Chapter: Bab 22Pagi-pagi sekali Agus mendapatkan informasi tentang kejadian tadi malam yang melibatkan anak-anak sma yang juga termasuk di dalamnya adalah anaknya.Mengabaikan sarapan yang di siapkan oleh Naila. Agus langsung bergegas pergi tanpa mengatakan apapun.Dia langsung menuju rumah sakit dan bertemu dengan Arman yang sudah dari tadi ada disana, jadi Arman hanya tidur 2 jam lalu kembali ke rumah sakit lagi.Agus melihat kondisi anaknya yang penuh luka di wajah dan juga badannya.Dia pun minta Arman untuk istirahat tetapi dia menolak karena dirinya yang menyebabkan Salsa sampai luka parah dan bahkan belum juga sadarkan diri.Kehadiran Agus di sambut oleh Ibnu dengan baik begitu juga dengan Yasmin yang tersenyum ramah kepadanya.Agus pun izin memaksa Arman untuk pergi istirahat dulu dan memastikan bahwa Salsa akan baik-baik saja. Yasmin dan Ibnu setuju karena Arman begitu pucat dan juga lukanya masih sangat merah-merah.Agus lalu membawa anaknya ke apartemennya. Arman kembali heran karena dari
Last Updated: 2025-04-15
Chapter: Bab 21Salsa bersama Ocha dan Anya di masukkan Yasmin di sekolah yang sama dengan Arman. Bahkan sampai satu kelas. Karena tiga orang siswa di kelas itu berganti kelas karena peralihan.Kedatangan Salsa membuat Arman langsung merasa tidak nyaman sedangkan Rafi dan Bayu begitu antusias setelah melihat siswa kota yang cantik-cantik.Melihat kedatangan Salsa benar-benar membuat Sakura kehilangan kepercayaan diri.Kedatangan Salsa juga kedua teman lainnya menarik perhatian banyak siswa karena mereka yang sudah di kenal sangat pandai di bidang olahraga apalagi futsal.Banyak cowok-cowok yang modus dan curi-curi kesempatan untuk kenalan dengan mereka. Menarik popularitas banyak cewek disana apalagi Sakura, Fifi, dan juga Yaya yang diasingkan begitu saja.Begitu pulang sekolah Salsa bersama dengan dua temannya langsung mengikuti Arman. Salsa sudah menceritakan kepada dua temannya itu tentang Arman jadi mereka pun berniat membantu.Tetapi di tengah jalan sayangnya kegiatan mereka di tangkap basah ole
Last Updated: 2025-04-14
Chapter: Bab 20Agus yang dari kemarin tidak bisa menghubungi Danila menjadi pusing karena kekasih hatinya itu tiba-tiba menghilang. Agus juga tidak tahu tempat tinggalnya. Jadinya dia pun uring-uringan sepanjang hari.Sedangkan kini Ratih kembali ke rumah. Di rumah juga masih saja kosong. Ratih segera memutuskan untuk mandi. Ratih terus mengingat kejadian tadi malam bersama Kevin dimana dirinya menginginkan lebih tetapi sangat malu.Ratih pun baru ingat belum menghubungi Agus, benar saja sudah banyak telepon darinya. Ratih mengaku sakit semalaman dan istirahat.Mereka berdua pun akhirnya bertemu, Agus membawakan banyak obat agar Ratih segera pulih dan juga membawakan bunga untuknya.Ratih terdiam sejenak, dia bahkan tidak pernah memperoleh sikap manis ini dari suaminya dulu. Ternyata good looking benar-benar memberikan jalan yang mudah bagi manusia.Agus selalu mengajak Ratih untuk staycation berdua tetapi Ratih selalu menolak dan beralasan tidak ingin melakukan kesalahan.Hal ini membuat Agus semak
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: Bab 19Hari ini Ratih kembali bertemu dengan Agus. Mereka berjanji makan malam bersama di restoran tempat Agus pertama kali melihat Ratih.Agus terpana melihat pesona Ratih yang datang dengan gaun hitam dan menunjukkan lekuk tubuhnya secara sempurna. Rambut tergurai panjang dan makeup tipis di wajahnya.Bukan hanya Agus yang terpana tapi hampir semua orang menatap sangat dalam."Kamu cantik banget sayang.. " Ucap Agus segera menyambut Ratih dengan kecupan di pipinya lembut."Makasih sayang... " Balasnya lembut.Mereka menikmati makan malam yang romantis sesekali Agus menggenggam erat tangan Ratih dan menciumnya dengan lembut.Ratih yang sebenarnya merasa jijik pun segera izin ke wc lebih dulu. Saat selesai dan hendak keluar Ratih ternyata sudah di tunggu oleh seseorang yang tidak lain adalah Kevin.Kevin yang merasa pernah bertemu dengan Ratih memberikan saran untuk tidak dekat-dekat pria yang bersama Ratih saat ini. Kevin meyakinkan bahwa Agus sudah memiliki istri.Mendengar itu Ratih pun l
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: Bab 18Ratih mengikuti liburan Naila dan Agus ke Bali. Azalea meminta agar Ratih bisa menarik perhatian Agus disana. Ratih pun hanya bisa menurut dan mengikuti rencana Azalea. Benar saja pesona Ratih bukan hanya menarik perhatian dari Agus melainkan banyak pria lain yang juga ikut mendekatinya. Liburan yang di impikan Naila itu pun berjalan tidak semestinya, dia hanya kesepian dan kehilangan sosok suaminya. Hal ini karena Agus malah sibuk mendekati Ratih yang saat ini sudah sangat cantik. Pun dia akhirnya berhasil mendapatkan nomor telepon Ratih jadi mengabaikan istrinya begitu saja. Selama di Bali Agus sering menghabiskan waktu bersama Ratih. Dia mengaku sebagai seorang duda karena istrinya yang sudah meninggal. Kedekatan itu sampai membuat Agus berjanji akan menikahi Danila yaitu Ratih secepat mungkin. Ratih pun mengiyakan dan sangat senang. Ditempat lain karena merasa sendirian Naila menghubungi pria berondong yang selalu bersamanya. Mereka vc semalaman dan membuat Naila menjadi lebi
Last Updated: 2025-02-04
Chapter: Bab 17Yasmin terbangun dengan kepala yang terasa sangat sakit. Kepalanya sudah di kompres seseorang yang entah siapa. Keluar dari kamar. Kedua sahabatnya malah menertawakannya."Lah habis tawuran dimana lo.. " Ejek Azalea yang lebih dulu melihat Yasmin.Ratih yang spontan menoleh hanya tertawa.Yasmin duduk diantara mereka berdua dan mulai bercerita bahwa tadi malam di bar dia sempat joget sama Cowok yang masih muda."Seumuran anak lo deh kayaknya Tih.. ""Terus...? ""Ya gitu, tiba-tiba dateng tiga wanita lain.. ""Dan lo tau, salah satunya siapa? " Tanya Yasmin lagi dengan mimik penuh tanya.Ratih dan Azalea saling fokus."Yaaah Nailaaa.. ""Ya gue ga terima dong yaa, cowok yang udah buat gue nyaman di rebut. Jadi kita saling jambak-jambakan. Tapi gue kalah jumlah, cuman sendirian. Jadinya gue malah ke jedot di pinggir meja dan pingsan setelah itu gue ga inget lagi. Bangun-bangun udah di kamar. ""Wait, jadi kalian berantem cuman karena cowok berondong, hahahah.. " Ratih dan Azalea kembali
Last Updated: 2025-02-04
Chapter: Bab 114Keramaian pesta mulai surut, namun hati Arga semakin gaduh. Ia menoleh ke segala penjuru, tapi sosok Naira tidak terlihat di mana pun.“Di mana Naira?” tanyanya tajam pada salah satu staf yang kebetulan lewat.Staf itu terlihat gugup. “Tadi saya lihat Bu Naira keluar, Pak. Tapi… setelah itu saya nggak tahu ke mana.”Darah Arga berdesir dingin. Tanpa pikir panjang, ia berjalan cepat menuju parkiran. Ponselnya ia keluarkan, menekan nomor Naira berulang kali.Nada sambung.Sekali. Dua kali. Tiga kali.Tak ada jawaban.Matanya mulai gelisah, napasnya memburu.“Naira, tolong… angkat teleponnya…” gumamnya sambil terus mencoba menelepon lagi.Namun tetap hening.Sementara itu, di sebuah rumah kecil di sudut kota, Naira duduk diam di ruang tamu rumah Tari sahabatnya yang selalu siap menampungnya saat badai datang.Rambutnya masih basah oleh gerimis, wajahnya pucat dan kosong. Tari, yang duduk di sampingnya, tak banyak bertanya.Ia tahu, jika Naira datang tanpa kabar lebih dulu, itu berarti se
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: Bab 113Tubuh Naira kini kaku, tetapi dadanya bergetar hebat. Pandangan seisi ruangan menusuk seperti panah belas kasihan, bisik-bisik, bahkan sinisme.Tapi yang paling menyakitkan bukan itu… melainkan kenyataan bahwa semua orang tampaknya tahu lebih banyak daripada dirinya. Tentang Arga. Tentang masa lalu suaminya. Tentang anak itu.Tentang Arumi.Sosok perempuan yang selama tiga bulan ini hanya hidup dalam pesan-pesan Reyhan yang tak ia pedulikan, dalam firasat-firasat yang ia tolak, dan dalam bisikan hati yang ia bungkam demi menjaga rumah tangganya tetap utuh.Namun kini, kebenaran itu muncul sendiri. Dalam bentuk nyata. Dalam bentuk nyawa lain anak kandung suaminya yang selama ini disembunyikan dari dunia. Dan dari dirinya.Naira memejamkan mata sesaat. Jantungnya berdentum keras. Ia merasa… kosong. Hampa. Seperti orang asing dalam hidup yang dibangunnya sendiri.Perlahan, ia berbisik dalam hati, "Siapa aku sebenarnya buat Arga? Istri? Atau sekadar pelengkap dari rahasia yang belum seles
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: Bab 112Tepat tiga bulan kemudian…Ballroom Hotel Wijaya Palace disulap menjadi lautan cahaya malam itu. Lampu kristal berkilauan, denting gelas dan tawa para tamu menyatu dalam atmosfer kemewahan.Pesta pengesahan pewarisan resmi kepada Arga digelar dengan megah sang pewaris tunggal dari mendiang Hartawan Wijaya, pengusaha legendaris dan pemilik kerajaan bisnis Wijaya Group.Namun di balik semua kemewahan itu, ada luka yang belum sembuh di hati seorang perempuan.Tiga bulan lalu…Kabar duka menyelimuti keluarga besar Wijaya. Hartawan Wijaya, pendiri kerajaan bisnis itu, meninggal dunia di usia 79 tahun karena serangan jantung mendadak.Pria keras kepala yang membesarkan bisnis dari nol itu menghembuskan napas terakhir hanya beberapa hari setelah memanggil cucu kesayangannya, Arga, ke ruang kerja pribadi.Dengan suara lemah namun penuh keyakinan, Wijaya berucap, “Aku memilih kamu. Bukan ayahmu. Dia terlalu sibuk mengejar kesenangan dunia. Tapi kamu… kamu tahu caranya berdiri sendiri. Kamu tah
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: Bab 111Pagi-pagi sekali, saat mentari masih tertutup awan kelabu saat Naira duduk di ruang kerjanya di kantor Wijaya Group.Tatapannya kosong menatap layar laptop, tapi pikirannya penuh tanya. Nama “Arumi” terus mengganggu seperti gema yang tak kunjung reda.Ia membuka browser, mengetik nama itu: Arumi Wijaya… Arumi Jakarta… Arumi Arga...Hasilnya nihil. Tak ada informasi berarti. Seolah nama itu hanya hidup dalam bisik-bisik masa lalu yang sengaja dikubur.Tak lama, suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Liza muncul, menyunggingkan senyum manis yang terasa menusuk.“Kak Naira, ini laporan dari tim keuangan,” ujarnya sambil meletakkan map di meja.“Terima kasih,” jawab Naira singkat.Namun sebelum Liza pergi, ia menoleh sambil tersenyum simpul. “Oh iya, Kak Arga titip pesan katanya nanti malam jangan tunggu dia. Ada urusan mendadak.”Naira mendongak, dahi berkerut. “Urusan apa?”Liza mengangkat bahu. “Nggak tahu, aku cuma disuruh bilang. Tapi kelihatannya serius banget.”Lalu ia menundu
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Bab 110Pukul 17.05, suasana kantor Wijaya Group mulai lengang. Para staf satu per satu beranjak pulang. Di ruangan utama, Naira masih sibuk membereskan beberapa dokumen untuk meeting esok hari.Arga baru saja keluar dari ruangannya ketika suara teriakan terdengar dari balik lorong.“LIZAAA!”Salah satu staf berlari panik. Arga refleks bergegas menyusul sumber suara.Naira ikut berdiri dari kursinya, jantungnya berdegup. Tapi sebelum ia sempat menyusul, pintu ruang staf sudah dipenuhi orang.Di sana, Liza terbaring di lantai dengan tangan di atas dahi, mata terpejam, tubuhnya gemetar kecil seperti menahan sakit. “Aku pusing… dada aku sesak, Kak Arga…” lirihnya lemah.Tanpa pikir panjang, Arga membopong Liza. “Bawa mobil! Cepat!” serunya ke salah satu staf. Wajahnya pucat, napasnya tergesa.Dari jauh, Naira menyaksikan semua. Jantungnya remuk pelan.Arga tak menoleh padanya.Tak satu pun kalimat terucap untuk menjelaskan, meminta maaf, atau sekadar meyakinkan bahwa semua baik-baik saja.Diam-d
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Bab 109Beberapa hari setelah kunjungan ke butik Bu Rina.Langit sore menghitam perlahan saat Naira melangkah keluar dari kafe kecil dekat kantornya.Hatinya resah, seolah ada sesuatu yang salah. Udara terasa lebih dingin dari biasanya."Naira."Suara itu serak, berat, dan penuh beban menghentikan langkahnya.Ia menoleh.Di sana, berdiri Reyhan.Tubuhnya lebih kurus, matanya cekung dan berkilat aneh, seakan dihantui sesuatu yang tak bisa ia lepaskan.Naira membeku. Jantungnya berdegup keras di dadanya."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya tegang, melindungi dirinya sendiri.Reyhan melangkah mendekat perlahan. Ada luka dalam tatapannya dan kegilaan samar yang membuat Naira bergidik."Aku cuma mau lihat kamu," bisik Reyhan. "Aku cuma mau pastikan... kamu masih Naira yang aku kenal."Naira menggenggam erat tali tasnya, menahan diri untuk tidak lari."Kita sudah selesai, Reyhan," katanya dingin. "Kamu harus terima itu."Namun Reyhan tertawa kecil, getir, seolah mendengar sesuatu yang absurd.
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bukan PembantuKeesokan paginya, Aira baru saja selesai memandikan Aluna ketika terdengar suara dari luar kamar.“Ra! Tolong setrika baju Tania, ya. Dia mau ke acara arisan, bajunya harus rapi!” teriak Revan dari bawah.Aira menoleh ke arah gantungan pakaian. Dress satin Tania yang mewah tergantung di sana, masih baru, labelnya belum dilepas. Ia menarik napas panjang.Sambil menggendong Aluna, Aira turun ke bawah. Di ruang tamu, Revan sedang duduk santai menonton TV sambil menyeruput kopi.Tania berdiri di depan cermin besar, menyemprotkan parfum mahal ke lehernya.“Jangan terlalu panas ya setrikanya, Ra. Ini bahan mahal, bukan kayak daster-daster kamu itu,” ucap Tania sambil tersenyum tipis, matanya tak lepas dari bayangannya sendiri di cermin.Aira tidak menjawab. Ia mengambil dress itu pelan, membawanya ke dapur yang sempit, menyetrika dengan penuh hati-hati.Tangannya gemetar, bukan karena takut merusak kain, tapi karena harga dirinya yang terus diinjak-injak.Saat sedang menyetrika, terdengar l
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Sekotak PizzaKeesokan harinya, suara pintu pagar otomatis terdengar dari arah depan rumah. Aira sedang melipat pakaian anak-anak di ruang tengah saat ia melihat mobil baru berhenti di halaman. Mobil Revan, tapi dengan bagasi penuh kantong-kantong belanja dari butik mahal yang logonya berkilat emas.Tania turun lebih dulu, memakai kacamata hitam besar, mengenakan dress putih ketat dengan sabuk Gucci mencolok di pinggangnya.Ia membawa empat kantong belanja di tangan kiri, dan tas Hermes di tangan kanan.Revan turun sambil membawa dua kotak sepatu. Ia bahkan membukakan pintu untuk Tania seperti seorang pelayan pribadi.“Oh, bawaannya berat banget sih. Harusnya beli koper sekalian tadi,” keluh Tania manja.“Nanti kita beli, sayang. Kalau butuh, ya ambil aja. Nggak usah ditahan-tahan,” jawab Revan santai, memasukkan kotak-kotak itu ke dalam rumah.Aira berdiri di ambang pintu ruang tengah. Tangannya masih memegang kaos Raka yang setengah terlipat.Tania melihatnya dan langsung nyengir lebar. “Eh, Air
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Arisan IbuBegitu pulang kerumah siang harinya. Semua pekerjaan rumah langsung dikerjakan sendiri oleh Aira dari mencuci, memasak, menyapu, hingga membereskan kamar mertuanya.Tapi bukan soal pekerjaan yang membuat dadanya sesak, melainkan tatapan-tatapan itu… terutama dari ibu Revan.Sikap ibu mertuanya semakin dingin, nyaris beku. Tidak ada lagi teguran ramah di pagi hari, tidak ada lagi “Aira, makan dulu” seperti dulu.Kini yang ada hanya pandangan singkat, senyuman canggung, dan langkah-langkah cepat menjauh setiap kali Aira masuk ke ruangan yang sama.Sore harinya rumah kembali ramai oleh ibu-ibu berkalung emas dan aroma parfum mahal.Aira yang biasa menyiapkan camilan dan teh hangat untuk tamu-tamu itu kali ini hanya berdiri di dapur, seperti bayangan tak penting di rumahnya sendiri.Tidak seorang pun memanggilnya. Tak seorang pun bertanya di mana Aira.Ia mendengar suara tawa dari ruang tamu, suara kursi digeser, gelas-gelas beradu pelan. Lalu terdengar suara ibu Revan, lantang dan penuh
Last Updated: 2025-04-22
Chapter: Tersingkir PerlahanPagi itu langit mendung, dan suasana di dalam rumah pun terasa serupa. Aroma sarapan menyebar dari dapur, tapi tidak ada kehangatan di meja makan.Aira duduk di ujung meja, mengikat tali sepatu Raka yang terus merengek ingin berangkat sekolah bersama.Aluna, yang biasanya tenang, hari ini ikut gelisah. Tangannya terus menggenggam ujung baju Aira, seolah takut dipisahkan.“Mama, anterin aku ya, please,” kata Aluna dengan mata berkaca-kaca. “Hari ini aku ada pentas kecil di kelas... Aku pengen Mama yang lihat.”“Iya, sayang. Mama ikut, ya,” ucap Aira lembut, meski hatinya sedang bergetar. Ia tahu, keberadaannya sudah tak dianggap. Tapi anak-anak… adalah satu-satunya alasan ia tetap berdiri.Revan turun dari lantai atas, rapi dengan jas kerjanya. Tatapannya jatuh ke arah Aira tak ada kelembutan di sana. Hanya sinis yang tak disembunyikan.Ia lalu duduk di meja makan terlihat santai. Tania berdiri di dapur, sibuk menyiapkan kotak bekal.Ia tampak terlalu akrab dengan rumah itu. Terlalu ny
Last Updated: 2025-04-22
Chapter: Dia Siapa Ma?Pagi itu, Aira duduk di kursi teras belakang, ditemani secangkir teh melati hangat. Asap tipis mengepul dari bibir cangkir, melayang seperti sisa-sisa luka semalam yang belum menguap sepenuhnya.Matanya tenang. Tapi hatinya tak lagi sama.Ia tidak akan pergi. Belum.Bukan karena ia lemah. Tapi karena ia ingin tahu: sampai sejauh mana mereka akan menari di atas bara sebelum terbakar sendiri.Ketika suara mobil terdengar di depan rumah, Aira hanya mengangkat wajah sedikit. Ia tahu itu suara mobil Fikar. Dan seperti yang ia duga, tak lama kemudian, suara bel berbunyi.“Biar aku yang bukain,” ucap Revan dari ruang tengah. Dengan langkah cepat, ia menuju pintu depan.Saat pintu dibuka, wajah Revan sedikit kaku melihat siapa yang berdiri di sana. Pria bertubuh tegap, mengenakan kemeja hitam dan celana bahan abu gelap tatapannya tajam, penuh evaluasi. Kakak kandung Aira. Fikar.“Oh… Mas Fikar.” Revan tersenyum kaku. “Silakan masuk.”Fikar hanya membalas dengan anggukan kecil. “Nggak usah. Ak
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Tragedi MenyakitkanLangit sore tampak murung. Mendung menggantung rendah, seolah menahan tangis yang belum sempat jatuh.Di ruang tamu rumah minimalis bercat abu muda itu, Aira tengah menyusun bunga mawar putih di vas kaca bening. Tangannya bergerak tenang, namun pikirannya jauh melayang.Hari ini adalah ulang tahun pernikahan mereka yang ketujuh.Tujuh tahun. Bukan waktu yang singkat untuk mempertahankan rumah tangga. Tujuh tahun membesarkan dua anak, melewati suka duka, jatuh bangun bersama Revan, lelaki yang dulu ia pilih dengan seluruh hatinya.Ia masih ingat saat pertama kali Revan melamarnya dengan sederhana tapi penuh keyakinan. Tidak ada pesta mewah, hanya dua hati yang saling percaya bahwa mereka akan saling menjaga.Aira melirik jam dinding. Hampir pukul lima sore. Revan bilang akan pulang lebih awal hari ini. Ada rencana makan malam bersama, katanya.Aira tak banyak berharap Revan memang bukan tipe romantis, tapi perhatian kecilnya selama ini sudah cukup membuat Aira yakin bahwa rumah tangga
Last Updated: 2025-04-16