kakak terima kasih sudah membaca ya đ€ jangan lupa kasih gems untuk othor đ biar besok bisa update 3 bab lagi đ©·
âHalo, Arley. Jay bilang aku harus mengatakan sesuatu untuk melengkapi videonya. Ini aku, Primrose Harvey. Selamat ulang tahun untukmu. Terima kasih sudah datang dan menjadi pria paling baik yang pernah aku temui.....âPria yang diam bahkan saat aku menuduhkan hal buruk serta prasangka tak berdasar yang menyakiti dirimu sendiri. Pria baik hati yang barangkali sudah tidak bisa aku temukan lagi di hidupku yang akan datang. Aku harap, ke depanya tidak akan ada peristiwa menyakitkan seperti itu lagi. Hanya kebahagiaan untukmu yang aku inginkan.....âTetap jadilah dirimu seperti hari ini. Yang hangat seperti matahari dan mempesona seperti lunar pada saat purnama. Terima kasih untuk sudah melengkapi perjalanan hidupku degan hadirmu yang aku syukuri. Selamat ulang tahun sekali lagi. Aku mencintaimu.âWajah Prims kemudian menghilang dari video. Tapi sepertinya Jayden belum ingin usai dalam membuatnya berdebar.Karena yang ia lihat selanjutnya adalah wajah Arley yang tampak bahagia saat ia b
Nakal!Hanya itu kata yang bisa menggambarkan apa yang dilakukan oleh Arley semalam.Prims padahal telah menolak keinginannya soal itu.Tapi, melewati sebuah pemanasan yang memang membuatnya benar-benar panas dan dingin dalam masa yang bersamaan ... Prims kembali ditempatkan di atas.Dirinya yang telah disulut oleh gelora hasrat yang menyala tentu tidak akan mundur ataupun memilih berhenti.Untuk pertama kalinya, itu akan menjadi momen di mana Prims bisa merasakan sensasi rasa yang berbeda. Nikmat dan menyulut dadanya buncah oleh debaran tak kasat mata hingga membuatnya lelah.Nanti, jika Arley meminta seperti itu lagi ... Prims tidak mau. Atau ... jika ia mau, mungkin hanya sebentar saja.Dan setelah seharian berjalan-jalan berkeliling Vernazza, dimulai dari melihat pameran yang berlangsung dengan mengusung tema naturalisme. Dilanjutkan dengan mereka yang membeli beberapa aksesoris lucu di dalam toko barang antik, malam hari ini ... Mereka akan pergi untuk makan malam.Sebenarnya ...
Lampu yang dipadamkan di dalam ruangan itu memang bertujuan agar pengunjung yang ada di sana berfokus mata pada stage.Di mana di sana ada seorang pembawa acara yang berdiri di bawah lampu sorot dan mengatakan, âMalam hari ini, ruangan di dalam sini akan menjadi saksi bertambahnya umur seseorang. Pria tampan bernama Arley Miller yang hari ini berada di antara kita.âEntah bagaimana Prims menjelaskan wajah bahagia Arley sekarang ini.Ia tahu ... prianya itu tidak suka dengan keramaian. Dia lebih berkenan bertemu dengan orang jika hanya memiliki kepentingan. Tidak untuk pesta apalagi guna merayakan ulang tahunnya seperti ini.Tetapi ... sepertinya dia memang tidak ingin menyia-nyiakan momen ini sehingga dia ingin berbagi kebahagiaannya dengan mengundang kolega dekatnya. Yang kebanyakan hadir dan memberi selamat untuknya.Selayaknya pesta ulang tahun pada umumnya, mereka mengadakan beberapa langkah hingga proses memotong kue.Untuk Prims, ia mendapatkan potongan pertamanya. Yang mengejutk
|| Kembali pada waktu semalam setelah Prims menghabiskan tiga gelas wine. ||Setelah mendengar Arley mencegahnya untuk meminta gelas ke empat, Prims kehilangan kesadarannya. Ia hampir jatuh ke lantai, terlempar dari kursinya jika tangan kekar Arley tidak dengan gegas menangkap pinggangnya.âAstaga ....â gumam Arley sembari menggelengkan kepalanya. Ia mengangkat Prims dengan menggunakan kedua lengannya dan membawa Prims keluar dari ruangan. Di saat yang bersamaan, Jayden muncul dan kedua alisnya terangkat membentuk rasa terkejut melihat Prims yang terkulai dalam rengkuhan Arley.âApakah sesuatu yang buruk terjadi pada nona Primrose, Pak Arley?â tanya Jayden sembari mengimbangi langkah Arleyâbersamaan dengan para undangan yang lainnya yang sebagiannya memang mulai mengundurkan diri.âMana ada sesuatu yang buruk jika dia tersenyum begini?â tanya Arley balik.Dan jika dilihat oleh Jayden lebih dekat, sepertinya dugaannya soal âsesuatu yang buruk terjadi pada Primsâ itu adalah sebuah kesa
âA-apa yang k-kamu lakukan?â tanya Prims dalam kepanikan saat Arley tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya. Menundukken kepalanya dan tatapan matanya tampak mengintimidasi Prims yang masih duduk di atas ranjang dengan punggung yang terasa kaku.âMemastikan kamu melihatnya dari dekat,â jawab Arley. Ia melepas atasan yang ia kenakan. Melemparkan pakaiannya begitu saja secara sembarangan ke lantai dengan tanpa memalingkan wajahnya dari Prims sama sekali.Prims kesulitan menelan ludah. Ia mengedipkan matanya lebh dari satu kali agar tetap terjaga di dalam pelukan akal sehatnya.Tidak ada yang menjamin jantung serta hatinya baik-baik saja melihat menggodanya bentuk atletis perut Arley serta bahunya yang seluas samudera Arctic.âDi sini, Nona!â ucap Arley seraya meraih dagu Prims, agar matanya tidak pergi ke mana-mana selain hanya untuk bertahan di lehernya saja.Di sana, tepat di tengah-tengah. Yang jelas selain pakaian turtle neck tidak akan bisa menutupinya.Atau ada pilihan lainnya. D
âJangan mulai lagi!â ucap Prims sedikit kesal karena Arley ini seperti tidak ada lelahnya.Mereka bahkan baru saja menginjakkan kaki di London dengan keadaan hari yang sudah petang tetapi yang ada di dalam pikiran Arley hanyalah bagaimana caranya mengoyak ranjang.Prims berjalan melewatinya setelah menutup pintu lemari. Tidak ingin menatap Arley karena bisa saja saat tatapan mereka saling bertemu yang kemudian terjadi adalah .... âAkh!âPrims menjerit teriring rasa terkejut. Tubuhnya tiba-iba melayag di udaraâyang jelas saja bukan karena sihir. Ini karena Arley mengangkatnya dalam satu kali gerak. Membuat Prims sedikit meronta atas tindakan agresifnya yang tanpa aba-aba.Mereka memasuki kamar mandi dengan bibir prianya itu yang jatuh di manapun tempat yang ia sukai di wajah Prims.Meski Prims meronta sekuat apapun, rasanya itu tak akan berhasil. Tubuhnya yang kecil dan ibarat kapas bagi Arley jelas tidak bisa menggoyahkan kokoh tegapnya postur miliknya.âApa yang kamu lakukan, Arley!
âAh, kamu masih mengenali suaraku ternyata,â ujarnya dari seberang sana. Prims benci mendengar suaranya yang sangat senang itu.Ia meremas jemarinya yang ada di atas paha, menatap pada mobil yang berlalu lalang di jalan yang berada di hadapannya yang tiba-tiba terdengar sangat bising dan memberinya sensasi sesak yang tidak ia sukai.Gelap yang sejak tadi terasa manis dan hangat kini berubah menjadi gelap yang membuat dadanya dipenuhi oleh gemuruh.Bukan karena bahagia, tetapi karena luka atas perilaku adik tirinya di masa lalu belum bisa ia lupakan.âApa maumu?â tanya Prims tak ingin basa-basi. âKamu memang selalu tahu apa yang aku inginkan, Kak Prims.ââAku bukan kakakmu.ââSeperti inikah sambutan untukku yang lama tidak memberi kabar? Kamu sangat kasar.ââDengar, Alice!â ucap Prims penuh penekanan. âAku tidak mau merusak kebahagiaanku denganâââAku tahu kamu sedang bahagia kok,â potongnya. âKamu sedang bulan madu âkan sekarang ini?âPrims menelan ludahnya dengan kesulitan. Ia menen
....âHm, manis juga. Artinya bisa dimakan,â ucap Prims memuji buah yang baru saja ia gigit dengan hati yang senang.Masih ingat buket stroberi yang kemarin dibrikan oleh Arley? Benar, pada kenyataannya buket stroberi itu bukanlah satu-satunya yang diberikan oleh suaminya. Melainkan ada beberapa buket lain yang terdiri dari rangkaian buah.Yang sedang Prims bongkar sekarang ini adalah buket buah mangga yang berukuran kecil tetapi memiliki warna kekuningan yang Prims coba ambil dan kupas untuk ia cicipi, mangganya ternyata manis.Ia mengangguk senang. Ia pikir akan mengupasnya juga untuk Arley, dan memberikannya beberapa untuk Jayden yang tinggal di lantai bawah.Pagi datang dengan keadaan yang berbeda dari hari kemarin. Jika pada hari sebelumnya adalah hujan gerimis dengan naungan mendung abu-abu yang membuat langit serta setiap inchi penjuru London tampak muram, pagi hari ini matahari yang hangat datang dari langit timur.Jatuh pada bangunan yang paling rendah, atau pada gedung-gedun