Share

Bab 7

Author: Theresa Oliver
last update Last Updated: 2025-05-31 15:04:20
"Tenang saja, Bu. Semuanya akan baik-baik saja." Ari meremas tangan ibunya, menunggu dengan waswas di lorong luar dari kantor administrasi rumah sakit. Dia hanya bisa menebak penyebabnya. Ari hanya berharap Henley akan terus mendapatkan perawatan.

Celeste meremas lengan Ari dengan lembut. Dia memaksakan senyum demi menenangkan putrinya tanpa berkata apa-apa.

"Nyonya Douglas?" Seorang wanita menyapa mereka, wanita itu berpenampilan apik dengan balutan jas serta rambut bob berwarna coklat yang tertata sempurna.

"Benar," jawab Celeste saat ia beranjak dari duduknya. "Saya Nyonya Douglas ...." Kemudian dia menggerakkan tangan ke arah putrinya. "Dan ini anak saya, Ari Douglas, kakak Henley. Apakah Anda keberatan apabila dia ikut dengan saya di pertemuan ini?"

"Ah, tentu saja tidak." Sang wanita tersenyum sembari mengulurkan tangannya. "Nama saya Dr. Alice Sanders, direktur rumah sakit ini." Ia memberi isyarat ke arah pintu. "Silakan masuk."

Ari berjalan mengikuti ibunya memasuki kantor. Semua benda di dalam terlihat tertata dengan sangat rapi dan teliti seperti pemiliknya. Setiap benda yang terdapat di sana memiliki fungsi dan kedudukan.

"Silakan duduk." Dr. Sanders menunjuk dua kursi yang berada di depan mejanya. Ari dan ibunya sama-sama duduk di pinggir kursi itu dengan gugup, sementara sang direktur duduk dengan nyaman di kursinya. Jelas sekali dia sudah terbiasa menghadapi masalah-masalah seperti ini. Kedua tangannya bertautan di atas meja dan dia menatap mereka dengan iba. "Saya yakin Anda tahu mengapa saya memanggil Anda untuk datang hari ini."

Celeste mengangguk. "Ya. Apakah Anda akan tetap merawat putri saya?"

Dr. Sanders tersenyum sopan. "Tentu saja. Kami tidak akan pernah menolak pasien." Ekspresi sang direktur menjadi serius. "Maaf, tapi saya harus bertanya, apakah Anda punya asuransi atau tabungan yang dapat meringankan biaya perawatannya?"

"Tidak, saya hanyalah seorang pelayan tanpa asuransi." Celeste beranjak dari kursinya dengan frustrasi. "Namun, saya akan berusaha untuk membayar kalian jika kalian terus merawatnya. Jika tidak, saya akan membawanya ke rumah sakit anak."

Dr. Sanders kembali menatapnya dengan iba. "Sayangnya rumah sakit anak hanya menerima anak-anak berusia maksimal delapan belas tahun. Henley berumur sembilan belas tahun."

"Saya sangat tahu usia anak saya sendiri." Celeste mengeluarkan sebundel uang 1 dolar dan beberapa uang receh dari sakunya lalu menaruhnya di atas meja. Jelas sekali uang itu adalah uang tip yang ia tabung selama ini. "Anggap ini sebagai uang muka. Hanya ini yang saya miliki sekarang, tapi percayalah saya akan membayar sisanya secepat mungkin." Ia melihat ke arah Ari dan berbisik, "Ayo, kita pergi." Celeste kembali menatap sang direktur. "Jika Anda berkenan, saya harus menemui putri saya."

"Maaf, Nyonya Douglas, kami tidak bisa menerima ini ...." Dr. Sanders memanggilnya kembali sambil menunjuk uang yang terkumpul di atas mejanya, tetapi Celeste tak menggubrisnya. Ibunya sudah pergi ketika Ari melihat sang direktur rumah sakit menggeleng sementara bibirnya mengatup rapat.

Ari kembali masuk ke kantornya dan berbicara dengan pelan dan tegas. "Seperti yang ibu saya bilang, kalian akan mendapatkan uang yang kalian inginkan. Terima kasih sudah merawat adik saya." Ia mempercepat langkahnya untuk menyusul ibunya setelah meninggalkan kantor sang direktur. Saat dia berhasil menyusulnya, ia memegang lengan ibunya untuk menghentikan langkahnya. "Jangan khawatir, Bu. Semuanya akan baik-baik saja."

Ibunya mendongak dan menangis saat mengusap pipi Ari. "Aku tahu, Ari sayang."

Sudah bertahun-tahun dia tidak dipanggil dengan panggilan itu oleh ibunya. Ari berfirasat bahwa sudah tidak ada harapan lagi bagi mereka.

Namun, ia membulatkan tekad setelah melihat sorot mata ibunya. "Ibu, bagaimana kalau kita pergi mencari makan sekarang? Ibu terlihat kelelahan sekali."

Ibunya menggeleng. "Tidak, terima kasih. Kau saja yang makan duluan."

Ari merangkul ibunya mendekat. "Ibu, aku berjanji semuanya akan baik-baik saja."

Celeste mengangguk. "Ibu tahu."

Mereka berjalan menuju kamar Henley saat ia masih terlelap. Rambut merahnya yang dulu menyala sekarang kusam akibat perawatannya. Wajahnya pun memucat. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Ari bertanya-tanya apakah ia akan kehilangan adiknya.

"Bu, aku harus pergi. Ada sesuatu yang harus aku lakukan." Ari pamit dengan mengecup kening ibunya. "Aku akan kembali sebentar lagi. Apa Ibu akan baik-baik saja?"

Ibunya memaksakan senyuman di wajahnya. "Pergilah. Aku akan baik-baik saja."

Ari mengambil ponselnya dan menyusuri lorong menuju lift sambil mencari nomor telepon AmericanMate. Saat ia di luar, ia menelepon nomor itu.

"Selamat siang!" jawab seorang wanita dengan ceria. "Anda telah menghubungi kantor administrasi AmericanMate. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya tertarik untuk menjadi pengantin pesanan," Ari menjawab dengan gamblang.

Ari bisa mendengar senyuman yang terlukis di bibir staf itu. "Yah, kami menyebutnya perjodohan internasional. Tentu saja, saya akan membantu Anda dengan senang hati."

Ari menghabiskan setengah jam setelahnya berbicara dengan wanita itu. Setelah ia yakin bahwa Ari sudah memenuhi kriteria program itu, wanita itu memberinya daftar hal-hal yang dia perlukan untuk mendaftar.

"Satu hal lagi," tambah Ari, "Saya masih perawan."

Sang wanita terdiam sejenak saat mendengarnya. "Ah, begitu. Kalau begitu, saya butuh pernyataan dari dokter yang tersertifikasi untuk membuktikannya."

"Oke. Ada lagi?" Ari bertanya, suaranya penuh dengan keyakinan.

"Anda hanya perlu mengisi lembar pendaftaran dan mengirimkan dokumen penting lainnya beserta pas foto secepat mungkin," jawab wanita itu. "Saya perlu alamat e-mail Anda untuk mengirim lembar pendaftarannya."

Ari memberitahukan alamat e-mailnya dan berterima kasih sebelum menutup teleponnya. Ia kembali ke rumah sakit dengan tujuan baru, merasa penuh harap untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

***

Ari berjalan menuju meja perawat di lantai yang berbeda dari kamar adiknya agar tidak ada yang langsung mengenalinya. Dia juga tidak ingin ibunya tahu. Seorang perawat yang tengah mengetik melirik ke atas dan mengangkat alisnya ketika melihat Ari. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?"

Ari menghela napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian. Tidak ada cara lain untuk menanyakan hal absurd ini. "Apakah ada dokter yang bisa memastikan keperawanan saya?"

Sang perawat menatapnya dengan heran, mulut terbuka karena tak percaya dengan pertanyaan yang dia dengar. Namun, ia kembali memperlihatkan sikap profesionalnya dengan cepat. "Dokter keluarga Anda dapat melakukannya untuk Anda."

"Masalahnya, saya tidak punya dan saya perlu sertifikatnya secepat mungkin." Suara Ari terdengar putus asa, bahkan di telinganya sendiri.

Tepat saat itu, seorang dokter datang dan berbicara pada perawat itu. "Biar saya yang urus."

Sang perawat mengangguk, sebuah kerutan terlihat di dahinya.

Sang dokter tersenyum kepadanya dan menariknya ke samping. "Saya Dr. Carmichael. Apa saya boleh tahu mengapa Anda memerlukan sertifikat ini?"

Ari menghela napas. "Karena saya baru saja mendaftar ke AmericanMate. Adikku sedang sakit--"

"AmericanMate?" potong Dr. Carmichael.

Ari mengangguk.

Dr. Carmichael tersenyum. "Dengan senang hati saya akan membantu Anda." Dia kemudian berbalik ke arah perawat tadi. "Samantha? Bisa bantu saya?"

"Tentu saja, Dok." Perempuan itu berjalan memutari mejanya dan mengikuti mereka melewati lorong.

Ari merasa lega bahwa mereka mau menerima permintaannya dengan cepat. Dia juga lega ada seorang perawat yang akan mendampinginya selama pemeriksaan. Ia hanya berharap orang-orang di AmericanMate bisa mendapatkan pasangannya dengan cepat ... sebelum sesuatu terjadi pada Henley.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibeli oleh Pangeran Milyarder   Bab 147

    Grayson bangga pada usaha Ayahnya untuk menyatukan Estrea sekali lagi. Jelas baginya bahwa cara yang lama sudah tidak bekerja. Sudah waktunya untuk permulaan baru. Dan Raja Maxwell dari Estrea bertekad untuk melakukannya.Pemilihannya dilaksanakan bulan selanjutnya, seperti yang dijanjikan Raja Maxwell, dan Anggota Dewan Kerajaan telah dipilih. Setelah melewati segalanya, keadaan di Estrea telah berubah menuju sebuah harapan baru. Di media massa, Raja Maxwell dipuji atas inisiatif beraninya untuk membawa negaranya menuju Abad Dua Puluh Satu.Beberapa minggu kemudian, pertemuan pertama Dewan Kerajaan dilaksanakan pada 1 April. Dewan memilih untuk terus melaksanakan pertemuan untuk dua kali dalam sebulan, pada hari Senin pertama dan ketiga, untuk membuat dewan selalu tahu tentang keadaan terkini Estrea. Raja lalu berjanji untuk membuat semua laporan rapat dan keputusan yang dibuat oleh dewan diketahui oleh masyarakat secara transparan. Terdapat juga prosedur untuk penyampaian keluhan

  • Dibeli oleh Pangeran Milyarder   Bab 146

    Keesokan harinya, Grayson sedang bekerja di kantornya di kastel saat Xavier masuk. Tanpa berkata-kata, pria itu menyusuri ruangan menuju televisi dan menyalakannya. Ia kemudian berdiri dan melipat tangan di depan dadanya."Dan berita hari ini," Ella J. Scott berkata kepada kamera. "Mayat Pangeran Marcus Pierce ditemukan di sebuah gudang tua yang terbengkalai, bersama beberapa mayat lain. Salah satu mayat yang teridentifikasi adalah Piers Wingfield, mantan kepala keamanan Keluarga Kerajaan. Raja Maxwell Pierce dan anggota Keluarga Kerajaan belum memberikan komentar tentang penyebab kematian mereka. Untuk berita lain - "Xavier menghela napas, tangannya masih terlipat di depan dada. "Kurasa kau tak perlu mengkhawatirkan harus membayar Piers sekarang.""Ayo bicara dengan Ayah," kata Grayson, sudah beranjak menuju pintu.Xavier mengikuti di belakangnya. "Apa yang harus kita bilang kepadanya?"Grayson mendesah, berbalik untuk menghadap adiknya dengan tangan yang terletak pada pint

  • Dibeli oleh Pangeran Milyarder   Bab 145

    Seminggu kemudian saat Ari sudah pulih, ia akhirnya bertemu dengan direktur rumah sakit untuk membahas Rumah Henley. Kali ini, Henley, ibunya, serta Vickie hadir di pertemuannya. Grayson juga ingin hadir, tetapi Ari harus membujuknya untuk membiarkan dirinya pergi tanpa pria itu. Lagi pula, ia tak bisa terus-menerus hidup dalam rasa takut."Ini merupakan ide yang mengagumkan. Saya menghargai Anda telah menyarankannya pada kami," kata sang direktur rumah sakit, dr. Sienna Gallagher. "Kami akan menunggu kabar lebih lanjut tentang ini. Dan tolong beri tahu Baginda Raja Maxwell Pierce serta Yang Mulia Pangeran Grayson Pierce betapa bersyukurnya kami. Pasien kanker dan keluarga mereka pasti akan sangat berterima kasih."Setelah berbicara dengan dr. Gallagher, dan dari desakan Henley, Ari memutuskan untuk mengembangkan layanan Rumah Henley agar mencakup semua pasien kanker yang dirawat di Rumah Sakit Medis Estrea, bukan hanya pasien leukemia.Ari menyodorkan tangannya. "Kami turut sena

  • Dibeli oleh Pangeran Milyarder   Bab 144

    Ari tertidur di perjalanan pulang, meski ia sudah berusaha dengan sebaik mungkin untuk tetap terjaga. Namun kekurangan tidur dan Grayson yang terus menerus mengelus rambutnya dengan lembut membuat tidur menjadi tak terhindarkan. Dengan kembalinya dia di sisi Grayson, dunia bisa saja runtuh dan ia tak akan peduli.Perutnya nyeri sedikit, membangunkannya."Kau tak apa-apa?" Grayson bertanya, terdengar kecemasan dalam suaranya.Ari mengangguk. "Perutku sedikit sakit, tapi aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat.""Dan makan," tambah Xavier, memandanginya dari spion tengah. Ari tertawa. "Yah, itu, 'kan, wajar." Ia tertegun sejenak, ingin menyusun kata-katanya dengan benar. "Xavier, Grayson, terima kasih sudah menyelamatkanku.""Dengan senang hati, Nyonya," goda Xavier"Kau tahu, 'kan, kalau aku rela melakukan segalanya demi menyelamatkanmu," Grayson menjawab, suaranya rendah dan serak.Xavier mengangguk. "Dan dia tidak berlebihan."Ari tertawa. "Yah, aku sungguh men

  • Dibeli oleh Pangeran Milyarder   Bab 143

    Ari berlari menyusuri hutan secepat yang ia mampu, menuju ke tempat entah berantah. Ia ingat terdapat sebuah jalan yang mengarah kembali ke desa, dan ia harus menemukannya. Wanita itu tak bisa pergi ke pantai karena ia tak akan bisa pulang ke rumah.Rumah.Sebuah kata sepele yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Selagi ia berlari, yang terlintas di pikirannya hanyalah Grayson dan pulang ke rumah, rumah mereka bersama, di kastel. Ia lalu terjatuh, tersandung akar yang mencuat dari tanah, tetapi ia berhasil menahan tubuh dengan tangannya. Ia pun kembali berdiri dan lanjut berlari. Setelah beberapa saat, ia melihat ke belakang untuk melihat apa ada seseorang yang mengikutinya ... dan menabrak sesuatu. Ketika ia mendongak ... ia telah menabrak Piers."Tidak!" Wanita itu menjerit dengan sekuat tenaga, lututnya melemas. Namun, di luar dugaannya, Piers menangkapnya."Diam!" kata Piers sambil menaruh jari telunjuk di depan bibir."Berhenti di sana." Ketika Ari mendongak dan melihat

  • Dibeli oleh Pangeran Milyarder   Bab 142

    Grayson berkendara dengan Xavier menuju pantai pada malam hari. Meski kemungkinan mereka menemukan Ari di tengah malam sangatlah kecil, ia tahu setidaknya ia harus berusaha. Dan begitu Xavier mendengarnya, adiknya langsung ikut tanpa banyak tanya."Terima kasih untuk ini," kata Grayson sambil menatap adiknya.Sudut bibir Xavier menyunggingkan sebuah senyuman. "Kau tak perlu berterima kasih padaku. Kau akan melakukan hal yang sama, jika situasinya terbalik.""Tanpa ragu."Xavier mengedikkan bahu. "Lagi pula, aku akan melakukannya demi Ari."Grayson terkekeh. "Tentu saja kau akan melakukannya," ledeknya. "Aku senang kalian sangat akrab dengan satu sama lain.""Apa yang bisa kukatakan? Ari gadis yang baik ...." Xavier lalu tersenyum lebar. "dan aku adalah pria baik-baik."Grayson tertawa. "Benar ... tapi aku tidak bilang begitu.""Tentu saja tidak." Xavier menatap kakaknya dan tersenyum. "Jadi, apa kau melihat sesuatu yang mencurigakan?"Grayson menggeleng. "Tidak. Tak a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status