Share

Bab 112

Author: Phoenixclaa
last update Last Updated: 2025-05-02 17:01:54

Tepat tiga bulan kemudian…

Ballroom Hotel Wijaya Palace disulap menjadi lautan cahaya malam itu. Lampu kristal berkilauan, denting gelas dan tawa para tamu menyatu dalam atmosfer kemewahan.

Pesta pengesahan pewarisan resmi kepada Arga digelar dengan megah sang pewaris tunggal dari mendiang Hartawan Wijaya, pengusaha legendaris dan pemilik kerajaan bisnis Wijaya Group.

Namun di balik semua kemewahan itu, ada luka yang belum sembuh di hati seorang perempuan.

Tiga bulan lalu…

Kabar duka menyelimuti keluarga besar Wijaya. Hartawan Wijaya, pendiri kerajaan bisnis itu, meninggal dunia di usia 79 tahun karena serangan jantung mendadak.

Pria keras kepala yang membesarkan bisnis dari nol itu menghembuskan napas terakhir hanya beberapa hari setelah memanggil cucu kesayangannya, Arga, ke ruang kerja pribadi.

Dengan suara lemah namun penuh keyakinan, Wijaya berucap, “Aku memilih kamu. Bukan ayahmu. Dia terlalu sibuk mengejar kesenangan dunia. Tapi kamu… kamu tahu caranya berdiri sendiri. Kamu tah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 120

    Hari H pernikahan akhirnya tiba setelah 1 bulan lamanya mengurus segala hal.Gedung megah di pusat kota Jakarta dipenuhi tamu penting. Kilatan kamera, musik klasik yang lembut, dan hiasan bunga mawar putih menambah kemewahan pesta pernikahan Arga dan Arumi.Media berdatangan, dan semua mata tertuju pada pasangan “calon pengantin” yang kini berdiri di pelaminan, bersiap mengucap janji suci.Arga mengenakan jas hitam klasik, sementara Arumi tampak cantik memesona dalam gaun putih mewah, menyembunyikan kegelisahan dalam senyumnya.Tepat saat MC bersiap memulai prosesi janji nikah, pintu utama terbuka keras.“HENTIKAN!”Semua mata menoleh. Tamu-tamu terdiam. Kamera-kamera berputar ke arah wanita cantik bergaun biru tua yang berjalan penuh keyakinan ke tengah aula.Itu Naira.Di belakangnya, Reyhan mengejar, mencoba menahannya.“Naira, cukup. Kau tak harus lakukan ini. Kembalilah padaku. Aku akan terima kau apa adanya asal bukan bersamanya.”Tapi Naira menepis tangan Reyhan, lalu berjalan

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 119

    Dirumah besar keluarga Wijaya.Di halaman belakang rumah besar keluarga Wijaya, Arga sedang duduk bersila di atas rumput, bermain dengan Gio. Bocah itu tertawa-tawa riang, melemparkan bola kecil ke pelukan Arga yang berpura-pura menangkap dengan susah payah.Sesekali, Arga memandangi wajah bocah itu diam-diam. Ia tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa anak itu menggemaskan dan pintar.Tapi hatinya masih penuh sangsi. Maka saat Gio berlari mengejar bola dan rambutnya tersibak angin, Arga diam-diam mengambil sehelai rambut Gio dengan modus ada serangga.Dengan gerakan halus, ia memasukkannya ke dalam amplop kecil. Tak lama setelahnya, di parkiran rumah, Bima datang dengan mobil hitamnya.Tanpa banyak bicara, Arga menyerahkan amplop itu.“Lakukan secepatnya. Aku ingin hasilnya sebelum pesta ulang tahun perusahaan,” bisiknya.Bima mengangguk.“Anda yakin, Pak?”“Jelas Aku yakin, pilih rumah sakit terbaik,” jawab Arga, suaranya pelan tapi mantap.Sementara itu, di ruang keluarga, suasan

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 118

    Beberapa hari setelah Naira menghilang…Arga mulai bergerak diam-diam, namun bukan untuk menyelamatkan pernikahannya melainkan untuk mengungkap kebenaran di balik semua kekacauan.Dia tahu, kunci dari semua kekacauan ini bukan hanya Arumi atau Gio, tapi seseorang yang selama ini berada di balik layar.Arga menghubungi seorang mantan detektif yang pernah menyelidiki kasus internal perusahaan, dan nama pertama yang muncul… Alex.Alex yang telah membawa Arumi dan Gio ke kota ini, juga dia yang membiayai seluruh keperluan Arumi selama di Jakarta termasuk menentukan hari dimana penobatan Arga baru dia muncul.“Jika memang itu maumu, aku akan layani kamu Alex!” Lirih Arga menatap lurus ke depan mengepalkan tangannya.Arga lalu meminta Bima menyampaikan pada Arumi jika ia akan bertanggung jawab untuk segala hal termasuk menikahinya.Tapi kenyataannya? Itu semua hanya sandiwara dingin.Di belakang layar, ia menyelidiki lebih dalam. Ia memasang CCTV tersembunyi di kamar Arumi. Ia menanam track

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 117

    Flashback – Sehari Sebelum Hasil Tes DNA KeluarLangit di luar mendung. Kantor mulai sepi setelah rapat evaluasi bulanan. Liza melangkah masuk ke pantry dengan langkah malas. Ia lelah secara fisik, tapi lebih dari itu hatinya terasa kosong.Di sudut ruangan Tina, asisten pribadi Naira, sedang merapikan map yang berserakan. Liza hanya melirik sekilas, lalu membuka lemari es mengambil air mineral.Sebuah map jatuh dan isinya tercecer ke lantai. Kak Tina membungkuk cepat, tapi sebelum ia sempat meraih semua, Liza ikut jongkok membantunya. Tanpa banyak bicara."Terima kasih, Liza..." ucap Tina pelan.Liza diam. Lalu tiba-tiba bertanya sambil menatap kosong ke lantai, “Kak Tina… Kakak udah lama ya kerja sama Naira?”Tina mengangguk pelan. “Sejak awal Bu Naira masuk Wijaya Group. Waktu itu dia langsung jadi wakil direktur dan banyak diragukan. Tapi dia kerja keras banget untuk diakui… Bahkan saat semua orang termasuk aku ragu sama dia.”Liza tertawa kecut. “Kerja keras, tapi akhirnya jadi pa

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 116

    Dirumah Ibu Rina.Ruangan itu penuh ketegangan. Arga duduk di kursi pemeriksaan dengan lengan masih memeluk Naira, yang belum sepenuhnya pulih dari trauma penculikan.Di seberangnya, Arumi berdiri gemetar, wajahnya kusut dengan amarah, sementara seorang anak kecil lelaki berdiri kebingungan sambil memegang ujung bajunya.“Arga, kamu pikir kamu bisa semudah itu menyingkirkan aku?” bentaknya parau, “Aku bawa anakmu ke pesta itu bukan buat dihina, tapi buat kamu tanggung jawab!”Arga menatap tajam, matanya tak bergeming. “Anak itu belum tentu anakku, Arumi. Dan satu-satunya jalan adalah kita lakukan tes DNA. Aku nggak akan nikahi kamu hanya karena ancaman atau rasa bersalah.”“TES DNA?!” Arumi tertawa sumbang. “Setelah semua yang aku alami? Setelah keluargamu tinggalin aku, setelah ibumu buang aku seperti sampah, sekarang kamu minta bukti?!”Tepat saat itulah Liza masuk ke ruang tamu, didampingi oleh Bu Rina. Langkahnya penuh percaya diri, suaranya tajam seperti pisau yang siap membelah s

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 115

    Malam itu terasa panjang, seperti enggan beranjak dari luka yang terbuka. Naira kembali ke kamar tamu di rumah Tari, meninggalkan Arga yang berdiri diam di ambang pintu, menatap punggung perempuan yang dulu begitu yakin ia cintai dan kini nyaris tak sanggup ia sentuh tanpa rasa bersalah.Sementara itu, Arga kembali ke mobilnya, melempar tubuhnya ke kursi dengan napas berat. Kepalanya bersandar pada kemudi, mata terpejam, menahan gejolak emosi yang semakin menyesakkan dada.Seluruh hidupnya terasa seperti reruntuhan pewarisan harta yang ia dapatkan kini tak berarti, karena wanita yang paling ia ingin bagi semuanya tengah menggantung di tepi jurang keputusan.Ia menginap di dalam mobil malam itu, di depan rumah Tari. Seolah hanya dengan berada dekat, ia bisa tetap memeluk harapan. Tapi pagi tidak membawa ketenangan. Pagi justru membawa kabar buruk.Ponselnya bergetar keras. Sebuah panggilan dari Liza.“Arga! Arumi menghilang! Dia kabur semalam. Dia ninggalin anaknya di rumah!”Darah Ar

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 114

    Keramaian pesta mulai surut, namun hati Arga semakin gaduh. Ia menoleh ke segala penjuru, tapi sosok Naira tidak terlihat di mana pun.“Di mana Naira?” tanyanya tajam pada salah satu staf yang kebetulan lewat.Staf itu terlihat gugup. “Tadi saya lihat Bu Naira keluar, Pak. Tapi… setelah itu saya nggak tahu ke mana.”Darah Arga berdesir dingin. Tanpa pikir panjang, ia berjalan cepat menuju parkiran. Ponselnya ia keluarkan, menekan nomor Naira berulang kali.Nada sambung.Sekali. Dua kali. Tiga kali.Tak ada jawaban.Matanya mulai gelisah, napasnya memburu.“Naira, tolong… angkat teleponnya…” gumamnya sambil terus mencoba menelepon lagi.Namun tetap hening.Sementara itu, di sebuah rumah kecil di sudut kota, Naira duduk diam di ruang tamu rumah Tari sahabatnya yang selalu siap menampungnya saat badai datang.Rambutnya masih basah oleh gerimis, wajahnya pucat dan kosong. Tari, yang duduk di sampingnya, tak banyak bertanya.Ia tahu, jika Naira datang tanpa kabar lebih dulu, itu berarti se

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 113

    Tubuh Naira kini kaku, tetapi dadanya bergetar hebat. Pandangan seisi ruangan menusuk seperti panah belas kasihan, bisik-bisik, bahkan sinisme.Tapi yang paling menyakitkan bukan itu… melainkan kenyataan bahwa semua orang tampaknya tahu lebih banyak daripada dirinya. Tentang Arga. Tentang masa lalu suaminya. Tentang anak itu.Tentang Arumi.Sosok perempuan yang selama tiga bulan ini hanya hidup dalam pesan-pesan Reyhan yang tak ia pedulikan, dalam firasat-firasat yang ia tolak, dan dalam bisikan hati yang ia bungkam demi menjaga rumah tangganya tetap utuh.Namun kini, kebenaran itu muncul sendiri. Dalam bentuk nyata. Dalam bentuk nyawa lain anak kandung suaminya yang selama ini disembunyikan dari dunia. Dan dari dirinya.Naira memejamkan mata sesaat. Jantungnya berdentum keras. Ia merasa… kosong. Hampa. Seperti orang asing dalam hidup yang dibangunnya sendiri.Perlahan, ia berbisik dalam hati, "Siapa aku sebenarnya buat Arga? Istri? Atau sekadar pelengkap dari rahasia yang belum seles

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 112

    Tepat tiga bulan kemudian…Ballroom Hotel Wijaya Palace disulap menjadi lautan cahaya malam itu. Lampu kristal berkilauan, denting gelas dan tawa para tamu menyatu dalam atmosfer kemewahan.Pesta pengesahan pewarisan resmi kepada Arga digelar dengan megah sang pewaris tunggal dari mendiang Hartawan Wijaya, pengusaha legendaris dan pemilik kerajaan bisnis Wijaya Group.Namun di balik semua kemewahan itu, ada luka yang belum sembuh di hati seorang perempuan.Tiga bulan lalu…Kabar duka menyelimuti keluarga besar Wijaya. Hartawan Wijaya, pendiri kerajaan bisnis itu, meninggal dunia di usia 79 tahun karena serangan jantung mendadak.Pria keras kepala yang membesarkan bisnis dari nol itu menghembuskan napas terakhir hanya beberapa hari setelah memanggil cucu kesayangannya, Arga, ke ruang kerja pribadi.Dengan suara lemah namun penuh keyakinan, Wijaya berucap, “Aku memilih kamu. Bukan ayahmu. Dia terlalu sibuk mengejar kesenangan dunia. Tapi kamu… kamu tahu caranya berdiri sendiri. Kamu tah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status