laki di hadapannya, seolah-olah anak itu adalah musuh bebuyutannya dan bukannya anak kandungnya sendiri.“Mati kau! Mati!!!” Teriakan itu kembali meluncur dari mulut sang wanita, diikuti oleh sumpah serapah yang mengutuk sosok mungil di hadapannya tersebut. Tidak hanya berteriak saja, wanita berambut acak-acakan itu juga mengambil beberapa barang kecil yang dapat dijangkaunya, dia melemparkan benda itu ke arah sang anak kecil. Bukannya menghindar, anak laki-laki yang baru berusia empat tahun tersebut me

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   35. Tiga Matahari Misterius

    ‘Patung adalah benda mati dan mereka tidak mungkin hidup, kecuali kalau mereka merupakan monster batu yang memang tubuhnya terbuat dari batu. Tapi, tidak mungkin patung kelinci sialan ini adalah monster batu ‘kan!’ Orion melihat bagaimana Leo terpelanting tidak berdaya setelah patung berkepala kelinci menyerangnya secara tiba-tiba. Pukulan keras seperti itu pasti menimbulkan luka dalam bagi Leo, dan Orion tidak akan terkejut lagi kalau sang pemuda akan muntah darah setelah ini.Benar sekali dugaan Orion. Tubuh Leo menabrak arena komidi putar dan membuat wahana tersebut setengah hancur—dan mungkin sepenuhnya mengingat wahana itu sebelumnya sudah bobrok karena terlalu lama tidak dirawat. Beberapa patung plastik berbentuk kereta kerang dan kuda-kudaan pun langsung copot dari tiangnya, bahkan tak sedikit pula yang ikut ringsek akibat hantaman kuat dari tubuh Leo yang menabraknya. Debu menyelimuti area tersebut, hanya suara orang—Leo—yang terbatuk-batu saja terdengar dari sana.Orion tida

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   34. Makhluk Dari Mimpi Buruk

    Drap… drap… drap…Hentakan langkah kaki berat terdengar dari kejauhan. Suaranya memberikan petunjuk kalau si pemilik langkah kaki tengah bergerak cepat dan jumlahnya pun juga lebih dari satu individual yang datang. Seiring waktu berjalan, suara hentakan itu semakin bertambah keras, artinya makhluk yang tengah mengincar Leo dan Orion tengah mendekat dengan kecepatan tinggi.Leo mengeratkan pegangannya pada tongkat sihir. Peluhnya yang menetes dari kening mulai turun ke pipi, sesekali kepalanya bergerak dengan sepasang mata awas yang tidak pernah menurunkan penjagaannya. Sang Hunter kelihatan sekali sangat tegang dari gestur tubuh yang dimilikinya. Ibaratnya sebuah anak panah yang telah dipasangkan pada busur panahan, ia siap menyerang ketika sesuatu yang keluar dari persembunyiannya itu menampakkan dirinya.Berbeda dengan sikap Leo yang begitu was-was. Kedua bahu Orion turun sesaat dengan satu tangan tersimpan dalam saku celana. Wajah tampan pemuda itu tidak menunjukkan sedikit pun ras

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status