Kakek Rinto mengikuti Juan di teras depan. Kakek Rinto duduk di samping Juan. Kakek Rinto melemparkan senyum khasnya kepada Juan, sambil berbisik, “Kamu sudah baca bundelan koran bekas itu, bukan?”
Juan terdiam beberapa saat, keringat dingin tiba-tiba meluncur dari keningnya. “Rupanya Kakek tahu apa yang Juan baca tadi.” gumam Juan, “Padahal tadi Juan sampaikan bahwa Juan cari mainan yang tersimpan di gudang. Wah, kacau Kakek Rinto tahu bahwa Juan berbohong.”
“Iya, kek, maaf tadi Juan berbohong,” kata Juan, “Juan, janji tidak akan berbohong lagi.”
Kakek Rinto berkata, “Oh, tidak mengapa, tetapi lain kali jangan berbohong lagi.”
Juan menganggukan kepala tandah setuju. Juan dan Kakek Rinto berdiskusi banyak hal di teras depan, sebelum Juan pamit ke kamarnya untuk istirahat siang. Juan berkata, “Kekak, Juan sudah ngantuk, Juan pamit ke kamar untuk istirahat siang.” Kakek Rinto menyetujui perkataan Juan sambil berkata, “Kakek Juga suda ngantuk, Kakek ingin istirahat siang. Kita ke kamar untuk istirahat siang.”
Ranny yang sedang bersih-bersih rumah, melihat Juan masuk kamarnya tergesa-gesa. “Rupanya Juan sedang menyembunyikan sesuatu, sebab tidak seperti biasanya Juan bersikap seperti itu,” gumam Ranny, “Ranny harus mencari tahu apa yang Juan sembunyikan.”
Juan masuk kamar dan menutup pintuh. Dengan segera, Juan mengambil bundelan koran bekas untuk lanjut membaca.
10 April, 2020
Gubernur DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan Pergub. No.33 Tahun 2020 yang mengatur tentang PSBB di Jakarta.
15 April, 2020
Kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di Bogor, Depok dan Bekasi diberlakukan. PSBB di Bogor, Depok dan Bekasi berkalu selama empat belas hari. Selama PSBB warga diperkenankan mengenakan masker di luar rumah.
Sedang asyik-asyik membaca tidak lama terdengar suara panggilan Kak Ranny “Juan....“
“Iya, Kak Ranny.“ Sahut Juan, sambil lari mendekati kakaknya. “Kakak sudah selesai bersih-berih rumah?” Tanya Juan.
“Kamu lagi membaca apa, Juan?“ Tanya Kak Ranny yang sedari tadi memperhatikan Juan dari balik jendela.
”Saya sedang membaca tentang virus corona, Kak Ranny.” Kata Juan, “Apakah Kak Ranny juga ingin membaca mengenai virus corona ini?“
“ Iya, boleh. mana bacaannya?“ Ujar Ranny.
“Tunggu sebentar, Juan ambil di kamar Juan.” Kata Juan sambil berlari ke dalam kamarnya untuk mengambil bundelan koran bekas. Setalah itu, Juan kembali ke Kak Ranny, membawa serta bundelan koran bekas.
“Ini kak Ranny, Bundelan Koran bekasnya.“ Kata Juan sambil menyodorkan bundelan koran bekas kepada kak Ranny.
“Terima kasih, Juan.“ Ujar Ranny.
Ranny menerima bundelan koran bekas dari Juan. Ranny ke kamarnya dengan bundelan koran bekas di tangannya. Sebelum membaca bundelan koran bekas pemberian Juan, Ranny terlebidahulu merapikan kamarnya. Sesudah Ranny merasa bahwa kamarnya benar-benar bersih. Ranny mulai membaca lembaran – lembaran koran bekas.
Banyak lembar yang sudah tidak layak untuk dibaca. Bundelan koran yang sudah tidak layak dibaca, terdapat banyak bekas rayap dan bekas obekan tikus. Ranny asyik membaca dan mencerna setiap kata yang terurai indah di koran bekas itu.
Tante Tina tiba dari pasar tradisional, memanggil Juan untuk mengangkat barang belanjaan dari pasar. Juan duluan datang di hadapan Tante Tina, Sedangkan Ranny datang terlambat. Tante Tina, melihat kehadiran Juan, meminta Juan untuk mengangkat barang belanjaan dari pasar. Tante Tina berkata, “Juan tolongin Tante Tina, tolong, angkat barang belanjaan ini ke dapur.“
“Oke, Tante Tina, Juan tolongin Tante Tina, angkat barang belanjaan,“ ujar Juan.
“Terima kasih, Juan. Juan sudah tolongin, Tante Tina,” ujar Tante Tina, “Juan, Kakek Rinto Ranny ke mana?
“Terima Kasih kembali Tante, Juan ucapkan,” kata Juan, “Kakek Rinto dan Ranny ada di kamar mereka masing – masing.”
“Oh, Tante juga mau ke kamar untuk istirahat siang,“ kata Tante Tina, “Kalau Ranny bangun, tolong sampaikan bahwa Tante Tina ingin bertemu dengan Ranny.“
“Juan juga mau ke kamar Juan. Juan ingin melanjutkan istirahat siang,“ kata Juan,“Oke, akan disampaikan, Tante.“
Tante Tina dan Juan keluar dari dapur dan pergi ke kamar mereka masing masing.
Ketika Juan melintasi lorong antara ruang tengah dan dapur untuk kembali ke kamarnya, Juan mengangkat wajahnya, Juan melihat Ranny melintas di ruang tengah menuju ruang makan. Juan memanggil Ranny,“Kak Ranny....“
“Iya, Juan,“ sahut Ranny, sambil mendekati Juan, Ranny bertanya,“Juan, tidak istirahat siang?“
“Juan sedang berbaring, tetapi Juan mendengar panggilan Tante Tina, Juan bangun dan membantu Tante Tina mengangkat barang belanjaan ke dapur,“ kata Juan, “Kak Ranny belum istirahat siang juga.“
“Tante Tina sudah kembali dari pasar tradisional?“ tata Ranny, sambil mengutak atik ponsel miliknya Ranny menjawab, “Iya, Kak Ranny belum istirahat, masih membaca bundelan koran bekas pemberian Juan. Kak Ranny haus sehingga Kak Ranny mau ke ruang makan untuk mengambil air minum.”
“Iya, Tante Tina sudah kembali dari pasar,” kata Juan, “Kak Ranny, Tante Tina ingin bertemu dengan Kak Ranny.”
“Terima kasih Juan Informasinya, nanti Kak Ranny akan menemui Tante Tina,” kata Ranny, “Kak Ranny ke dapur sebentar.”
“Baik Kak Ranny. Juan juga kembali ke kamar Juan sekarang ingin lanjut istirahat siang,” kata Juan sambil meninggalkan Kak Ranny.
Ranny pergi ke ruang makan mengambil air dan kembali ke kamarnya. Sebelum ke kamarnya, Ranny menemui Tante Tina sesuai penyampaian dari Juan. Sampai di kamar Tante Tina, Ranny memengetuk pintu. Sambil mengetuk pintu Ranny menyapa, “Tante, ini aku Ranny, tolong bukakan pintu kamarnya.”
“Ranny, silakan masuk, pintunya tidak terkunci,” kata Tante Tina, “Tante kira Ranny tidak datang, sehingga tadi, Tante Tina pesan di Juan agar tolong sampaikan Ranny bahwa Tante ingin bertemu dengan Ranny.”
Rany masuk ke dalam kamar dan berkata, “Iya, Juan menyampaikan pesan Tante Tina kepada Ranny, sehingga Ranny datang menemui, Tante Tina.”
“Ranny, lihat ini, apakah cocok untukmu?” tanya Tante Tante, sambil mengambil sebuah tas bermerek yang dibelinya di pasar tradisional.
“Terima kasih, Tante Tina.Tante sudah membeli tas bermerek untuk Ranny. Tas yang sangat cocok dan sesuai dengan keinginan Ranny,” ucap Ranny, sambil menerima tas pemberian tante Tina, “Karena tante baru saja pulang dari pasar tradisional, sebaiknya Tante Tina istirahat sebentar. Untuk itu, Ranny kembali ke kamar Ranny.”
“Iya, Ranny. Tante mau istirahat siang,” kata Tante Tina, “Kalau Ranny keluar dari kamar Tante Tina, Ranny tolong tutup pintunya.”
Ranny keluar dari kamar Tante Tina dan menutup pintu kamar Tante Tina. Ranny berjalan pulang ke kamarnya. Sampai di kamarnya, Ranny menyimpan tas pemberian Tante Tina di lemari. sebelum istirahat siang Ranny lanjut membaca bundelan koran bekas.
***
Sore hari Tante Tina, Juan dan Ranny duduk santai di ruang rekreasi, setelah mereka melaksanakan tugas sore seperti memberi makan ternak piaraan, menyapu dan menyiram taman serta memasak di dapur. Ranny, Juan dan Tante Tina mendiskusikan banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini. Salah satu topik pembahasan yang hangat didiskusikan adalah mengenai virus Corona jenis baru yang diberi nama SARS CoV–2 yang menyebabkan penyakit Covid–19.
Juan berkata kepada Ranny, “ Kak Ranny, berita di televisi akhir-akhir ini menyiarkan tentang virus Corona yang menyebabkan penyakit Covid–19.” Ranny menjawab, “Iya, berita di televisi itu sama seperti apa yang tertulis di bundelan koran pemberian Juan tadi siang.”
Juan sangat semangat dalam diskusi yang membahas tentang virus Corona, karena Juan telah maembaca di bundelan koran bekas yang ia temukan di gudang saat hendak mencari mainan. “Tante, rupanya virus corona itu penyebarannya seperti cerita kartun disini ada sombie. Jadi kalau virus Corona ini jangkit ke orang karena sentuhan dengan pasien yang telah dinyatakan positif,” kata Juan kepada Tante Tina, “Untuk itu, kemana – mana harus gunakan masker. Tante harus ingat, keluar rumah pakai masker.”
“Iya, Tante Tina akan ingat selalu mengenakan masker kalau keluar rumah,” kata Tante tina kepada Juan, “ Tetapi Juan juga belajar dari rumah saja tidak boleh kemana – mana. Juan dengan Kak Ranny di rumah saja. Kalau Juan dan Ranny keluar rumah juga ingat jangan lupa pakai masker, menghindari kerumunan. Itu lihat, Kak Ranny sedang membaca, ridak seperti Juan yang hanya dapat berbicara tetapi susah untuk belajar.”
***
Usai makan siang, Ranny dan Juan serta yang lainnya keluar dari ruang makan. ereka ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat siang. Ranny masuk ke kamarnya dan mulai berbaring di tempat tidur sebelmum terlelap dia mengambil ponselnya dan jari-jemarinya mulai mengusap-usap layar ponsel miliknya. Saat sedang asyik mengusap-usap layar ponsel, ada panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny akhirnya menerima panggilan dari Ibu Relly. Ibu Relly menyampaikan bahwa esok akan diadakan kegiatan sosial penyerahan bantuan pasca pengungsian kepada para pengungsi erupsi gunung berapi. Menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny hanya menarik nafas panjang. Ranny bergumam “Ah, kegiatan sosial lagi.” Setelah menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja belajar dan Ranny berbaring pulas siang itu.Sementara itu, Juan dan Heru temannya masih bermain game. mereka tidak istirahat siang sehingga akhirnya mereka ditegur oleh Resti
“Apa? Anre diterima jadi pengemudi di kampus?” tanya Kakek Rinto yang baru saja keluar dari kamarnya. Kakek Rinto datang dan menyalami Anre. Resti menyampaikan kepada Kakek Rinto bahwa mereka semua suda sepakat bahwa acara syukuran akan dikasanakan nanti malam. Namun, Kakek Rinto membatalkan rencana acara syukuran yang telah mereka sepakati bersama. “Kakek Rinto lebih terkesan jika syukuran atas pekerjaan yang dipercayakan kepada Anre ini diujudkan dalam doa kepada sang pencipta yang memberi rezeki kepada keluarga ini, sebab untuk Kakek Rinto, bersyukur tidak harus pesta dengan acara makan bersama,” ujar Kakek Rinto.“Kalau itu keinginan Kakek Rinto, kami yang lain mengikuti keinginan Kakek,” ujar Resti.“Ealah, padahal Juan dan Heru sudah menyiapkan kejutan untuk Ayah Anre, saat acara malam nanti” ujar Juan.“Setelah berpikir-pikir, Tante Tina juga sependapat dengan Kakek Rinto, bersyukur tidak selamanya den
04.15 AM Ranny terjaga dari tidurnya, tetapi belum berajak dari ranjang. Tubuhnya masih berada di bawa selimut. Dinginnya suhu pagi ini menjadikan Ranny enggan melepaskan selimut dari tubuhnya. Dia terjaga oleh panggilan masuk pada ponsel miliknya, dengan posisi berbaring dia berusaha mengambil ponselnya yang dia letakan di atas meja belajar. Setelah digapainya ponsel miliknya dia memperhatikan pada layar, ternyata panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny menerima panggilan masuk dari Ibu Relly dengan penu harapan akan memperoleh informasi mengenai jadwal ujian skripsi sesuai dengan informasi yang dia pernah terima dari temannya Lima kemarin siang meski akhirnya ketahuan bahwa Lina berbohong. Namun, apa yang diharapkan tidak diperbincangkan oleh Ibu Relly saat menelpon Ranny. Hal yang diutarakan Ibu Relly ketika menlpon Ranny adalah mengenai surat dari rektorat kepada Ayahnya. Dari balik layar ponsel Ibu bertanya kepada Ranny, “Apakah Ayahmu Anre sudah menerima surat pang
03.15 PM Ranny terjaga dari istirahat siang. Dia bangun dari ranjang, merapikan Ranjang setelah itu duduk di depan meja belajar. Dia mengaktifkan laptop miliknya dan membuka folder bantuan team relawan kampus, dia juga membuka file rekapan bantuan pengungsi. di dalam file itu, dia mulai mengisi data sesuai dengan jenis bantuan, nama donatur dan tanggal penerimaan. Ranny kelihatan sangat serius mengerjakan pekerjaan merekap data donatur dan jenis bantuannya. sedangkan Heru dan Juan sudah bermain bersama di kamarnya Heru. Mereka tidak bermain game online melainkan mereka bercerita tentang cita-cita mereka, Heru ingin menjadi guru, Juan ingin menjadi dokter. heru beranggapan bahwa guru merupakan pekerjaan mulia, sedangkan Juan berpikir bahwa dokter mrupakan pekerjaan mulia. Mereka berduakadang tertawa dan saling melempar bantal. kadang mereka melompat-lompat di atas ranjang. karena terlalu gaduh keduanya ditegur oleh Ibu Shinta, “Heru, dan Juan, kalau ber
04.15 AM Ranny sudah bangun, Cici juga sudah bangun, dia sedang belajar di kamarnya. Juan sudah bangun dari tadi, dia sudah mengenakan dengan sepatu kets miliknya, dia datang ke kamar Cici dan mengajak Cici untuk lari pagi bersama. Namun, Cici menolak dengan alasan dia ingin belajar sebab seminggu lagi sekolah Cici akan melangsungkan kegiatan ujian tengah semester. Juan akhirnya ke kamar Ranny, dengan maksud mengajak Ranny untuk jalan pagi bersamannya. Namun, Ranny juga menolaknya, Ranny beralasan dia ingin mempersiapkan diri jika suatu saat dia diinformasikan untuk melangsungkan ujian skripsi. Juan akhirnya pulang ke kamarnya dan melepaskan seluru pakaian yang dikenakan untuk aktivitas jalan pagi. Akhirnya Juan juga mengurungkan niatnya untuk melaksanakan aktivitas jalan pagi. Dia kembali dududk di depan meja belajar dan melaksanakan aktivitas belajar di kamarnya. Sementra itu di kamar Tante Tina, Tante Tina sudah bangun, dia sedang merapikan ranjangnya. Sesud
Hari sudah mulai gelap, Juan dan Cici sudah membersikan menyapu dan memberi pakan pada ternak piaraan. keduanya sudah bersih dan rapi sedang bermain dengan Ardi. Keduanya menjaga Ardi sebab Ibu Resti dan Siti ada keluar ke apotik sebentar. Resti dan Ibunya ke apotik sebab Nenek Siti mengalami nyeri sendih sehingga mereka ingin ke sana untuk konsultasi dengan dokter praktek dan sekaligus membeli obat. Untuk itu, Ardi dipercayakan kepada Cici dan Juan. Sekitar satu jam Resti dan Siti ke apotik. Ketika pulang Ardi langsung di serahkan kepada Resti sebab Cici dan Juan ingin belajar untuk persiapan sekolah daring esok pagi. Lima menit setelah kembalinya Resti dan Siti dari Apotik, salah satu mobil parkir di depan rumah Anre dan Resti. Keluarga Heru sudah tiba. kedatangan mereka disambut dengan ramah oleh Anre dan Resti. Juan yang belum sempat masuk kamar di minta Ayahnya untuk segera ke dapur untuk menginformasikan kedatangan keluarga Heru. Heru dan Ibunya Shinta yang d