Share

15. Selamat berkat ucapan salam dari Bapak

Laju kendaraan membawaku tiba di jalanan depan rumah. Pandanganku menyisir seluruh halaman depan rumah, biasanya Bu Ginah yang letak rumahnya selisih 3 rumah dari rumahku akan beringsut mendekat untuk mengintip siapa laki-laki yang datang ke rumahku.

Helaan nafas lega ku hembuskan sembari mengelus dadaku. Netraku tidak mendapati pergerakan yang mencurigakan dari perempuan bertubuh gemuk itu. Aman.

Rasa canggung tak henti meruang di dalam dadaku, menyisakan degup-degup tak karuan di bagian jantungku. Jika sebelumnya aku bisa dengan mudah mengucap terimakasih kepada Akas, namun kini tidak. Sekedar menatap wajahnya saja aku enggan. Aku terjebak dilema di antara perasaan kesal, atau rasa tak enak hati karena dia sudah menolongku saat pingsan di halte. Aku merasa berhutang budi pada pemuda yang kini menuruni kendaraanya itu.

Tanpa mengucap sepatah katapun, aku melenggangkan kaki untuk segera memasuki rumah. Namun sebuah tarikan kuat di pegelangan tanganku membuat langkahku tercekat.

"Su
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status