Share

Bab sembilan puluh satu

"Awas kalau kamu berani buka mulut. Jika kamu berani buka mulut, maka kamu akan di penjara dan dijatuhi hukuman gantung! Mau kamu, ha!" ujar wanita tersebut dengan nada suara lembut tapi penuh penekanan dan ancaman.

"Ti_tidak, Nya..., Saya tidak berani," ucap pelayan itu dengan rasa takut yang amat dalam.

"Bagus. Sekarang lakukan pekerjaanmu! Jangan terlalu dipikirkan! Anggap tidak pernah terjadi apa-apa! Paham, kamu."

"Paham, Nyah."

Nyonya Sulastri berlalu meninggalkan dapur untuk bergabung lagi dengan keluarga yang lain.

Bu Desi yang berada di kamarnya merasakan kantuk yang amat berat. Tidak seperti biasanya. Biasanya setelah dia meminum obat herbal itu, keringatnya keluar, dia juga jadi bersemangat menjalani aktifitas sehari-harinya. Tidak seperti hari ini. Matanya benar-benar mengantuk tidak tertahan.

"Mungkin aku kelelahan dan kurang tidur karena seharian aku hanya menangis memikirkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status