Share

Bab 6

Author: Rhea Sadewa
last update Last Updated: 2021-10-27 00:22:47

Seorang lelaki yang paruh baya sedang duduk di kursi empuk sambil meneliti beberapa laporan yang masuk. Ia hembuskan nafas. Banyak sekali pengeluaran yang menurutnya janggal dan tak perlu. Pekerjaannya memang direktur tapi bukan berarti 

tak turun tangan atau sampai tak teliti. Ah usianya sudah memasuki angka 70 tahun. Harusnya ia pensiun lalu istirahat, bermain dengan anak cucu tapi sayangnya anak lelaki satu-satunya meninggal dan menyisakan satu cucu lelakinya saja. 

Tok...tokk...tok.

"Masuk." Panggilnya tegas, lalu seorang perempuan cantik memakai blazer hitam, kemeja putih dan juga rok pendek senada berjalan masuk. Memperdengarkan ketukan sepatu hak tingginya yang amat runcing hingga terlihat tubuh proposionalnya yang nampak begitu seksi serta berlekuk indah. 

"Pak, Ada Tuan Hermawan Adhitama di luar. Ingin bertemu dengan anda." Mau apa ponakan mendiang istrinya kemari. Mengingat mereka jarang bertemu, walau pertemuan keluarga sekalipun. 

"Suruh dia masuk." Sekretarisnya yang bernama Irina lalu pamit keluar untuk mempersilakan tamu atasannya masuk

"Selamat siang Om." Wisnu bangkit lalu memeluk ringan tubuh keponakannya.

"Om sehat-sehat aja kan?" 

"Kamu bisa lihat sendiri, Om sehat. Masih bisa jalan dengan baik dan juga masih bisa punya istri muda." Hermawan tertawa mendengar ocehan Omnya itu. Walau menduda cukup lama namun Wisnu layaknya biksu yang tak menikah lagi ketika sang istri meninggal 20 tahun lalu. Bukan masalah kesetiaan namun Wisnu berpikir praktis. Ia tak mau membagi kekayaannya dengan siapapun. Walau Hermawan pernah dengar Wisnu sempat menjalin hubungan dengan beberapa artis muda nan cantik. 

"Ah Om bisa aja. Rahasianya apa bisa sehat terus?" 

"Sering cek kesehatan ke dokter, makan makanan sehat, olahraga juga walau jarang. Yah sehat itu tergantung isi dompet, bohong kalau semua fasilitas penunjang kesehatan itu gak mahal." Hermawan tergelak lagi. Ia hapal betul perangai suami saudara ibunya ini. Suka membuat kelakar tapi kalau sudah serius, saham perusahaan lawan bisa saja turun drastis. 

"Hahahaha Om ini tapi tetap aja dengan uang, nyawa gak bisa balik kan?" Yah mana ada yang bisa merubah takdir Tuhan. 

"Kamu kesini ada urusan apa? Gak mungkin kamu jauh-jauh datang kemari kalau tidak ada urusan penting." 

"Kita duduk dulu Om." Hermawan tak langsung menjawab. Ia memilih duduk terlebih dulu walau yang punya ruangan belum mempersilahkannya. "Saya sudah ketemu sama Helen dan putrinya." 

Bola mata Wisnu yang sudah sedikit berubah abu itu membola. Ia jelas kaget. Hermawan bertemu dengan mantan menantu dan juga mantan cucunya. Wisnu meremas pergelangan tangannya yang di hiasi jam Rolex perak, ia panik. Jangan sampai cucu laki-lakinya tahu kalau keluarganya masih ada yang selamat saat kecelakaan naas itu terjadi.

"Lantas?" 

Hermawan menahan senyum, tua bangka ini sudah mulai risau. Hubungan Prasetya dan Helen dari awal memang tak di restui. Alasannya klasik, si miskin dan kaya tak akan pernah punya tempat yang sama. "Seperti janji saya dengan almarhum Prasetya, saya akan menjodohkan anak saya dengan putrinya Prasetya." 

Wisnu yang semula tegang, kini mengerutkan dahinya yang di hiasi alis putih itu lalu tersenyum pongah. "Kamu pintar ternyata." 

"Maksud Om?" 

"Saya tahu di pikiran kamu isinya hanya bisnis dan kalkulasi untung-rugi. Apa manfaatnya menikahkan putra tunggal seorang pengusaha kaya dengan putri seorang biasa. Saya tahu saham Prasetya di perusahaan kamu belum berpindah tangan atau di balik nama. Saham itu hak dari anak-anak Prasetya. Intinya kalau putri Helen jadi menantu kamu maka saham itu tidak berpindah tempat."

Hermawan menggeleng-gelengkan kepala. Si tua tak berkurang kadar kepintarannya sehingga tahu arah pemikiran Hermawan mau ke mana. 

"Bukan cuma itu Om. Senja cukup pintar. Saya bisa andalkan dia buat menjaga perusahaan. Terus terang saya ragu dengan putra saya sendiri." 

"Senja?" eja Wisnu lirih. 

"Itu nama anak perempuan Prasetya Om. Dia juga cucu Om kan?" 

"Saya hanya punya Troy sebagai cucu saya." Wisnu menggeram menahan marah. Teringat Senja pastilah teringat kelakuan Helen. Perempuan kelas rendahan itu memisahkan dia dan Prasetya. Membuat hubungan mereka buruk. 

"Iya saya hanya memberitahu Om saja. Gimana kabar Troy, Om? "

"Sangat baik. Troy tumbuh jadi apa yang saya inginkan. Anak itu begitu kuat, pintar dan selalu jadi pemenang." Hermawan menunduk menatap sepatunya yang belum ia sempat semir tadi pagi. Jadi ingat kan dengan si Saga. Tadi pagi anak itu sudah membuat ulah dengan melompati pagar rumahnya sendiri. Saga tak bisa di andalkan dan mengecewakan.

"Lalu bagaimana dengan putra kamu?" 

"Juga baik tapi agak susah di atur." Bukan agak lagi tapi kebangetan bandelnya. Namun Hermawan enggan bercerita panjang lebar. Apa bagusnya membicarakan kebodohan anaknya sendiri. 

"Namanya juga anak muda. Biasa Nakal sedikit, jadi berandal. Tapi kasihan juga cucu saya dapatnya laki-laki seperti anakmu itu." ujarnya datar. Sepertinya Wisnu benar-benar tak peduli dengan Senja tapi tanpa sadar kakek tua itu menyebut Senja juga cucunya. 

"Apa Om gak ada niatan buat menjodohkan Troy?" Wisnu berpikir sebentar. Menjodohkan Troy, ide itu bagus juga. Mengingat ayah Troy salah langkah. Jangan sampai cucunya juga. 

"Boleh juga. Kebetulan anak perempuan teman saya banyak yang masih singgel. Eh kamu jangan pernah bilang ke Troy kalau ibu dan adiknya masih hidup." 

"Kenapa Om? Bukannya Troy akan senang kalau tahu keluarganya ada yang masih hidup." ucapan Hermawan mendapat pelototan tajam dari direktur PT. Global Media itu. 

"Jangan pernah mengatakan kepada cucu saya kalo ibunya dan adiknya masih hidup. Saya tidak mau perempuan rendahan itu membuat saya kehilangan untuk kedua kalinya. Troy sudah saya bentuk jadi pewaris yang dingin dan kuat, kemunculan Helen hanya akan membuatnya lemah," ucap laki-laki paruh baya itu dengan sekali nafas, tampak ketegasan dan ancaman dibalik setiap kata-katanya.

"Baik, saya akan turuti kemauan Om." Tak ada untungnya juga kalau Troy tahu. Bisa-bisa perjodohan Saga dan Senja batal. 

**********

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 61

    Kejutan selalu terjadi tapi tawa khas Regan dan suara seorang perempuan yang ia tak kenali. Mempercepat langkah Senja untuk mencapai rumah. Ia penasaran saja karena biasanya dia kan yang jemput Regan di rumah Bibik Ratmi."Ini apa sayang?""Ni obot..." Regan membawa sebuah robot transformer besar yang dapat berubah jadi mobil. Robot itu harganya lumayan mahal. Senja bisa membelinya tapi kan sayang, uangnya cuma beli buat mainan. Di sebelah Regan terdapat berbagai macam mainan, gak cuma satu tapi banyak. Ada mobil remot, bis tayo, pistol yang menyala dan mainan canggih lainnya."Mamah?" sapa Senja yang sudah berdiri di hadapan kedua orang yang berbeda generasi itu."Eh.. kamu sudah pulang?" Senja mencium tangan Devi. Bagaimana buruknya perlakuan mertuanya di masa lalu tapi kini wajah tak suka serta tatapan muak milik Devi tak terlihat lagi. Mungkin jarak yang membuat wanita paruh baya ini terasa kangen."Udah mah. Mamah kapan sampainya?""Tad

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 60

    Saga pada akhirnya tahu hal ini akan terjadi. Senja dengan otak pintar, serta nilai IP tinggi. Tak akan sulit mendapatkan pekerjaan yang bagus. Ibu dari Regan itu kini sudah di terima sebagai apoteker di sebuah rumah sakit besar di Semarang. Melihat istrinya berseragam hijau muda, ia jadi pangling sekaligus bangga. Istrinya itu akan berangkat jam tujuh lalu pulang jam tiga siang. Ia merasa kasihan pada Regan yang masih butuh asupan ASI."Aku merasa minder. Penghasilanku gak lebih besar dari gajimu." Senja menengok ke arah sang suami sambil menggendong Regan. Ia pernah bahas ini berkali-kali, tak apa jika terjadi perbedaan penghasilan di antara mereka."Aku udah bilang, kita kan bisa sharing kebutuhan rumah tangga sama-sama. Jangan berdebat lagi masalah uang. Aku gak suka Van. Uangku, uang kamu juga." Saga merasa dunia terasa terjungkir balik. Dulu yang bukan masalah, kini malah jadi perdebatan besar. Harusnya dari dulu ia tak menyia-nyiakan masa muda. Senja begitu pint

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 59

    Saga panik ketika tengah malah istrinya mengalami kontraksi. Maklum lah mereka hanya berdua saja di kota ini. Tak ada yang mereka bisa mintai tolong kecuali Ratmi. Ibu pemilik rumah. Senja di antar ke bidan dengan naik mobil pick up. Selama di perjalanan, Senja banyak meringis kesakitan dan terus menyebut mamanya."Mas, apa gak sebaiknya menghubungi mamanya mbak Senja. Atau masih hubungi keluarganya." Ragu menyergap. Selama ini Helen dan Senja tak putus kontak. Tapi ia benar-benar takut jika Troy tahu, dan memaksa membawa sang istri pergi."Iya bik, mungkin besok mamanya baru datang." jawabnya bohong. Senja sudah sampai di pembukaan sepuluh dan siap untuk melahirkan. Saga menunggu di luar Karena tak tega mendengar Senja berteriak dan mengerang kesakitan. Andai bisa, ia mau menggantikan sang istri di dalam sana."Oek... oek... oek..."Suara tangis kencang seorang bayi menggema. Saga tahu anaknya telah lahir dengan selamat. Ia sendiri tak tahu jenis kelamin

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 58

    Dara menarik nafas, menyiapkan diri lalu banyak berdoa. Ia berjalan mondar-mandir dan penuh was-was. Troy itu kalau ngamuk menakutkan bahkan mungkin sampai bisa memukulnya. Bel berbunyi, ini sudah jam 5 sore. Biasanya pria itu akan pulang jam segini."Troy?" Dara berlaku baik, ia meraih tas Troy lalu menyuruh laki-laki itu masuk dan membuka alas kaki. "Kamu udah makan? Mau aku siapin air panas?""Mana Senja?" Dara kira perhatiannya bisa mengalihkan pikiran pria ini dari sang adik."Begini..." lambat laun juga akan ketahuan, tapi lebih baik Dara mengarang cerita. "Senja kabur dari apartemen. Dia di bawa Saga."Tentu saja Dara takut. Ia bilang dengan nada yang di buat lirih Nan lembut namun tetap saja amarah Troy tak sapat di antisipasi. Pria itu malah mencengkeram lengannya keras menuntut sebuah alasan logis. "Gimana adik gue bisa kabur? Ada dua bodyguard yang gue suruh jaga!!""Aku gak tahu. Tapi dia yang rela pergi sama suaminya atas kemauan sendi

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 57

    Senja tak bisa bimbang lagi. Keputusannya sudah bulat. Ia memilih pergi. Troy memang satu-satunya saudara yang ia miliki tapi ia sadar jika hakekatnya tanggung jawab saudara laki-laki terputus ketika saudara perempuannya telah menikah. Sekarang Saga imannya. Tak peduli jika ke depannya akan menderita atau Saga yang tak kunjung mencintainya. Senja hanya berusaha taat pada agama yang ia anut. “Udah siap kan? Aku udah hubungi Saga. Dia bakal ke sini dan soal penjaga tenang aja. Aku udah kasih obat tidur ke minuman mereka. Paling sebentar lagi mereka tidur.” Dara membantu Senja kabur, masalah Troy ia pikir belakangan. “Tapi gimana sama kamu nanti? Kak Troy bakal marah.” Dara menepuk-nepuk bahu Senja, membiarkan adik Troy itu tenang. “Semarah-marahnya Troy, dia gak mungkin mukul aku kan?” Dara tersenyum was-was. Ia pernah di amuk Troy ketika kalah dan rasanya tak enak. Ia juga pernah kena tampar karena bertemu Vivian. “Ya udah, aku pamit. Kamu baik-baik aj

  • Dibenci mertua karena tidak sederajat    Bab 56

    Dara dan Senja ter jingkat kaget saat pintu apartemen di tutup dengan kasar oleh Troy. Pandangan Dara dan Senja bertemu. Ada rasa tak enak yang menyergap. “Sorry Ra, aku gak bermaksud mempersulit kamu.” Dara paham namun secara tidak langsung ia juga ikut andil dalam kekacauan ini. “Gak apa-apa. Troy lagi marah suka ngambil keputusan seenaknya.” Dara mendekat, mengelus pundak Senja pelan. “Aku bakal sedih kalau kamu pindah. Aku gak ada temen lagi deh.” “Aku mau pulang ke rumah mamah.” Dara ikut sedih jika Senja terpasung. Troy memang kakak Senja tapi di tak ada hak atas hidup wanita ini. Apalagi Senja punya wali sah yaitu suaminya. “Kalau Troy lagi emosi gini. Jangan di lawan. Kita bisa ngomong pelan-pelan tapi nanti.” Kalau sudah begitu Senja hanya bisa memejamkan mata dan mengurut pelipisnya. Tindakan Troy terlalu jauh. Dia bukan anak kecil yang harus di awasi segala sisi. Senja sudah dewasa bisa mengambil yang baik serta benar untukny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status