Share

Bukan Curiga

Rahman pulang ke rumah dalam keadaan bimbang dan gelisah. Perkataan Robi memang sialan. Jika bersaing dengan cara cuang memang itu sudah sifatnya dari dulu. Wajah Rahman tampak kusut. Dia mematung di dekat jendela menghadap taman. Bahkan sampai kehadiran Aisyah tidak disadarinya.

            “Mas Rahman, ada apa? Tampaknya murung sejak pulang tadi?”

            Aisyah memberikan secangkir teh hangat. Dengan tatapan penuh keraguan Rahman mengambil secangkir teh yang dibawakan oleh istrinya itu.

            Bagaimana jika suatu hari nanti Aisyah menginginkan seorang anak dan lalu dia akan meninggalkannya. Rahman mulai merasa khawatir.

            Penuh kelembutan Aisyah mengelus dada Rahman. Sambil tersenyum, Aisyah menyarakan Ra

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status