Share

137. Bumil

last update Last Updated: 2024-12-24 16:14:20

Tujuh bulan berlalu. Kehamilan Dinda semakin besar. Berbagai macam petuah mempersiapkan kelahiran bayi mulai pagi hingga malam datang, terus saja didengungkan Anggun kepada Arya. Ia terus mewanti-wanti agar putra keduanya itu mulai mengatur jadwal yang mendukungnya menjadi suami siaga.

"Duh, Mama. Setiap hari itu saja yang dibicarakan. Arya sampai membuat buku sendiri untuk mencatat semua nasihat Mama." Arya segera mengeluarkan sebuah buku catatan berukuran tanggung dari tas kerjanya, lalu menyodorkan buku ke hadapan Anggun.

Anggun tersenyum senang. "Anak pintar!"

"Tapi, kenapa cuma Arya saja yang dapat kuliah beginian?"

"Nah! Kamu protes?" Salah satu alis Anggun meninggi. "Yang kelahirannya sudah dekat kan kamu, kalau kakakmu masih enam minggu lagi. ."

"Yaa, Mama. Dulu waktu Dinda hamil muda, Mama juga begini. Segala macam diributin. Yang inilah-yang itulah," sungut Arya sebal. Tiba-tiba ia merasa telah diperlakukan tidak adil oleh Anggun. Ia tidak pernah melihat Fahri mengalami hal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Ainun
sehat sehat kak author, biar bisa update setiap hari..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 31

    Wanita yang keluar dari mobil Dani terlihat sangat cantik. Mita dibuat kagum hingga ia melupakan es teler pesanannya yang sudah selesai disiapkan. Gestur tubuh wanita itu sangat dikenalnya. Tapi, tunggu dulu. Mengapa pakaian wanita itu agak aneh? Kedua alis Mita terangkat.Ia melangkah meninggalkan tenda milik Ahmad. Menyeberang sambil terus mengamati gerak-gerik wanita cantk yang kini jaraknya tinggal beberapa langkah darinya. Dani yang mengenali sosok Mita yang mendekat, menatap tajam ke arah Mita. "Ngapain ke sini? Bukannya jalan-jalan ke mall?" tegur Dani setengah emosi."Eh? Elu. Ngapain ke sini? Gua kira siapa? Beli apaan? Kenapa nggak telpon gua aja?" Mita menghiraukan teguran Dani yang tampaknya tidak ikhlas mengorbankan waktunya hanya untuk jajan di warung tenda seperti ini.Dinda mendelik kesal. "Lu bilang kenapa nggak telpon elu? Gimana gua mau telpon, kalau hape lu aja lu tinggal! Tuh, Fahriza nangis di rumah. Dia minta emaknya. Untung bujukan Dani mempan, bikin dia ngg

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 30

    "Lu liat suami gua nggak, Din?""Nggak. Emang suami lu hilang? Dari tadi gua di kamar sama bapaknya Brilian." Dinda berjalan mendekat ke arah Mita yang sudah rapi. "Lu mau kemana? Rapi amat?" Dinda menatap Mita dari atas ke bawah. "Kek anak ABG aja, lu?"Mita hanya menyengir kuda. "Gua kan mau jalan-jalan.""Sama siapa?""Ya sama suami gua lah. Sama siapa lagi?""Naik apaan? Becak?"Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang begitu panjang. Sepertinya klakson itu ditekan oleh orang yang menahan kekesalan luar biasa. Dinda menahan tawa."Tuh suami lu udah mulai ngamuk. Lu kelamaan yang dandan.""Ya ampun! Kenapa gua bisa lupa?!" Mita bergegas meninggalkan kamar Arya, dan menuruni anak tangga dengan tergesa, sampai-sampai membuat Anggun berteriak kaget."Mengapa harus pake lari-lari segala? Nanti kalau kamu jatuh gimana?" Suara Anggun yang tidak biasa membuat Mita terkejut. Sisi sensitifnya sebagai ibu hamil muncul. Wajahnya pucat, dan air mata mulai menggenangi kedua netranya. "M-M

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 29

    Kehamilan Mita yang kedua ini cukup membuat Fahri pusing tujuh keliling. Tidak seperti saat hamil Fahriza. Mita menjadi begitu rewel, suka uring-uringan sendiri, menjadi sangat perfeksionis dan sangat sensitif. Apapun yang dilakukan Fahri selalu salah. Kerja salah, diam pun salah. Pulang awal salah, tak pulang lebih salah lagi. Fahri dibuat frustasi karenanya."Ma!" panggil Fahri suatu hari ketika Anggun sedang sibuk mengiris bolu yang baru saja keluar dari oven."Ada apa? Kamu mau kopi? Mama belum bikin.""Bukan.""Lalu apa? Teh? Cappucino? Wedang jahe? Wedan uwuh?" Anggun menatap Fahri bingung. "Fahri mau pergi keluar provinsi untuk satu bulan." Wajah Fahri begitu suntuk. Ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Mita yang semakin menjadi."Ada urusan bisnis? Kenapa mendadak sekali?" Anggun melirik curiga."Kepala Fahri pusing kalau lama-lama ada di rumah ini." Pria itu mengambil satu potong bolu yang sudah dipotong Anggun, dan langsung mengunyahnya sampai tidak bersisa.Anggun tertaw

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 28

    "Papa lagi ngapain?" Suara imut Brilian mengejutkan Arya, dan Dinda. "Sudah selesai mainnya?" Arya justru bertanya balik pada Brilian."Belum. Tadi kaget denger Nenek Angkyun teyiak sampek bangunannya yoboh cemua." Bibir mungil Brilian maju mundur memancing tawa Dinda."Memang kenapa Nenek Angkyun teyiak, Pa?""Nggak ada apa-apa. Nenek sedang bahagia karena dapat hadiah istimewa dari Tante Mita dan Om Fahri.'"Hadiah? Nenek kan beyum uyang taun?""Minggu depan. Nenek ulang tahunnya minggu depan. Brilian mau kasih kado apa?" Arya menggendong Brilian, membawanya pergi dari dapur menuju kamar tamu, untuk meneruskan permainannya.Dinda membiarkan Arya menemani Brilian. Dia justru kembali ke ruang makan tempat semua orang masih berkumpul. Wajah semua orang gembira tak terkecuali orang tuanya. Mereka, Broto dan Sari, tidak terganggu dengan berita kehamilan Mita. Setidaknya, Dinda tidak melihat perasaan iri di wajah Sari karena Mita justru lebih dulu memberi cucu kedua untuk Anggun."Ma," p

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 27

    "Kenapa lu nggak kasih tahu gua kalau Fahriza sebentar lagi punya adek?" Dinda menatap tajam Mita. Dia mengulangi pertanyaan untuk kedua kali karena Mita justru diam membisu. Tubuh Mita membeku. Tidak bergerak sama sekali."Lu ngomong apa?" Mita akhirnya memutar badannya, kembali menghadap Dinda. "Gua aja nggak tahu bakalan kasih adek ke Fahriza atau nggak?""Maksud? Lu nggak yakin kalau lu hamil lagi? Test pack-nya error? Keakuratannya dibawah 99%? Udah tahu gitu kenapa lu beli?" Dinda justru semakin menjadi uring-uringan."Itu-Nggak ada hubungannya dengan test pack.""Ya jelas, ada-lah. Kalau tanda kasat mata aja udah jelas, alat bukti berikutnya adalah test pack. Kalau dia error berarti lu kudu ganti dengan yang kualitasnya lebih bagus atau lu langsung pergi ke obgyn. Masa gitu aja lu kagak tau, Mit?" "Bu-bukan begitu." Mita jadi kikuk. Dia seperti maling yang tertangkap basah. Tidak punya alasan untuk berkelit dari kenyataan di depannya. Dinda terlalu kritis untuk hal ini. Instin

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 26

    Arya dan Dinda benar-benar memanfatkan waktu yang ada. Namun, kebersamaan mereka itu tidak berlangsung lama, tidak sejalan dengan keinginan Arya yang masih ingin terus menikmati waktu bersama Dinda. Dering ponsel yang tidak kunjung berhenti, membuatnya harus rela mengakhiri kegiatan mereka."Halo?" sapa Arya malas. Ia harus menelan kekecewaannya bulat-bulat."Papa! Kapan ke rumah Nenek Angkun?" Suara imut Brilian menyapu indera dengar Arya. Kekesalannya lenyap seketika. Arya tersenyum lebar. Alih-alih menjawab pertanyaan Brilian, Arya justru melabuhkan kecupan dalam di bibir Dinda. "Kita lanjutkan nanti malam di rumah sana, ya?" bisik Arya sangat lembut.Dinda hanya mengangguk pasrah lalu memberi kode agar dirinya juga bisa ikut mendengarkan suara putra semata wayang mereka."Halo, Sayang. Sebentar lagi papa sama mama ke sana. Papa baru pulang dari kantor." Hanya itu yang bisa Arya sampaikan sebagai alasan keterlambatannya menyusul Brilian."Oh, oke. Jangan lupa bawa kolaknya ya, Pa.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status