Share

Bab 24

"Mas, nggak mampir dulu?" tawarku saat kami sudah memasuki halaman rumah Nenek. 

Lelaki itu menoleh seraya menggelengkan kepala. Padahal tinggal jawan `tidak` juga bisa. Tidak perlu geleng-geleng seperti boneka susan. 

Setelah kejadiam saling bertatapan tadi, Mas Farzan dan juga aku, semakin canggung. 

Memang tidak ada yang terjadi di antara kami. Tapi, tetap saja ada perasaan yang kurang nyaman. 

Adegan romantis yang pernah aku lihat di drama korea, tidak terjadi pada kami. Setelah saling memandang, Mas Farzan langsung terdadar dan membuang muka. Tidak ada kejadian yang `iya-iya` di antara kami. Mas Farzan hanya berani menatapku saja. Kalaupun dia berani, aku pastikan kedua pipinya semakin membiru seperti ubi jalar. 

"Ya, sudah. Kalau begitu, Sarah turun dulu," ucapku, dan tidak mendapat tanggapan apapun. 

Aku masih bingung, seb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status