Setelah menelepon keluarga nya yang berada di kampung, Diana pun kembali membereskan buku-buku nya. Ketika ia keluar dari kamar nya langit pun terlihat mulai mendung dan angin bertiup cukup kencang di luar pertada akan segera turun nya hujan, melihat hal itu Diana pun segera mengangkat jemuran pakaian nya dan menggantung kan nya di paku yang ada di belakang pintu kamar nya. Akhir-akhir ini di memang sudah mulai sering turun hujan di daerah Jakarta dan sekitar nya, biasa nya di pagi hari atau bahkan seharian hujan yang terkadang turun dengan lebat nya. Diana tidak akan keluar kamar setelah ini Karena ya di waktu hujan lah saat saat yang tepat untuk nya tidur, di saat saat hati nya merasa sangat lelah dan pikiran nya kacau menangis sampai tidur adalah pilihan yang sangat tepat untuk nya agar ketika ia membuka mata nya ia melupakan semua masalah nya. Ia pun merebahkan diri nya dan menutupi mata nya dengan tangan nya, sambil merebahkan diri nya ia pun meneteskan air mata nya sedikit demi sedikit. Mengeluarkan semua rasa lelah nya dalam bentuk air mata dan menangis tanpa suara, sejak kecil mengapa keadaan selalu saja memaksakan seseorang untuk menjadi dewasa. Mengapa keadaan harus terus memaksakan semua hal yang tidak Diana ingin kan selama hidup nya, terus menerus di lukai oleh keadaan memang perlahan membuat nya bisa tumbuh menjadi dewasa. Harus siap melangkahi sang kakak untuk menjadi seseorang yang ikut banting tulang untuk sang keluarga karena keadaan yang sangat memaksakan kehendak nya.
“ aku gak pernah meminta banyak, dan aku gak pernah mau memiliih untuk berada di posisi seperti ini. ketika semua yang di harapkan tidak pernah bisa berjalan sesuai dengan kenyataan rasa nya semakin takut untuk menjalani hari-hari yang penuh dengan kebohongan “ sahut Diana disela-sela tangisan nya.
Semakin lama semuanya semakin terpendam dan sulit untuk di bicara kan, di biarkan begitu saja sampai akhir nya menjadi kusut dan taka da ujung nya. Ketika ia sudah memutuskan semua nya untuk melangkah kan kaki nya begitu jauh, sudah seharus nya ia siap dengan semua resiko yang akan ia hadapi. Ia harus bisa mengatasi semuanya seorang diri dan harus bisa menutupi masalah keuangan nya dari keluarga nya agar tidak cemas dengan nya, harus tumbuh semakin kuat karena yang bisa menyembuh kan adalah diri nya sendiri. Waktu pun semakin berjalan dan Diana akhir nya tertidur di dalam tangisan tanpa suara nya itu, dan terkubur dalam gemuruh nya hujan yang turun siang itu dengan sangat deras nya.
Sementara itu, keluarga nya di kampung selalu memikirkan apakah uang yang Diana punya saat ini masih cukup untuk bisa sampai tanggal 1, belum lagi untuk pegangan nya saat interview nanti. Setiap hari ibu nya selalu berdoa agar Diana selalu baik-baik saja di sana, ia juga berdoa agar Diana segera mendapat kan pekerjaan dengan cepat agar ia bisa segera membantu perekonomian keluarga nya, belum lagi sang kakak akan segera mendekati masa KKN nya di kampus nya yang berada tidak terlalu jauh dari daerah tempat tinggal nya. Sang ibu tidak pernah menyangka bahwa putri nya akan mengambil langkah jauh untuk hidup nya, ia berpikir sang anak tidak akan bisa bertahan lama hidup jauh dari rumah karena sebelum nya Diana pernah di sekolah kan jauh dari rumah di salah satu pondok pesantren yang ada di kota bogor dan ia sama sekali tidak betah berada di sana. Mungkin semakin dewasa dan bertumbuh nya usia Diana ia semakin memahami bagaimana orang-orang di sekitar nya mengabaikan diri nya hanya karena ia berasal dari keluarga kecil, di tambah ia bisa merasakan semua luka yang selalu saja di berikan kepada keluarga nya. Sang ibu hanya saat ini hanya bisa menuruti dan mendoa kan yang terbaik untuk anak bungsu nya ini. terkadang ia merasa kehilangan saat Diana tidak ada di rumah, biasanya ia sangat cerewet dan suka kena marah oleh nya. Sang kakak juga terkadang merasa sangat kesepian karena tidak ada nya teman untuk ia ganggu selama ini dan teman berkelahi sampai berujung kena marah oleh orang tua nya.
Dimata Diana kedua orang tua nya adalah sosok yang sangat tegas kepada anak-anak nya, sang ibu selalu terlihat memaksakan anak nya untuk bisa mandiri dan tidak menjadi beban untuk orang lain dan sang ayah adalah sosok yang tidak terlalu banyak berinteraksi dengan anak-anak nya karena sibuk bekerja tapi Diana dan kakak nya sangat takut pada nya. Diana sangat termotivasi saat mengingat bagaimana sosok sang ayah yang sudah menjadi pekerja keras sejak kecil, mulai dari berjualan manisan keliling dikereta untuk bisa bersekolah. Ia merasa sangat terdorong jika mengingat kalau sang ayah bekerja keras agar anak-anak nya tidak merasa kan hal yang sama dengan nya yaitu putus sekolah di pertengahan jalan. Apapun yang dilakukan kedua orang tua nya baik Ibu maupun ayah adalah hal yang terbaik untuk Diana dan sang kakak, walaupun terkadang Diana merasa marah pada keluarga nya karena terlalu keras menekan diri nya tapi jauh di lubuk hati nya ia sangat ingin melindungi keluarga nya dari semua orang-orang yang selalu merendah kan mereka terlebih merendah kan kedua orang tua nya. Terkadang orang lain tidak pernah memahami bagaimana hati seseorang untuk bisa menjadi yang lebih baik, bagaimana perasaan seseorang jika rendahkan bahkan jika itu adalah keluarga nya sendiri, tidak terbayang oleh Diana bagaimana perasaan kedua orang tua nya yang setiap hari mendengarkan semua yang di katakan. Dirinya selalu merasa sakit hati jika sesekali tidak sengaja melihat sang ibu menangis di kamar nya, ia juga tidak bisa membayang kan kalau sang ayah pun menagis diam-diam di dalam lelah nya ia bekerja seharian. Selama ini Diana yakin jika waktu akan selalu menunjukkan semua nya, semua perjuangan dan pengorbanan nya selama ini akan ia persembahkan untuk mereka yang selalu menahan sakit di depan anak-anak dan yang selalu menjadi pahlawan untuk nya. Doa dan usaha yang akan selalu ia lakukan setiap hari nya, setidaknya melihat sebuah senyuman yang lepas di wajah kedua nya adalah harta yang sangat indah untuk Diana.
Diana pun terbangun dari tidur nya dan jam pun menunjuk kan pukul 5 sore, ia pun duduk sejenak di kasur nya dan melamun sebentar sambil mengacak-acak wajah nya. Mata nya terlihat sembab dan memerah, sangat terlihat jika diri nya baru saja menangis. Ia pun mengambil handuk nya dan segera bergegas ke kamar mandi, ia pun mendapati hujan masih belum reda dan masih sama deras nya. Ia pun dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi agar tidak ada yang melihat nya dalam keadaan mata memerah, Diana akan berada di dalam kamar nya terlebih dahulu setelah mandi nanti guna menunggu mata nya kembali normal.
Dengan mata yang masih memperhati kan mereka, aku melihat bagaimana rasa takut mereka terlihat di depan mata ku sendiri. Aku berdiri tepat di samping Radit sambil berbincang dengan nya tentang apa yang sebenar nya terjadi di antara aku dan mereka teman-teman ku, Radit hanya tersenyum dan mendukung apa yang membuat diri ku bisa tersenyum, tapi sangat di sayang kan Radit tidak mengerti apa maksud ku dan ia masih belum bisa melihat seperti apa diri ku yang sebenar nya ini. Seseorang akan menunjuk kan siapa diri nya di kala mereka tengah marah, dan emosi yang sudah lama aku pendam selama ini akhir nya aku lepas kan juga.Di saat aku memainkan emosi ku terhadap mereka, aku pun tidak melupakan bagaimana tugas ku di sana. setiap kali pelanggan sudah selesai makan aku akan langsung membereskan meja tesebut dan kembali berdiri di dekat kasir untuk melihat bagaimana teman-teman ku, apakah mereka bisa memakan makanan mereka dengan tenang tanpa ada nya rasa bersalah dengan ap
Dengan semangat baru ku, aku merasa jika semua yang aku kerjakan sangat lah ringan dan terasa sangat mudah. Aku seperti telah kembali menemukan siapa diri ku sendiri di dalam masa yang sudah sangat berbeda ini, saat semua nya seudah selesai mbak Arni pun membuka Restaurant dan kembali ke tempat nya, sedang kan aku pun berdiri sebentar di depan pintu dapur untuk menunggu para pelanggan yang akan datang nanti nya. kini aku perlahan bisa mengatasi semua rasa yang selalu saja mengganggu ku setiap hari nya, perasan down yang hanya akan muncul kembali di saat diri ini merasa tidak lagi berguna dan terabai kan, tapi hari ini aku malah bersikap masa bodo akan semua hal itu, seperti apa yang aku rasakan kemarin di saat aku melihat teman ku mengabaikan diri ku, seharus nya aku saat ini tengah down dan itu yang mereka semua ingin kan bukan? tapi sekarang aku adalah Ratu di dalam hidup ku sendiri, aku lah peran utama di dalam hidup ku, dan tidak akan aku biarkan seseorang mengendali kan diri ku
Untung saja Aku dan Radit pulang pada pukul sembilan malam atau pun pukul sepuluh malam, karena saat ini saja Aku dan Radit sampai pada Kost tepat pukul sebelas malam. Suasana di sekitaran kost pasti nya sudah sangat sunyi, tidak sengaja Aku dan Radit berpapasan dengan beberapa penghuni kost yang lain nya di depan gerbang dengan pakaian yang sangat minim,mereka baru saja keluar dari kost dan akan pergi ke club malam. Suasana seperti ini seperti hal yang sudah biasa kami lihat dan seperti menjadi sebuah hal yang biasa bagi yang lain nya." Radit, terima kasih ya udah anterin aku sampai di kost an."" Iya sama-sama. Yaudah langsung masuk aja, langsung istirahat besok harus pergi kerja kan."" emm..Iya"Radit pun memutar kan motor nya dan perlahan pergi dari pandangan ku, dengan perlahan aku membuka pintu gerbang dan masuk ke dalam kost, Aku berjalan mengambil langkah yang kecil, saat aku akan berbelok menuju kamar ku tiba-tiba aku mendengar sua
" Din, kamu baik-baik aja? "" Aku baik-baik aja, lebih baik gak usah bahas masalah aku ya."" emmm..ok "Aku pun tersenyum di depan Radit, menyembunyikan rasa tidak nyaman akan pertanyaan yang tadi di lontar kan oleh diri nya tadi, tapi aku tidak mau terbawa suasana karena Radit tidak tahu apa-apa tentang masalah ku di masa lalu. Aku dan Radit pun akhir nya melanjutkan langkah kami berdua dan kembali menikmati angin malam, di saat seperti ini entah kenapa aku merasa mulai lapar,seharus nya sebelum pergi aku makan terlebih dahulu kalau pun aku makan bakso sekarang pasti nya tetap akan merasa kan lapar lagi beberapa menit kemudian.Jika seperti ini rasa nya aku ingin selalu berjalan-jalan di malam hari untuk menyegar kan pikiran ku, tapi apa daya aku ada perkuliahan pada malam hari dan itu juga mungkin bisa di katakan sebagai jalan-jalan walaupun hanya melihat pemandangan berbagai macam kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. semua usaha pasti nya aka
Radit mengajak ku untuk berjalan-jalan di sekitaran taman yang ada di Monumen nasional atau yang lebih di kenal sebagai Monas, mungkin adalah ini pertama kali nya aku pergi di saat matahari sudah tenggelam oleh malam yang kini di penuhi bintang-bintang yang menghiasi langi yang gelap. Aku sangat dengan hanya menikmati angin malam di luar, entah kenapa membuat pikiran ku sedikit lebih rileks dari sebelum nya, walau pun aku sempat mengingat hal ynag terjadi sore tadi tapi sekarang aku tidak mau mengambil pusing." Suasana nya Ramai ya--" bisik ku pada Radit." Ya nama nya juga tempat wisata, kalau mau sepi ya di hutan."" hutan rame juga sih.."" Jangan ngomong hal yang gak berbobot deh Din."" Ya kan nama nya juga nanya, kalau gak mau jawab juga kan bisa tinggal bilang aja."Radit yang berjalan di depan ku itu pun langsung menghenti kan langkah nya, yang membuat diriku menabrak diri nya." kamu itu orang nya emang suka ngaj
Hari demi hari terus berjalan, tugas kuliah ku pun semakin menumpuk dan membuat aku kembali sulit untuk tidur cepat. Sikap Radit pada ku pun perlahan berubah menjadi lebih baik, entah ini berkaitan dengan gaya rambut yang aku pilih waktu itu atau bukan tapi aku rasa itu lebih baik dari pada saling sindir saat berbicara di dalam satu ruang lingkup. Ia sering membelikan ku sebuah buku satra dan novel dan sesekali mengirimkan makanan untuk ku saat malam, membuat aku sedikit merasa lega karena ada yang masih perhatian terhadap diri ku.Sejak aku bekerja, aku menjadi tidak memiliki waktu untuk berkumpul dengan teman-teman kost ku lagi, bahkan di saat waktu libur ku pun aku malah di sibuk kan dengan tugas kuliah, mencuci pakaian, dan menyetrika pakaian. Mungkin itu adalah alasan mengapa teman-teman ku perlahan terasa jauh dari ku, yang bisa aku lakukan saat ini adalah menyibuk kan diri ku sendiri agar aku tidak merasa kan kesepian di dalam hati ku lagi. Aku bisa menjadi diri ku yan