Share

Bab 1

last update Last Updated: 2024-06-12 17:30:51

Ayah Lucia bangkit dan berdiri, dia mendekati Lucia yang emosinya sudah memuncak. Tangan ayah Lucia memengangi pundak anak nya itu, mungkin berniat ingin berusaha menenangkan dia lebih dulu.

"Lucia, dengarkan ayah dulu" Ayah Lucia berucap dengan nada sangat halus.

"Apa ini ayah? Apa yang aku dengar tadi? Ayah ingin menjual aku? Ayah ingin menjual anak kandung ayah sendiri? Apakah ayah waras??!?!" Lucia sudah tidak bisa membendung amarahnya lagi.

Laki laki yang ingin membeli Lucia, hanya terduduk santai, dengan kaki diangkat satu. Menyaksikan pertikaian yang terjadi di depan matanya. Dia memperhatikan dengan tatapan datar.

"Yang kamu dengar memang tidaklah salah Lucia, mulai hari ini kamu akan ikut dengan tuan Mahardika Darmawangsa, orang yang sudah membeli kamu. Setelah ini kamu akan tinggal bersama nya di rumah tuan Mahardika, kamu tenang saja, setelah ini juga kehidupan akan enak" Ucap Ayah Lucia yang memberikan penjelasan terhadap sang anak. Lucia menggeleng kuat. Dia tidak menyangka akal sang ayah seperti tidak mempunyai kewarasan sama sekali.

Bagaimana bisa, seorang ayah dengan tega menjual anak kandung nya sendiri kepada orang yang sama sekali tidak dia kenali.

"Apa maksud ayah? Dimana akal sehat ayah?!?! gampang ya ayah, ayah bilang secara enteng seperti itu? Aku ini anak ayah! anak kandung ayah sendiri dari rahim istri sah ayah yang pertama!!!" Nada bicara Lucia meledak ledak, dia tidak perduli dia bicara dengan siapa saat ini.

"Ayah dan ibu kamu sudah menjual kamu kepada saya, jadi mulai hari ini saya akan membawa kamu dan kamu akan tinggal bersama dengan saya, Lucia" Laki laki yang sedari tadi berdiam, menyela ikut bicara.

"Sudahlah Lucia, kamu tidak perlu khawatir. Kamu akan hidup enak setelah ini. Lagipula uang dari hasil penjualan kamu kepada tuan Mahardika ini juga untuk menebus uang perusahaan, ya anggap saja dengan uang ini kamu sudah tidak perlu lagi mengganti uang perusahaan" Timpal Ibu tiri Lucia begitu enteng nya.

Lucia membulatkan kedua matanya dengan sempurna lagi, jalan pemikiran orang tuanya ini kemana? Apalagi ucapan ibu tirinya begitu teramat ringan seperti kapas.

"Aku ini anak kalian sendiri! Aku ini manusia bukan barang yang bisa diperjualbelikan dengan gampangnya!" Tak henti hentinya Lucia menggunakan nada tinggi untuk bicara.

Laki laki bername tag Mahardika yang hendak membawa Lucia pergi itu berdiri dari tempat duduknya. Melihat ke arah jam tangan yang ia kenakan, lalu merogoh kacamata hitam dari saku celananya. Dipakainya kacamata tersebut, setelahnya dia berucap.

"Saya tidak punya banyak waktu, segera kemasi semua barang Lucia, dan masukkan ke dalam bagasi mobil, Ayo Lucia" Mahardika mengandeng tangan Lucia agar segera ikut, Lucia tentu saja memberontak!

"Enggak! saya nggak mau ikut! lepaskan! saya tidak kenal dengan anda! lepaskan saya tidak ingin ikut!" Meskipun Lucia sudah memberontak, Mahardika tak menghiraukan. Dia menyeret Lucia agar mau ikut dengannya, kemudian secara kasar memasukkan Lucia ke dalam mobil dan mengunci pintu mobil dari luar.

Terus terusan Lucia berteriak di dalam mobil, akan tetapi tidak didengar oleh siapapun. Mahardika menunggu di teras rumah Lucia, menunggu semua barang Lucia diangkut ke bagasi mobil.

Ibu tiri Lucia mengambil serta mengemasi barang barang Lucia sesuai perintah Mahardika tadi. Ayah Lucia sendiri terduduk di kursi, menikmati cek yang barusan di dapat. Dikala selesai membereskan semua barang milik Lucia, dia memasukkannya ke dalam bagasi, setelah itu laporan pada Mahardika lagi.

"Semua pakaiannya sudah ada di dalam bagasi mobil tuan Mahardika, anda bisa membawa Lucia pergi sekarang" Lapor Ibu tiri Lucia. Mahardika menggaguk. Tanpa berlama lama, Dia masuk ke dalam mobil.

Ayah Lucia keluar rumah, melihat dari teras bersama dengan istri nya kala anak nya tersebut sudah di beli oleh seseorang. Orang yang dikenal kaya akan harta. Yang telah memberikan nya sejumlah uang. Dari kaca pintu mobil, Lucia berteriak ke arah luar. Pintu mobil dibuka oleh Mahardika.

"Orang tua seperti apa kalian ini? selama ini aku sudah menuruti kalian semenjak perusahaan bangkrut, aku sudah melakukan semua yang kalian berdua suruh, kalian sudah menjadikan ku pembantu di rumah aku menurut, kalian memperlakukan ku semau kalian aku tidak pernah membalas, kalian memcaci makiku dan mengatakan aku adalah beban dalam hidup kalian aku terima tapi sekarang apa yang kalian lakukan? kalian ingin menjual ku, menjual anak kalian sendiri? orang tua seperti apa kalian ini?" Lucia berteriak-teriak dari balik pintu mobil, menghadap kedua orang tuanya.

"Dasar kalian orang tua tidak punya otak! tidak mempunyai hati nurani sama sekali!" Lanjut Lucia memaki dengan lantang. Suara Lucia bisa didengar oleh kedua orang tuanya itu yang berdiri di ambang pintu rumah. Mereka tidak memperdulikan ucapan Lucia, yang penting mereka berdua mendapatkan uang, bahkan mereka berdua melambaikan tangan ke arah Lucia.

Duduk di dalam mobil sebelah Mahardika yang sedang menyetir, Lucia menangis sesenggukan. Seakan mimpi, takdir apa yang dia terima saat ini?

"Tolong lepaskan saya, biarkan saya pergi" Menangis seraya memohon kepada Mahardika, hanya itu yang bisa dilakukannya.

"Melepaskanmu setelah saya memberikan sejumlah uang kepada orang tua kamu? apakah kamu pikir saya sudah tidak waras?" Tanpa menoleh ke arah Lucia, Mahardika menjawab sambil fokus menyetir.

"Tolong lepaskan saya, saya mohon. Saya akan mengembalikan semua uang anda tapi tolong lepaskan saya" Lucia semakin terisak, ia meminta agar dia dilepaskan.

"Nominal nya sekitar 999M, apakah kamu yakin bisa menggantinya?" Tanya Mahardika.

"Saya akan berusaha, saya akan berusaha untuk menggantikan tetapi tolong lepaskan saya" Lucia terus saja memohon. Meski dia tak yakin bisa menggantikan sejumlah uang yang diucapkan oleh Mahardika.

"Tenanglah Lucia, kamu tidak perlu takut seperti itu. Setelah ini saya bisa jamin kehidupan kamu akan jauh lebih baik daripada sebelumnya bersama saya" jawab Mahardika Darmawangsa dengan senyuman smirk. Lucia mendengar, ia menatap ke arah Mahardika. Kali ini Lucia hanya bisa diam tidak menjawab, dia pasrah.

Beberapa menit, kini Mahardika bersama dengan Lucia sudah sampai di tempat. Tepatnya kediaman Mahardika sendiri, Ya. Mahardika membawa Lucia ke rumahnya ke sebuah mension bernuansa Eropa dengan empat tingkatan dan berlapis emas. Dapat dibayangkan seberapa kaya laki laki tersebut.

"Turunlah Lucia, kita sudah sampai" Lucia turun sesuai perintah, ia mengedarkan pandangannya saat menuruni mobil.

Lucia menuruni mobil, dan ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling mension tersebut, setelah Lucia turun, Mahardika juga ikut turun dari mobil.

"I-ni, tempat siapa tuan?" Tanya Lucia seperti orang kebinggungan.

"Ini adalah rumah saya, mulai sekarang kamu akan tinggal di mension yang berdiri kokoh tepat di depan mata kamu ini" Balas Mahardika singkat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 15

    Karena merasa kesal dengan adik ipar yang dirasa Zavia menjengkelkan itu, ia berpindah tempat duduk saja. Menjauh dari Arra.Dalam hati Zavia sendiri ingin rasanya dia mengumpat. Kesal dicampur tidak suka di arah kan kepada kedua pasangan yang kini sedang memalukan acara akad pernikahan itu. Beruntungnya hingga akad selesai, tidak da gangguan dari Zavia."Akadnya sudah selesai dan Alhamdulillah semua berjalan lancar. Acara pesta pernikahan nya tinggal empat hari lagi, setelah itu selesai" Ucap ibunda Mahardika disamping kedua mempelai."Iya bener bunda Alhamdulillah akarnya selesai dan Untung aja nggak ada pengganggu yang mencoba merusak akadnya" Timpal Arra sembari melirik ke arah Zavia.Anggota keluarga kini memang Tengah berkumpul bersama dengan kedua mempelai termasuk Zavia."Bunda, apa pesta nya nggak sebaiknya udahan aja Lucia udah capek bunda, badan Lucia rasanya remuk semua" Lucia tiba-tiba berucap memprotes."Gitu aja udah ngeluh, aku dulu aja 7 hari 7 malam biasa aja tuh wa

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 14

    "Kenapa aku nggak coba aja kerjain pernikahan mereka berdua, aku lama lamin aja ganti baju nya supaya akad mereka juga akan ditunda. Dan kalo akad nya lama, otomatis penghulu nya juga akan pergi" Gumam Zavia dengan akal licik nya.Dia berganti pakaian, dan dia sengaja membuat semua orang menunggu lama. Waktu berjalan hampir satu jam tetapi Zavia belum siap juga."Zavia kok lama sekali ya ganti baju nya" Lirih ibunda Mahardika bergumam."Arra susulin aja ya bunda kak Zavia, Arra yakin dia pasti sengaja lelet supaya akad nya juga ditunda" Ucap Arra yang merasa jengkel sendiri. Semua orang sudah menunggu kedatangan zavia akan tetapi perempuan itu malah seenaknya sendiri."Nggak perlu Ara lebih baik kita mulai akadnya lebih dulu aja urusan Safia nanti soal belakangan biar bunda yang jelasin karena semakin akadnya lama terlaksana hari baiknya juga akan berlalu nanti" balas sang Ibunda.Itulah yang di inginkan Arra, kenapa tidak dari tadi saja. Lagipula kakak ipar nya satu itu sangat merepo

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 13

    Selepas bercinta di kamar bar dengan laki-laki tidak dikenalnya itu zavia pulang ke rumah dengan pakaian yang sudah rapi, walaupun di rumah saat ini resepsi masih berlangsung zavia memutuskan lebih baik untuk pulang saja agar orang rumah tidak mencarinya. Lagi pula dia juga sudah menginap selama semalaman di dalam kamar bar.Di sisi lain di rumah Mahardika sendiri kini adalah hari resepsi ketiga pernikahan Lucia dengan Mahardika sendiri semua orang tentunya disibukan oleh urusan masing-masing untuk mempersiapkan resepsi ketiga kedua mempelai tersebut.Jam 08.00 tepat adalah di mana resepsi akad pernikahan dimulai Mahardika harus mengucapkan janji ikatan pernikahan tepat di depan semua orang yang hadir nantinya serta mengucapkan mahar yang telah ia janjikan untuk diberikan kepada Lucia.Sementara itu, sambil menunggu yang lainnya bersiap termasuk kedua mempelai arra saat ini tengah asik mengatur dekorasi pernikahan. Di tengah ia mengatur dekorasi pernikahan tersebut, Gadis itu tidak se

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 12

    Mahardika mengernyit, memandang ke arah Lucia dari atas sampai bawah."Bagaimana bisa? Kamu sudah memakai gaun pengantin Lucia tidak mungkin kamu buang air kecil, akan sulit" Ucap Mahardika yang membuat raut wajah Lucia langsung manyun. Lucia benar benar sudah tidak tahan, rasanya sudah diujung."Tapi aku sudah tidak tahan Tuan, aku tidak ingin ngompol di dalam gaun, tolong biarkan aku buang air kecil, sebentar saja" Mohon Lucia kepada Mahardika."Tapi akan sangat sulit Lucia, gaun mu sangat lebar dan sebesar ini. Lebih baik ngompol saja di dalam gaun tidak apa apa" Balas Mahardika dan memberikan saran pada Lucia. Mendengar saran dari Mahardika barusan itu, sontak saja dia melongo."Apa maksud Tuan? Tidak tuan. Aku tidak mau ngompol di dalam gaun, tolonglah biarkan aku pergi sebentar buang air kecil, aku sudah tidak tahan" Pinta Lucia begitu melas.Akhirnya Mahardika terpaksa memanggil Arra, untuk membantu calon kakak iparnya tersebut. Sama seperti Mahardika, dia berpikiran bagaimana

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 11

    Flashback off.Pernikahan Mahardika dan juga Lucia dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Sedang Zavia sang istri pertama Mahardika, memilih untuk pergi keluar rumah. Dia tidak ingin melihat suaminya itu bersama dengan wanita lain.Daripada hanya menghabiskan waktu dikamar, lebuh baik Zavia memilih untuk pergi dari rumah mencari hiburan. Tetapi sangat tidak mungkin jika dia berkumpul dengan teman temanya, tau pergi ke mall menghabiskan uangnya lagi. Bisa bisa sudah pasti akan ditanyai apakah suaminya memang benar menikah lagi untuk yang kedua kali."Lebih baik daripada suntuk dikamar aku pergi aja deh ke bar, bodo amat sama pernikahan Dika dan Lucia gadis yang tidak jelas asal usulnya itu. Lebih baik aku menghabiskan waktu disana" Ucap Zavia, setelah itu dia bersiap untuk berangkat.Seperti biasa Zavia akan pergi menggunakan sebuah mobil. Kali ini mobil yang dia pakai mobil ke sembilan pemberiaan Mahardika, Pejero. Itulah nama mobil ke sembilan nya."Hah, sebaiknya habis ini aku

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 10

    Berada di dalam mobil, Mahardika tak henti hentinya menatap Lucia. Mata laki laki itu seakan terhipnotis oleh pesona yang ditunjukkan oleh gadis yang sedang berdiri dihadapan mobil yang ia tumpangi."Duh, maaf tuan. Saya hampir saja menabrak orang. Saya permisi turun lebih dulu" Kata sopir pada Mahardika."Silahkan, tapi jangan lama lama. Saya sedang buru buru" Balas Mahardika yang memberikan izin pada si sopir.Sopir tersebut turun dari mobil lalu meminta maaf kepada Lucia yang masih berdiri di depan mobil. Tidak atau apa yang dibicarakan si sopir terhadap Lucia, ending akhir terdengar Lucia meminta maaf. Terkesan begitu sopan. Mahardika hanya memperhatikan saja dan mengambil ponsel untuk memotret. Tidak tau apa tujuannya. Tidak lama kemudian, sopir sudah kembali dan Lucia pun pergi.Semenjak kejadian yang hampir menabrak tersebut, Mahardika mulai mencari tau siapa sosok Lucia sebenarnya. Entah obsesi atau bagaimana, Mahardika sampai menyewa Intel demi mengetahui identitas Lucia, mul

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 9

    "Arra" sentak Zavia"Cukup Zavia, kembali lah ke dalam kamarmu. jangan membuat ku malu di hadapan banyak tamu" ucap Mahardika kepada istri pertama nya itu"Tapi Dika, adikmu dulu yang mulai" bantah Zavia"Aku bilang kembali ke kamar mu Zavia" perintah Mahardika. Mau tidak mau akhirnya Zavia terpaksa menurut dan ia langsung masuk ke dalam kamar nya dengan perasaan kesal. Adik nya yang memancing tetapi bisa bisanya dia beralibi jika dia yang salah.Memang, selama ini Arra tidak menyukai Zavia. Karena dulu pernikahan kakak dan kakak ipar pertama nya itu hanyalah kontroversi belaka yang di latar belakangi oleh keorganisasian mafia. Keluarga Mahardika merupakan keluarga yang sebenarnya menyimpan banyak sekali cerita.Flash back onMahardika Darmawangsa, atau sering kali di panggil dengan nama Dika di kalangan tertentu, yaitu salah satunya dikalangan organisasi mafia. Mahardika merupakan anak pertama dari pimpinan mafia yang dikenal kejam oleh dunia. Nama ayah Mahardika sudah menggelegar di

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 8

    "Apa yang kamu lihat Lucia?" Celetuk Mahardika yang tiba tiba sudah berdiri disamping Lucia. Lucia menoleh ke arahnya."Konsep pernikahan nya tuan" jawab Lucia"Ada apa dengan konsep pernikahan nya? kamu menyukainya?" Tanya Mahardika"Sangat tuan, terlihat sangat indah dan sempurna. aku tidak pernah membayangkan sebelum nya jika pernikahan ku akan seperti ini" Lucia benar benar begitu kagum"Setengah jam lagi, acara pernikahan nya akan dimulai, sebelum itu aku akan memperkenalkan mu kepada para tamu Lucia, ayo" Mahardika mengulurkan tangannya kepada Lucia untuk mengandeng nyaDengan ragu Lucia menerima uluran tangan dari Mahardika tersebut, dan menemui para tamu. Mahardika memperkenalkan dirinya kepada salah satu tamu yang merupakan kerabat dekat calon suami nya itu."Tuan yohanes, perkenalkan. dia adalah calon istri kedua saya, bagaimana menurut anda" ucap Mahardika memperkenalkan Lucia"Sepertinya anda tidak salah pilih tuan Mahardika, calon istrimu sangat lah cantik layaknya seper

  • Dibuang Orang Tua Diratukan Tuan Mafia    Bab 7

    Lucia tersenyum tipis lalu dia mengganguk menanggapinya."baiklah kalau begitu, istirahat lah karena besok adalah hari yang sangat penting untuk kita berdua" ucap Mahardika kemudian ia pergi meninggalkan LuciaKarena dirasa masalah sudah selesai dan tidak ada yang perlu dicemaskan lagi, Lucia memilih untuk tertidur. Saat hari sudah menjelang pagi, Lucia terbangun dan terdengar dari balik pintu kamarnya seperti ada yang mengetuk dan memanggil nya. Dengan setengah mata yang masih sayu khas orang bangun tidur, Lucia berjalan menuju pintu lalu ia membukanya.Ternyata yang mengetuk pintu dan memanggil nya adalah maid."nona Lucia baru bangun tidur ya? maaf saya mengganggu nona, tetapi hari ini adalah hari yang sangat penting untuk nona Lucia, jadi nona harus segera bersiap" ucap maid itu kepada nya, Lucia hanya mengganguk mengiyakan. Ia rasanya masih mengantuk"iya saya akan bersiap" balas Lucia"biar owner saja yang menyiapkan nona Lucia, karena mereka sudah datang, nona Lucia hanya perl

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status