Qierra Luciana Arrovencia, gadis lugu yang di jual orang tuanya sendiri begitu saja kepada laki laki misterius untuk dinikahi karena latar belakang ekonomi. Orang tua gadis tersebut menjual nya dengan harga 100M. Qierra di beli dan dinikahi. dia tidak menduga bahwa laki laki misterius yang telah membeli sekaligus menikahinya itu adalah seorang mafia kaya raya. Kehidupan Qierra setelah menikah, berubah 180° dari kehidupan sebelumnya.
View MorePakkkk
Tamparan cukup keras berhasil mendarat di pipi mulus seorang gadis cantik berusia 23 tahun bernama lengkap Qierra Luciana Arrovencia, atau kerap dipanggil dengan nama Lucia. Tamparan tersebut dilayangkan oleh sang ayah kepada Lucia bukan tanpa sebab. Problem nya karena Lucia terus terusan dirumah, usia 23 yang sudah seharusnya berusia matang untuk bekerja, Lucia malah berdiam diri di rumah. "Anak tidak tahu diri, bisanya hanya rebahan saja di rumah, keluar sana cari kerja!!!" Terdiam dan hanya bisa terpaku ditempat dengan tatapan kosong. Telinga Lucia rasanya sudah begitu panas mendengar suara dari ayahnya yang hampir setiap hari terus saja memarahi dia tanpa henti layaknya seorang anak kecil. Bukan tanpa alasan Lucia tidak ingin bekerja, ia sudah kesana kemari berjuang mencari pekerjaan namun tidak ada PT manapun yang mau menerimanya. "Jika ayah sedang menuturimu seperti ini, jawab dan dengarkan ayah Lucia. bukan malah berdiam seperti ini bagaikan patung, sebenarnya kamu mendengarkan ayah atau tidak hah!" Ayah Lucia. "Dia mungkin tidak punya telinga ayah" Ibu Lucia mendadak menyela ditengah pertikaian anak dan ayah itu. Dia berjalan dari arah dapur kemudian mendekati mereka berdua. "Apakah sudah cukup kalian berucap? jika sudah aku akan pergi" Malas rasanya Lucia memberikan jawaban. Tetapi dia lanjut berucap. "Kalian berdua selama ini hanya bisa menyuruh ku untuk bekerja dan bekerja, tanpa kalian sadari aku sendiri selama ini sudah mencari pekerjaan kesana kemari tapi tidak ada yang mau menerima ku dengan satu alasan karena pendidikan ku rendah, apa kalian berdua tahu hah, kalian cuma melihat ku ketika aku sedang merebahkan diri karena aku sudah lelah. kalian hanya bisa membentak ku dan menyuruh ku tanpa henti, kalian tidak pernah berfikir apalagi memperhatikan ku sedikit pun" Lucia melanjutkan ucapannya dengan nada sedikit tinggi. "Membantah dan membantah, hanya itu yang kamu bisa lakukan Lucia, benar benar anak yang sama sekali tidak berguna, sia sia kami berdua membesarkan mu jika pada akhirnya sikapmu seperti ini kepada kami" Ucap ibu tiri Lucia menjawab. Yups, benar sekali. Lucia saat ini tinggal dengan ayah kandung dan sosok ibu tiri. Ibu kandung Lucia sudah meninggal sejak lama karena kecelakaan. Ayahnya menikah lagi dengan janda mandul tidak memiliki seorang anak. "Sekarang kalian berdua menyalahkan sikapku, sikapku seperti ini karena kalian berdua. apa kalian mengerti?" Balas Lucia terhadap sang ibu. "Cukup Lucia cukup, pergi dari hadapan ayah sebelum aku bertindak kasar kepadamu, pergi!!!" Kini ayah Lucia yang balik membentak. Tanpa sepatah kata lagi Lucia langsung pergi dari hadapan kedua orang tuanya begitu saja. Lucia merupakan anak yang malang, selama ini dia tidak pernah mendapat kan kasih sayang dari kedua kedua orang tuanya. Setiap hari Lucia hanya mendapat kan perlakuan yang tidak seharusnya dia dapatkan dari kedua orang tuanya itu. Disaat Lucia menginjak usia remaja lalu, sikap orang tua Lucia benar benar berubah sembilan puluh derajat kepadanya semenjak bisnis ayahnya hancur yang disebabkan oleh tangan Lucia secara tidak sengaja. Awal mulanya dari masalah pekerjaan. Lucia memang berpendidikan rendah, ekonomi keluarga yang pas pasan membuat dia harus putus sekolah dipertengahan SMA. Ayah Lucia saat masih tinggal bersama ibu kandung, sama sekali tidak ingin bekerja, keseharian nya hanyalah bermain judi. Ibu kandung Lucia yang banting tulang sendirian demi menghidupi anak dan suaminya tersebut. Hidup yang serba berkecukupan membuat ayah Lucia merasa bosan. Dia ingin kaya, tanpa harus bekerja. Terasa tidak mungkin, tetapi ayah Lucia berhasil. Secara tidak sengaja ayah Lucia bertemu dengan janda kaya raya sewaktu di ruang karaoke. Janda itu terlihat kesepian, sendirian. Tau jika janda tersebut kaya raya, terlihat dari penampilannya. Ayah Lucia mendekati dan pada akhirnya mereka menjalin hubungan terlarang. Dua bulan, hubungan keduanya terkuak oleh ibu kandung Lucia. Ibu Lucia mendapat laporan dari tetangga bahwa ayah Lucia itu terlihat sedang bermesraan dengan perempuan lain di sebuah hotel. Tidak yakin diawal, dengan pikiran tidak karuan benar tidaknya laporan yang diberikan. Ibu kandung Lucia datang langsung ke hotel, dan setibanya disana dia memergoki suaminya itu sedang berhubungan in*im dengan janda tersebut di kamar hotel VVIV. Hancur sudah rasanya dikhianati, setelah berhasil memergoki, terjadilah pertengkaran hebat dirumah. Usia Lucia masih begitu kecil saat itu. Dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa orang tuanya sedang beradu mulut hingga mengakibatkan berujung perceraian. Ayah Lucia lebih memilih janda. "Baiklah kalau kamu mau kita bercerai, sekarang juga kamu pergi dari rumah ini, hak asuh Lucia harus ada ditangan aku" Dengan tega tak merasa bersalah, ayah Lucia mengusir ibu kandung Lucia begitu saja. "Baiklah! Aku akan pergi dari rumah ini, silahkan kamu hidup dengan perempuan selingkuh kamu itu!" Ibu kandung Lucia mengambil barang barangnya kemudian pergi begitu saja. Lucia yang melihat kepergian sang ibu mengejar. Akan tetapi dicegat oleh sang ayah. Ia mengatakan kepada Lucia agar dia ikut dengannya. "Ibu jangan tinggalkan Lucia, jangan pergi!'' Lucia ingin mengejar, namun tangannya dipegangi oleh sang ayah. "Lucia, mulai sekarang kamu tinggal bersama ayah saja ya, biarkan ibumu pergi, setelah ini kita akan hidup lebih baik" Lucia menggaguk dengan polos. Sementara ibu kandung Lucia, usai pergi dari rumah dengan perasaan kalang kabut, tak memperhatikan jalan dia tertabrak mobil. Ketika dilarikan ke rumah sakit, nyawanya sudah tidak bisa terselamatkan. Dan perceraian antar keduanya ditiadakan. Lucia diajak oleh ayahnya, lalu ayah Lucia menikah lagi dengan janda yang dia sukai. Selepas menikah, kehidupan ayah Lucia berserta Lucia sendiri serba berkecukupan. Mereka bisa membeli apa yang mereka mau dan mereka inginkan. Menginjak usia dewasa, Lucia ditawari oleh ibu tirinya untuk memegang jabatan di perusahaan karena Lucia masih belum memiliki pekerjaan. Lucia menyetujui nya, ia menghadle segala urusan kantor, namun karena suatu kesalahan. Keuangan kantor menjadi turun drastis dan beberapa bulan kemudian setelah itu kantor ibu tirinya bangkrut. Ibu tiri Lucia marah besar kepadanya, terutama ayah kandung nya sendiri. Lucia benar benar tidak sengaja. Genap dua bulan kemudian, kantor telah dinyatakan bangkrut, sudah tidak bisa berjalan lagi, sementara gaji karyawan belum dibayarkan. Alhasil mau tidak mau, jalan satu satunya adalah menjual rumah untuk membayar mereka semua dan kehidupan mereka kembali ke bawah lagi sampai sekarang. Rasa bersalah masih menyelimuti Lucia. Disamping hal itu, ada juga rasa benci dibenak Lucia sendiri karena orang tuanya itu ingin dia mengganti kerugian perusahaan. Dia di bunuh tidak mati, oleh ayah dan ibu tirinya untuk bisa tidak bisa mencari pekerjaan agar dapat mengembalikan perusahaan seperti dulu. Pagi hari tiba, Lucia kembali keliling mencari pekerjaan. Dia masih berusaha sampai ada yang mau menerima nya. Ia pergi dari rumah pagi pagi buta, supaya tidak mendapat cacian lagi dari ayah dan ibu tirinya. Tujuan nya mencari pekerjaan hanya satu, ia tidak ingin dicap beban oleh kedua orang tuanya itu. Dan juga untuk menebus kesalahan yang dia perbuat pada perusahaan. Semakin siang semakin terik, Lucia masih berjalan dan mencari pekerjaan. Seperti biasa di sudah berkeliling namun tidak ada yang mau menerima nya karena alasan yang sama yaitu karena dia hanya lulusan rendah. "Kemana lagi aku harus mencari pekerjaan Tuhan, aku benar benar sudah lelah. kenapa nasibku benar benar seperti ini" gerutu Lucia. Akhirnya dengan terpaksa Lucia kembali pulang lagi ke rumah dengan tangan kosong, ia sudah dapat memastikan jika sudah pasti dia akan mendapatkan Omelan, ocehan atau bahkan tamparan dari kedua orang tua nya itu. Tapi jika tidak pulang ke rumah kemana lagi dia akan pergi. Sesampainya di halaman depan rumah, Lucia melihat sebuah mobil berwarna hitam dengan label yang lumayan cukup berkelas. Ia penasaran, siapa yang datang ke rumahnya? Perlahan Lucia mendekat ke ambang pintu rumah, belum sempat masuk, langkahnya menjadi terhenti karena dia mendengar percakapan dari kedua orang tuanya beserta seseorang di ruang tamu. "Saya serahkan putri saya kepada anda tuan, namun dengan satu syarat. anda harus membayar lebih" Terdengar suara ayah Lucia berucap. ''Itu hal gampang, tapi apakah anda yakin ingin menyerahkan putri satu satunya anda ke saya?" Terdengar juga suara laki laki muda, ditelinga Lucia. "Kami yakin tuan, lagipula dia disini juga hanya beban. lebih baik anda bawa saja dia lalu berikan sejumlah uang kepada kami berdua" Ibu Lucia menimpali. "Baiklah kalau begitu, hari ini saya akan membawa anak kalian pergi bersamaku dan aku akan memberikan sejumlah uang kepada kalian" Balas laki laki tersebut. Terlihat oleh mata Lucia jika laki laki itu mengeluarkan semacam cek dari jaket yang dia kenakan, lalu ditulisnya sejumlah nominasi. "Apa ini cukup?" Setelah menulis, dia bertanya pada ayah Lucia. "Tentu saja tuan, ini sangat sangatlah cukup untuk kami" Ucap ayah Lucia, dengan raut wajah bak kegirangan. "Baiklah jika nominalnya cukup, saya akan bawa anak kalian bersama saya, hari ini juga" Bak tersambar petir, tubuh Lucia mendadak kaku ditempat. Mulutnya terbungkam sempurna. Tanpa ba bi bu, Lucia menyomot masuk ke dalam ruang tamu, menghampiri mereka semua. "Apa yang aku dengar tadi tidak salah? Apa yang kalian bicarakan hah?!" Kedatangan Lucia membuat mereka semua kaget. "Lucia, kamu sudah pulang?" Ibu tiri Lucia mendekat seraya bertanya pada anaknya. "Apa aku tidak salah dengar tadi? Apa kalian berdua ingin menjualku?! Jawab!" Mata Lucia menyorot, menatap ayah dan ibunya secara bergantian dengan wajah penuh amarah.Karena merasa kesal dengan adik ipar yang dirasa Zavia menjengkelkan itu, ia berpindah tempat duduk saja. Menjauh dari Arra.Dalam hati Zavia sendiri ingin rasanya dia mengumpat. Kesal dicampur tidak suka di arah kan kepada kedua pasangan yang kini sedang memalukan acara akad pernikahan itu. Beruntungnya hingga akad selesai, tidak da gangguan dari Zavia."Akadnya sudah selesai dan Alhamdulillah semua berjalan lancar. Acara pesta pernikahan nya tinggal empat hari lagi, setelah itu selesai" Ucap ibunda Mahardika disamping kedua mempelai."Iya bener bunda Alhamdulillah akarnya selesai dan Untung aja nggak ada pengganggu yang mencoba merusak akadnya" Timpal Arra sembari melirik ke arah Zavia.Anggota keluarga kini memang Tengah berkumpul bersama dengan kedua mempelai termasuk Zavia."Bunda, apa pesta nya nggak sebaiknya udahan aja Lucia udah capek bunda, badan Lucia rasanya remuk semua" Lucia tiba-tiba berucap memprotes."Gitu aja udah ngeluh, aku dulu aja 7 hari 7 malam biasa aja tuh wa
"Kenapa aku nggak coba aja kerjain pernikahan mereka berdua, aku lama lamin aja ganti baju nya supaya akad mereka juga akan ditunda. Dan kalo akad nya lama, otomatis penghulu nya juga akan pergi" Gumam Zavia dengan akal licik nya.Dia berganti pakaian, dan dia sengaja membuat semua orang menunggu lama. Waktu berjalan hampir satu jam tetapi Zavia belum siap juga."Zavia kok lama sekali ya ganti baju nya" Lirih ibunda Mahardika bergumam."Arra susulin aja ya bunda kak Zavia, Arra yakin dia pasti sengaja lelet supaya akad nya juga ditunda" Ucap Arra yang merasa jengkel sendiri. Semua orang sudah menunggu kedatangan zavia akan tetapi perempuan itu malah seenaknya sendiri."Nggak perlu Ara lebih baik kita mulai akadnya lebih dulu aja urusan Safia nanti soal belakangan biar bunda yang jelasin karena semakin akadnya lama terlaksana hari baiknya juga akan berlalu nanti" balas sang Ibunda.Itulah yang di inginkan Arra, kenapa tidak dari tadi saja. Lagipula kakak ipar nya satu itu sangat merepo
Selepas bercinta di kamar bar dengan laki-laki tidak dikenalnya itu zavia pulang ke rumah dengan pakaian yang sudah rapi, walaupun di rumah saat ini resepsi masih berlangsung zavia memutuskan lebih baik untuk pulang saja agar orang rumah tidak mencarinya. Lagi pula dia juga sudah menginap selama semalaman di dalam kamar bar.Di sisi lain di rumah Mahardika sendiri kini adalah hari resepsi ketiga pernikahan Lucia dengan Mahardika sendiri semua orang tentunya disibukan oleh urusan masing-masing untuk mempersiapkan resepsi ketiga kedua mempelai tersebut.Jam 08.00 tepat adalah di mana resepsi akad pernikahan dimulai Mahardika harus mengucapkan janji ikatan pernikahan tepat di depan semua orang yang hadir nantinya serta mengucapkan mahar yang telah ia janjikan untuk diberikan kepada Lucia.Sementara itu, sambil menunggu yang lainnya bersiap termasuk kedua mempelai arra saat ini tengah asik mengatur dekorasi pernikahan. Di tengah ia mengatur dekorasi pernikahan tersebut, Gadis itu tidak se
Mahardika mengernyit, memandang ke arah Lucia dari atas sampai bawah."Bagaimana bisa? Kamu sudah memakai gaun pengantin Lucia tidak mungkin kamu buang air kecil, akan sulit" Ucap Mahardika yang membuat raut wajah Lucia langsung manyun. Lucia benar benar sudah tidak tahan, rasanya sudah diujung."Tapi aku sudah tidak tahan Tuan, aku tidak ingin ngompol di dalam gaun, tolong biarkan aku buang air kecil, sebentar saja" Mohon Lucia kepada Mahardika."Tapi akan sangat sulit Lucia, gaun mu sangat lebar dan sebesar ini. Lebih baik ngompol saja di dalam gaun tidak apa apa" Balas Mahardika dan memberikan saran pada Lucia. Mendengar saran dari Mahardika barusan itu, sontak saja dia melongo."Apa maksud Tuan? Tidak tuan. Aku tidak mau ngompol di dalam gaun, tolonglah biarkan aku pergi sebentar buang air kecil, aku sudah tidak tahan" Pinta Lucia begitu melas.Akhirnya Mahardika terpaksa memanggil Arra, untuk membantu calon kakak iparnya tersebut. Sama seperti Mahardika, dia berpikiran bagaimana
Flashback off.Pernikahan Mahardika dan juga Lucia dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Sedang Zavia sang istri pertama Mahardika, memilih untuk pergi keluar rumah. Dia tidak ingin melihat suaminya itu bersama dengan wanita lain.Daripada hanya menghabiskan waktu dikamar, lebuh baik Zavia memilih untuk pergi dari rumah mencari hiburan. Tetapi sangat tidak mungkin jika dia berkumpul dengan teman temanya, tau pergi ke mall menghabiskan uangnya lagi. Bisa bisa sudah pasti akan ditanyai apakah suaminya memang benar menikah lagi untuk yang kedua kali."Lebih baik daripada suntuk dikamar aku pergi aja deh ke bar, bodo amat sama pernikahan Dika dan Lucia gadis yang tidak jelas asal usulnya itu. Lebih baik aku menghabiskan waktu disana" Ucap Zavia, setelah itu dia bersiap untuk berangkat.Seperti biasa Zavia akan pergi menggunakan sebuah mobil. Kali ini mobil yang dia pakai mobil ke sembilan pemberiaan Mahardika, Pejero. Itulah nama mobil ke sembilan nya."Hah, sebaiknya habis ini aku
Berada di dalam mobil, Mahardika tak henti hentinya menatap Lucia. Mata laki laki itu seakan terhipnotis oleh pesona yang ditunjukkan oleh gadis yang sedang berdiri dihadapan mobil yang ia tumpangi."Duh, maaf tuan. Saya hampir saja menabrak orang. Saya permisi turun lebih dulu" Kata sopir pada Mahardika."Silahkan, tapi jangan lama lama. Saya sedang buru buru" Balas Mahardika yang memberikan izin pada si sopir.Sopir tersebut turun dari mobil lalu meminta maaf kepada Lucia yang masih berdiri di depan mobil. Tidak atau apa yang dibicarakan si sopir terhadap Lucia, ending akhir terdengar Lucia meminta maaf. Terkesan begitu sopan. Mahardika hanya memperhatikan saja dan mengambil ponsel untuk memotret. Tidak tau apa tujuannya. Tidak lama kemudian, sopir sudah kembali dan Lucia pun pergi.Semenjak kejadian yang hampir menabrak tersebut, Mahardika mulai mencari tau siapa sosok Lucia sebenarnya. Entah obsesi atau bagaimana, Mahardika sampai menyewa Intel demi mengetahui identitas Lucia, mul
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments