Diary Istri CEO

Diary Istri CEO

By:  Anung DLizta  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 ratings
105Chapters
30.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rahman melihat kamarnya masih terang. Dia tidak melihat Aisyah di kamarnya, hatinya langsung panik. Dia bergegas mencari Aisyah ke bawah. Menurut pengakuan Mbok Darsih, Aisyah tidur di kamar tamu. Pintu kamar yang tidak dikunci membuat Rahman dengan mudah masuk. Aisyah mengucapkan salam selesai salat tahajudnya. Dia langsung kaget melihat Rahman yang duduk di kasur. “Ngapain kamu ke sini?” Rahman masih diam sambil memandang wajah Aisyah yang tanpa niqam melihatkan bentuk hidung mancung Aisyah dan bibir mungilnya, sehingga membuat Rahman menelan salivanya. Melihat kecantikan Aisyah siapa yang tidak akan tertarik. Paras perempuan-perempuan penghibur di club malam, kalah dengan kecantikan Aisyah yang tanpa polesan make up. Aisyah menundukkan wajah, dia sadar mungkin Rahman muncul jiwa mesumnya. Dia ingat kelakuan Rahman saat di kantor waktu itu. Pasti, dia sedang membayangkan imajinasi liar terhadapnya. “Tolong, keluar dari sini.” Pinta Aisyah lembut supaya Rahman tidak tersinggung. “Ini rumahku, aku bebas mau melakukan apa saja.” “Tapi kita bukan muhrim tidak baik berduaan di kamar.” “Aku tidak masalah.” Aisyah merasa kesal. Ternyata Rahman sangat kerasa kepala. “Aku akan berteriak.” “Silakan saja.” Rahman seolah menantang Aisyah. Dia membentangkan tangannya dan tersenyum. Aisyah merasa terpojok, saat Rahman terus-terussan mendekatinya. Bahkan bunyi napas Rahman sangat terdengar jelas, pria ini seperti sedang meraih puncak. Aisyah lalu mendorong tubuh kekar Rahman dan berlari keluar.

View More
Diary Istri CEO Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Anung DLizta
ceritanya mengalir seakan tanpa beban kan untuk membacanya?
2023-04-03 21:47:01
0
user avatar
Anung DLizta
Semoga Aisyah ada kelanjutannya.
2022-12-11 12:21:08
0
user avatar
Anung DLizta
Semoga bisa nulis lagi.
2022-06-21 12:50:07
0
user avatar
Mu'nisah Apriyana
cerita bagus
2022-04-16 22:41:03
1
user avatar
Mu'nisah Apriyana
cerita seru sampai ikutkan nganggis juga
2022-04-15 23:34:32
2
user avatar
eka pradhaning
wahhh sudah tamat yah
2022-03-08 20:34:31
1
user avatar
Anung DLizta
Cerita ini tamat sampai Bab 105 yah. Terima kasih untuk semua pembaca.
2022-02-28 00:19:50
3
user avatar
Anung DLizta
Untuk semua pembaca selamat membaca yah. Terima kasih.
2022-02-05 08:20:50
1
user avatar
Skyy
Mantap loh ini semangat thor, masuk list promosi terus
2022-01-27 22:31:54
1
user avatar
Nur Hayati
ceritanya bagus banget
2021-12-30 23:21:57
2
user avatar
Suzy Ru
Aisyah ......................... Lanjut thor............
2021-12-25 23:00:54
2
user avatar
Nannys0903
Bagus ceritanya. Semangat nulisnya
2021-12-25 22:16:57
2
user avatar
Suzy Ru
Cemungut thor, keren .........
2021-12-24 19:40:58
2
user avatar
Skyy
wahh, ceritanya bikin penasaran. percepat dong upnya thorr. Yu temen-temen baca jamin bikin ketagihan, jangan lupa masukin keranjang juga:))
2021-12-24 18:10:44
1
user avatar
Omeye
Keren thor, lanjut bikin penasaran terus ...
2021-11-24 12:24:14
3
  • 1
  • 2
105 Chapters
Terjebak
Tubuh Aisyah dijatuhkan ke atas tempat tidur. Kasur yang empuk itu membuat tubuh Asiyah terpental. Sekuat tenaga Aisyah tidak ingin menangis. Sementara Rahman, pria yang penuh dendam di dalam hatinya masih menatap Aisyah dengan tatapan bengisnya. Aisyah masih merasa bingung, dalam sekejap waktu dia bisa berada di kamar besar dan rumah yang bagaikan istana.             “Tunggu saja hukuman dariku!”             Rahman lalu meninggalkan kamar. Pembantu rumah yang sangat setia dengan Tuannya itu tidak tega melihat Aisyah. Melihat penampilan Aisyah, pembantu itu menganggap kalau Aisyah adalah permpuan baik-baik, kenapa Tuannya membawanya ke sini. Apakah dia salah membawa wanita atau dia ingin merasakan kepuasan dari wanita yang tak seperti biasanya.             “Maafkan Tuan Rahman. Nona.” &nbs
Read more
Pria Aneh
Rahman pulang dipapah oleh supir pribadinya yaitu Pak Darto. Bukan pertama kali Rahman pulang dalam keadaan mabuk. Bahkan hampir setiap malam. Kondisi Rahman seperti itu sangat membahayakan posisinya sebagai CEO namun seolah dia tidak mau peduli. Pak Darto dan Mbok Darsih sering menasihati Rahman tapi selalu dianggap angin lalu.            Meskipun Pak Darto dan Mbok Darsih hanya pembantu dan supir pribadinya tapi Rahman masih menghormati mereka berdua karena sejak kecil sudah diasuh dengan baik. Orangtuanya tinggal di Singapura, bersama Adik perempuan Rahman yang sedang kuliah di NUS.            Perbaduan blesteran antara Jawa dan Amerika, itulah yang membuat paras Rahman mempunyai ciri khas. Pria yang berbadan six pack itu seakan tidak mempunyai kecacatan fisik. Namun entah kenapa, keluarga Cindy tiba-tiba membatalkan pernikahan yang sudah matang disiapkan.
Read more
Siapa Dia
Niken mengetuk pintu. Rahman masih termenung dengan ucapan Pak Darto. Kehadiran Niken pun tak kalah dilewatkan oleh mata Rahman. Niken yang memakai rok di atas lutut dan baju hem yang ketat berbalut blazer.             “Maaf Pak… meeting sebentar lagi.”             “Bukankah siang ini?”             “Jadwalnya diajukan Pak, sudah saya beritahu Pak Rahman kemarin.”             “Oh yah.”             Rahman mengangguk dan tidak begitu pusing memikirkannya. Niken memberikan berkas-berkas yang harus disiapkan untuk presentasi. Niken menjelaskan kalau Rahman tidak bertindak tegas dan cepat, bisa saja proyek cabang baru bisa jatuh ke tangan lawan.     &n
Read more
Tengah Malam
Rahman melihat kamarnya masih terang. Dia tidak melihat Aisyah di kamarnya, hatinya langsung panik. Dia bergegas mencari Aisyah ke bawah. Menurut pengakuan Mbok Darsih, Aisyah tidur di kamar tamu.             Pintu kamar yang tidak dikunci membuat Rahman dengan mudah masuk. Aisyah mengucapkan salam selesai salat tahajudnya. Dia langsung kaget melihat Rahman yang duduk di kasur.             “Ngapain kamu ke sini?”             Rahman masih diam sambil memandang wajah Aisyah yang tanpa niqam melihatkan bentuk hidung mancung Aisyah dan bibir mungilnya, sehingga membuat Rahman menelan salivanya. Melihat kecantikan Aisyah siapa yang tidak akan tertarik. Paras perempuan-perempuan penghibur di club malam, kalah dengan kecantikan Aisyah yang tanpa polesan make up.      &nbs
Read more
Tanpa Pilihan
Mobil berhenti di depan rumah kontrakan. Aisyah melihat dari dalam mobil, pemilik kontrakan sedang mengetuk-ngetuk pintu. Aisyah bergegas keluar dari dalam mobil dan menghampirinya.             “Assalamualaikum…” Aisyah mengucapkan salam. Bibirnya yang tersenyum walau tidak kelihatan, dia tetap tersenyum.             “Waalikumsalam…”             “Ustazah Aisyah, darimana saja?”             “Maafkan saya, Bu.”             Rahman dengan santai keluar dari mobil. Pemilik kontrakan sebenarnya merasa kesal karena sudah dua minggu Aisyah menunggak membayar uang kontrakan, ditambah lagi dia menghilang begitu saja.           
Read more
Keikhlasan
Aisyah masih merasa bingung, kenapa Rahman bisa bersikap seperti itu. Dengan uang yang dimiliki, dia bisa mendapatkan perempuan dengan mudah. Mbok Darsih datang dengan wajah yang gelisah.            “Non,” ucap Mbok Darsih lirih namun terdengar jelas.            “Ada apa, Mbok? Apakah Tuan Rahman sudah turun?” tanya Aisyah, menghentikan zikirnya.            “Belum, Non.” Jawab Mbok Darsih, bertambah gelisah.            Aisyah teringat kalau Rahman mempunyai sakit magh, jika telat makan bisa berakibat buruk. Aisyah menawarkan dirinya untuk mengantarkan makan malam untuk Rahman.            “Yakin, Non?” tanya Mbok Darsih sedikit
Read more
Sentuhan Pertama yang Menyakitkan
Aisyah masih merasakan nyeri di bibirnya yang memang sedikit lecet terkena gigi-gigi Rahman yang lancip. Dia merasa berdosa sekali. Aisyah melaksanakan salat tobat dan meminta ampunan dari Tuhan. Walau apa Aisyah alami bukan karena keinginannya. Justri dengan meminta dihalalkan oleh Rahman, dia anggap sebagai penebusan dosa.            Meski bangun tengah malam atau sedingin Subuh, bagi Aisyah sudah sangat terbiasa. Kehidupan di penjara suci sudah mengajarkan banyak keprihatinan tentang hidup. Justri dia merasa aman tinggal di pondok pesantren.            Pintu kamar terbuka, Aisyah masih khusyuk berzikir dengan mata terpejam. Rahman duduk di atas kasur dan melihat Aisyah yang sangat tenang.            Sudah setengah jam Rahman menunggu Aisyah, namun Aisyah masih khusyuk berzikir. Tanpa sadar, Rah
Read more
Cinta itu Berbunga-Bunga
              Tatapan Aisyah kosong memandang ke luar jendela. Pikiran Aisyah semakin tidak karuan. Terlalu berlama-lama di rumah Rahman, seakan menambah daftar dosa dalam hidupnya. Meski semua ini bukanlah keinginannya.             Sebuah tangan meraih gagang pintu. Mata Aisyah melihat gagang pintu itu turun ke bawah akibat ada yang membuka dari luar. Antara Rahman atau Mbok Darsih yang muncul di benak pikiran Aisyah.             Saat pintu terbuka, hati Aisyah merasa lega. Mbok Darsih yang muncul dari balik pintu. Mbok Darsih meminta Aisyah untuk membantu di dapur. Kejadian semalam ternyata diketahui oleh Mbok Darsih.             “Non Aisyah mau membantu saya di dapur?” tanya Mbok Darsih diiringi senyuman.
Read more
Meeting Pertama
Pesawat mendarat dengan mulus di bandara international Changi. Perbedaan waktu satu jam antara Singapura dan Indonesia. Rahman lolos dari pengecekan imigrasi. Dia bergegas menuju ke arah pengambilan koper.            Sementara Antonio Lim sudah menunggu Rahman. Anton, begitulah orang-orang memanggil namanya supaya lebih gampang. Anton merupakan teman kuliah Rahman dulu di Singapura. Mereka tetap menjalin hubungan baik, meskipun jarak telah memisahkan. Selain menjalin hubungan bisnis, mereka juga menjalin persahabatan yang baik.            Rahman melambaikan tangan melihat Anton sudah melambaikan tangan juga. Mereka saling berjabat tangan dan berpelukan.            “Welcome, Bro. How are you?” ucap Anton.            “I
Read more
Hari Kedua
Hidangan makan malam sudah tersaji di meja makan. Ibu Reta memang memiliki hobby memasak. Sehingga setiap makan malam, selalu terhidang makanan yang lezat. Rahman dan Ayahnya masih sedikit canggung. Keduanya memang pernah terlibat perbedaan pendapat yang sempat membuat hubungan keduanya sedikit renggang.            Namun seiring waktu Ayah Rahman dapat menerima setiap keputusan yang Rahman ambil. Perbedaan pendapat setelah gagalnya pernikahan Rahman dengan Cindy, menciptakan celah yang kurang baik. Untung saja semua itu tidak berlarut terlalu lama.            “Take this.” Ayah Rahman mengambilkan sepotong shell yang diracik dengan taburan cabai merah dan peresan jeruk nipis. Rasanya sangat enak bagi yang menyukainya.            “Thank Dad.”    &n
Read more
DMCA.com Protection Status