Share

Chapter 14

Penulis: kakakjutex
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-15 23:06:10

Sandra bertepuk tangan girang melihat pukulan bola putrinya. "Maddie kamu keren sayang! ".

Sementara Marcus masih menatap tajam Gavin yang tersenyum tenang disebelah Madeline.

" Om menyerah deh, kamu terlalu jago" Hugo tertawa, menatap hangat 'sahabat' putranya ini.

"Om juga gak kalah jago" Gavin merendah, "hanya coba rasakan arah mata angin, om pasti bisa lebih baik pukulan nya daripada aku"

"Sudah semakin sore, kita sudahi saja" Marcus tak tahan lagi.

"Kenapa terburu-buru? kita baru 9 hole? " Gavin menatap samar. Ujung bibirnya terangkat sedikit.

"Itu sudah cukup, " Suara Marcus terdengar dingin. "Apa belum cukup memamerkan keahlianmu ini? " sindirnya sinis.

"Heii... ada apa dengan mu Marcus? Kenapa kamu terlihat kesal daritadi? " Hugo bertanya tak mengerti. "Kalian sedang bertengkar? " Matanya menatap Gavin dan Marcus bergantian.

"Aku rasa Marcus sedang marah padaku om.. " Gavin tersenyum datar.

"Kami baik-baik saja, Pah" Marcus menatap Hugo, "Hanya saja sudah t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dibalik Ciuman Kaka Tiriku!    Chapter 18

    Madeline menatap layar laptopnya dengan santai. Ia merebahkan dirinya bersama dengan Daisy dan Derek di sampingnya. Kedua anjing itu tidur, tanpa terganggu dengan aktifitas Tuannya. Gadis itu menyesap teh earl grey yang di siapkan Marcus dengan nikmat. Sehabis 'membantunya' mandi, pria itu segera berangkat bekerja. Tak lupa ia menyiapkan camilan di meja nakas Madeline. Ting! Suara pesan masuk di ponselnya, mengalihkan perhatiannya. -Martin- 'Maddie, kamu sakit? Aku tadi ke PawFriends mau titip Zico tapi cuma ada karyawan kamu di sana..., ' Madeline tersenyum kecil. Jari lentiknya bergerak membalas pesan tersebut. 'Iya.., aku lagi kurang enak badan. Kayanya besok juga aku belum masuk. Mungkin, lusa aku baru bisa dateng lagi ke PawFriends' 'Sakit apa? Mau aku kirimin makanan? Kamu lagi mau makan apa? ' 'Kecapekan aja kayanya... gak deh nanti ngerepotin kamu, lagi... ' 'Kaya sama siapa aja sih.. lebay deh kamu.. ' 'Hehe.. tapi serius gak usah, Kakak ku udah bel

  • Dibalik Ciuman Kaka Tiriku!    Chapter 17

    Sandra menata sarapan di meja makan dengan lihai. Hugo duduk dengan tenang meminum kopi yang di sajikan di depannya. Dahinya berkerut saat melihat kursi putrinya kosong, "Maddie kemana ya?" gumamnya pelan. Tapi, Marcus, mendengarnya ia melirik ibu tirinya yang masih berdiri di sisi meja makan. "Tadi malam, aku bertemu Maddie habis membawa jalan Derek dan Daisy, sepertinya kelelahan karna main golf juga, anak itu kan jarang olahraga, mah, " Hugo mengangguk setuju, " Orang yang jarang olahraga sekalinya olahraga badannya suka sakit, jadi mungkin Maddie kecapekan sekarang, " "Yaudah, Mamah, liat Maddie dulu deh.. " Sandra hendak melangkah saat suara Marcus mencegahnya. "Mah... " Marcus memanggil pelan. "Bukannya, sekarang, mamah harus dateng pagi ke toko kue, mamah? ada janji sama influencer kan buat bantu review toko mamah?" suara Marcus terdengar datar. Tapi, mata, Marcus, menajam melihat ibunya yang hendak melihat kondisi Madeline. Sandra menepuk dahinya pelan.

  • Dibalik Ciuman Kaka Tiriku!    Chapter 16 (21+)

    Marcus melepas boxer hitam yang menggantung di pinggangnya. Kini tubuh mereka berdua sama-sama polos. Tanpa sehelai benang pun yang menutupi. Madeline menelan ludahnya susah payah, saat melihat milik Marcus yang sudah membusung tegak. Ini bukan pertama kalinya, ia melihatnya. Tapi desiran itu masih terasa sama. "Berlututlah... " suara Marcus serak dan sarat akan nafsu yang memuncak. Madeline menurut. Ia bangun dan berlutut di lantai kamarnya. Marcus berdiri tegak, ia memegang rambut Madeline, mengelusnya pelan. "Buka mulutmu, sayang... " Marcus memerintah pelan. Aura dominan kuat keluar dari tubuhnya membuat Madeline melemah. Ia patuh pada perintah Marcus dengan mudah. Madeline membuka mulutnya. Gadis itu tak melawan sama sekali seakan pasrah di bawah kuasa Marcus. Marcus mengarahkan miliknya yang menegang masuk ke dalam mulut Madeline. "Hisaplah..." pria itu mendesis menahan nikmat yang mulai mendera. Mulut Madeline terasa sesak saat kejantanan Marcus masuk memen

  • Dibalik Ciuman Kaka Tiriku!    Chapter 15 (21+)

    Madeline menatap mata Marcus yang menatapnya sendu. Ia tak tahu harus menjawab apa. Tangannya meraih wajah Marcus dan perlahan mendekati wajahnya.... 'Cup' Satu kecupan singkat ia berikan di bibir pria itu. Marcus terkejut, ia melihat gadis di pangkuannya dengan terperangah. Ini adalah kali pertama Madeline mengambil inisiatif untuk menciumnya. Madeline sedikit malu saat di tatap sedemikian rupa oleh Marcus. Wajahnya memerah, "A.. aa. kku.. hmpph" Belum selesai berbicara, Marcus kembali menerjang bibirnya dengan ciuman panasnya. Bibirnya melumat habis miliknya yang sudah membengkak karna Marcus terus menciumnya penuh nafsu. "Mar.. cus.... ahh... " tangan Marcus mencengkram erat pinggangnya. Tubuh atasnya hanya terbalut bra hitam yang masih terpasang di dadanya. Jemari panas milik pria itu bersentuhan langsung dengan kulitnya. Membuat tubuhnya bergetar penuh hasrat yang tertahan. Marcus berguling mengganti posisi tubuhnya menjadi di atas tubuh Madeline. Gadis itu terb

  • Dibalik Ciuman Kaka Tiriku!    Chapter 14

    Sandra bertepuk tangan girang melihat pukulan bola putrinya. "Maddie kamu keren sayang! ". Sementara Marcus masih menatap tajam Gavin yang tersenyum tenang disebelah Madeline. " Om menyerah deh, kamu terlalu jago" Hugo tertawa, menatap hangat 'sahabat' putranya ini. "Om juga gak kalah jago" Gavin merendah, "hanya coba rasakan arah mata angin, om pasti bisa lebih baik pukulan nya daripada aku" "Sudah semakin sore, kita sudahi saja" Marcus tak tahan lagi. "Kenapa terburu-buru? kita baru 9 hole? " Gavin menatap samar. Ujung bibirnya terangkat sedikit. "Itu sudah cukup, " Suara Marcus terdengar dingin. "Apa belum cukup memamerkan keahlianmu ini? " sindirnya sinis. "Heii... ada apa dengan mu Marcus? Kenapa kamu terlihat kesal daritadi? " Hugo bertanya tak mengerti. "Kalian sedang bertengkar? " Matanya menatap Gavin dan Marcus bergantian. "Aku rasa Marcus sedang marah padaku om.. " Gavin tersenyum datar. "Kami baik-baik saja, Pah" Marcus menatap Hugo, "Hanya saja sudah t

  • Dibalik Ciuman Kaka Tiriku!    Chapter 13

    Langkah kaki Marcus terdengar cepat dan berat. Nafasnya memburu. Tanpa berpikir panjang, ia membuka pintu ruangan itu dengan kasar. BRAAK! Pintu menghantam dinding hingga memantul. Wajah Marcus memerah menahan emosi yang memuncak. “Menjauh darinya, Gavin!” Suara beratnya menggema, dingin dan penuh kemarahan. Gavin mendongak perlahan dari balik meja, masih memegang pena dan lembar resep yang sedang ia tulis. Senyum dingin terbit di wajahnya. “Duduklah, sayang…” Nada suaranya ringan—terlalu tenang untuk situasi seperti ini. “Aku tidak bercanda!”Marcus menghantam meja di depannya, membuat pena berguling jatuh ke lantai. “Jangan pernah mencoba menyentuhnya!” “Siapa? Adikmu?” Gavin menatap menantang, matanya berkilat sinis. “Tak kusangka, kau akhirnya bisa menjadi seorang hetero.” Senyum miringnya menggantung di udara, memancing amarah yang lebih dalam. “Kami tidak ada hubungan darah,” suara Marcus serak tapi tegas. Urat di pelipisnya menegang. “Sayang sekali…” Gavin bersedekap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status